Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI DEPRESI

Haryanto , Hartati Dyah Wahyuningsih , Siti Nandiroh. 2015. Sistem Deteksi


Gangguan Depresi Pada Anak-Anak Dan Remaja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.
14, No. 2

a. Faktor biologis yang dapat menyebabkan terjadinya depresi dapat dibagi menjadi
dua hal yaitu disregulasi biogenik amin dan disregulasi neuroendokrin. Abnormalitas
metabolit biogenik amin yang sering dijumpai pada depresi yaitu 5 hydroxy
indoleacetic acid (5HIAA), homovalinic acid (HVA), 3-methoxy 4-hydrophenylglycol
(MHPG) pada darah, urin dan cairan serebrospinal. Jalur dopamin mesolimbic
mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin D1 mungkin
hipoaktif pada depresi.

b. Pada pengertian psikodinamik depresi dijelaskan oleh Sigmund Freud dan


dikembangkan oleh Karl Abraham yang diklasifikasikan dalam 4 teori: (1) gangguan
pada hubungan bayi dan ibu selama fase oral (10- 18 bulan awal kehidupan) sehinga
bisa terjadi depresi; (2) depresi dapat dihubungkan dengan kehilangan objek secara
nyata atau imajinasi; (3) Introjeksi dari kehilangan objek adalah mekanisme
pertahanan dari stress yang berhubungan dengan kehilangan objek 12 tersebut (4)
karena kehilangan objek berkenaan dengan campuran cinta dan benci, perasaan
marah berlangsung didalam hati.

c. Dari faktor bawaan atau keturunan menerangkan apabila salah seorang kembar
menderita depresi, maka kemungkinan saudara kembarnya menderita pula sebesar
70 %. Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak, orang tua, dan
kakak-adik dari penderita depresi. Apabila anak yang orangtuanya pernah
menderita depresi, sejak lahir diadopsi oleh keluarga yang tidak pernah menderita
depresi, ternyata kemungkinan untuk menderita depresi 3 kali lebih besar
dibandingkan anak - anak kandung keluarga yang mengadopsi
PATOFISIOLOGI SKIZOFRENIA

Wells, et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. New York: McGraw-Hill

Guyton dan Hall. 2011. Guyron and Hall Medical Physiology 12th Edition. Philadephia:
Elesevier

a. Peningkatan ukuran ventrikel, penurunan ukuran otak dan asimetri otak. Penurunan
volume hipokampus berhubungan dengan kerusakan neuropsikologis dan
penurunan respons terhadap antipsikotik tipikal (Wells et al., 2009).

b. Skizofrenia dapat disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipoaktivitas dopaminergik


pada area tertentu di otak serta ketidaknormalan reseptor dopamin (DA).
Hiperaktivitas reseptor dopamin (DA) pada area mesocaudate berkaitan dengan
munculnya gejala-gejala positif. Sementara hipoaktivitas reseptor dopamin (DA)
pada area korteks prefrontal berkaitan dengan munculnya gejala-gejala negatif
(Guyton and Hall, 2011).

c. Disfungsi glutamatergik. Penurunan aktivitas glutamatergik berkaitan dengan


munculnya gejala skizofrenia (Wells et al., 2009).

d. Kelainan serotonin (5-HT). Pasien skizofrenia memiliki kadar serotonin 5- HT yang


lebih tinggi. Hal ini juga berkaitan dengan adanya peningkatan ukuran ventrikel
(Wells et al., 2009).

PATOFISIOLOGI EPILEPSI

Mekanisme bangkitan epilepsi terjadi karena adanya gangguan pada membran sel
neuron, membran sel neuron bergantung pada permeabilitas sel terhadap ion natrium
dan kalium. Membran neuron sangat permeabel terhadap ion kalium dan kurang
permeabel terhadap ion natrium sehingga didapatkan konsentrasi ion kalium yang tinggi
dan konsentrasi ion natrium yang rendah didalam sel dalam keadaan normal. Sifat
permeabel membran sel dapat berubah sehingga terjadi perubahan kadar ion dan
perubahan potensial aksi. Perubahan potensial aksi pada membran sel tersebut akan
menjadi stimulus yang efektif pada membran sel dan menyebar sepanjang akson,
sehingga terjadilah kejang.

PATOFISIOLOGI PSIKOSIS

terjadi peningkatan aktivitas di amygdala kiri. Amygdala terletak di interior di sisi bawah
lobus temporalis yang sangat penting untuk memroses masukan yang menghasilkan
sensasi takut.

Kondisi neurologis yang dapat menyebabkan psikosis termasuk tumor otak, penyakit
serebrovaskular, penyakit Huntington, multipel sklerosis, epilepsi, gangguan atau
trauma neuron visual atau pendengaran, tuli, migrain dan infeksi sistem saraf pusat.

PATOFISIOLOGI PARKINSON

Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot
lainnya juga lebih sedikit.
Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak
memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya,
obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak.
Misalnya obat antipsikosa yang digunakan untuk mengobati paranoid berat
dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.

Anda mungkin juga menyukai