A. PEGAWAI TETAP
Contoh 1 :
Tn Andika adalah pegawai pada PT CIPTA, menikah dan mempunyai 1 orang anak. Setiap
bulannya ia memperoleh gaji sebesar Rp.1.000.000, tunjangan keluarga dan tunjangan makan
masing-masing Rp.200.000 dan Rp.150.000. PT. CIPTA ikut program Jamsostek, premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian yang dibayar oleh pemberi kerja sebesar Rp 30.000
dan Rp. 40.000. PT. CIPTA menanggung iuran THT setiap bulan sebesar Rp. 15.000 sedangkan
Andika membayar Rp. 20.000 setiap bulannya. PT. CIPTA membayar iuran pensiun untuk
Andika ke badan dana pensiun setiap bulannya Rp 40.000 sedangkan Andika sendiri membayar
sebesar Rp. 25.000. Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan Andika tiap
bulannya ?
1.2 Pegawai Subyek Pajak Dalam Negeri yang baru bekerja dalam tahun berjalan.
Untuk kasus seorang karyawan Indonesia yang memiliki kewajiban subjektifnya sejak
awal tahun, tetapi baru mulai atau berhenti bekerja pada pertengahan atau dalam tahun berjalan
maka perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilannya tidak perlu disetahunkan tetapi hanya
dikalikan dengan banyaknya bulan bekerja dari karyawan yang bersangkutan.
Contoh 2 :
Desyadi bekerja pada PT. Dream Beach sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2006. Desyadi
sudah menikah tetapi belum mempunyai anak. Gaji sebulan yang ia peroleh sebesar Rp.4.500.000
dan tunjangan transport dan makan sebesar Rp 800.000. Setiap bulan ia harus membayar iuran
pensiun sebesar Rp 25.000. Berapa PPh Pasal 21 yang harus dibayar untuk tahun 2006 ?
1.3 Pegawai Asing Tetap yang mulai bekerja pada tahun berjalan atau berakhir dalam tahun
berjalan sebagai subyek pajak dalam negeri.
Sementara untuk karyawan asing yang kewajiban subjektifnya tidak dimulai sejak awal
tahun dan mulai atau berhenti bekerja di Indonesia pada pertengahan atau dalam tahun berjalan
maka atas penghasilannya tersebut harus disetahunkan terlebih dahulu.
Contoh 3:
Mr. Moreno (K/2) adalah warga negara Itali mulai bekerja di Indonesia tanggal 2 Mei 2006 pada
PT. Yamaha. Ia memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 3.500.000, tunjangan jabatan Rp 45.000 dan
tunjangan keluarga Rp 100.000. Perusahaan menanggung premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian masing-masing sebesar Rp 24.000 dan Rp 12.000. Sementara itu setiap
bulan Mr. Moreno membayar iuran THT sebesar 1% dari gaji pokok dan iuran pensiun sebesar
Rp 20.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan Mr. Moreno untuk tahun
2006?
Catatan :
Cara perhitungan diatas berlaku juga bagi pegawai yang meninggal dunia dalam tahun berjalan,
yaitu untuk menghitung PPh pasal 21 yang terutang atas bagian tahun pajak.
2. GAJI MINGGUAN
Pegawai / karyawan yang berstatus sebagai pegawai tetap, bila menerima gaji secara
mingguan maka gaji tersebut harus disebulankan terlebih dahulu dengan mengalikan 4 (empat)
sebelum perhitungan pajaknya. Kemudian untuk menentukan pajak mingguan maka pajak sebulan
dibagi 4 (empat).
Contoh 4 :
Darmanto , menikah dengan 1 anak bekerja sebagai pegawai tetap pada PT Farmindo dan menerima
gaji yang dibayar mingguan sebesar Rp. 500.000. PT Farmindo masuk program Jamsostek, premi
asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing-masing setiap bulan sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok. PT Farmindo membayar iuran
JHT setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji sedangkan Darmanto membayar iuran pensiun Rp. 2.000
dan iuran JHT 2% dari gaji.
Catatan :
Dalam hal wajib pajak menerima gaji harian, maka untuk menghitung PPh pasal 21nya dihitung
terlebih dahulu gaji sebulan yaitu gaji sehari dikalikan 26.
Contoh 5 :
Dewi Anggraeni adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT.
Duta dengan gaji sebulan sebesar Rp. 2.500.000. Dewi membayar iuran pensiun ke dana
pensiunyang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp. 50.000 sebulan.
Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Dewi berdomisili yang diserahkan kepada pemberi
kerja diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun karena sakit.
Contoh 6 :
Bapak Sogi (K/1) memperoleh gaji sebulan sebesar Rp.1.500.000 dan mendapat tunjangan jabatan
serta tunjangan keluarga masing-masing Rp.250.000 dan Rp.150.000. Premi asuransi kecelakaan
kerja dan asuransi kematian yang dibayarkan perusahaan masing-masing sebesar Rp 15.000 dan
Rp 20.000. Setiap bulan Bapak Sogi membayar iuran pensiun Rp. 10.000 dan iuran THT
Rp.15.000. Pada bulan Juni ia mendapat bonus sebesar Rp10.000.000. Berapa besarnya pajak
yang terutang atas gaji dan bonus yang diterima Bapak Sogi?
Contoh 7 :
Thomas Radzinski (K/3) mulai bekerja di Indonesia sejak Mei 2004 dan berhenti bekerja 1 Mei
2006. Selama tahun 2006 dia menerima gaji sebesar Rp. 6.000.000 perbulan dan pada bulan April
2006 menerima bonus sebesar Rp. 10.000.000
Contoh 9 :
Budiman pegawai pada PT. Sinar dengan status menikah dan mempunyai 3 anak menerima gaji
sebulan Rp. 4.000.000 dan PPh ditanggung pemberi kerja. Tiap bulan dia membayar iuran pensiun
sebesar Rp. 150.000
Pph pasal 21 sebesar Rp. 120.033 ini ditanggung dan dibayar oleh pemberi kerja. Jumlah sebesar
Rp. 120.033 tidak boleh mengurangi penghasilan Kena Pajak dari pemberi kerja dan tidak
dikenakan pajak kepada Budiman sebagai wajib pajak PPh pasal 21.
Contoh 10 :
Tommy yang berstatus belum menikah adalah pegawai tetap pada PT. UTAMA di Jakarta. Sejak 1
Juni 2006 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung. Gaji Tommy sebesar Rp. 3.500.000 dan
pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri sebulan sebesar Rp. 100.000
PPh pasal 21 terutang dan harus dipotong untuk masa Januari s.d Mei 2006 adalah :
5/12 x Rp. 1.380.400 Rp. 575.166
PPh pasal 21 yang sudah dipotong masa Januari s.d Mei 2006 adalah :
5 x Rp. 115.033 Rp. 575.166-
PPh pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL
Contoh 11 :
Lukman (K/2) bekerja pada salah satu perusahaan selular di Jakarta dengan gaji sebulan sebesar
Rp.3.000.000, tunjangan keluarga Rp. 30.000 dan tunjangan jabatan sebesar Rp.100.000. Perusahaan
membayarkan premi asuransi kecelakaan dan kematian masing-masing Rp.20.000 dan Rp.25.000.
Lukman sendiri setiap bulan membayar iuran pensiun Rp15.000 dan iuran THT Rp.10.000. Pada
tanggal 1 September 2006 ia pensiun dan menerima uang pensiun Rp.1.800.000 setiap bulannya.
Berdasarkan data teresebut berapakah PPh Pasal 21 terutang atas gaji dan pensiun yang diterima
Lukman ?
catatan :
Cara perhitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan berupa uang tebusan pensiun dan Tunjangan
Hari Tua yang diterima sekaligus adalah sama dengan contoh diatas.
Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang dan calon
pegawai, dan pegawai tidak tetap lainnya berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah
boronganyang jumlahnya tidak melebihi Rp. 110.000 (seratus sepuluh ribu rupiah) sehari, tidak
dipotong PPh pasal 21 . sepanjang jumlah penghasilan bruto tersebut dalam satu bulan takwim
tidak melebihi Rp. 1.100.000 (satu juta seratus ribu rupiah) dan tidak dibayarkan secara bulanan.
Untuk penghasilan yang jumlahnya melebihi Rp. 110.000 sehari tetapi dalam satu bulan
takwim jumlahnya tidak melebihi Rp. 1.100.000, maka PPh pasal 21 yang terutang dalam sehari
adalah dengan menerapkan tarif 5% dari penghasilan bruto setelah dikurangi Rp. 110.000.
Dalam hal penghasilan dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp. 1.100.000 maka
terlebih dahulu dikurangi dengan PTKP harian (PTKP sebenarnya dibagi dengan 360).
Contoh 13 :
Upah Harian
Ardi dengan status belum menikah pada bulan Januari 2006 bekerja sebagai buruh harian pada
PT. Sejahtera. Dia bekerja selama 6 hari dan menerima upah sebesar Rp. 150.000 perhari.
Upah Satuan
Heris, status menikah bekerja sebagai perakit televisi pada PT. Sonia. Upah dibayar berdasarkan
atas jumlah satuan yang dihasilkan yaitu Rp. 25.000 per unit tv dan dibayar tiap minggu. Dalam 1
minggu (6 hari kerja) dihasilkan sebanyak 30 unit tv dengan upah Rp. 750.000
Upah Borongan
Andi mengerjakan dekorasi rumah dengan upah borongan sebesar Rp. 300.000, pekerjaan
diselesaikan dalam waktu 2 hari.
Contoh 14 :
Candra dengan status belum menikah pada bulan Januari 2006 bekerja sebagai buruh harian
pada PT. Nusantara. Dia bekerja selama 8 hari dan menerima upah sebesar Rp. 150.000 perhari.
Pemotongan pajak penghasilan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan tenaga ahli
atau persekutuan tenaga ahli, yaitu antara lain :
♦ Pengacara ♦ Notaris
♦ Akuntan ♦ Penilai
♦ Arsitek ♦ Aktuaris
♦ Dokter ♦ Konsultan
Sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan di Indonesia, diterapkan tarif sebesar 15% (lima
belas persen) dari perkiraan penghasilan neto. Perkiraan penghasilan neto adalah sebesar 50% dari
penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Contoh 15 :
PT. Laksamana Idol memberikan imbalan sebesar Rp. 15.000.000 kepada seorang akuntan publik
atas jasanya dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan. Berapakah besarnya pajak
penghasilan yang harus dipotong perusahaan atas imbalan yang diberikan ?
catatan :
Tarif dan norma tersebut sama untuk semua tenaga ahli menurut peraturan UU Perpajakan No. 17
tahun 2000.
Contoh 16 :
Michael Filareal adalh pegawai asing yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari. Dia
berstatus menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia memperoleh gaji pada bulan Maret 2006
sebesar US$ 2,500 sebulan. Kurs yang berlaku adalah Rp. 10.000 untuk US$ 1,00.