Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN FITOKIMIA II
METODE ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (KROMATOGRAFI CAIR
VAKUM) DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia L.)

OLEH :

NAMA : ILAN SAFITRI BASDIN


STAMBUK : 15020170078
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C4
ASISTEN : SUKMANISA

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu batang
pengaduk, botol kaca UC, cawan porselin, guntig, pipet tetes, pingset,
sendok tanduk, seperangkat alat kromatografi cair vakum, statif, dan
timbangan analitik.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu alumunium foil, etil asetat,
ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.), methanol, n-heksan,
silika gel dan tissu.
B. Prosedur Kerja
1. Penyiapan kolom
Kolom hisap terlebih dahulu dibersihkan dan dibilas dengan
methanol kemudian dipasang tegak lurus pada statif. Bagian kolom
dihubungkan dengan pompa vakum.
2. Pengemasan Fase Diam
Fase diam dikemas dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan
kemasan maksimum. Dimasukkan kertas saring ke dalam kolom lalu
dimasukkan silica gel kasar sebanyak 30 gram dan silica gel halus
sebanyak 10 gram, kedalam kolom dan diratakan dengan batang
pengaduk, lalu dimasukkan kertas saring. Dalam keadaan vakum dialirkan
n-heksan beberapa kali agar diperoleh kerapatan kemasan yang
maksimal lalu di masukkan kembali kertas saring yang telang di lobang-
lobangi ke dalam kolom..
3. Proses isolasi sampel
Ekstrak kental daun jati belanda ditimbang sebanyak 1 gram
kemudian diencerkan lalu dimasukkan ke dalam kolom, diratakan dan

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
dimampatkan kemudian Dimasukkan cairan pengelusi yang kepolarannya
yang paling rendah yaitu n-heksan : etil asetat 7:3 ditambahkan melalui
dinding kolom dan pompa vakum dijalankan sehingga eluen turun dan
mengelusi komponen kimia. Kemudian dilanjutkan dengan cairan penyari
yang kepolarannya lebih tinggi, berturut-tutut yaitu heksan : etil asetat
(8:2), (9:1), dan (10:0). Cairan yang keluar ditampung dalam botol UC
sebagai fraksi.

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel hasil pengamatan kromatografi cair vakum :
Fraksi Fase gerak ( eluen ) Warna
1. n-heksan (10) : etil asetat (0) Kuning muda
2. n-heksan (9) : etil asetat (1) Kuning
3. n-heksan (8) : etil asetat (2) Hijau
4. n-heksan (7) : etil asetat (3) Hitam tua pekat

B. Pembahasan
Kromatografi cair vakum merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa tertentu dengan menggunakan prinsip
adsorbsi dan partisi dengan bantuan pompa vakum sehingga proses
penarikan senyawa menjadi lebih cepat.
Semua metode kromatografi menggunakan eluen, biasanya
perbandingan antara n-heksan dan etil asetat. Adapun macam-macam dari
kromatografi yaitu HPTLC, kromatografi kolom konvensional, kromatografi,
kromatografi cair vakum dan kromatografi lapis tipis. Kromatografi kolom
merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan senyawa
dalam jumlah yang banyak.
Kromatografi cair vakum (KCV) ini merupakan pemisahan fraksi
berdasarkan pelarutnya. Agar fraksi tertentu turun, maka harus ditingkatkan
kepolarannya dari no polar, sedikit polar, semi-polar, agak polar sampai
100% polar, hal ini dikarenakan didalam sampel itu terdapat senyawa yang
berbeda kepolarannya. Untuk meningkatkan kepolaran pelarut, pada
mulanya pelarut non polar dicampur dengan pelarut semipolar dengan
perbandingan tertentu. Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai dengan
kepolaran pelarut yang digunakan.

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
Pada praktikum ini dilakukan metode kromatografi cair vakum
menggunakan sampel daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.). Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan proses pemisahan
senyawa-senyawa kimia ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.),
dengan menggunakan metode kromatografi cair vakum.
Dimana cara kerjanya yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, pasang kolom yang telah ada kaca masir di dalamnya pada statif
kemudian di masukkan kertas saring yang telah digunting sesuai kolom,
kemudian diisi dengan silika gel kasar 30 gram dan halus 10 gram lalu
diratakan, dimasukkan kertas saring sesuai ukuran kolom dan dimampatkan
dengan n-heksan lalu dimasukkan kembali kertas saring yang telah di
lobang-lobangi. Kemudian disuspensikan ekstrak kental 1 gram kedalam
kolom. Kemudian dimasukkan cairan pengelusi yang kepolarannya paling
rendah yaitu n-heksan : etil asetat (7:3), (8:2), (9:1), dan (10:0), Lalu
dinyalakan alat kromatografi cair vakum (pompa vakum) kemudian ditambung
dalam botol UC, kemudian dilihat warna yang dihasilkan setelah keluar dari
kolom.
Adapun hasil yang diperoleh pada metode kromatografi cair vakum
menggunakan ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.), yaitu pada
perbandingan n-heksan : etil asetat 7:3 menghasilkan warna hijau tua pekat,
pada perbandingan n-heksan : etil asetat 8: 2 menghasilkan warna hijau,
pada perbandingan n-heksan : etil 9:1 menghasilkan warna kuning dan pada
perbandingan n-heksan : etil 10:0 menghasilkan warna kuning muda.

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu dari praktikum ini
menggunakan ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.) adalah pada
perbandingan n-heksan : etil 7:3 menghasilkan warna hijau tua pekat, n-
heksan : etil asetat 8:2 menghasilkan warna hijau,n-heksan : etil asetat 9:1
menghasilkan warna kuning, dan pada n-heksan : etil asetat 10:0
menghasilkan warna kuning muda.
B. Saran
Pada saat praktikum ada baiknya jika asisten kelompok mengawasi
untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan agar mendapatkan hasil yang
di inginkan, misalnya kesalahan dalam prosedur kerja.

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja


a. Pengemasan Alat Isolasi
Kolom
- dipasang 2 kolom, kolom primer
dan sekunder tegak lurus pada
statif
- dibebas lemakkan dengan
metanol
- kolom primer dipasang kaca masir
- di masukka kertas saring
Kolom siap digunakan

b. Pengemasan Fase Diam


Silika gel
- ditimbang silica gel kasar dan silica
gel halus dengan perbandingan 30 :
10
- dimasukkan ke dalam kolom
- di masukkan kertas saring
Silika di dalam kolom
- silika dimampatkan dengan
menggunakan n-heksan
- Di masukkan kembalu kertas saring
yang telah dilubangi
Silika selesai dikemas

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
c. Proses Pemisahan/Isolasi
Fraksil
- ditimbang 1 gram
- dimasukkan ke dalam kolom
Eluen
- ditambahkan mulai dari
perbandingan 10:0 sampai 7:3
selapis diatas permukaan kertas
saring
- dielusi
Fraksi-fraksi
- ditampung ke dalam botol UC
- Diamati warnanya
Satu fraksi

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
Lampiran 2.Gambar

Kolom kromatografi cair vakum

Fraksi yang diperoleh

ILAN SAFITRI BASDIN SUKMANISA


15020170078

Anda mungkin juga menyukai