Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

IFRS 2- PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

Oleh :

SITI RAHAYU (1811070116)

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIA BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS

BEKASI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2019
I PENDAHULUAN

Perusahaan-perusahaan dapat memberikan saham atau opsi saham kepada para


keryawannya, khususnya kepada direkturnya dan para eksekutif senior sebagai
suatu bentuk kompensasi yang diikat pada kinerja masa depan. IFRS 2 berkaitan
dengan isu pengukuran dan pengungkapan kompensasi berbasis saham dan
menetapkan, bahwa jumlah semacam itu dibukukan sebagai beban selama tahun
jasa karyawan. IFRS 2 mencakup persoalan-persoalan seperti hak apresiasi
saham, rencana pembelian saham karyawan, rencana kepemilikan karyawan
atau rencana opsi saham. Namun ruang lingkup IFRS 2 melampaui saham autopsi
yang diterbitkan kepada karyawan dalam pertukaran dengan jasa, termasuk
semua pertukaran saham atau opsi untuk barang atau jasa diterima dari bukan
karyawan. Barang-barang termasuk persediaan; yang dapat dikonsumsi; properti,
pabrik dan peralatan; aset tidak berwujud; dan aset non-keuangan lainnya. Suatu
contoh dari suatu perdagangan opsi untuk jasa yaitu dengan menerbitkan opsi
saham dalam pertukaran dengan jasa konsultasi tertentu yang diterima oleh
perusahaan. Ruang Lingkup IFRS ini harus diterapkan untuk semua transaksi
pembayaran berbasis saham. IFRS 2 mencakup pengaturan pembayaran berbasis
saham untuk pekerja dan pengeluaran saham (dan hak atas saham) dengan
kompensasi barang atau jasa. Standar ini secara umum meliputi:

 Kriteria untuk menentukan pembayaran berbasis saham, dan


 Pembedaan dan akuntansi untuk berbagai tipe pembayaran berbasis
saham, khususnya yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas,
diselesaikan dengan kas, dan di mana ada pilihan untuk menyelesaikan
transaksi dengan kas (atau aset lainnya) atau dengan pengeluaran
instrumen ekuitas. Entitas harus menunjukkan dalam laporan laba rugi
dan laporan posisi keuangan dampak dari transaksi pembayaran berbasis
saham, termasuk beban-beban sehubungan dengan transaksi dimana
karyawan menerima opsi saham.
II RUANG LINGKUP
IFRS 2 ini meliputi tiga jenis transaksi:

1. Equity-settled share-based payment transaction.


Transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas menerima
barang atau jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas
sendiri atau orang-orang dari entitas lain dalam kelompok yang
sama atau pemegang saham dari entitas kelompok.

2. Cash-settled share-based payment transaction.


Transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas menerima
barang atau jasa dan menimbulkan kewajiban berdasarkan nilai
saham entitas atau intsrumen ekuitas lainnya dari entitas atau
entitas kelompok lain. Misalnya memberikan hak apresiasi saham
untuk karyawan, memberikan hak karyawan untuk pembayaran
kas masa depa berdasarkan kenaikan harga saham entitas).

3. Transaksi pembayaran berbasis bergagi dengan alternatif


kas dimana entitas menerima barang atau jasa dan salah satu
entitas atau pemasok barang atau jasa memiliki pilihan dari
entitas menetap transaksi tunai, aset lain, atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas.

Transaksi pembayaran berbasis saham mungkin telah diselesaikan oleh


kelompok entitas lain (atau pemegang saham setiap kelompok entitas)
atas nama entitas yang menerima atau memperoleh barang atau jasa.
Paragraf 2 juga menerapkan kepada entitas yang:
a. Menerima barang atau jasa ketika entitas lain dalam kelompok
yang sama (atau pemegang saham setiap kelompok entitas)
memiliki kewajiban untuk menunaikan transaksi pembayaran
berbasis saham, atau

b. Memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi pembayaran


berbasis saham ketika entitas lain dalam kelompok yang sama
menerima barang atau jasa kecuali transaksi tersebut secara jelas
untuk tujuan selain pembayaran barang atau jasa yang dipasok
kepada entitas yang menerimanya.

Dalam IFRS 2 ini dijelaskan bahwa, transaksi dengan karyawan (atau pihak
lain) dalam kapasitasnya sebagai pemegang Instrumen ekuitas entitas
bukan merupakan transaksi pembayaran berbasis saham. Sebagai contoh,
jika entitas memberikan kepada seluruh pemegang kelompok Instrumen
ekuitas tertentu, hak untuk mendapatkan tambahan Instrumen ekuitas
entitas pada harga yang lebih rendah dari nilai wajar Instrumen ekuitas
tersebut, dan karyawan menerima hak tersebut karena mereka adalah
pemegang kelompok Instrumen ekuitas tersebut, pemberian atau
eksekusi hak tersebut tidak tunduk pada ketentuan dalam IFRS ini.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, IFRS ini diterapkan untuk


transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh atau
menerima barang atau jasa. Pengertian barang meliputi antara lain
persedian, perlengkapan, aset tetap, aset tidak berwujud dan aset non
keuangan lainnya. Namun demikian, entitas tidak menerapkan IFRS ini
untuk transaksi
dimana entitas memperoleh barang sebagai bagian dari aset bersih dalam
suatu transaksi kombinasi bisnis seperti yang diatur pada IFRS 3 Business
Combinations. Oleh karena ini, Instrumen ekuitas yang diterbitkan pada
suatu kombinasi bisnis sebagai ganti pengendalian pada entitas yang
diakuisisi tidak dicakup pada IFRS ini.

Meskipun demikian, Instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan


entitas yang diakuisisi dalam kapasitas mereka sebagai karyawan
(misalnya sebagai imbalan atas pelayanan yang berkelanjutan) termasuk
dalam ruang lingkup IFRS ini. Serupa dengan hal tersebut, pembatalan,
penggantian atau modifikasi lainnya dari perjanjian pembayaran berbasis
saham yang diakibatkan oleh kombinasi bisnis atau restrukturisasi ekuitas
lainnya harus diperlakukan sesuai dengan IFRS ini.

Pernyataan ini tidak diterapkan untuk transaksi pembayaran berbasis


saham dimana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa
sesuaidengan perjanjian yang tercakup dalam paragraphs 8-10, IAS 32:
Financial Instruments: Disclosure and Presentation (revisi 2003) atau
paragraphs 5-7, IAS 39: Financial Instruments: Recognition and
Measurement (revisi 2003).

Ketika entitas masuk ke dalam pengaturan pembayaran berbasis


saham,perlu menentukan:

1. Klasifikasi pembayaran berbasis saham yaitu apakah ekuitas-menetap


atau cash-menetap.
2. Tanggal dana.
3. Kondisi Vesting.
Persyaratan perlakuan kondisi vesting, yaitu:

- Kondisi vesting selain kondisi pasar tidak diperhitungkan pada


saat mengestimasi nilai wajar pembayaran berbasis saham
yang diselesaikan dengan kas pada saat tanggal pengukuran.

- Kondisi vesting selain kondisi pasar diperhitungkan dengan


menyesuaikan jumlah penghargaan yang termasuk dalam
pengukuran liabilitas yang timbul dari transaksi tersebut.

- Entitas mengakui jumlah barang atau jasa yang diterima


selama periode vesting berdasarkan estimasi terbaik yang
tersedia.

- Kondisi pasar akan diperhitungkan pada saat mengestimasi


nilai wajar dan pada saat mengukur kembali nilai wajar.
4. Periode dimana rompi penghargaan.
5. Nilai wajar pada tanggal pemberian.

Pada setiap tanggalpelaporan berikutnya sampai vesting, entitas


menghitung terbaik.

Perkiraan biaya kumulatif keuntungan atau kerugian pada tanggal tersebut,


menjadi produk dari:

1. Nilai wajar tanggal pemberian penghargaan.


2. Perkiraan terbaik saat ini jumlah penghargaan yang akan diberikan.
3. Bagian kadaluarsa dari periode vesting.
Kredit ke laporan laba rugi untuk periode adalah jumlah kumulatif
dihitung di atas kurang jumlah sudah diisi di periode sebelumnya.
Pengakuan IFRS 2:
1. Sebuah beban (atau aset jika barang dan / atau
jasa yang diterima memenuhi kriteria untuk mengakui aset).

2. Sebuah peningkatan yang sesuai dalam ekuitas (untuk transaksi


menetap di ekuitas instrumen) atau kewajiban (untuk transaksi tunai-
menetap).

A. AKUNTANSI UNTUK PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM YANG


DISELESAIKAN EKUITAS.
Akuntansi untuk Pembayaran Berbasis Saham yang diselesaikan dengan
Ekuitas Pengakuan Suatu entitas harus mengakui barang atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam transaksipembayaran berbasis saham
ketika entitas mendapatkan barang atau jasa telah diterima.
Untuktransaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
ekuitas, kenaikan yangmenyertainya harus diakui dalam ekuitas.
Pengukuran Nilai wajar dari instrumen ekuitas diterbitkan atau tidak
diterbitkan harus diukur:
1. Pada tanggal pemberian kompensasi untuk transaksi dengan
karyawan dan pihak lainyang menyediakan jasa sejenis, dan
2. Pada tanggal di mana entitas menerima barang atau pihak lain
memberikan jasa di kasus-kasus lainnya.

Nilai wajar dari instrumen ekuitas diterbitkan atau tidak diterbitkan harus
didasarkan pada harga pasar. Nilai wajar pada tanggal pemberian kompensasi
harus mempertimbangkan kondisi tetap pasar (sebagai contoh harga pasar atau
referensi indeks) tapi bukan kondisi tetap bukan pasar (sebagai contoh periode
pemberian jasa).
Saham-saham terdaftar harus diukur pada harga pasar.

Opsi saham harus diukur:

1. Dengan dasar harga pasar dari opsi ekuivalen yang


diperdagangkan,
2. Menggunakan suatu model penilaian harga opsi jika tidak ada harga
pasar, atau
3. Pada nilai intrinsik ketika opsi saham tidak bisa diukur secara andal
dengan dasar harga saham atau dengan model penilaian harga
opsisaham. Dalam kasus-kasus yang jarang ketika entitas
diharuskan mengukur instrumen ekuitas pada nilai intrinsiknya,
entitas mengukur kembali instrumennya pada tiap tanggal
pelaporan keuangan hingga penyelesaian terakhir dan mengakui
perubahan pada nilai instrinsik dalam laba atau rugi.
Entitas harus mengakui suatu aset atau beban dan kenaikan
yang berhubungan dengannya saat ekuitas:
a. Pada tanggal pemberian kompensasi jika tidak ada kondisi
yang menyebabkan timbulnya hak atau jika barang dan
jasa telah diterima.
b. Ketika jasa diberikan jika jasa non karyawan diterima lebih dari
satu periode atau
c. Selama periode pemerolehan hak untuk karyawan dan
transaksi pembayaran berbasis saham lainnya ketika ada
periode pemerolehan hak Jika instrumen ekuitas yang
diberikan tidak menjadi hak sampai pihak lainnya
menyelesaikan masa pemberian jasa yang ditentukan,
jumlah yang diakui harus disesuaikan sepanjang periode
pemerolehan hak untuk perubahan dalam perkiraan
jumlah sekuritas yang akan diterbitkan (merujuk
perhitungan yang benar), namun tidak untuk perubahan nilai
wajar sekuritas-sekuritas tersebut. Oleh karena itu,
pada tanggal pemberian hak, jumlah yang diakui adalah
jumlah pasti sekuritas yang dapat diterbitkan pada tanggal
tersebut, diukur pada nilai wajar sekuritas tersebut pada
tanggal pemberian kompensasi. Jika entitas membatalkan
atau memberikan instrumen ekuitas dalam periode
pemerolehan hak (bukan karena pemberian ini dibatalkan oleh
pemberi karena kondisi pemerolehan hak tidak terpenuhi),
syarat-syarat akuntansi berikut ini berlaku
- Entitas memberikan pembatalan atau penyelesaian
sebagai percepatan pengakuan hak dengan mengakui
segera jumlah yangseharusnya akan diakui pada sisa
periode pemerolehan hak.
- Entitas mengakui dalam ekuitas semua kompensasi
yang dibuat untuk pekerja atas pembatalan atau
penyelesaian sampai pada tingkat di mana kompensasi
tersebut tidak melebihi nilai wajar dari pembelian kembali
pada saat instrumen ekuitas diberikan.
- Entitas mengakui sebagai biaya kelebihan pembayaran
yang dibuat kepada karyawan atas pembayaran atau
penyelesaian di atas nilai wajar pada tanggal pembelian
kembali pada saat instrumen ekuitas diberikan.
- Entitas menghitung ekuitas baru yang diberikan kepada
karyawan sebagai penggantian untuk instrumen
ekuitas yang dibatalkan sebagai modifikasi dari
pemberian yang asli. Perbedaan antara nilai wajar
instrumen ekuitas yang digantikan dengan nilai wajar neto
dari instrumen ekuitas yang dibatalkan pada tanggal
ketika instrumen ekuitas pengganti diberikan diakui
sebagai biaya.

Contoh 1

IND Inc., menghibahkan 100 opsi saham kepada masing-masing 300


orang karyawannya dalam tahun ke-1. Karyawan harus bekerja paling tidak tiga
tahun penuh untuk berhak (vested) menerima opsi tersebut. IND Inc.,
menggunakan model Black Scholes untuk menetapkan harga opsinya pada
tanggal pemberian. Nilai masing-masing opsi yang dihibahkan dengan
menggunakan model penetapan harga adalah $10. Dari pengalaman terdahulu,
IND Inc., secara rata-rata menahan 75% dari jumlah karyawannya untuk tiga
tahun. Berapakan total beban kompensasiopsi untuk masing-masing tahun
selama tiga tahun?

Dengan asumsi ini, nilai wajar opsi saham yang dihibahkan dihitung
sebagai berikut:

100 opsi x 300 karyawan x 75% x $10 = $225.000

Sebagai tambahan, kita harus mempertimbangkan jumlah karyawan yang akan


mengundurkan diri dari perusahaan selama tiga tahun berikutnya.

IDInc., mengestimasikan bahwa 25% karyawan akan mengundurkan


diriselama periode tiga tahun. Dengan demikian, jumlah tahun jasa yang
diberikan oleh karyawan yang menjadi hak (vested) hingga akhir tahunketiga
dihitung sebagai berikut

Total tahun jasa: 300 karyawan x 3 tahun= 900 dikurangi: rata-rata tahun
karyawan yang mau mengundurkan diri 25% x 300 x 3/2=(113) jumlah tahun jasa
yang diestimasi= 787

Dengan demikian rata-rata estimasi nilai wajar dari masing-masing tahun jasa
adalah $225/787 = $285,90
Apabila asumsikan bahwa IND Inc., menerima 310 tahun jasa dalamtahun ke-
1.280 dalam tahun ke-2 dan 197 dalam tahun ke-3. Maka, jumlah
beban yang harus dibukukan menjadi sebagai berikut:

Tahun Tahun Jasa Nilai per Opsi $ Beban Opsi


Tahun I 310 285.90 88.620
Tahun II 280 285.90 80.051
Tahun III 197 285.90 56.321
Total 787 225.000

B. AKUNTANSI PEMBAYARAN BAERBASIS SAHAM YANG DISELESAIKAN


DENGAN KAS
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas,
entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas tersebut
diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap
akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap
perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.
Sebagai contoh, entitas dapat memberikan hak atas kenaikan harga saham
(share appreciation rights) kepada karyawan sebagai bagian dari paket
remunerasi, dimana karyawan akan memperoleh hak untuk menerima
pembayaran kas di masa yang akan datang (dan bukannya Instrumen ekuitas),
berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari level tertentu selama periode
waktu tertentu. Atau entitas dapat memberikan kepada karyawan hak untuk
menerima pembayaran kas di masa yang akan datang dengan memberikan
kepada mereka berupa ha katas saham (termasuk saham yang akan
diterbitkan karena adanya eksekusi opsi saham) yang dapat ditebus, baik
karena diwajibkan (misalnya karena penghentian kontrak kerja) atau atas
pilihan karyawan sendiri. Entitas harus mengakui jasa yang diterima, dan
liabilitas untuk membayar jasa tersebut, pada saat karyawan memberikan
jasa. Sebagai contoh, beberapa hak atas kenaikan harga saham vest segera,
dan karenanya karyawan tidak dipersyaratkan untuk menyelesaikan masa
kerja tertentu agar berhak atas pembayaran kas. Sebaliknya, entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai ganti hak atas
kenaikan harga saham telah diterima. Oleh karena itu, entitas harus segera
mengakui jasa yang diterima dan liabilitas untuk membayar karyawan
tersebut. Jika hak atas kenaikan harga saham tidak vest sampai dengan
karyawan menyelesaikan masa kerja tertentu, entitas harus mengakui jasa
yang diterima dan liabilitas untuk membayar karyawan tersebut, pada saat
karyawan menyerahkan jasa selama periode tersebut. Liabilitas harus diukur,
pada setiap awal dan setiap akhir periode pelaporan sampai dengan
diselesaikan, sebesar nilai wajar hak atas kenaikan harga saham, dengan
menerapkan model penetapan harga opsi (option pricing model), dengan
mempertimbangkan syarat dan ketentuan pemberian hak atas kenaikan harga
saham, dan sejauh mana karyawan telah menyerahkan jasa sampai dengan
tanggal pengukuran tersebut.

C. AKUNTANSI UNTUK PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM YANG DISELESAIKAN


MELALUI KAS ATAU PENERBITAN SAHAM.

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas,


entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang
timbul sebesar nilai wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut
diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap
akhir periode pelaporan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan
nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.
Jika entitas memberi hak kepada pihak lawan transaksi untuk memilih apakah
transaksi pembayaran berbasis saham akan diselesaikan dengan kas atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas, maka entitas telah memberi instrumen
keuangan majemuk, yang meliputi komponen utang (yaitu hak pihak lawan
transaksi untuk meminta pembayaran dengan instrumen ekuitas).

Untuk transaksi berbasis saham di mana diselesaikan dengan ekuitas, saat


pemberian yang diberikan adalah instrument ekuitasnya sendiri (bukan
instrument ekuitas induk entitas atau entitas lain dalam satu grup) ; atau entitas
tidak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis
saham (jika perusahaan induk atau entitas lain dalam satu grup memiliki
kewajiban untuk menyelesaikannya).

IFRS 2 mengharuskan pengungkapan secara ekstensif atas pembayaran berbasis


saham. Tiga kategori utama dari pengungkapan tersebut yang diharuskan adalah:

1. Pengungkapan mengenai sifat dan sejauh mana perjanjian pembayaran


berbasis saham yang ada selama periode pelaporan.
Pengungkapan ini paling tidak harus meliputi:
a. Deskripsi jenis rencana pembayaran berbasis saham termasuk syarat
dan kondisi umum dari rencana, kondisi vesting, dan metode
penyelesaian (misalnya kas atau ekuitas). Jumlah opsi yang beredar
pada awal dan akhir tahun, dan
b. jumlah opsi yang dihibahkan, ditebuskan, dipergunakan, dan
kadaluwarsa selama tahun yang bersangkutan.
c. Harga saham rata-rata tertimbang pada tanggal pelaksanaan
d. Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, batasan harga
yang dipergunakan dan masa manfaat kontraktual yang tersisa secara
rata-rata tertimbang.
2. Informasi mengenai bagaimana nilai barang atau jasa yang diterima atau
nilai harga opsi yang ditentukan. Pengungkapan semacam ini harus
meliputi deskripsi model penetapan harga opsi yang digunakan.
3. Pengungkapan yang cukup mengenai dampak transaksi pembayaran
berbasis saham atas laba neto atau rugi neto entitas untuk periode yang
bersangkutan.

III PENGUNGKAPAN

Dalam hal transaksi pembayaran berbasis saham, IFRS mengharuskan sebuah


penjelasan dan pengungkapan komprehensif dan lengkap mengenai transaksi
pembayaran berbasis saham tersebut baik menyangkut sifat dan lingkup
perjanjiannya, nilai wajar dari barang ataupun jasa yang diterima, nilai dari
instrumen ekuitas yang diberikan sampai kepada dampak dari transaksi
pembayaran berbasis saham tersebut terhadap laba dan rugi perusahaan/entitas
dalam suatu periode dan posisi keuangannya. Namun demikian, terdapat 3
kategori penting dalam pengungkapan transaksi pembayaran berbasis saham
yang harus dipenuhi oleh entitas / perusahaan, yaitu :

1. Sikap dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam
suatu periode.
- Deskripsi pengaturan
- Jumlah rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi tiap
kelompok
- Opsi yang dieksekusi selama periode  harga rata-rata
eksekusi
- Opsi yang dieksekusi akhir periode  kisaran harga
eksekusi
2. Nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan.
- Nilai wajar barang/jada diukur mengacu pada nilai
instrumen ekuitas
- Instrumen ekuitas lain yang diberikan
- Pengaturan yang dimodifikasi
3. Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba atau rugi
entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya.
- Jumlah beban yang diakui
- Jumlah liabilitas yang timbul dari transaksi berbasis saham

I. Transaksi Equity-Settled
Entitas memberikan 100 opsi saham kepada setiap orang dari 700
karyawan entitas tersebut. Setiap pemberian tersebut mensyaratkan
bahwa karyawan tetap bekerja pada entitas selama tiga tahun
mendatang. Entitas mengestimasi bahwa nilai wajar setiap opsi
saham adalah Rp15. Atas dasar probabilitas rata-rata tertimbang,
entitas mengestimasi bahwa 20% karyawan akan berhenti dalam
periode tiga tahun dan oleh karena itu melepaskan hak mereka atas
opsi saham.
Jika segala sesuatu berjalan seperti yang diharapkan, entitas
mengakui jumlah berikut selama periode vesting, untuk jasa yang
diterima sebagai imbalan atas pemberian opsi saham.

Beban Remunerasi

Beban
Beban Selama
Periode Perhitungan Kumulatif
Periode
(Akhir Periode)
1 70.000 opsi x 80% x Rp15 x 1/3 tahun
280.000 280.000
2 (70.000 opsi x 80% x Rp15 x 2/3 tahun) –
Rp280.000 280.000 560.000
3 (70.000 opsi x 80% x Rp15 x 3/3 tahun) –
Rp560.000 240.000 840.000

Berdasarkan perhitungan di atas entitas mengakui beban remunerasi


sebesar Rp840.000 selama periode vesting, dan juga mengakui
kenaikan ekuitas sebesar jumlah tersebut. Beban remunerasi akan
berpengaruh pada laba rugi entitas (mengurangi laba entitas) sebesar
Rp280.000 setiap periode selama periode vesting, dan juga
berpengaruh pada kenaikan ekuitas perusahan.
Jika selama tahun ke-1, 20 karyawan berhenti. Entitas merevisi
estimasi jumlah karyawan yang berhenti dalam periode 3 tahun
dari 20 persen (100 karyawan) menjadi 15 persen (75 karyawan).
Selama tahun ke-2, 22 karyawan lagi berhenti. Entitas merevisi
estimasi jumlah
karyawan yang berhenti dalam periode 3 tahun dari 15 persen
menjadi 12 persen (60 karyawan). Selama tahun ke-3, 15 karyawan
lagi berhenti. Dengan demikian, sejumlah 57 karyawan melepaskan
hak mereka atas opsi saham dalam periode tiga tahun, sejumlah
44.300 opsi saham (443 karyawan x 100 opsi untuk setiap karyawan)
vested pada akhir tahun ke 3.

Beban Remunerasi

Beban Selama Beban


Periode Perhitungan Kumulatif
Periode
(Akhir Periode)
1 70.000 opsi x 85% x Rp15 x 1/3 tahun
297.500 297.500
2 (70.000 opsi x 88% x Rp15 x 2/3 tahun) –
Rp255.000 318.500 616.000
3 (44.300 opsi x Rp15) – Rp616.000
48.500 664.500

Berdasarkan perhitungan di atas entitas mengakui beban remunerasi


sebesar Rp664.500 selama periode vesting, dan juga mengakui
kenaikan ekuitas sebesar jumlah tersebut. Beban remunerasi akan
berpengaruh pada laba rugi entitas (mengurangi laba entitas) sebesar
Rp297.500 pada periode pertama, Rp318.500 pada periode kedua,
serta Rp.48.500 pada periode ketiga, dan juga berpengaruh pada
kenaikan ekuitas perusahan.

II. Transaksi Cash-Settled

Contoh:

Entitas memberikan 100 hak atas kenaikan harga saham dengan penyelesaian
kas kepada setiap 500 karyawannya, dengan syarat bahwa karyawan tersebut
harus tetap bekerja pada entitas selama tiga tahun kedepan. Selama tahun ke-1,
35 karyawan berhenti. Entitas mengestimasi bahwa 60 karyawan lagi akan
berhenti selama tahun ke-2 dan ke-3. Selama tahun ke-2, 40 karyawan berhenti
dan entitas mengestimasi bahwa 25 karyawan lagi akan berhenti selama tahun
ke-3. Selama tahun ke-3, 22 karyawan berhenti bekerja. Pada akhir tahun ke-3,
150 karyawan mengeksekusi hak atas kenaikan harga saham, 140 karyawan
lainnya mengeksekusi pada akhir tahun ke-4 dan sisanya 113 karyawan
mengeksekusi pada akhir tahun ke-5.

Entitas mengestimasi nilai wajar hak atas kenaikan harga saham pada setiap
akhir tahun dimana terdapat liabilitas sebagaimana disajikan dibawah. Pada akhir
tahun ke-3, seluruh hak atas kenaikan harga saham yang dipegang oleh
karyawan yang tersisa vest. Nilai intrinsik hak atas kenaikan harga saham pada
tanggal eksekusi (sama dengan kas yang dibayarkan) pada akhir tahun ke-3, 4
dan 5 juga disajikan di bawah ini.

Penerapan Ketentuan

Tahun Nilai Wajar Nilai Intrinsik


1 Rp 14,80
2 Rp 15,70
3 Rp 18,50 Rp 15,00
4 Rp 21,50 Rp 20,00
5 Rp 26,00

Perhitungan Beban Liabilitas


Thn

1 (500-95) karyawan x 100 SAR x Rp14.80 x 1/3 199,800 199,800


(500-100) karyawan x 100 SAR x Rp15.70 x 2/3 -
2
Rp199.800 218,867 418,667

(500-97-150) karyawan x 100 SAR x Rp18.50 -


3
49,383 468,050
Rp418,667

225,000
+ 150 Karyawan x 100 SAR x Rp15.00

274,383
Total

4 (253-140) karyawan x 100 SAR x Rp21.50 - (225,100


Rp468,050 ) 242,950

+ 140 Karyawan x 100 SAR x Rp20.00 280,000

54,900
Total

(242,950
5
Rp0 - Rp242.950 ) -
+113 karyawan x 100 SAR x RP26.00 293,800

Total 50,850

Total 798,800

Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa beban kompensasi liability akan di nilai
ulang (remeasured) secara terus menerus setiap tahunnya hingga pegawai
memilih untuk mengeksekusi opsinya dan kewajiban kas dibayarkan. Entitas
mengakui liabilitas sebesar nilai wajar dari opsi sampai dengan penyelesaian.
Entitas juga mengakui beban setiap periode yang akan berpengaruh pada laba
rugi perusahaan. Berikut jurnal yang dibuat oleh entitas sampai dengan seluruh
karyawan mengeksekusi opsinya:

Periode 1:

(Dr) Beban Remunerasi Rp199,800

(Cr) Liabilitas Imbalan Karyawan Rp199,800

Periode 2:

(Dr) Beban Remunerasi Rp218,867

(Cr) Liabilitas Imbalan Karyawan Rp218,867

Periode 3: *150 karyawan mengeksekusi opsinya

(Dr) Beban Remunerasi Rp274,383

(Cr) Liabilitas Imbalan Karyawan Rp49,383


(Cr) Bank/Kas Rp225,000
Periode 4:

*140 karyawan mengeksekusi opsinya

(Dr) Beban Remunerasi Rp54,900

(Dr) Liabilitas Imbalan Karyawan Rp225,100

(Cr) Bank/Kas Rp280,000

Periode 5:

*113 karyawan mengeksekusi opsinya

(Dr) Beban Remunerasi Rp50,850

(Dr) Liabilitas Imbalan Karyawan Rp242,950

(Cr) Bank/Kas Rp293,800

Pada tahun ke-5 seluruh karyawan telah mengeksekusi opsinya dan seluruh kas
telah dibayarkan. Total kas yang dibayarkan sebesar Rp798.800 dari tahun ke-3
sampai dengan tahun k2-5 berdasarkan nilai intrinsik saham, sehingga tidak ada
lagi liabilitas yang diakui entitas pada tahun ke-5. Total beban remunerasi yang
diakui entitas sebesar Rp798,800 yang berpengaruh pada laba rugi perusahaan
sampai dengan tahun ke 5 sesuai dengan nominalnya masing-masing

III. Transaksi Dengan Pilihan Kas Atau Ekuitas

Entitas memberikan hak kepada karyawan untuk memilih antara 1.000 saham
phantom, yaitu hak atas pembayaran kas yang setara dengan nilai 1.000 saham,
atau 1.200 saham. Pemberian tersebut dengan syarat karyawan menyelesaikan
masa kerja tiga tahun. Jika karyawan memilih alternatif saham, saham tersebut
harus ditahan selama tiga tahun setelah tanggal vesting.

Pada tanggal pemberian, harga saham entitas adalah Rp50 per saham. Pada akhir
tahun ke-1, 2, dan 3, harga saham adalah Rp52, Rp55 dan Rp60. Entitas tidak
mengekspektasi untuk membayar dividen dalam tiga tahun ke depan.

Setelah mempertimbangkan dampak pembatasan pengalihan setelah tanggal


vesting, entitas mengestimasi bahwa nilai wajar alternatif saham pada tanggal
pemberian adalah Rp48 per saham. Pada akhir tahun ke-3, karyawan memilih:

- Alternatif Kas
- Alternatf Ekuitas
- Nilai wajar alternatif instrumen ekuitas adalah Rp57.600
(1.200 saham x Rp 48). Nilai wajar alternatif kas adalah
Rp50.000 (1.000 saham phantom x Rp 50).
- Nilai wajar komponen ekuitas dari instrumen keuangan
gabungan adalah Rp 7.600 (Rp57.600 – Rp 50.000)

Entitas mengakui jumlah berikut ini

Tahun Beban Ekuitas Liabilitas


Komponen Utang (1.000 x Rp52 x
1/3) 17.333 17.333
1
Komponen Ekuitas (7600 x 1/3) 2.533 2.533
Komponen Utang (1.000 x Rp55 x
2/3) -
Rp17,333 19.333 19.333
2
Komponen Ekuitas (7600 x 1/3) 2.533 2.533
Komponen Utang (1.000 x Rp60) -
Rp36,666 23.333 23.333
3
Komponen Ekuitas (7600 x 1/3) 2.533 2.533
Alternatif 1: Dibayar Kas Rp60,000 (60.000)
Akhir Alternatif 1: total 67.600 7.600 -
Tahun
Alternatif 2: Diterbitkan saham 1.200
lembar 60.000 (60.000)

Ke-3
Alternatif 2: total 67.600 67.600 -

IV. Transaksi Pembayaran Berbasis Saham Antara Kelompok Entitas

Entitas induk memberikan 200 opsi saham untuk setiap 100 karyawan entitas
anaknya, syarat atas penyelesaian servis dua tahun dengan entitas anak. Nilai
wajar opsi saham pada tanggal hibah masing-masing sebesar Rp50. Pada tanggal
pemberian, entitas anak mengestimasi 80% karyawan akan menyelesaikan
periode jasa 2 tahun. Estimasi ini tidak berubah selama periode vesting. Pada
akhir periode vesting, 81 karyawan menyelesaikan periode jasa 2 tahun yang
disyaratkan. Entitas induk tidak mensyaratkan entitas anak untuk membayar
saham yang dibutuhan untuk menyelesaikan pemberian opsi saham.

*Jurnal pencatatan anak

Tahun 1

Dr Beban remunerasi Rp400,000

(200 x 100 x Rp50 x 0.8/2)

Cr Ekuitas (iuran dari entitas induk) Rp400,000

Tahun 2
Dr Beban remunerasi Rp410,000

(200 x 100 x Rp50 x 0.81 – 400,000)

Cr Ekuitas (iuran dari entitas induk) Rp410,000

IV LAPORAN KEUANGAN
CALK

Anda mungkin juga menyukai