Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMBANGUN KONTEKS TEKS AKADEMIK

Disusun Oleh :

1. GALUH SETIADI
2. ANISA NURWINANDA
3. GHEA ARDILIA
4. OZA AIDA PUTRI
5. FITRIANI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya yang berjudul “Membangun Konteks Teks Akademik”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah
Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Meskipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan
bagi para pembaca tentang bagaimana cara membangun konteks teks akademik
secara bersama-sama dan membangun teks akademik secara mandiri.

Pekanbaru, 22 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Menggali dan Mengevaluasi lebih Jauh Teks Akademik..........................................2
2.2 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro...........................................10
2.3 Membangun Teks Akademik secara Mandiri.........................................................11
2.4 Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik............................................14
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teks akademik atau yang sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik
ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, anda harus
menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, Anda
akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan
akademik anda. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, Anda
harus membaca dan mencipta teks akademik.
Teks akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis,
misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan
pratikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre mikro yang
masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro
seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks


akademik?
2. Bagaimanakah cara menyajikan teks akademik dalam berbagai genre
makro?
3. Bagaimanakah cara membuat rangkuman?
4. Bagaimanakah cara membuat tugas dan proyek tentang teks akademik?

1.3 Tujuan

1. Untuk Menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks akademik


2. Untuk Menyajikan teks akademik dalam berbagai genre makro
3. Untuk mengetahui cara membuat rangkuman.
4. Untuk dapat membuat tugas dan proyek tentang teks akademik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menggali dan Mengevaluasi lebih Jauh Teks Akademik

Berikut ini adalah perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik

No. Teks Akademik (tulis, ilmiah) Teks Nonakademik (lisan,


nonlisan)
1. Sederhana dalam hal struktur Rumit dalam struktur kalimat
kalimat
2. Padat informasi Cenderung tidak padat informasi
3. Padat akan kata-kata leksikal Padat akan kata-kata stukturan
4. Banyak memanfaatkan Cenderung sedikit memanfaatkan
nominalilasi nomalilasi
5. Ramatika Metafora Gramatika
6. Banyak memanfaatkan istilah Cenderung sedikit memanfaatkan
teknis istilah teknis
7. Berrsifat taksonomik dan abstrak Lebih konkret dan cenderung tidak
bersifat taksonomi
8. Banyak memanfaatkan sistem Tidak menunjukkan pengacuan
pengacuan esfora esfora sebagai ciri penting
9. Banyak memanfaatkan proses Tidak menonjol pada salah satu jenis
relasional identifikatif proses
10. Bersifat monologis Bersifat dialogis
11. Memanfaatkan bentuk pasif untuk Memberikan tekanan kepada pelaku
memberikan tekanan kepada pokok dalam peristiwa dialog
persoalan yang dikemukakan,
bukan kepada pelaku
12. Seharusnya Tidak mengandung Sering mengandung kalimat minor
kalimat minor
13. Seharusnya tidak mengandung Sering mengandung kalimat
kalimat takgramatikal takgramatikal
14. Biasanya mengambil genre faktual Mengambil genre yang lebih

2
bervariasi dan dapat faktual atau
fiksional

Perubahan verba menjadi nomina untuk menyatakan proses pada teks


akademik

verba Berubah menjadi nomina


Bertujuan Tujuan
Menelaah Telaah
Menganalisis Analisis
Bercakap-cakap Percakapan
Berkomunikasi Komunikasi
Diasumsikan Asumsi
Menggunakan/digunakan Penggunaan
didefinisikan definisi

2.1.1 Teks Akademik Bersifat Sederhana dan Struktur Kalimat

Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang


sederhana melalui penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat
simpleks dan kalimat kompleks tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari
jumlah aksi atau peristiwa yang dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat
yang hanya mengandung satu aksi.

2.1.2 Teks Akademik Padat Informasi

Yang dimaksud pada teks akademik adalah padat akan informasi dan
padat akan kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat

3
dijelaskan dari dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan melalui kalimat
simpleks, kedua, informasi dipadatkan melalui nomalisasi.

2.1.3 Teks Akademik Padat Kata Leksikal

Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih


banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator,
adjektiva dan adverbia tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata
sandang, preposisi, dan sebagainya)

2.1.4 Teks Akademik Banyak Memafaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang


dicontohkan nominalisasi digunakan untuk mamadatkan informasi. Sabagai
upaya pembendaan, nominalisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda
(antara lain verba, adjektive, adverbia, konjungsi) menjadi leksis benda
(nomina). Nominalisasi pada teks akademik ditunjukkan untuk mengungkapkan
pengetahuan dengan lebih ringkas dan patat (Martin, 1991). Oleh karena itu,
nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks akademik
(Marti,1992;138;Halliday, 1998:196-197; Rose, 1998: 253-258, 260-263;
Wiratno, 2009).

2.1.5 Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Gramatika melalui


Ungkapan Ingkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis
lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang
lebih rendah. Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen,
sebagai kebalikan dari ungkapan yang kongruen (Halliday, 1985:321:
Martin,1992:6-7, 406-417). Realisasi secara kongruen adalah realisasi yang
sewajar-wajarnya sesuai dengan realitas, misalnya benda direalisasikan sebagai
nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi direalisasikan sebagai

4
adjektiva, dan sirkumtansi direalisasikan sebagai adverbia. Sebaliknya, pada
realisasi secara inkongruen, proses tidak diungkapkan dengan verba tetapi
dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan dengan adjektiva tetapi dengan
nomina, dan sebagainya.
Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam
ungkapan yang inkongruen (Martin, 1993b:218-219; Martin, 1993c: 2226-228,
235-241: Halliday, 1993b:79-82, Halliday, 1998: 188-221). Jelas bahwa dari
segi metafora gramatika teks-teks akadeik menunjukkan ciri keilmiahan baik
secara ideasional maupun tekstual. Secara ideasional, melalui metafora
gramatika isi materi yang disampaikan menjadi lebih padat, dan secara
tekstual, cara penyampaian materi yang melibatkan pergeseran tataran tersebut
juga berdampak pada perbedaan tata organisasi di tingkat kelompok kata atau
kalimat.

2.1.6 Teks Akademik Banyak Memanfaatkan istilah Teknis

Pada prinsipnya istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu


dengan menggunakan nomina yang antara lain dibangun melalui proses
nominalisasi. Istilah teknis merupakan bagian yang esensial pada teks akademik
(Hallidan, & Martin, 1993b;4). Karena istilah teknis digunakan sesuai dengan
tuntutan bidang ilmu (Veel, 1998:119-139;White,1998:268-291; Wignell,
1998:298-323), tataran keilmuan (Rose 1998:238-263), dan latar (setting)
pokok persoalan (Veel, 1998:119-139) yang disajikan didalamnya.

2.1.7 Teks Akademik Bersifat Taksonomi dan Abstrak

Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui


klasifikasi terhadap sesuatu. Taksonomi menjadi salah satu ciri teks akademik
(Halliday,1993b:73-74). Oleh Wignell, Martin, dan Eggins (1993:136-165),

5
masalah taksonomi pada teks akademik dibahas dalam konteks bahwa
perpindahan dari pemaparan peristiwa duniawi dengan bahasa sehari-hari
menuju penyusunan ilmiah yang sistematis dengan bahasa yang lebih teknis
adalah perpindahandari deskripsi menuju klasifikasi.
Teks Akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang
dibicarakan didalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian
pengalaman nyata menjadi teori (Halliday , 1993a:57-59;Halliday, 1993b:70-
81; Martin, 1993b: 211.212; Martin, 1993c: 226-228). Pemformulasian yang
demikian itu sesungguhnya merupakan proses abstaksi yang antara lain dicapai
dengan nominalisasi dalam kerangka untuk memahami dan
menginterpretasikan realitas.

2.1.8 Teks Akademik Banyak memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

Sebagai pengacuan didalam KN, pengacuan esfora dimanfaatkan pada


teks akademik untuk menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang
disebut didalam kelompok nomina tersebut bukan benda yang mengacu kepada
penyebutan sebelumny (Martin, 1992:138)

2.1.9 Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional


Identifikatif dan Proses Relasional Atributif

Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif


dan proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat
yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi teerhadap sesuatu,
sedangkan proses relasional atributif merupakan alat yang baik untuk membuat
deskripsi dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan benda yang
dideskripsikan tersebut.
Mengenai pentingnya proses relasional identifikatif untuk membuat
definisi pada teks akademik, Wignell, Martin dan Eggins (1993:149-152)

6
menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun
demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik,
terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan.

2.1.10 Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak


Mendayagunakan Kalimat Indikatif-Deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut
memberikan informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat
monologis tersebut teks akademik mendayagunakan kalimat indikatif-
Dekklaratif yang berfungsi sebagi proposisi-memberi, berbeda dengan kalimat
Indikatif-Interogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-Meminta atau kalimat
Imeratif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta. Pada teks akademik penulis
tidak meminta kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan juga tidak
meminta informasi, tatapi memeri informasi.
Sebagai penyedia informasi, penulis teks akademik tidak menunjukkan
posisi yag lebih tinggi dari pada pembaca. Hal ini berkebalikan denga kalimat
imperatif yang berfungsi sebagai proposal-Meminta yang mencerinkan posisi
penulis yang lebih tinggi dari pada pembaca. Meskipun kalimat Indikatif-
Interogatif masih ditemukan pada teks akademik dalam jumlah yang lain relatif
kecil, jenis kalimat tersebut mengembang fungsi sebagai Proposisi-Meminta.
Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa pertanyaan tersebut tidak selalu
ditujukan kepada pembaca, meskipun potensi kearah hal itu besar
(Hyland,2005:173-192), tetapi diajukan sebagai pembatas atau alat untuk
mengambil porsi dalam mengajukan pendapat terhadap pokok masalah yang
dibicarakan didalam teks tersebut (Marrin,& White, 2005:97-98).

7
2.1.11 Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan
Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan akibatnya, Teks Akademik Menjadi
Objektif, bukan Subjektif

Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk


menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai
subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan didalam teks tersebut.
Dengan menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan
yang bukan pelaku dianggap lebih penting, dan karenanya ditemakan.
Pemilihan tema seperti ini sangat diperlukan, karena teks akademik tidak
membahas para pelaku atau ilmuan, tetaoi membahas pokok persoalan tertentu
yang disajikan didalamnya. Pokok persoalan tersebut ditempakan sebagai tema
pada kalimat-kalimat yang ada; dan pengguanaan bentuk pasif dimaksudkan
sebagai strategi pemetaan tema tersebut (Marin,1993a:193-194). Dengan
menghilangjan pelaku dan lebih mementingkan peristiwa yang terjadi, teks
akademik menunjukkan sifat objektif. Pada konteks ini, bentuk pasif
merupakan sarana untuk menyajikan aksi, kualitas, dan peristiwa dengan
menganggap bahwa aksi, kualitas, dan peristiwa tersebut sebagi objek
(Halliday, 1993a:58). Dengan demikian, pada teks akademik, tidak terkecuali
teks-teks akademik yang dicontohkan, terjadi objektifikasi.

2.1.12 Teks Akademik seharusnya tidak mengandung Kalimat Minor


Kalimat minor adalah kalimat tidak lengkap. Kalimat minor
berkekurangan salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator.
Akibatnya, kalimat tersebut dapat dianalisis dari sudut pandang
leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya.
Secara ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat
dikenali, makna yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses,
dan sirkumstansi pada kalimat tersebut juga tidak dapat diungkapkan . selain

8
itu, karena hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat
digolongkan ke dalam kalimat indikatif-dekalaratifinterogatif atau imperatif,
kalimat tersebut tidak mengungkapkan fungsinya sebagai proposisi-memberi
atau proposal-meminta. Padahal, informasi pada teks akademik perlu
disampaikan melalui penggunaan kalimat indikatif-deklaratif yang mengemban
fungsi sebagai proposisi-memberi.

2.1.13 Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat


Takgramatikal

Kalimat Tagramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal


mengandung kekurangan atau kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-
kata leksikal seperti nomina (yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang
berfungsi sebagai finit/predikator), atau kata-kata struktural, seperti konjungsi
dan preposisi. Teks akademik yang mengandung kalimat takgramatikal, baik
yang berkekurangan maupun yang berkelebihan unsur tertentu, adalah teks
yang menunjukkan ciri bahasa tak baku. Oleh karena itu, derajat keilmiahan
teks tersebut berkurang. Secara tekstual, letak gramatikalah pada teks akademik
menunjukkan ciri ketidakilmiahan atau ciri lisan. Selain sulit ditabulasikan ke
dalam struktur kalimat, ketakgramatikalan juga mengganggu pemahaman
pembaca,yang pada akhirnya juga mengurangi tingkat keterbacaan teks tesebut.

2.1.14 Teks Akademik Tergolongan ke dalam Genre Faktual bukan Genre


Fiksional

Teks akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre faktual,


bukan genre fiksional. Teks-teks tersebut dikatan faktual, karena teks-teks
tersebut ditulis berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau
rekaan atau khayalan (Martin,1985b; Martin, 1992:562-563). Dilihat dari segi
genre makro dan genre mikro, teks-teks akademik yang dijadikan tugas

9
digolongkan kedalam genre makro artikel ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai
artikel ilmiah, teks-teks tersebut mengandung beberapa genre mikro sekaligus,
antara lain deskripsi , eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat
kecenderungan bahwa setiap subbab atau setiap tahap dalam struktur teks pada
artikel mengandung genre mikro yang berbeda, sesuai dengan karakteristik
subbab-subbab tersebut.

2.2 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro


Teks akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis,
misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan
praktikum, dan artikel ilmiah.Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang
masing-masing di dalamnya terkandung campuran dari beberapa genre genre
mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan
diskusi.Genre makro adalah gendre yang di gunakan untuk genre yang di
gunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan gendre
mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat didalamnya dan
dipayungi oleh genre makro tersebut.

2.2.1 Ulasan Buku

Dapat di kelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku


referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan
pada saat orang menyusun karya ilmiah.Ulasan buku yang juga sering disebut
dengan timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap buku
yang dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan pada saat menyajikan kajian
pustaka dalam proposal penelitian, laporan penelitian (yang berupa skripsi,tesis
dan disertasi), atau artikel ilmiah.

10
2.2.2 Proposal

Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penilitian.Proposal


dapat berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan.Proposal penelitian
memiliki struktur teks pendahuluan^landasan teori dan tinjauan
pustaka^metodologi penelitian.

2.2.3 Laporan penelitian

Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan


kegiatan.Laporan penelitian ditata dengan struktur teks.

2.2.4 Artikel ilmiah

Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel


konseptual. Artikel ilmiah adalah tulisan yang berisi laporan sistematis
mengenai hasil kajian atau hasil penilitian yang disajikan bagi masyarakat
ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus dengan tujuan menyampaikan
hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka untuk dipikirkan,
dikaji kembali.

2.3 Membangun Teks Akademik secara Mandiri

2.3.1 Membuat Rangkuman

Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau


meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih
singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang
dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula
diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan
atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman
sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau

11
pembicaraan pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan
sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dippertahankan.

Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji


kemampuan penulis  pemula dalam menentukan pokok-pokok permasalahan
sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan yang lebih
ringkas. Didalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsung
mengemukakan  isi suatu ringkasan atau pembicaraan itu tanpa harus
menggunakan kalimat penyambung.

Langkah-langkah membuat rangkuman sebagai berikut:


1. Menandai kata-kata sulit
2. Menggaris bawahi hal-hal yang penting. Seperti contoh berikut ini:
          Jamu adalah obat tradisional berbahan tumbuhan.
         Rempah adalah bumbu masak berasal dari tumbuhan
         Banyak orang memanfaatkan tumbuhan sebagai obat.
3. Menentukan pikiran utamanya. Seperti contoh :
Jamu adalah rempah berasal dari tumbuhan. jamu adalah obat
yang dibuat dari tumbuhan obat, baik dari buah, bunga, daun, tangkai,
akar maupun kulit. Rempah berasal dari tumbuhan yang memberikan
aroma dari rasa khusus pada makanan.
4. Menyusun dalam bentuk rangkuman. Seperti contoh:
Jamu dan rempah berasal dari tumbuhan. Jika jamu digunakan
untuk obat, rempah berguna memberikan aroma dan rasa khusus pada
makanan.
Langkah-Langkah Menulis Rangkuman Dan Ikhtisar
Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang
penulis pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu:
1. mampu membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum,

12
2. mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum,
3. mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan
yang akan dirangkum, serta
4. mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah
ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh
Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh
bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut.
1. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar
memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang.
Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua
atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
2. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan
membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian
untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
3. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman
dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan
menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum
merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan
yang akan dirangkum.
4. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan
mengadakanperbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
5. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih
pendek dibanding dengan bacaan yang dirangkum.

13
2.4 Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik

2.4.1 Tugas

Contoh Tugas dalam pembuatan teks akademik;


Carilah beberapa teks yang dimuat di buku, jurnal penelitian, majalah,
surat kabar, atau media lain baik cetak maupun elektronik. Kemudian, lakukan
sesuai dengan poin berikut ini.
1. Analisislah apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik.
Seandainya teks-teks yang Anda temukan itu belum memenuhi ciri-ciri
akademik, ubahlah  agar teks-teks tersebut menunjukkan ciri-ciri yang
dimaksud.
2. Amatilah teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi
payung dan genre mikro yang terkandung di dalamnya.
3. Buatlah sejumlah pertanyaan yang lain mengenai teks-teks tersebut, dan
jawablah pertanyaan-pertanyaan itu.
4. Tulislah hasil atau jawaban dari Poin (1) sampai dengan Poin (3) di lembar
kertas, lalu kumpulkan pada waktu yang disepakati antara Anda dan dosen
pendamping anda.

2.4.2 Proyek

Proyek di sini dimaksudkan sebagai rencana belajar sesuai dengan


kebutuhan akademik Anda. Susunlah sebuah proyek belajar yang berkaitan
dengan ciri-ciri teks akademik dan teks nonakademik. Pada proyek Anda itu,
Anda dapat:
1. Membuat konversi dari teks yang kurang akademik menjadi teks yang lebih
akademik;
2. Mempertanyakan segala sesuatu yang terkait dengan seluk-beluk teks
akademik, dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan;

14
3. Mendiskusikan materi tertentu dengan teman-teman Anda, dan menuangkan
4. Hasilnya dalam bentuk tulisan;
5. Melakukan kegiatan belajar apa pun yang Anda pandang dapat mendukung
6. Pemahaman Anda terhadap teks akademik, dan menuangkan hasilnya dalam
bentuk tulisan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teks akademik adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan. Ciri-ciri teks akademik banyak menggunakan
kalimat simpleks dibandingkan kaliamat kompleks sehingga dalam teks
pembahasan ini banyak menggunakan kata-kata leksikal dibandingkan dengan
kata struktural, proses nominalisasi dan teks yang bersifat taksonomi dan
abstrak.Membangun teks akademik dapat dilakukan baik secara bersama-
sama maupun secara mandiri.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa, kita harus memahami dan mampu
membangun teks akademik secara bersama-sama maupun secara mandiri.

16
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Djuruto Toto.Msi.2009.Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: PT
Remaja.Rodakarya
http://tentangndha.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-rangkuman-ringkasan.html?
m=1

17

Anda mungkin juga menyukai