1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi, atas berkat dan rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Upaya-Upaya Pencegahan Primer, Sekunder, dan
Tersier pada Sistem Reproduksi Manusia” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak dan
sumber-sumber yang telah membantu saya dalam penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses
penyakit belum mulai (pada periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak
terjadi proses penyakit. Tujuannya adalah untuk mengurangi insiden penyakit
dengan cara mengendalikan penyebab dan faktor risikonya. Upaya yang
dilakukan adalah untuk memutus mata rantai infeksi (agent – host –
environment). Terdiri dari (health promotion dan specific protection) dan
dilakukan melalui 2 strategi yaitu populasi dan individu. Pencegahan primer
pada fase penyakit yaitu faktor-faktor penyebab khusus, dan targetnya adalah
total populasi, kelompok terseleksi, dan individu sehat. Pencegahan sekunder
adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah
berlangsung namun belum timbul tanda dan gejala sakit (patogenesis awal)
dengan tujuan proses penyakit tidak berlanjut. Tujuannya adalah
menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi.
Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat).
Pencegahan sekunder pada fase penyakitnya yaitu tahap dini penyakit, dan
targetnya adalah pasien. Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan yang
dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode patogenesis)
dengan tujuan untuk mencegah cacad dan mengembalikan penderita ke status
sehat. Tujuannya adalah menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil
penderitaan dan membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian
terhadap kondisi yang tidak dapat diobati lagi. Yang terdisi dari disability
limitation dan rehabilitation. Pencegahan tersier pada fase penyakitnya adalah
penyakit tahap lanjut (pengobatan dan rehabilitasi), dan targetnya adalah
pasien.
2
2. Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan primer, sekunder,
dan tersier pada sistem reproduksi manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang
tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit. Namun demikian,
bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya
dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui
peningktan gizi dan sebagainya peningkatan kesehatan juga dapat
dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health
education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini merupakan
pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam
pencegahan primer. Seperti peningkatan kesehatan misalnya,
pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS, standarisasi
nutrisi, menghindari seks bebas, dan sebagainya. Perlindungan
khusus misalnya, imunisasi, kebersihan pribadi, atau pemakaian
kondom.
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan
Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk
memepertinggi nilai kesehatan diantaranya:
a. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun
kwantitas
a) Asupan makanan yang dimakan
b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
b. Perbaikan hyegiene dan sanitasi lingkungan
c. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
antara lain pelayanan kesehatan reproduksi dan
pelayanan Keluarga Berencana
d. Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya:
a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan
menyusui
b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan
reproduksi
5
2) Specific Protection
Spesidic protection merupakan salah satu upaya dalam
pemcegahan primer masalah sistem reproduksi. Di bawah ini
merupakan pencegahan primer (specific protection) secara umum
yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya masalah dalam
sistem reproduksi.
a. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin
agar kelainan dapat segera ditangani lebih awal
b. Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan
tidak menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak
kepanasan
c. Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur
yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma
d. Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi
makanan bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit
menular seksual, dan menciptakan ketenangan psikis
e. Menghindari minuman berakohol dan rokok.
6
dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian resiko
infeksinya secara umum dapat diabaikan. Pencegahan untuk
mengurangi terjadi HIV/AIDS melalui A-B-C-D-E:
a. A (Abstinance) yaitu tidak melakukan hubungan seksual
diluar nikah
b. B (Be faithful) yaitu setia hanya pada satu pasangan
c. C (Condom) yaitu menggunakan pengaman atau kondom
saat berhubungan seksual
d. D (Don’t use drug) yaitu tidak memakai narkoba atau obat-
obatan terlarang
e. E (Education) yaitu mencari informasi yang benar
mengenai HIV/AIDS.
3) Pencegahan Vulvaginitis
7
4) Pencegahan Gonorhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
b. Hindari kontak dengan beberapa orang yang memiliki resiko
penyakit seksual menular (seperti pekerja seks komersial)
c. Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau
pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan
seksual.
5) Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat
dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual secara aman ,
misalnya menggunakan kondom.
8
secara fisik seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru
matang pada usia 21 tahun
b. Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah
berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV,
Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman
Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks
c. Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-
anak perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi dari
serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin
HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat
diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan
sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan) dan biayanya pun terbilang murah
d. Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani
gaya hidup sehat (berolahraga).
9
pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan
untuk:
a. Mendeteksi dan melakukan intervensi segera guna
menghentikan penyakit pada tahap ini
b. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit
bila penyakit ini merupakan penyakit menular
c. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit serta untuk mencegah penyakit
menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat
yang lebih buruk lagi. Karena rendahnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,
maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di
masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan
masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
10
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu
penyakit.
11
2) Disability Limitation
Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan
berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit).
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And
Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan
yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat
(tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi
dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
12
juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat
rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi terdiri atas:
1) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan
dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan
atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam
masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan
rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya
itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
13
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan
mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip
mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih
menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya
berurutan dari primer menuju tersier.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencegahan primer merupakan suatu pencegahan yang dilakukan sebelum
sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer untuk sistem reproduksi pria
ialah dengan cara mengadakan health promotion dan specific protection.
Sedangkan pada sistem reproduksi wanita dilakukan promosi kesehatan
mengenai kanker serviks dan specific protection untuk pencegahan penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS dan lain sebagainya. Pencegahan sekunder
meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Adapun
beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
melalui obat dan operasi. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang
dilakaukan pada fase awal patogenik. Sedangkan, Pencegahan tersier adalah
suatu bentuk pencegahan yang berfokus pada proses adaptasi kembali.
Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian,
serta usaha rehabilitasi untuk penderita kanker ovarium.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
memahami isi dari makalah yaitu upaya pencegahan primer, sekunder, dan
tersier pada sistem reproduksi dan dapat menambah wawasan pembaca serta
pembaca dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hanoom, Ratna Ning. TT. Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier pada
Masalah Sistem Reproduksi. Tersedia pada https://edoc.site/pencegahan-
primer-sekunder-tersier-masalah-sistem-reproduksi-pdf-free.html (tanggal 16
Maret 2019).
Trisna, Baim. (2012). Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia. Tersedia pada
https://www.scribd.com/doc/69950054/Penyakit-Pada-Sistem-Reproduksi-
Manusia (tanggal 16 Maret 2019).
16