Anda di halaman 1dari 9

1.

5 Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan


Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara
teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian
informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Keberadaan dari
pengungkapan dalam perusahaan sangat penting karena pada kondisi ketidakpastian pasar,
nilai informasi yang relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang
diharuskan dalam standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan
laba rugi atau laporan arus kas. Sedangkan transparansi dalam suatu perusahaan digunakan
untuk membantu investor dalam pasar modal.
Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:

 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan


adalah Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan
dengan benar oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah pengungkapan
yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang
sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak
terhadap pembaca potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan yang
mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.
Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi
kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua, yakni pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dan pengungkapan wajib (discretionary disclosure).
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan sukarela
adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas.
1.6 Kegunaan Laporan Arus Kas

 Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan Arus Kas (Cash Flow Statement) memiliki pengertian sebagai suatu
laporan keuangan yang menyajikan suatu informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
suatu perusahaan selama suatu periode.

Hal yang biasa disajikan atau digambarkan dalam suatu laporan keuangan arus kas (Cash
Flow Statement) meliputi jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan berupa tunai dan
investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan suatu perusahaan, seperti
beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive.

 Menurut PSAK No.2

Laporan Arus Kas yaitu suatu arus kas yang masuk dan arus kas yang keluar ialah investasi
yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
suatu jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang sangat signifikan.

 Definisi Arus Kas Menurut Ilmu Akuntansi

Pada ilmu akuntansi, laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai pengeluaran dan pemasukan dari bisnis dalam satu periode (bisa satu
bulan atau satu tahun). Umumnya dalam laporan kas akan muncul jumlah uang yang
diterima, dan jumlah uang yang dikeluarkan perusahaan.

 Kegunaan Laporan Arus Kas


Tentunya laporan arus kas dibuat untuk menunjukan suatu informasi mengenai kondisi
keuangan bisnis Anda, mengenai pengeluaran dan penerimaan kas usaha selama periode
akuntansi. Laporan ini akan berguna digunakan untuk menilai kegiatan bisnis dan juga untuk
merencanakan aktivitas bisnis di masa depan.
1.7 Kas & Setara Kas
Definisi Kas Dan Setara Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya
ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat
pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo
rekening giro di bank. Menurut PSAK 2, setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan
jatuh tempo asli tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat sebagai setara kas. 
Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama degan tiga bulan dan tidak diperpanjang
terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas. Bank adalah saldo rekening
giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan usaha. Yang tidak
termasuk dalam pengertian kas, baik menurut akuntansi dan perpajakan adalah:

1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover Saldo
rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover tidak
termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2.  Prangko dan materai Biasanya perusahaan mempunya persediaan prangko
dan materai yang dapat dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam
pengertian kas, sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan.
Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat digolongkan ke dalam
persediaan perlengkapan alat-alat kantor (supplies).
3. Kas bon atau uang muka Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka
dari pegawai tidak dapat digolongkan ke dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat
digunakan sewaktu-waktu, sehingga tidak dapat dianggap sebagai uang tunai.
4. Cek mundur dan cek kosong Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh
temponya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur yang diterima
untuk melunasi piutang belum mengurangi saldo piutang. Apabila dapat diuangkan
karena tidak cukup dananya di bank, cek tersebut disebut cek kosong. cek kosong
sama sekali tidak memiliki harga, sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset
perusahaan. 

Untuk keperluan penyusunan neraca komersialdan neraca fiskal, kas dan bank dilaporkan
sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan dan akuntansi pada
umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai
teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi komersial
yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti
sepenuhnya. 
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan pemisahan
dana antara kas kecil (petty cash) dan kas besar (cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai
untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas
besar umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh
perusahaan di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu:

 Imprest fund system (sistem dana tetap dengan pencatatan transaksi dan
mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat peggantian dana).
 Fluctuating fund system (sistem dana berfluktuasi dengan pencatatan transaksi
dan mutasi dana setiap saat). Wajib Pajak (WP) dapat memilih sala satu dari kedua
sistem di atas dan semua itu diserahkan sepenuhnya pada praktik pembukuan WP.

1.8 Klasifikasi Laporan Arus Kas


 Ada Dua Macam Aliran Laporan Arus Kas (Cashflow)
o Inflow ( Kas masuk )
Inflow ini adalah keterangan untuk menjelaskan mengenai sumber arus kas yang terjadi dari
keutungan usaha. Baik itu dari penjualan produk atau jasa, dan sebagainya. Sumber
pemasukan dalam bisnis umunya terdiri dari beberapa jenis, seperti:

1. Hasil Penjualan
2. Penagihan Piutang Kredit
3. Penjualan Aktiva Tetap
4. Penerimaan hasil investasi dari pemilik saham apabila sudah menjadi PT
5. Pinjaman/hutang pihak lain
6. Penerimaan uang Sewa dan pendapatan lain

o Outflow (Kas Keluar)

Ada masuk pastinya ada keluar. Segala jenis transaksi keluar dapat disebut sebagai arus
keluar dari kegiatan bisnis yang dalam akuntansi disebut dengan beban. Biaya beban ini
terdiri dari:

1. Pembelian bahan baku


2. Pembayaran operasional Bisnis (listrik, internet, telepon)
3. Pengeluaran Biaya Administrasi Umum dan Penjualan
4. Pembelian Aktiva Tetap
5. Hutang
6. Pembayaran Investasi Ke Pemilik Perusahaan
7. Pembayaran Sewa, pajak, deviden, dan bunga

 Klasifikasi arus kas yaitu arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi dan
arus kas aktivitas pendanaan.
a.    Arus kas aktivitas operasi
Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan yaitu kegiatan utama atau kegiatan operasional badan usaha
tersebut
Adapun arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional misalnya :
1.    Penerimaan tunai dari langganan yang merupakan hasil dari penjualan barang dan
jasa.
2.    Penerimaan tunai dari langganan yang merupakan pendapatan bunga atas piutang
yang ada.
3.    Penerimaan retur (pengembalian dana) dari suplier

Arus kas keluar misalnya :


1.    Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual.
2.    Pembayaran hutang dan bunga atas hutang-hutang perusahaan tersebut baik
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
3.    Pembayaran pajak penghasilan pada pemerintah atas keuntungan yang diperoleh
perusahaan dan pembayaran kewajiban serta denda lainnya.
4.    Pembayaran gaji, juga seluruh pembayaran tunai yang tidak berasal dari transaksi
investasi atau pendanaan seperti pengembalian dana kepada langganan dan
sumbangan, pembayaran tuntutan di pengadilan dan lainnya.

b.    Arus kas aktivitas investasi


Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Aktivitas investasi meliputi siklus kegiatan jangka panjang yang
mempengaruhi investasi dalam aktiva tetap, juga investasi serta pemberian dan
penagihan pinjaman kepada perusahaan lainnya. Arus kas masuk terjadi bila kas
diterima dari hasil atau pengubahan investasi yang dilakukan sebelumnya.
Adapun arus kas masuk dari aktivitas investasi misalnya dari :
1.    Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud serta aktiva produktif
lainnya (tidak termasuk persediaan).
2.    Hasil penjualan surat berharga baik surat berharga yang merupakan investasi
maupun milik sendiri sperti saham.
3.    Hasil penagihan pinjaman jangka panjang yang merupakan kegiatan investasi dan
tidak termasuk bunga.
4.    Arus kas keluar dari aktivitas investasi misalnya dari pembayaran untuk
pembelian aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud
5.    Pemberian pinjaman pada entitas lainnya berupa aktiva tetap.

c.    Arus kas aktivitas pendanaan


Klasifikasi arus kas berdasarkan arus kas pendanaan (financing activities) meliputi
pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas pendanaan berkaitan dengan
bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk biaya
operasinya. Aktivitas ini mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Dalam hal ini arus kas masuk
merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan/pembiayaan perusahaan.
Sedangkan arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditur
atas dana yang diberikan sebelumnya.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007) arus kas pendanaan meliputi:
1.    Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
2.    Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
3.    saham perusahaan.
4.    Penerimaan kas dari emisi obligasi ,pinjaman, wesel , hipotek , dan pinjaman
5.    lainnya.
6.    Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (financial lease)

Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan misalnya adalah :


1.    Pengeluaran surat berharga berupa saham
2.    Menerbitkan surat hutang jangka panjang berupa obligasi dan wesel bayar jangka
panjang.
3.    Pengeluaran hipotek dan lainnya.

Arus kas keluar misalnya :


1.    Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan pada pemegang
saham
2.    Pembayaran atas pembelian/pemilikan kembali saham (treasury stock) dan
obligasi
3.    Pembayaran hutang pokok dana yang dipinjam kecuali bunga karena termasuk
kegiatan operasi.

1.9 Penyusunan Laporan Arus Kas


1) Metode Cashflow Langsung (Direct)

Metode langsung ini menggunakan arus kas (cashflow) yang berasal dari kegiatan
operasional yang diperinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar yang nantinya akan
diperinci kembali menjadi beberapa jenius penerimaan ataupun pengeluaran dari arus kas
perusahaan. Berikut adalah contoh laporan arus kas dengan metode langsung (Direct)

Contoh laporan arus kas perusahaan dengan metode langsung (direct)

2) Metode Cashflow Tidak Langsung (Inirect)

Berbeda dengan metode langsung, metode tidak langsung pada arus kas ditentukan dengan
mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi perusahaan. Beberapa hal yang
termasuk diantaranya biaya penyusutan, laba atau rugi karena pelepasan investasi dan hal
lainnya. Metode tidak langsung merupakan rekonsiliasi (pencocokan) dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan. Berikut adalah contoh laporan arus kas dengan metode indirect.
 

Contoh laporan arus kas perusahaan dengan metode langsung (direct)

 Perbedaan arus kas metode langsung dan tidak langsung

Seperti yang sudah disinggung pada paragraf pembuka, selain laporan arus kas dengan
metode langsung, ada juga laporan arus kas dengan metode tidak langsung, apa
perbedaannya? Laporan arus kas metode langsung disusun berdasarkan buku kas, sedangkan
pada metode tidak langsung justru disusun berdasarkan laporan laba-rugi dan neraca
perusahaan.
Dengan demikian, dalam laporan arus kas metode langsung arus kas kegiatan operasional
kemudian akan diklasifikasikan menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Keduanya
kemudian diperinci lagi menjadi beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sedangkan
dalam metode tidak langsung arus kas kegiatan operasional didapat dengan mengoreksi laba
bersih yang ada dalam laporan laba-rugi. Tentunya dengan mempertimbangkan beberapa hal
seperti biaya penyusutan, hutang lancar, kenaikan harta lancar, dan juga pelepasan investasi.

Anda mungkin juga menyukai