MAKALAH KEL 9 Ok
MAKALAH KEL 9 Ok
Disusun Oleh :
1. GALUH SETIADI
2. ANISA NURWINANDA
3. GHEA ARDILIA
4. OZA AIDA PUTRI
5. FITRIANI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya yang berjudul “Membangun Konteks Teks Akademik”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah
Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Meskipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan
bagi para pembaca tentang bagaimana cara membangun konteks teks akademik
secara bersama-sama dan membangun teks akademik secara mandiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Menggali dan Mengevaluasi lebih Jauh Teks Akademik..........................................2
2.2 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro...........................................10
2.3 Membangun Teks Akademik secara Mandiri.........................................................11
2.4 Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik............................................14
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teks akademik atau yang sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik
ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, anda harus
menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, Anda
akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan
akademik anda. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, Anda
harus membaca dan mencipta teks akademik.
Teks akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis,
misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan
pratikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre mikro yang
masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro
seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik
2
bervariasi dan dapat faktual atau
fiksional
Yang dimaksud pada teks akademik adalah padat akan informasi dan
padat akan kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat
3
dijelaskan dari dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan melalui kalimat
simpleks, kedua, informasi dipadatkan melalui nomalisasi.
Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis
lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang
lebih rendah. Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen,
sebagai kebalikan dari ungkapan yang kongruen (Halliday, 1985:321:
Martin,1992:6-7, 406-417). Realisasi secara kongruen adalah realisasi yang
sewajar-wajarnya sesuai dengan realitas, misalnya benda direalisasikan sebagai
nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi direalisasikan sebagai
4
adjektiva, dan sirkumtansi direalisasikan sebagai adverbia. Sebaliknya, pada
realisasi secara inkongruen, proses tidak diungkapkan dengan verba tetapi
dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan dengan adjektiva tetapi dengan
nomina, dan sebagainya.
Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam
ungkapan yang inkongruen (Martin, 1993b:218-219; Martin, 1993c: 2226-228,
235-241: Halliday, 1993b:79-82, Halliday, 1998: 188-221). Jelas bahwa dari
segi metafora gramatika teks-teks akadeik menunjukkan ciri keilmiahan baik
secara ideasional maupun tekstual. Secara ideasional, melalui metafora
gramatika isi materi yang disampaikan menjadi lebih padat, dan secara
tekstual, cara penyampaian materi yang melibatkan pergeseran tataran tersebut
juga berdampak pada perbedaan tata organisasi di tingkat kelompok kata atau
kalimat.
5
masalah taksonomi pada teks akademik dibahas dalam konteks bahwa
perpindahan dari pemaparan peristiwa duniawi dengan bahasa sehari-hari
menuju penyusunan ilmiah yang sistematis dengan bahasa yang lebih teknis
adalah perpindahandari deskripsi menuju klasifikasi.
Teks Akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang
dibicarakan didalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian
pengalaman nyata menjadi teori (Halliday , 1993a:57-59;Halliday, 1993b:70-
81; Martin, 1993b: 211.212; Martin, 1993c: 226-228). Pemformulasian yang
demikian itu sesungguhnya merupakan proses abstaksi yang antara lain dicapai
dengan nominalisasi dalam kerangka untuk memahami dan
menginterpretasikan realitas.
6
menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun
demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik,
terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan.
Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut
memberikan informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat
monologis tersebut teks akademik mendayagunakan kalimat indikatif-
Dekklaratif yang berfungsi sebagi proposisi-memberi, berbeda dengan kalimat
Indikatif-Interogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-Meminta atau kalimat
Imeratif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta. Pada teks akademik penulis
tidak meminta kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan juga tidak
meminta informasi, tatapi memeri informasi.
Sebagai penyedia informasi, penulis teks akademik tidak menunjukkan
posisi yag lebih tinggi dari pada pembaca. Hal ini berkebalikan denga kalimat
imperatif yang berfungsi sebagai proposal-Meminta yang mencerinkan posisi
penulis yang lebih tinggi dari pada pembaca. Meskipun kalimat Indikatif-
Interogatif masih ditemukan pada teks akademik dalam jumlah yang lain relatif
kecil, jenis kalimat tersebut mengembang fungsi sebagai Proposisi-Meminta.
Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa pertanyaan tersebut tidak selalu
ditujukan kepada pembaca, meskipun potensi kearah hal itu besar
(Hyland,2005:173-192), tetapi diajukan sebagai pembatas atau alat untuk
mengambil porsi dalam mengajukan pendapat terhadap pokok masalah yang
dibicarakan didalam teks tersebut (Marrin,& White, 2005:97-98).
7
2.1.11 Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan
Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan akibatnya, Teks Akademik Menjadi
Objektif, bukan Subjektif
8
itu, karena hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat
digolongkan ke dalam kalimat indikatif-dekalaratifinterogatif atau imperatif,
kalimat tersebut tidak mengungkapkan fungsinya sebagai proposisi-memberi
atau proposal-meminta. Padahal, informasi pada teks akademik perlu
disampaikan melalui penggunaan kalimat indikatif-deklaratif yang mengemban
fungsi sebagai proposisi-memberi.
9
digolongkan kedalam genre makro artikel ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai
artikel ilmiah, teks-teks tersebut mengandung beberapa genre mikro sekaligus,
antara lain deskripsi , eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat
kecenderungan bahwa setiap subbab atau setiap tahap dalam struktur teks pada
artikel mengandung genre mikro yang berbeda, sesuai dengan karakteristik
subbab-subbab tersebut.
10
2.2.2 Proposal
11
pembicaraan pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan
sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dippertahankan.
12
2. mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum,
3. mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan
yang akan dirangkum, serta
4. mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah
ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh
Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh
bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut.
1. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar
memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang.
Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua
atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
2. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan
membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian
untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
3. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman
dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan
menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum
merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan
yang akan dirangkum.
4. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan
mengadakanperbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
5. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih
pendek dibanding dengan bacaan yang dirangkum.
13
2.4 Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik
2.4.1 Tugas
2.4.2 Proyek
14
3. Mendiskusikan materi tertentu dengan teman-teman Anda, dan menuangkan
4. Hasilnya dalam bentuk tulisan;
5. Melakukan kegiatan belajar apa pun yang Anda pandang dapat mendukung
6. Pemahaman Anda terhadap teks akademik, dan menuangkan hasilnya dalam
bentuk tulisan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teks akademik adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan. Ciri-ciri teks akademik banyak menggunakan
kalimat simpleks dibandingkan kaliamat kompleks sehingga dalam teks
pembahasan ini banyak menggunakan kata-kata leksikal dibandingkan dengan
kata struktural, proses nominalisasi dan teks yang bersifat taksonomi dan
abstrak.Membangun teks akademik dapat dilakukan baik secara bersama-
sama maupun secara mandiri.
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa, kita harus memahami dan mampu
membangun teks akademik secara bersama-sama maupun secara mandiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Djuruto Toto.Msi.2009.Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: PT
Remaja.Rodakarya
http://tentangndha.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-rangkuman-ringkasan.html?
m=1
17