Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

ANDI SUKMA WANGI


1610311030

D3 AKUNTANSI
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2018
A. Pengertian Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang

Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8)

Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasin sebagai kewajiban jangka


panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila :

a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka
panjang, dan ;
c. Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui.

Menurut Sukrisno Agoes (Auditing – Buku 2 : 2013)

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh
tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun.

B. SIFAT DAN CONTOH PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Kredit Invenstasi (Long Term Loan)


2. Utang Obligasi (Bond Payable)
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding Company) atau
Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)
5. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)
6. Bridging Loan
7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)
C. TUJUAN PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang.


2. Kewajiban jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya per
tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
3. Kewajiban jangka panjang yang tercantum di Neraca betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan.
4. Kewajiban jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang dijaminkan sudah
diidentifikasi.
5. Kewajiban jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada Laba Rugi tahun berjalan.
6. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari kewajiban jangka panjang serta amortisasi dari
premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal neraca.
7. Biaya bunga kewajiban jangka panjang yang tercatat pada tanggal neraca betul telah terjadi,
dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak
terjadi Bank "Default".
9. Bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang
sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancar.
10. Kewajiban jangka panjang berikut discount, premium dan bunga yang timbul sudah dicatat
dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan
keuangan,termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia (paybudi)/PSAK.

D. Beberapa ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang :

o Perolehan kewajiban jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat perusahaan yang
berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham), biasanya dalam
bentuk notulen rapat.
o Kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing
dicover dengan SWAP, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi depresiasi nilai
rupiah ataupun devaluasi.
o Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan independent trustee (biro
administrasi efek) untuk : mengadministrasikan obligasi yang beredar, mengurus
pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo.

E. PROSEDUR PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka panjang.


2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan kewajiban jangka panjang berikut discount,
premium dan bunga selama periode yang diperiksa.
3. Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafond kredit, saldo per
tanggal neraca, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
4. Minta copy perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang terdapat
dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja
pemeriksaan kewajiban jangka panjang.
5. Periksa apakah perolehan/penambahan kewajiban jangka panjang sudah mendapat
persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham, yang biasanya di berikan
melalui notulen rapat.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium obligasi denganjurnlah
yang tercantum pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum diamortisasi harus
dilaporkan sebagai pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.
7. Periksa apakah ada kewajiban jangka panjang atau wesel bayar yang direnewed (diperpanjang)
setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah kewajiban tersebut harus tetap disajikan
sebagai kewajiban jangka panjang atau sebagai kewajiban lancar. Selain itu harus
diperhatikan juga apakah ada kewajiban jangka panjang atau wesel bayar yang (benar-
benar telah) dilunasi setelah tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo. Maksudnya
untuk mengetahui apakah kewajiban jangka panjang tersebut harus direklasifikasi sebagai
kewajiban jangka pendek atau tidak.
8. Seandainya ada kewajiban dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi,
harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
9. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatan dan penyajiannya di neraca sudah
sesuai dengan prinsip akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30).
10. Periksa apakah ada bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek.
11. Seandainya ada kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing,
periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap kewajiban jangka
panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga.
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian kewajiban jangka panjang di neraca dan catatan atas
laporan keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK).

Anda mungkin juga menyukai