Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM I

BAKTERI

Tujuan : Mengetahui atau mengenal berbagai macam bentuk bakteri


Tanggal/Hari : Jumat, 31 Januari 2020
Tempat :

A. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Mikroskop
b. Jarum oase
c. Pipet tetes
d. Gelas kimia
e. Kaca benda
f. Kaca penutup
g. Tisu
h. Baki
2. Bahan :
a. Agar-agar basi
b. Kue lapis basi
c. Nasi basi
d. Kentang rebus basi
e. Tape singkong
f. Aquadest
B. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan menggunakan tisu.
3. Mengoleskan jarum oase yang sudah disterilkan kepermukaan bahan-
bahan yang sudah basi.
4. Mengusap sampai rata jarum oase yang sudah dioleskan kepermukaan
bahan-bahan yang sudah basi di tengah kaca benda.
5. Meneteskan aquadest sebanyak satu atau dua tetes pada kaca benda yang
permukaan tengahnya telah diolesi bahan-bahan yang sudah basi.
6. Menutup dengan menggunakan kaca penutup.
7. Mengamati di bawah mikroskop dimulai dari perbesaran yang paling
lemah, yaitu 10×10.
8. Menggambar bentuk-bentuk bakteri yang tampak dan memberi
keterangan.
C. Teori Dasar
Menurut Tjitrosoepomo (1989), bahwa divisi Schizophyta atau biasa
disebut tumbuhan belah. Kata Schizophyta berasal dari bahasa Yunani
“schizein” yang artinya membelah. Kemudian “phyton “ yang artinya
tumbuhan, sedangkan akhiran “ – phyta ” adalah ciri khas nama ilmiah divisi.
Tumbuhan Schizophyta memiliki ciri – ciri, yaitu:
1. Memiliki tubuh yang hanya terdiri dari satu sel
2. Protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas
3. Inti belum terlihat nyata, plastidanya juga
Tumbuhan Schizophyta terbagi menjadi 2 kelas, yaitu:
1. Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes), dan
2. Ganggang biru, ganggang belah, atau ganggang lendir
(Cyanophyceae, Schizophyceae, atau Myxophyceae).
1. Kelas Bacteria atau Schizomycetes (Bakteri)
Pada umumnya bakteri adalah kelompok makhluk hidup bersel
satu yang memiliki hubungan kekerabatan dengan makhluk hidup
lainnya yang masih diliputi kegelapan. Bakteri dimasukkan ke dalam
kelompok jasad renik atau mikroba karena ukuran tubuhnya yang sangat
kecil bahkan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bakteri memiliki
beragam bentuk tubuh, yaitu berbentuk peluru atau bola, batang, bangkok
seperti koma atau sekrup, dan spiral. Ukuran tubuh bakteri dari 0,1
mikron hingga 100 mikron hampir dapat dilihat dengan mata telanjang.
Bahkan ada yang lebih kecil lagi daripada itu yaitu yang memerlukan
mikroskop elektron untuk dapat melihatnya.
Sifat – sifat morfologi – sitologi dan struktur tubuh sangat kecil
sehingga struktur bakteri sulit ditentukan. Selain itu juga memiliki
dinding sel yang jelas, namun tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun
atas hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N dan
lebih mendekati dinding sel hewan daripada dinding sel tumbuhan
biasanya. Dindingnya dilapisi selaput seperti gelatin sehingga dinding sel
menjadi berlendir seperti pada ganggang biru. Isi selnya berupa protoplas
dengan membran plasma yang dapat diperlihatkan dengan
memplasmolisiskan sel tersebut. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir-
butir yang terdiri dari nukleoida yang memiliki DNA. RNA juga ikut
menyusun inti sel yang tersebar dalam plasma.
Mobilitas bakteri yaitu pada umumnya bakteri bergerak secara
pasif. Ada beberapa jenis bakteri dalam keadaan tertentu dapat
membentuk rambut-rambut plasma yang menembus keluar dinding, dan
adanya rambut-rambut plasma tersebut bakteri dapat bergerak aktif pada
medium cair. Rambut-rambut plasma tersebut disebut flagel atau bulu
cambuk yang memiliki jumlah dan letak yang berbeda-beda pada
beberapa jenis bakteri. Seperti monorik yaitu bakteri yag hanya emiliki
satu flagel pada salah satu kutubnya, subpolar yaitu apabila terdapat 2
flagel masing-masing terletak di bawah kutubnya, lofotrik yaitu apabila
terdapat seberkas flagel pada salah satu kutubnya, peritrik yaitu flagel
muncul ke segala arah dari sel. Cara hidup bakteri yaitu pada umumnya
bersifat heterotrof. Hidupnya dapat sebagai saprofit atau parasit. Juga ada
beberapa jenis bakteri yang mampu mengadakan asimilasi sehingga
bersifat autotrof. Menurut asalnya energi yang digunakan dalam
asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof dapat dibedakan menjadi 2
golongan, yaitu:
1. Bersifat kemoautrotrof, yang diperoleh dari reaksi-reaksi kimia,
contohnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu.
2. Bersifat fotoautrotrof, yang diperoleh dari cahaya matahari.
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dibedakan menjadi
dua golongan yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Sedangkan dalam
hubungan dengan cara hidupnya sebagai parasit, dapat dibedakan
menjadi parasit obligat (hidup sebagai parasit saja), dan parasit fakultatif
(hidup sebagai parasit dan saprofit) serta bakteri patogen yaitu bakteri
yang parasit dan menimbulkan penyakit pada inangnya. Bakteri pada
umumnya berkembang biak secara vegetatif atau aseksual dengan
membelah diri. Setelah selesai melakukan pembelahan, sel-sel anakan
tadi tetap bergandengan satu sama lain, dan lalu terbentuklah koloni
bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, ada yang
sepasang pada marga Diplococcus, ada yang berbentuk kubus (Sarcina),
bentuk rantai (Streptococcus), bentuk setandan buah anggur
(Staphylococcus).
Pembentukan spora bakteri untuk dapat melewati masa-masa
buruk. Protoplas dengan zat-zat makanan cadangan yang berkontraksi
menjadi badan yang bulat dengan dinding baru yang disebut endospora.
Habitat bakteri ada di mana-mana karena tubuh dan ukurannya yang
kecil, di tanah, air, sisa makhluk hidup, di dalam makhluk hidup bahkan
debu. Peranan bakteri dalam kehidupan manusia yang menguntungkan
yaitu sebagai saprofit yang berperan sebagai pengurai sisa-sisa bahan
organik dari makhluk hidup yang berlebihan, selain itu juga dalam
makanan seperti pengolahan keju, yougurt, nata de coco dan lain-lain.
Klasifikasi bakteri menurut Tjitrosoepomo (1989), yaitu:
1. Bangsa Pseudomonadales, selnya berbentuk peluru, batang yang
lurus atau bengkok, atau berbentuk spiral, kadang bergandengan
membentuk rantai. Biasanya mengandung pigmen fotosintetikk
berwarna lembayung atau hijau dan biasa bergerak dengan flagel
yang polar. Suku Thiohodaceae contohnya Thiosarcina rosea,
Suku Nitribacteraceae contohnya Nitrosomonas europeaea, Suku
Methanomonadaceae contohnya Methanomonas methanica, Suku
Thiobacteriaceae contohnya Thiobacillus thioparus, Suku
Pseudomonadaceae contohnya Pseudomonas cocovenenans, Suku
Spirillaceae contohnya Vibrio comma.
2. Bangsa Chlamydobacteriales, selnya berderet seperti benang,
biasnaya deretannya diselubungi sarung, sel yang terlepas dari
koloninya dapat bergerak bebas. Suku Chlamydobactericeae
contonya Sphaerotilus natans, Suku Crenotrichaceae contohnya
Crenothrix polyspora.
3. Bangsa Eubacteriales, selnya berbentuk bulat atau batang yang
llurus, terpisah-pisah, atau kadang merantai berkoloni. Bergerak
dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Suku
Azotobacteraceae contohnya Azotobacter chroococcum, Suku
Rhizobiaceae contohnya Rhizobium leguminosarum, Duku
Enterbacteriaceae contohnya Escherichia coli, Suku
Micricoccaceae contohnya Sarcina lutea, Suku Neisseriaceae
contohnya Neisseria gonorrhoeae, Suku Lactobacillaceae
contohnya Lactobacillus caucasicus, Suku Bacillaceae contohnya
Bacillus subtilis.
4. Bangsa Actinomycetales, selnya berbentuk memanjang seperti hifa
cendawan dan cederung membentuk percabangan. Sukunya yaitu:
Suku Mycobacteriaceae contohnya Mycobacterium tuberculosis,
Suku Actinomycetaceae contohnya Actinomyces bovis, Suku
Streptomycetaceae contohnya Streptomyces aureofaciens.
5. Bangsa Beggiatoales, selnya berbentuk kokus atau benang dengan
butir belerang dalam selnya atau pada permukaannya. Bergerak
meluncur atau berguling. Sukunya yaitu: Suku Beggiatoaceae
contohnya Beggiatoa alba.
6. Bangsa Myxobacteriales (Bakteri Lendir), selnya berbentuk batang
yang lentur, merayap pada substrat yang padat, membentuk koloni
tipis merata pada seperti lendir. Dapat membentuk tubuh buah.
Sukunya yaitu: suku Cytophagaceae contohnya Cytophaga lutea,
Suku Myxococcaceae contohnya Myxococcus virescens.
7. Bangsa Spirochaetales (Bakteri spiral), selnya berbentuk langsing,
lentur, panjang 6-500 mikron, berbentuk spiral sekurang-kurangnya
terdapat satu putaran lengkap. Sukunya yaitu Suku
Spirochaetaceae contohnya Spirochaeta plicatilis, dan Suku
Treponemataceae contohnya Treponema pallidum.
D. Hasil Pengamatan
1. Agar-agar basi
a. Gambar Hasil Pengamatan
1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Streptococcus sp.

Keterangan:
a. Streptococcus sp.

3) Spirilla sp.
Keterangan:
a. Spirilla sp.
b. Foto Hasil Pengamatan
1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Streptococcus sp.
Keterangan:
a. Streptococcus sp.

3) Spirilla sp.

Keterangan:
a. Spirilla sp.

c. Literatur
Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

(Sumber: Ulya, 2013)


2. Kue Lapis Basi
a. Gambar Hasil Pengamatan
1) Vibrio sp.

Keterangan:
a. Vibrio sp.

b. Foto Hasil Pengamatan


1) Vibrio sp.

Keterangan:
a. Vibrio sp.

c. Literatur

Keterangan:
a. Vibrio sp.

(Sumber: LPS & MLP, 2018)


3. Nasi Basi
a. Gambar Hasil Pengamatan
1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Vibrio sp.

Keterangan:
a. Vibrio sp.

b. Foto Hasil Pengamatan


1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Vibrio sp.
Keterangan:
a. Vibrio sp.
c. Literatur

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

(Sumber: Ulya, 2017)


4. Kentang Rebus Basi
a. Gambar Hasil Pengamatan
1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Monococcus sp.

Keterangan:
a. Monococcus sp.

3) Diplococcus sp.
Keterangan:
a. Diplococcus sp.
b. Foto Hasil Pengamatan
1) Staphylococcus sp.

Keterangan:
a. Staphylococcus sp.

2) Monococcus sp.
Keterangan:
a. Monococcus sp.

3) Diplococcus sp.

Keterangan:
a. Diplococcus sp.

c. Literatur

Keterangan:
a. Diplococcus sp.

(Sumber: Jimenez dkk, 2009)


5. Tape Singkong
a. Gambar Hasil Pengamatan
1) Monobasillus sp.

Keterangan:
a. Monobasillus sp.

b. Foto Hasil Pengamatan


1) Monobasillus sp.

Keterangan:
a. Monobasillus sp.

c. Literatur
Keterangan:
a. Monobasillus sp.

(Sumber: Deepika, 2019)


E. Analisis
1. Agar-Agar Basi
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bahwa
pada bahan praktikum yaitu pada lendir agar-agar basi ditemukan bakteri
Staphylococcus yaitu bakteri yang berbentuk bulat dan banyak bertumpuk-
tumpuk seperti buah anggur, warnanya seperti berwarna kuning apabila
diamati dengan baik dibagian penumpukkan bakterinya. Selain itu juga ada
bakteri streptococcus yaitu bakteri yang berkoloni memiliki bentuk bulat-
bulat atau beberapa kokus yang bergandengan memanjang, jadi seperti
benang yang memanjang tetapi gabungan dari beberapa kokus sehingga
terlihat seperti rantai, bakteri ini ditemukan pada lendir agar-agar yang
diberi santan dan sudah dibasikan. Kemudian juga ditemukan bakteri
spirilla yang ditemukan pada lendir agar-agar yang diberi santan dan juga
sudah dibasikan, bentuk tubuh bakteri spirilla yaitu seperti benang
memanjang namun memiliki bulu cambuk atau flagel di kedua kutubnya
atau disebut sub polar atau diatrik.
Menurut (Tjitrosoepomo, 1989), bahwa bakteri yang berkoloni
memiliki berbagai macam bentuk yaitu sepasang pada marga Diplococcus,
ada yang berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel pada marga Sarcina, ada
yang berbentuk rantai pada Streptococcus seperti pada contoh bakteri yang
terdapat agar-agar santan yang sudah dibasikan tadi. Ada juga
Staphylococcus yang bentuknya setandan buah anggur seperti yang
terdapat pada agar-agar biasa tanpa santan yang sudah dibasikan.
Kemudian pada spirilla memiliki flagel yang berada di kedua kutub
disebut diatrik atau sub polar.
Menurut (Indriyani, 2019), bahwa bakteri memiliki 3 bentuk tubuh
yaitu kokus atau bulat, basil atau batang dan spiral. Staphylococcus atau
stafilococcus menurut beliau adalah bakteri yang berkoloni seperti buah
anggur. Kemudian bakteri Streptococcus yaitu bakteri yang berkoloni dan
berbentuk seperti rantai dan terakhir spirilla.
2. Kue Lapis
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bahwa
pada bahan praktikum yaitu lendir pada kue lapis yang dibasikan ditemukan
bakteri vibrio atau bakteri yang berbentuk spiral. Bakteri ini terlihat seperti
basil namun membengkok sehingga termasuk dalam bakteri bentuk vibrio.
Warna pada bakteri ini yaitu terlihat berwarna hijau muda. Pada bakteri ini
terlihat tidak memiliki bulu cambuk atau flagel, sehingga besar
kemungkinan cara bergerak bakteri ini yaitu dengan meluncur atau
berguling.
Pada bakteri yang terdapat di literatur, terlihat sama namun warna
hijaunya lebih mencolok yang terdapat gambar pada literatur. Mungkin
karena menggunakan mikroskop atau alat yang lebih canggih. Terlihat pada
gambar hasil pengamatan bahwa bakteri vibrio ini terlihat bertindihan atau
merekat dari dua bakteri. Kemungkinan lain juga bakteri ini sedang melekuk
sehingga tubuhnya terlipat.
Menurut (Indriyani, 2019), bahwa vibrio adalah salah satu bentuk
bakteri yang termasuk dalam bentuk spiral atau berbentuk bengkok atau
menyerupai spiral. Akan tetapi, vibrio ini memiliki bentuk menyerupai
seperti tanda koma. Menurut (Handoyo, 2005), bahwa bakteri yang
memiliki genus Vibrio, pada beberapa spesiesnya bersifat patogen dan dapat
menimbulkan penyakit epizootic yang serius.
Namun beberapa spesies lainnya hanya bersifat patogen oportunis.
Sehingga menimbulkan penyakit apabila ikan mengalami luka fisik luka
akibat parasit dan stres. Pada bahan praktikum kue lapis ini sangat sulit
untuk ditemukan bakterinya, mungkin karena ada beberapa sebab seperti
pada kue lapis mengandung pengawet atau hal lainnya.
3. Nasi Basi
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bahwa
pada bahan praktikum yaitu pada lendir nasi yang sudah dibasikan kami
menemukan beberapa bakteri yaitu bakteri Staphylococcus. Terlihat
Staphylococcus pada gambar berwarna abu-abu atau putih yang berkoloni
membentuk seperti buah anggur. Kemudian juga terdapat bakteri Vibrio
yaitu bakteri yang berbentuk seperti tanda koma. Pada gambar terlihat
bakteri vibrionya berwarna kehijauan dan terlihat memiliki flagel atau bulu
cambuk yang banyak di segala sisi tubuhnya atau biasa disebut peritrik.
Menurut (Tjitrosoepomo, 1989), bahwa bakteri yang membentuk
koloni memiliki beberapa bentuk salah satunya yaitu koloni bakteri
Staphylococcus. Staphylococcus adalah bakteri-bakteri yang berkumpul
kemudian membentuk seperti buah anggur. Pada bakteri Staphylococcus
yang ada pada gambar hasil pengamatan terlihat sangat kecil sehingga tidak
terlalu nampak alat gerak. Akan tetapi karena bentuk bakterinya coccus
biasanya tidak memiliki alat gerak atau yang biasa disebut atrik.
Menurut (Karimela dkk, 2018), bahwa bakteri Staphylococcus yaitu
bakteri coccus yang berkoloni atau berkelompok atau bergerombol seperti
buah anggur. Bakteri ini memiliki karakteristik yaitu tidak melakukan
pergerakan, tidak melebar atau tidak memiliki flagela atau bulu cambuk.
Sehingga bakteri Staphylococcus ini termasuk bakteri yang tidak bergerak
atau non-motil. Bakteri non-motil tidak memiliki flagela. Motilitas adalah
salah satu ciri makhluk hidup, begitu pula dengan mikroorganisme, namun
alat geraknya masih sederhana berupa flagela atau ciliata. Bakteri melalukan
motilitas dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP yang
diuraikan oleh ATP-ase membentuk fosfor anorganik. Motilitas memiliki
peran penting bagi bakteri karena sering diperlukan adaptasi untuk bertahan
hidup.
4. Kentang Rebus Basi
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bahwa
pada bahan praktikum kentang rebus yang dibasikan beberapa hari
ditemukan bakteri Staphylococcus. Bakteri ini memiliki bentuk bulat atau
coccus yang bertumpuk-tumpuk, berkoloni yang membentuk buah anggur,
berwarna coklat muda, dan tidak memiliki alat gerak atau flagel atau biasa
disebut atrik. Kemudian ada bakteri monococcus yaitu bakteri yang
berbentuk bulat dan hanya terdapat 1 atau tidak berkoloni. Bakteri ini juga
tidak memiliki flagel atau biasa disebut atrik, warnanya putih sehingga
terlihat samar. Selain itu juga terdapat bakteri Diplococcus yaitu bakteri
coccus yang berkoloni hanya berdua, memiliki warna tubuh hijau
keputihan.
Menurut (Tjitrosoepomo, 1989), bahwa bakteri Staphylococcus
adalah bakteri yang berkoloni atau bakteri yang bersangkutan membentuk
seperti setandan buah anggur. Kemudian pada bakteri monococcus yaitu
bakteri bulat atau coccus yang tidak berkoloni. Sedangkan diplococcus yaitu
bakteri yang berbentuk bulat atau disebut coccus yang berkoloni atau
berlekatan hanya berdua.
Menurut (Karimela dkk, 2018), bahwa bakteri Staphylococcus yaitu
bakteri coccus yang berkoloni atau berkelompok atau bergerombol seperti
buah anggur. Bakteri ini memiliki karakteristik yaitu tidak melakukan
pergerakan, tidak melebar atau tidak memiliki flagela atau bulu cambuk,
sehingga bakteri Staphylococcus ini termasuk bakteri yang tidak bergerak
atau non-motil. Bakteri non-motil tidak memiliki flagela. Motilitas adalah
salah satu ciri makhluk hidup, begitu pula dengan mikroorganisme, namun
alat geraknya masih sederhana berupa flagela atau ciliata.
Bakteri melalukan motilitas dengan menggunakan energi yang
diperoleh dari ATP yang diuraikan oleh ATP-ase membentuk fosfor
anorganik. Motilitas memiliki peran penting bagi bakteri karena sering
diperlukan adaptasi untuk bertahan hidup. Pada gambar literatur, bakteri
Diplococcus memiliki warna merah yang saling berlekatan atau berkoloni
berdua, sedangkan pada gambar hasil pengamatan memiliki warna hijau
dominan putih.
5. Tape Singkong
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya bahwa
pada bahan praktikum tape singkong atau singkong yang direbus. Kemudian
singkong tadi difermentasikan menggunakan ragi lalu didiamkan di dalam
wadah tertutup rapat tanpa oksigen. Ditemukan bakteri monobasil atau
bakteri basil yang memiliki bentuk seperti batang, tidak berkoloni dan
berwarna putih atau tanpa warna.
Menurut (Jannah, 2016), bahwa bakteri monobasil yaitu bakteri yang
mempunyai bentuk batang kecil dan silindris dan tidak berkoloni. Tape
singkong adalah produk dari proses fermentasi yang dibantu oleh ragi.
Menurut (Berlian dkk, 2016), bahwa Ragi adalah suatu inokulum atau stater
untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan produk tertentu. Proses
fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2. Ditambahkan oleh
(Tetchi dkk, 2012) bahwa inokulum adalah sumber utama dari
mikroorganisme aktif dalam adonan fermentasi dan bertanggung jawab
untuk kualitas organoleptik aktif produk tape singkong. Mikroorganisme
yang biasa digunakan untuk membantu proses ini yaitu Saccharomyces
cerevisiae yang berperan untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula
dan alkohol. Sehingga proses tersebut menyebabkan tekstur tape menjadi
lunak dan empuk.
Menurut (Asnawi, 2013), tape singkong mengandung berbagai
macam bakteri baik yang aman dikonsumsi, tape ini dapat digolongkan
sebagai sumber probiottik bagi tubuh. Cairan tape dan tape ketan ini
diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± 1 juta per mililiter
atau gramnya. Tape singkonog ini memiliki manfaat yang bagus, karena
dapat memperlancar sistem pencernaan sebab meningkatkan jumlah bakteri
baik dan mengurangi bakteri jahat dalam tubuh.
Menurut (Emai, 2014), bahwa mikroorganisme yang membantu
dalam proses fermentasi tape adalah kapang dan khamir. Bakteri kapang
yaitu seperti Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp. Sedangkan
bakteri khhamir yaitu seperti Saccharomycopsis fibuligera,
Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae,
dan Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp, dan Bacillus sp.
Mikroorganisme dari kelompok kapang tersebut akan menghasilkan enzim-
enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi
gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida) yang sering
disebut proses sakarifikasi. Dan khamir akan merubah sebagian gula
sederhana tadi menjadi alkohol. Menurut literatur, kemungkinan terbesar
bakteri yang ada pada gambar hasil pengamatan adalah bakteri Bacillus sp
atau Candida utilis karena sama-sama memiliki bentuk basil dan juga tidak
memiliki koloni yang banyak atau mono (sendirian/ satu).
F. Kesimpulan
1. Pada bahan praktikum agar-agar yang dibasikan terdapat bakteri
Staphylococcus yaitu berbentuk bulat dan berkoloni seperti buah
anggur, bakteri Streptococcus yaitu bakteri yang berbentuk bulat, dan
bakteri Spirilla yaitu bakteri yang berbentuk spiral.
2. Pada bahan praktikum kue lapis yang dibasikan terdapat bakteri vibrio
yang berbentuk seperti tanda koma.
3. Pada bahan praktikum nasi yang dibasikan terdapat bakteri Monobasil
yaitu bakteri yang berbentuk basil atau batang dan berjumlah satu atau
tidak berkoloni.
4. Pada bahan praktikum kentang rebus yang dibasikan terdapat bakteri
Staphylococcus yang berbentuk bulat dan berkoloni membentuk buah
anggur.
5. Pada bahan praktikum tape singkong terdapat bakteri Monobasil yang
berbentuk batang dan tidak berkoloni.
F. Daftar Pustaka
Asnawi, Muhammad dkk. “Karakteristik Tape Ubi Kayu (Manihot
Utilissima) Melalui Proses Pematangan dengan Penggunaan
Pengontrol Suhu.” Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. Vol. 1 No.2.
56-57. 2013.

G. Evaluasi
Soal:
1. Sebutkan macam bakteri yang menguntungkan dan merugikan
beserta alasannya!
Jawab:
1. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan, yaitu:
Bakteri yang menguntungkan:
a. Acetobacter, berperan untuk mengubah alkohol menjadi asam
cuka
b. Acetobacter xylinum, berperan dalam pembuatan nata de coco
c. Azetobacter chlorococcum, berperan dalam bakteri fiksasi
nitrogen yang hidup bebas
d. Azotobacter, berperan dalam menyuburkan tanah
e. Bacillus brevis, berperan menghasilkan antibiotik triotrisin
f. Bacillus larvae, berperan menghasilkan protein kristalin
g. Bacillus polymyxa, berperan menghasilkan antibiotik polymyxa
h. Bacillus subtilis, menghasilkan antibiotik basitrasin.
Bakteri yang merugikan, yaitu:
a. Achromobacter, membusukkan telur
b. Actinomyces bovies, bakter yang menyebabkan penyakit yang
ditimbulkan adalah bengkak pada rahang pada sapi.
c. Bacillus anthracis, menyebabkan penyakit antraks
d. Bacterium papaye, menyerang tanaman pepaya
e. Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC
f. Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit miningitis
g. Staphylococcus, penyebab bisul
h. Staphylococcus aereus, menyerang saluran pernapasan.
2. Bagaimana proses fermentasi pada tape singkong?
Jawab:
Proses fermentasi pada tape singkong yaitu ketika singkong yang
sudah direbus kemudian ditaburi ragi lalu didiamkan di tempat yang
tertutup rapat, terjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Pemecahan molekul pati menjadi lebih sederhana
b. Gula yang terbentuk akan diiubah menjadi alkohol (bakteri yang
berperan yaitu Saccharomyces cereviciae.
c. Alkohol akan diubah menjadi asam-asam organik oleh bakteri
Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi alkohol.
d. Sebagian asam orgganik akan bereaksi dengan alkhol
membentuk ester yang memberi cita rasa pada tape singkong.

Anda mungkin juga menyukai