BATANG LENTUR
Mu b M’ (6.1a)
Vu v V’ (6.1b)
66 Konstuksi Kayu
Keterangan notasi:
momen lentur
Mu : : faktor waktu
terfaktor
gaya geser
Vu : b : faktor tahanan lentur, 0,85
terfaktor
tahanan lentur
M’ : v : faktor tahanan geser, 0,75
terkoreksi
tahanan geser
V’ :
terkoreksi
pada sisi tekan. Bila suatu takikan berada pada sisi tarik, dan momen
yang bekerja di sepanjang bagian yang bertakik tersebut melebihi
setengah tahanan lentur balok yang dihitung pada penampang neto
minimum bertakik maka tahanan lentur seluruh balok ditentukan oleh
neto bertakik tersebut.
Alat pengencang
(a) dn
(b) d
Ring/washer
Gambar 6.1 Takikan pada tumpuan ujung: (a) takikan miring; dan (b)
penambahan alat pengencang
perilaku sistem lantai ini, maka tahanan lentur acuan dapat dikalikan
dengan faktor koreksi pembagi beban (Cr) yaitu sebesar 1,15.
Apabila balok diletakkan secara tidur (dimensi lebar lebih besar
dari pada dimensi tebal/tinggi) sehingga menderita tegangan lentur
pada sumbu lemahnya, maka tahanan lentur acuan dapat dikalikan
dengan faktor koreksi penggunaan datar (Cfu) seperti pada Tabel 6.1.
Tebal/Tinggi
Lebar
50 mm dan 75 mm 100 mm
50 mm dan 75 mm 1,00 -
100 mm 1,10 1,00
125 mm 1,10 1,05
150 mm 1,15 1,05
200 mm 1,15 1,05
250 mm dan lebih 1,20 1,10
le d
Rb 50 (6.2)
b2
Keterangan:
M’ = Mx’ : tahanan lentur terkoreksi terhadap sumbu kuat
Sx : modulus penampang lentur terhadap sumbu kuat
Fbx’ : kuat lentur terkoreksi terhadap sumbu kuat dengan nilai
faktor koreksi CL = 1,00
Keterangan:
M’ = My’ : tahanan lentur terkoreksi terhadap sumbu lemah
Sy : modulus penampang lentur terhadap sumbu lemah
Fby’ : kuat lentur terkoreksi terhadap sumbu lemah dengan nilai
faktor koreksi CL = 1,00
BAB 6 Batang Lentur 71
M’ = CL Sx Fbx* (6.5)
2
1
1 b
CL b b (6.6)
2cb 2c cb
b
dengan:
s M e
b (6.7)
b M x *
Iy
M e 2,40 E ' y 05 (6.8)
le
Gambar 6.2 Reduksi gaya geser sejarak tinggi balok dari muka tumpuan
BAB 6 Batang Lentur 73
F 'v Ib
V ' (6.9)
Q
2
V ' F 'v bd (6.10)
3
2 d
V ' F 'v bd n n (6.11)
3 d
2 d d n sin
V ' F 'v bd n 1 (6.12)
3 d
2 d
V ' F 'v bde e (6.13)
3 d
de
d de
de
d de
III. Lendutan
Selain mengalami lenturan dan geser, batang lentur juga
menderita lendutan. Lendutan pada batang lentur dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan tegangan. Batang lentur pada sistim lantai
diharuskan memiliki lendutan yang kecil untuk menghindari timbulnya
keretakan pada penutup lantai seperti keramik. Sehingga pada
beberapa jenis struktur tertentu sering kali dimensi penampang balok
ditentukan oleh pembatasan nilai lendutan, tidak oleh tegangan lentur.
Lendutan sebuah batang lentur seperti Gambar 6.4 ditentukan
oleh banyak faktor seperti gaya-gaya luar yang bekerja, bentang balok,
momen inersia penampang, dan modulus elastisitas lentur terkoreksi
seperti dinyatakan dalam Persamaan 6.14. Modulus elastisitas lentur
terkoreksi merupakan hasil perkalian antara modulus elastisitas lentur
dengan faktor koreksi. Untuk balok lentur dengan beban merata
sepanjang bentang, lendutan maksimum dihitung berdasarkan
Persamaan 6.15. Dan untuk balok dengan beban terpusat di tengah
bentang, lendutan maksimum dihitung berdasarkan Persamaan 6.16.
P, w, L
Max f (6.14)
I , E'
5 wL4
Max (6.15)
384 E ' I
1 PL3
Max (6.16)
48 E ' I
76 Konstuksi Kayu
la lb
Tumpuan balok
Gambar 6.5 Tegangan tekan tegak lurus serat pada daerah tumpuan
Fc' Fc'
F' (6.21)
Fc' sin 2 Fc' cos2
Tegangan tekan f
Balok tumpuan
w = 5 kN/m’
200
2500
80
Penyelesaian
Karena balok berasal dari sistem lantai, maka dapat
diamsumsikan terdapat kekangan lateral pada kedua ujungnya setinggi
balok dan kekangan pada sisi tekan (sisi atas) balok sepanjang bentang.
Sehingga faktor koreksi stabilitas balok (CL) tidak perlu diperhitungkan.
bd 2 80x 200 2
Sx = = = 533.333 mm3
6 6
Tahanan momen lentur terkoreksi (Mx’)
Mx’ = Sx . Fbx’ = 533.333x44 = 23,47 kNm
Momen lentur terfaktor (Mu)
Mu .b.Mx’
5,47 kNm 0,6x0,85x23,47 = 11,97 kNm … Ok!
2 ' 2
V’ = Fv bd = x5,6x80x200 = 59,73 kN
3 3
Gaya geser terfaktor (Vu)
Vu .v.V’
8,75 kN 0,6x0,75x59,73 =26,88 kN … Ok!
c. Kontrol lendutan
E’ = Ew.CM.Ct.Cpt
E’ = 18000x1,00x1,00x1,00 = 18000 MPa
L 2500
Lendutan ijin = = = 8,3 mm
300 300
BAB 6 Batang Lentur 81
bd 3 80x 2003
I= = = 53,33x106 mm4
12 12
5 wL4
=
384 E ' I
5 5 x 25004
=
384 18000 x53,33e6
= 2,65 mm << lendutan ijin (8,3 mm)
Contoh 2
Balok dengan sistem pembebanan seperti gambar di bawah
terbuat dari kayu dengan kode mutu E20. Beban terbagi merata dan
beban titik berasal dari beban mati (D). Pada balok tidak terdapat
pengaku lateral baik pada kedua ujungnya maupun pada sisi tekan.
Berdasarkan kombinasi pembebanan 1,4D dan faktor waktu () = 0,6,
tentukan dimensi balok yang memenuhi persyaratan gaya lentur dan
gaya geser.
P = 5 kN
w = 4 kN/m’
3000 mm b
82 Konstuksi Kayu
Penyelesaian
Hasil analisis struktur dengan kombinasi pembebanan 1,4D
wL2 PL 4 x32 5 x3
Mmax = = = 8,25 kNm
8 4 8 4
Mu = 1,4x8,25 = 11,55 kNm
wL P 4 x3 5
Vmax = = = 8,5 kN
2 2 2 2
Vu = 1,4x8,5 = 11,9 kN
Trial 1
Penampang balok adalah 60/150 (b = 60 mm dan d = 150 mm)
Karena tidak ada pengekang lateral pada balok, balok terlentur pada
sumbu kuatnya, dan nilai d/b (150/60 = 2,5) lebih besar daripada 2,00,
maka kontrol tahanan lentur ditentukan dengan Persamaan 6.5 sampai
dengan Persamaan 6.7.
bd 2 60x150 2
Sx = = = 225.000 mm3
6 6
Menghitung faktor stabilitas balok (CL)
Mx* = Sx . Fbx’ = 225.000 x 47 = 10,575 kNm
lu/d = 3000/150 = 20
Karena lu/d lebih besar dari 14,3, maka:
le = 1,63lu + 3d = 1,63x3000 + 3x150 = 5340 mm
BAB 6 Batang Lentur 83
led 5340x150
Rb = = = 14,9 (< 50) … Ok!
b2 60 2
Ey05’ = 0,69 Ew’ = 0,69x19000 = 13.110 MPa
db3 150x60 3
Iy = = = 5.400.000 mm4
12 12
Iy 5.400.000
Me = 2,40 E ' y 05 = 2,40 x13110 = 31,8 kNm
le 5340
s M e 0.85 x31,8
b = = =5
b M x * 0,6 x 0,85 x10,575
1 b 1 5
= = 3,16
2cb 2 x0,95
2
1
1 b
CL =
b
b = 3,16 3,162 5
= 0,987
2cb 2cb cb 0,95
Trial 2
Penampang balok adalah 100/180 (b = 100 mm dan d = 180 mm)
Karena nilai d/b (180/100 = 1,8) lebih kecil daripada 2,0, maka pada
balok tidak diperlukan kekangan lateral; faktor koreksi stabilitas balok
(CL) bernilai 1,00.
bd 2 100x180 2
Sx = = = 540.000 mm3
6 6
Mx’ = Sx . Fbx’ = 540.000 x 47 = 25,38 kNm
2 ' 2
V’ = Fv bd = x5,8x100x180 = 69,6 kN
3 3
Gaya geser terfaktor (Vu):
Vu .v.V’
8,75 kN 0,6x0,75x69,6 =31,32 kN … Ok!
BAB 6 Batang Lentur 85
Contoh 3
Balok gording dari rangka atap dengan bentang 3 m menerima beban
pada kedua sumbunya (sumbu kuat x-x, dan sumbu lemah y-y) seperti
gambar di bawah. Kayu yang akan digunakan memiliki kode mutu E17.
Rencanakan dimensi balok gording dengan kombinasi 1,2D + 1,6La +
0,8W. Gunakan faktor koreksi CM = Ct = Cpt = CF = 1,00.
3000 mm 3000 mm
b
Penyelesaian
M ux M uy
1,00
b M x' b M 'y
Karena nilai banding d/b (150/80 = 1,875) lebih kecil daripada 2,00,
maka pada balok tidak diperlukan pengekang lateral; CL = 1,00.
M ux M uy
1,00
b M x' b M 'y
2,1 1,275
1,00
0,8 x0,85 x11,4 0,8 x0,85 x6,08
BAB 6 Batang Lentur 87
L 3000
max = = = 10 mm (Gording adalah konstruksi terlindung)
300 300
5 wL4
Lendutan pada sumbu kuat (x) =
384 E ' I
5 0,75 x3000 4
= = 2,22 mm
384 16000 x 22,5e6
5 wL4
Lendutan pada sumbu lemah (y) =
384 E ' I
5 0,5 x3000 4
= = 5,15 mm
384 16000 x6,4e6