Anda di halaman 1dari 5

Rekomendasi Upaya Dalam Menjaga Sistem Imun

Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia (PERALMUNI)

Sistem imun merupakan pertahanan kita dalam melawan mikroorganisme dan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Dalam menyikapi wabah virus corona yang sedang merebak
saat ini, maka kita khususnya tenaga kesehatan ataupun tenaga non-kesehatan yang bertugas
di fasilitas pelayanan kesehatan perlu memperhatikan beberapa poin berikut untuk menjaga
sistem imun tetap baik.

A. Beberapa pola hidup yang dapat diterapkan untuk menjaga sistem imun:
1. Tidur
Tidur yang cukup merupakan salah satu hal penting dalam regulasi sistem imun.
Kekurangan tidur dapat menyebabkan berkurangnya fungsi sistem imun. Tidur dan
sistem imun memiliki hubungan yang saling terkait. Terdapat beberapa studi yang
menjelaskan mengenai meningkatnya kerentanan terhadap infeksi pada individu yang
kurang tidur, seperti berkurangnya proliferasi limfosit.
2. Diet
Sistem imun yang sehat memerlukan nutrisi yang baik dan adekuat. Sudah banyak
penelitian yang menjelaskan bahwa individu yang kekurangan gizi lebih rentan
mengalami infeksi dibandingkan individu dengan gizi yang baik. Defisiensi zink,
selenium, tembaga, asam folat, dan vitamin A, B, C, D dan E diketahui dapat
mengurangi fungsi sistem imun. Asupan makanan sehat seimbang, yang mengandung
banyak buah-buahan dan sayuran penting untuk sehari-hari. Konsumsi multivitamin
setiap hari sebenarnya tidak dianjurkan jika vitamin dan mineral sudah kita dapatkan
dari asupan makanan sehari-hari. Namun, jika dipikirkan asupan makanan yang
dikonsumsi kurang memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, pemberian
multivitamin dapat dipertimbangkan.
3. Hindari merokok
Merokok berhubungan dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit
paru obstruktif kronis, kanker paru dan penyakit jantung koroner. Merokok dapat
menurunkan fungsi sistem imun baik non-spesifik maupun spesifik. Sel imun spesifik
yang dipengaruhi merokok antara lain sel T-helper, sel CD4+, CD8+, sel limfosit B
dan sel limfosit T memori. Sel imun non-spesifik yang dipengaruhi termasuk sel
dendritik, makrofag, dan sel natural killer. Merokok juga merusak fungsi sistem imun
di dalam rongga pernapasan seseorang, sehingga menyebabkan semakin rentan
mengalami infeksi saluran napas.
4. Kurangi stres psikologis
Stres psikologis jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya sistem imun. Stres
psikologis kronis mempengaruhi aktivasi beberapa sistem, termasuk aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal dan sistem saraf simpatetik. Aktivasi kedua jalur ini
mempengaruhi peningkatan hormon yaitu kortisol dan katekolamin. Hormon ini
berhubungan dengan fungsi imun. Peningkatan kortisol dan epinefrin dapat
mengurangi jumlah sel darah putih pada sirkulasi darah manusia.
5. Latihan fisik teratur
Latihan fisik merupakan salah satu pilar hidup sehat. Sama seperti diet, latihan fisik
juga berperan menjaga sistem imun dan kesehatan. Latihan fisik yang dilakukan juga
harus sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Latihan yang terlalu berat
justru dapat menurunkan fungsi sistem imun.
6. Hindari minum alkohol
Minum alkohol, terutama dalam jumlah berlebihan, dapat menurunkan fungsi sistem
imun dengan mengurangi fungsi dan pembentukan makrofag, neutrofil dan limfosit.
7. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu metode untuk mencegah terjadinya infeksi dan
penyakit-penyakit tertentu. Vaksinasi baik pada dewasa maupun anak sesuai dengan
rekomendasi jadwal sangat dianjurkan untuk menjaga sistem imun. Khusus dalam hal
wabah Covid-19, American College of Cardiology secara khusus merekomendasikan
vaksinasi influenza dan pneumonia untuk individu dengan penyakit jantung koroner
dan penyakit serebrovaskuler agar dijalankan sesuai jadwalnya.
8. Jaga kebersihan
Mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan mandi dengan frekuensi dua kali
sehari untuk menjaga kebersihan tubuh dari mikroorganisme. Selain itu, jika
mengkonsumsi makanan seperti daging, maka masak dengan kematangan yang baik.

B. Beberapa substansi yang dapat dipertimbangkan sebagai cara untuk meningkatkan sistem
imun, yaitu:
1. Probiotik
Probiotik adalah jenis mikroorganisme yang diketahui memiliki manfaat bagi tubuh.
Contoh probiotik antara lain Lactobacillus dan Bifidobacterium. Probiotik diketahui
memiliki peran dalam meregulasi respons imun non-spesifik dan spesifik dengan
mengatur fungsi sel dendritik, makrofag, sel limfosit T dan B. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa probiotik memiliki potensi klinis dalam mengurangi diare akibat
infeksi, kolitis ulseratif, alergi dan juga penyakit atopik. Proteksi terhadap infeksi
virus juga diketahui menjadi salah satu manfaat dari probiotik. Konsumsi probiotik
diketahui dapat mengurangi risiko common cold pada individu sehat. Mekanisme lain
dari probiotik adalah pengaturan mikrobiota usus dengan menjaga keseimbangan dan
menekan pertumbuhan bakteri patogen pada usus. Bukti-bukti ini memperlihatkan
manfaat kesehatan dan peran probiotik dalam mengatur homeostasis imun seorang
individu. Penelitian mengenai manfaat probiotik terhadap sistem imun masih terus
berjalan hingga sekarang.
2. Zink
Zink memiliki peran penting dalam sistem imun dan individu dengan defisiensi zink
akan mengalami kerentanan terhadap patogen. Mekanisme imunologi dimana molekul
zink dapat mengurangi risiko infeksi terus dipelajari sampai saat ini. Zink berperan
penting dalam perkembangan dan fungsi normal dari sel imun non-spesifik seperti
neutrofil dan sel natural killer. Zink juga berperan pada fungsi dari sel limfosit T dan
limfosit B. Zink juga memiliki fungsi sebagai antioksidan dan menstabilkan membran
sel. Kebutuhan zink untuk sehari-hari pada orang dewasa sekitar 11 miligram per hari.
Sumber zink bisa didapat dari diet sehari-hari seperti daging sapi, kerang, kacang-
kacangan dan yogurt. Jika sedang sakit seperti diare dan common cold, dapat
mengkonsumsi suplemen zink untuk percepat penyembuhan. Namun, konsumsi zink
tidak boleh berlebihan agar tidak menimbulkan efek samping yang justru tidak baik
untuk sistem imun.
3. Vitamin D3
Vitamin D3 adalah vitamin larut lemak yang penting karena mempunyai banyak
fungsi yang berpengaruh pada metabolisme tubuh. Vitamin D sudah dikenal berperan
penting dalam metabolisme dan menjaga kesehatan tulang dan otot. Selain itu, belum
lama ini diketahui bahwa vitamin D3 juga berperan mempengaruhi dan meregulasi
fungsi sistem imun. Sejak ditemukannya reseptor vitamin D3 (vitamin D
receptor/VDR) pada beberapa sel imun seperti sel monosit, sel dendritik dan limfosit,
efek vitamin D3 pada sistem imun menjadi bahan yang diteliti pada banyak studi.
Vitamin D3 memiliki fungsi dalam regulasi sel dendritik, makrofag, sel limfosit B dan
limfosit T. Di Indonesia, belum ditetapkan kadar normal yang baku dari vitamin D.
Sementara masih memakai standar nilai normal internasional yaitu sekitar 30 μg
keatas. Namun, dari beberapa penelitian kadar vitamin D pada masyarakat Indonesia
masih cukup rendah. Vitamin D bisa didapatkan secara eksogen ataupun endogen.
Sumber vitamin D3 eksogen didapat dari makanan seperti ikan laut dalam dan telur
atau makanan olahan yang ditambah vitamin D seperti pada susu, mentega, dan
yoghurt. Sinar matahari melalui sinar ultraviolet B (UVB) berperan besar dalam
pembentukan vitamin D tubuh. Disarankan untuk berjemur 10-15 menit minimal 3x
seminggu dibawah sinar matahari sekitar pukul 09.00. Jika seseorang mengalami
defisiensi/insufisiensi vitamin D3 dapat dipertimbangkan juga untuk pemberian
suplemen vitamin D3.

Catatan: Rekomendasi ini disusun berdasarkan beberapa pustaka mutakhir dan


pendapat para ahli.
Daftar Pustaka

1. Shankar AH, Prasad AS. Zinc and immune function: the biological basis of altered
resistance to infection. Am J Clin Nutr. 1998 ;68(suppl):447S–63S.
2. Wessels I, Maywald M, Rink L. Zinc as a gatekeeper of immune function. Nutrients.
2017; 9: 1286.
3. Hojyo S, Fukada T. Roles of zinc signaling in the immune system. Journal of
Immunology Research. Volume 2016.
4. Aranow C. Vitamin D and the immune system. J Investig Med. 2011; 59(6): 881–886.
5. Chirumbolo S, Bjorklund G, Sboarina A, Vella A. The role of vitamin D in the immune
system as a pro-survival molecule. Clinical Therapeutics. 2017; 39: 5.
6. Landete JM, Gaya P, Rodriguez E, Langa S, Peiroten A, Medina M, et al. Probiotic
bacteria for healthier aging: immunomodulation and metabolism of phytoestrogens.
BioMed Research International. Volume 2017.
7. Galdeano CM, Cazorla SI, Dumit JM, Velez E, Perdigon G. Beneficial effects of
probiotic consumption on the immune system. Ann Nutr Metab 2019;74:115–124.
8. Yan F, Pol DB. Probiotics and immune health. Curr Opin Gastroenterol. 2011; 27(6):
496–501.
9. Aranow C. Vitamin D and the immune system. J Investigative Med. 2011;59(6):881-6.
10. Mostafa WZ, Hegazy RA. Vitamin D and the skin: Focus on a complex relationship: A
review. J Advanced Res. 2015;6(6):793-804.
11. Rengganis I, Kekalih A, Garna Rasyid D. Proporsi defisiensi vitamin D pada pasien
poliklinik alergi dan imunologi. CDK. 2019; 46 (12).
12. Coronado IG, Martinez P, Moctezuma JV, Garcia OP, Diaz MM, et al. The Bidirectional
relationship between sleep and immunity against infections. Journal of Immunology
Research, 2015.
13. Besedovsky L, Lange T, Haack M. The sleep immune crosstalk in health and disease.
Physiol Rev. 2019; 99: 1325–1380.
14. Harvard Health Publishing. How to boost your immune system. 2014. Diunduh dari
https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/how-to-boost-your-immune-system.
15. Saw Swee Hock School of Public Health. COVID-19 Science Report: Therapeutics.
2020.
16. American College of Cardiology. Cardiac implications of novel Wuhan coronavirus
(Covid-19). February 2020.

Anda mungkin juga menyukai