DAN HIPERFOSFATFATEMIA
KELOMPOK 6
FATIMAH
HUSNAENI
SRI WAHYUNI
NURHIKMAWATI KARIM
AKPER MAPPAOUDDANG
MAKASSAR
T.A 2014/ 2015
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Hipofosfatfatemia dan Hiperfosfatfatemia ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Tenriolla S.kep , Ns
selaku Dosen mata kuliah keperawatan dasar yang telah memberikan tugas ini kepada
kelompok kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenaipenyakit hipofosfatfatemia dan
hiperfosfatfatemia,. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpasaran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
Daftar Isi
ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………….1
A.Latar Belakang………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………...4
A.Keseimbangan Fosfat………………………………………………..5
B.Hipofosfatemia……………………………………………………....6
Gejala Hipofosfatemia………………………………………….......7
Kekurangan Fosfor (Hipofosfatemia) ...............................................8
Penyebab Hipofosfatemia……………………………………….….8
Diagnosis Hipofosfatemia……………………………………….….9
Pengobatan Hipofosfatemia…………………………………..........9
C.Hiperfosfatemia………………………………………………….….10
Gejala (Hiperfosfatfatemia)…………………………………….….10
Kelebihan Fosfor (Hiperfosfatemia)……………………………….10
Penyebab Hiperfosfatfatemia…………………………………...….11
Pengobatan Hiperfosfatfatemia…………………………………….11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor penting untuk
fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-
difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem
saraf dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal
serum fosfor berkisar 2,5 dan 4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan
anak-anak.
Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseluler (CIS). Kira-kira 85% fosfor
tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan lunak, dan kurang dari
1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena simpanan intraseluler besar, pada
kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan
perubahan dramatik pada fosfor plasma. Secara kronis, peningkatan subtansial atau
penurunan dapat terjadi dalam kadar fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar
bermakna. Jadi, kadar fosfor plasma tidak selalu menunjukan kadar intraselular.
Meskipun kebanyakan laboratorium dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor
yang ada dalam tubuh berbentuk fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat sering
digunakan secara bertukaran.
Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang mempunyai
variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi penyimpangan energi
( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel darah merah 2,3 difosfogliserat
(DPG), yang memudahkan pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan, metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak, dan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain
itu, fosfor adalah penting untuk saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur
penyokong untuk tulang dan gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan
pengecualiaan sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause. Makanan
1
yang mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan penurunan sementara
pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke dalam sel-sel.
Status asam basa juga akan mempengaruhi keseimbangan fosfor. Alkalosis,
terutama alkalosis pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena perpindahan
fosfor intraseluler. Mekanisme pasti untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya
dipahami tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler karena alkalosis
dengan peningkatan pembentukan metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis
respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor keluar dari sel-sel dan
memperberat hiperfosfatemia.
Kadar fosfat CES diatur oleh kombinasi faktor-faktor, termasuk masukan diet,
absropsi usus, ekresi ginjal, dan secara hormonal terikat secara erat pada kalsium.
Rentang normal untuk fosfor serum 2,5-4,5 mg/dl (1.7-2,6 mEq/L).
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat
badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium
fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak
dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di
dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan
ekstraseluler.
Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat
dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan
komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan
penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi
dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
2
B. Rumusan Masalah
berikut.
Hiperfosfatfatemia.
Secara umum, makalah ini diharapkan bisa membuat kita sadar akan bahaya
Secara khusus, bagi penulis bisa menambah wawasan tentang gangguan
keseimbangan fosfat, gejala dan tanda hiperfosfat dan hipofosfat, serta penyebab dan
pencegahannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Keseimbangan Fosfat
Fosfor merupakan bagian penting pada fungsi selular yang normal. Mineral
ini berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel yang penting dalam benntuk
fosfolipid dan fosfoprotein. Fosfor juga menjadi unsure metabolisme energy yang
penting sebagai komponen ATP dan kreatinin fosfat. Mineral ini juga merupakan
mediator pada banyak enzim dan hormone. Fosfor terdapat dalam tubuh sebagai
senyawa fosfor organic dan senyawa fosfat anorganik.
Diet kita hampir selalu memberikan fosfat dalam jumlah yang adekuat.
Susu,produk susu, telur, daging, kacang-kacangan, tepung terigu dan beras
merupakan sumber yang kaya akan senyawa fosfat. Sekitar 50-65% fosfat dari
makanan akan diabsorbsi secara aktif terutama di dalam jeujenum. Absorbsi fosfat
dalam intestinum tidak diatur secara fisiologik. Namun demikian, absorbsi fosfat
dalam intestinum dapat berkurang karena diet yang tinggi kalsium atau karena ada
penggunaan antacid aluminium hidroksida. Kedua hal tersebut akan mengikat fosfat
yang ada dalam usus dan membuatnya tidak dapat diserap.
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal.
Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia
dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang penting untuk
hiperparatidoisme primer.
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh:
a) Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan
pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang
sesuai untuk pertumbuhan tulang.
4
b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan
berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat)
maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya.
Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat
fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai
alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam
aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam
saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan
pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam
darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul
lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati
atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
d) Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat
berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang
mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial
dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti
sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi
sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai
buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena
kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
5
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal
dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70%
fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak dan orang
dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari
konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh
bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat
sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah diatur
oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon
kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol
jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang
dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh
ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang
relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang tinggi
dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran
fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak
dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain
yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan
antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air.
. Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua
makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan
hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
6
B.Hipofosfatemia
Dosis racun dari teofilin bisa mengurangi jumlah fosfat dalam tubuh.
Mengkonsumsi sejumlah besar antacid alumunium hidroksida dalam waktu yang
lama, juga bisa mengurangi fosfat dalam tubuh, terutama pada penderita yang
mengalami dialisa ginjal.
Cadangan fosfat juga akan berkurang pada:
Malnutrisi berat
Ketoasidosis diabetikum
Keracunan alkohol yang berat
Luka bakar hebat
Magnesium rendah
Kalium rendah
Respirasi alkalosis dapat menyebabkan penurunan fosfor karena perpindahan
fosfor interselular.
7
Gejala Hipofosfatemia
Gejala akan muncul hanya jika konsentrasi fosfat darah sangat rendah. Pada
awalnya penderita akan mengalami kelemahan otot. Selanjutnya tulang menjadi
rapuh, mengakibatkan nyeri tulang dan fraktur (patah tulang). Pada konsentrasi yang
amat sangat rendah (kurang dari 1.5 mgr/dL darah) dapat berakibat serius
menyebabkan kelemahan otot yang semakin memburuk, stupor (penurunan
kesadaran), koma dan kematian. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
darah dan gejala-gejalanya
8
Penyebab Hipofosfatemia
Penyakit ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama, dan biasanya disebabkan
oleh:
1. Penyakit hiperparatiroidisme,
2. Penyakit hipotiroidisme, yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang kurang
aktif.
3. Penderita memiliki ginjak yang fungsinya sudah buruk,
4. Penderita telah terbiasa menggunakan obat diuretik dalam jangka waktu yang
lama.
5. Penderita mengalami dampak obat teofilin yang bisa mengurangi jumlah
fosfat dalam tubuh.
6. Penderita mengkonsumsi obat antasid alumunium hidroksida secara
berlebihan dan dalam waktu yang lama, hingga juga bisa mengurangi fosfat
dalam tubuh, terutama pada penderita yang menjalani dialisa ginjal.
Diagnosis Hipofosfatemia
Pengobatan Hipofosfatemia
9
karena susu seperti itu kaya akan kandungan fosfat dan lebih mudah dikonsumsi
dibandingkan obat penambah asupan fosfat.
C.Hiperfosfatemia
Hiperfosfatemia (kadar fosfat yang tinggi dalam darah) adalah suatu keadaan
dimana konsentrasi fosfat dalam darah lebih dari 4,5 mgr/dL darah.
Gejala (Hiperfosfatfatemia)
Jika pada penderita yang menjalani dialisa, konsentrasi fosfat darahnya
meningkat, maka konsentrasi kalsium darah akan menurun. Hal ini merangsang
kelenjar paratiroid untuk mengeluarkan hormon paratiroid, yang akan meningkatkan
konsentrasi kalsium darah dengan cara mengambil kalsium dari tulang. Jika keadaan
ini terus berlanjut, bisa terjadi kelemahan tulang yang progresif, mengakibatkan nyeri
dan patah tulang karena cedera yang ringan. Kalsium dan fosfat dapat membentuk
kristal pada dinding pembuluh darah dan jantung, menyebabkan arteriosklerosis yang
berat dan memicu terjadinya stroke, serangan jantung dan sirkulasi darah yang buruk.
Kristal tersebut juga dapat terbentuk di kulit dan menyebabkan rasa gatal yang
hebat.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-
gejalanya.
Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah
terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan.
Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan
asam lambung, seperti alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium
hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi.
10
Penyebab Hiperfosfatfatemia
Ginjal yang normal sangat efisien dalam membuang kelebihan fosfat sehingga
hiperfosfatemia jarang terjadi, kecuali pada penderita kelainan fungsi ginjal yang
sangat berat. Pada penderita gagal ginjal, hiperfostatemia, merupakan suatu masalah
karena dialisa sangat tidak efektif dalam membuang kelebihan fosfat.
Pengobatan Hiperfosfatfatemia
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fosfor merupakan bagian penting pada fungsi selular yang normal. Mineral ini
berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel yang penting dalam benntuk
fosfolipid dan fosfoprotein.
Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan
untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan
kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
Hiperfosfatemia (kadar fosfat yang tinggi dalam darah) adalah suatu keadaan
dimana konsentrasi fosfat dalam darah lebih dari 4,5 mgr/dL darah.
Hiperfosfatemia pada penderita dengan kerusakan ginjal diatasi dengan mengurangi
asupan fosfat dan mengurangi penyerapan fosfat dari saluran pencernaan. Makanan
yang kaya akan fosfat harus dihindari dan antasid yang mengandung kalsium harus
diminum bersamaan dengan makanan sehingga kalsium dapat berikatan dengan fosfat
dalam usus dan tidak di serap di di dalam usus.
pengobatan yang dilakukan akan merunut pada hasil diagnosis tersebut. Jika
penyakitnya masih tergolong ringan, dalam artian penderita tidak merasakan gejala
yang berarti, pengobatan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi fosfat dalam obat
larutan yang diminum, atau bisa juga dengan melakukan metode pengobatan lain
dengan mengkonsumsi 1 liter susu rendah lemak, karena susu seperti itu kaya akan
kandungan fosfat dan lebih mudah dikonsumsi dibandingkan obat penambah asupan
fosfat.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?q=hipofosfatemia&ie=utf-8&oe=utf-8
2. http://konsultasi-penyakit.blogspot.com/2011/03/hipofosfatemia.html
3. http://medicastore.com/penyakit/625/Hipofosfatemia.html
4. http://www.inijalanku.info/pengobatan-hipofosfatemia.html
5. http://medicastore.com/penyakit/626/Hiperfosfatemia.html
6. http://sehat-enak.blogspot.com/2010/03/hiperfosfatemia.html
7. http://www.inijalanku.info/pengobatan-hiperfosfatemia.html
13