KARYA ILMIAH
Oleh
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah tempat dimana anak berkembang dan bertumbuh, baik secars
fisik msupun psikologis. Menurut BKKBN (2011), keluarga adalah unit terkecil dlm
masyarakat yg terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan
anaknya, atau ibu dengan anaknya. Sebagai makhluk sosial, mungkin tak jarang kita
temui anak remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah yang muncul
dengan berbagai alasan, faktor utamanya adalah orang tua. Sebagai remaja, tentunya
kita tak asing lagi dengan kata “Broken Home” atau keluarga yang tidak harmonis.
Kata inilah yang biasanya menyelimuti rasa takut para remaja saat ini, Ketika kedua
orang tua mereka sedang berbeda pendapat atau berselisih paham. Maka remaja
merupakan masa dimana seorang sedang mengalami saat kritis sebab ia akan
menginjak ke masa dewasa.
Remaja berada dalam masa peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja
sedang mencari identitasnya atau mencari jati diri. Dalam proses perkembangan yang
serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan perhatian
dan bantuan dari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau
keluarganya. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi
pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa kritisnya remaja
sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut.
Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan
seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-
anak menjadi dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi
yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di urauikan diatas maka penulis
merumuskan masalah menjadi sebagai berikut:
1. Apa saja faktor – faktor penyebab broken home?
2. Apa saja dampak Broken Home bagi Remaja?
3. Apa saja efek efek kehidupan remaja yang mengalami broken
home?
4. Bagaimana solusi mencegah dampak negative pada remaja yang
mengalami broken home?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas karya ilmiah ini disusun dengan tujuan
sebagai berikut :
A. Pengertian Remaja
Istilah remaja mengandung arti yang cukup luas, menurut Piaget (dalam
Muhammad Ali dan M. Astori) mengatakan bahwa: Remaja masih suatu usia
dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa dan suatu
usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja
merupakan masa transisi yang menginginkan sesuatu yang baru. Sedangkan
menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Remaja adalah periode peralihan kemasa
dewasa” dimana mereka seyogyanya mulai mempersiapkan diri menuju
kehidupan dewasa.
b. Broken Relation : si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu
di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang
dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang
yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar,
egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.
METODOLOGI PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
C. Instrumen penelitian
D. prosedur penelitian
PEMBAHASAN
Dalam hubungan nikah yang sudah sangat jelek, yang pertengkarannya sudah
sangat parah, kebanyakan anak-anak akan memilih supaya mereka bercerai. Demi
kesehatan jiwa anak-anak akan lebih tentram sewaktu dilepaskan dari suasana
seperti itu. Pada waktu orang tua tidak tinggal bersama-sama dengan mereka
rasanya lebih tenang karena tidak harus menyaksikan pertengkatan. Akhirnya,
mereka lebih mantap, lebih damai hidupnya dan lebih bisa berhubungan dengan
orang tuanya sacara lebih sehat.
Ada sisi positif dari anak korban perceraian atau broken home, misalnya
Anak cepat dewasa
Punya rasa tanggungjawab yang baik, bisa membantu ibunya.
Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada yang kebalikannya
justru menjadi anak yang sangat baik dan bertanggungjawab. Anak-anak ini
akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih peran orang tua yang tidak ada lagi
dalam keluarganya. Secara luar kita melihat sepertinya baik menjadi dewasa, tapi
sebetulnya secara kedewasaan tidak terlalu baik karena dia belum siap untuk
mengambil alih peran orang tuanya itu.
Dampak Negatif Broken Home antara lain:
1. Perkembangan Emosi.
Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang
dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Perceraian adalah suatu hal yang harus
dihindari, agar emosi anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu
penderitaan atau pengalaman dramatis bagi anak.
Perceraian orangtua membuat tempramen anak terpengaruh, pengaruh yang
tampak secara jelas dalam perkembangan emosi itu membuat anak menjadi
pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua /
orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang tumpang dan
kurang serasi.
Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi. Ketidakberartian
pada diri remaja akan mudah timbul, sehingga dalam menjalani kehidupan remaja
merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan
ini. Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua, emosi marahnya
akan mudah terpancing.
2. Perkembangan Sosial Remaja.
Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial remaja
adalah:
Perceraian orang tua menyebabkan ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan
dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi takut untuk keluar dan bergaul
dengan teman- teman. Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cenderung sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungan, kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.
Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai ayah berperilaku dengan salah
satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan
minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.
3. Perkembangan Kepribadian
Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan
kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya bercerai cenderung menunjukan
ciri-ciri:
Berperilaku nakal
Mengalami depresi
Melakukan hubungan seksual secara aktif
Kecenderungan pada obat-obat terlarang
Keadaan keluarga yang tidak harmonis, tidak stabil atau berantakan (broken
home) merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian remaja yang
tidak sehat.
C. Efek –efek Kehidupan Remaja Yang Mengalami Broken Home:
Efek efek kehidupan seseorang broken home, antara lain :
1. Academic Problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi
orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi.
2. Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh,
memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari
ketempat pelacuran.
3. Sexual Problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi
kebutuhan hawa nafsu
4. Spritual Problem, mereka kehilangan father’s figure (Figur seorang ayah)
sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah
sandiwara kemunafikan
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA