Anda di halaman 1dari 6

ELPOSYS Jurnal Sistem Kelistrikan

Vol. 03 No.1, ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA
500/150/66 kV di GITET Kediri
Aan M. Ilham*a), Rachmat Sutjipto B.Tech, MMT a), Sigi Syah Wibowo, B.Tech, M.T a)
(Artikel diterima: September 2016, direvisi: Nopember 2016)

Abstrak: Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Kediri adalah gardu induk dengan tegangan 500 kV. GITET Kediri
melayani tiga sistem jaringan, yaitu sistem 500 kV, 150 kV, dan 66 kV untuk distribusi wilayah kabupaten maupun kota Kediri
itu sendiri. GITET Kediri awalnya memiliki dua IBT. Kemudian GITET Kediri menambah satu unit IBT yang memiliki besaran
sama dengan dua IBT yang sudah terpasang. Penambahan dilakukan dengan mempertimbangkan peramalan naiknya
kebutuhan energi listrik yang berada dalam jaringan GITET Kediri pada lima atau enam tahun kedepan. Pertimbangan kelayakan
operasi paralel tiga IBT GITET Kediri tersebut akan mengacu pada tiga analisis yaitu aliran daya tiga IBT, besaran arus sirkulasi
saat tiga IBT operasi paralel, dan kemungkinan besaran arus hubung singkat. Ketika tiga IBT dioperasikan paralel, IBT 1
rata-rata dibebani 43,09% dari kapasitasnya, IBT 2 40,94 %, dan IBT 3 sebesar 38, 14%. Berdasarkan SPLN 17 :1979 dan IEC
60354, pembebanan maksimal yang tepat untuk ketiga IBT adalah 94% dari kapasitas masing-masing apabila dibebankan
selama 24 jam secara terus-menerus. Dalam standar operasi paralel (IEC 60076-1), ketiga IBT tidak memenuhi syarat pada
kesamaan nilai impedansinya. Namun untuk standar toleransi operasi paralel (IEC 60076-1 tabel 1.6), ketiga IBT masih
memenuhi syarat karena nilai resultan impedansinya ±7,5%. Arus sirkulasi terjadi pada tanggal 17 Juni 2015 sampai 19 Juni
2015, dengan besaran 2,13%-3,42%. Standar arus sirkulasi operasi paralel trafo harus bernilai kurang dari 10% (IEC 60287).
Kemungkinan arus hubung singkat tiga fasa yang terjadi apabila tiga IBT diparalel adalah sebesar 14 kA. Dengan arus yang
mengalir pada tiap-tiap IBT bernilai 4,4kA dan 4,8 kA. Nilai breaking capacity dan making capacity PMT outgoing masing-masing
IBT sebesar 40 dan 50 kA. Berdasarkan tiga analisa tersebut, tiga IBT dapat dioperasikan paralel karena memenuhi standar
untuk arus sirkulasi yaitu kurang dari 10% dan besaran hubung singkat yang lebih lebih kecil dari breaking capacity dan making
capacity PMT outgoing masing-masing IBT, serta memiliki aliran daya yang tidak melebihi kapasitas dari tiap IBTnya saat
beroperasi paralel dengan nilai resultan impedansi ±7,5%.

Kata-kata kunci : impedansi hubung singkat, paralel, arus sirkulasi, hubung singkat.

yaitu sistem 500 kV, 150 kV, dan 66 kV untuk distribusi wilayah
1. Pendahuluan
kabupaten maupun kota Kediri itu sendiri. GITET Kediri awalnya
Sistem ketenagalistrikan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu sis- memiliki dua IBT. IBT adalah trafo yang mentransformasikan
tem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Sistem pembangki- tegangan 500 kV menjadi 150 kV atau dari 150 kV menjadi 70 kV.
tan merupakan elemen awal dari sebuah jaringan dan menjadi Dua IBT Kediri memiliki kapasitas masing-masing sebesar 500
sumber supply energi listrik. Energi yang dibangkitkan tadi MVA yang dioperasikan secara paralel untuk memikul beban
ditransmisikan menuju gardu induk. Kemudian di dalam gardu jaringan GITET Kediri.
induk, energi listrik akan mengalami transformasi tegangan dan
selanjutnya didistribusikan menuju beban-beban pelanggan Berdasarkan standard IEC 60076-8:1997, dua trafo atau lebih
tegangan menengah ataupun tegangan rendah melalui penyulang dapat diparalel apabila memiliki polaritas yang sama, tegangan
dari tiap-tiap gardu induk. Gardu induk merupakan sub-sub sistem kerja perfasa sama, dan impedansi yang sama. Pada saat ini
dari sistem tenaga listrik. Fungsi utama dari gardu induk adalah GITET Kediri menambah satu unit IBT yang memiliki besaran
mentransformasikan tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi, sama dengan dua IBT yang sudah terpasang. Penambahan
dari tegangan tinggi ke sesama tegangan tinggi, atau dari dilakukan karena mempertimbangkan peramalan naiknya
tegangan tinggi ke tegangan menengah dan sebagai media kebutuhan energi listrik yang berada dalam jaringan GITET Kediri
pengukuran, pengawasan operasi, serta pengaturan pengamanan pada lima atau enam tahun ke depan.
sistem tenaga listrik.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, pembahasan
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Kediri adalah gardu ini akan difokuskan pada:
induk dengan tegangan 500 kV dan terletak di jalan Kapten 1. Bagaimana aliran daya di masing-masing IBT ketika tiga IBT
Tandean kota Kediri. GITET Kediri melayani tiga sistem jaringan, dioperasikan paralel?
2. Bagaimana analisis circulating current tiga IBT GITET Kediri

Korespondensi: aanilham58@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema. 1
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141
Unjuk Kinerja Inter Bus Trasformer di GITET Kediri (Aan et al.)

ketika semua diparalel? Untuk menentukan resultan impedansi (Uk) saat memparalel tiga
3. Bagaimana analisa hubung singkat tiga fasa pada bus trafo adalah dengan menggunakan rumus berikut [2]:
outgoing 150 kV GITET Kediri ketika tiga IBT diparalel dan
pengaruh terhadap breaking capacity serta making capacity Sn Sn 1 Sn 2 Sn 3
= Uk 1 + + ..................................................... (1)
peralatan terpasang? Uk Uk 2 Uk 3

Dikarenakan luasnya permasalahan, maka diperlukan adanya Di mana :


pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam Sn = Daya total dari tiga trafo (MVA)
penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut: Uk = Resultan impedansi (%)
1. Pembahasan hanya meliputi tiga IBT GITET Kediri. Sn1 = Daya trafo 1 (MVA)
2. Software simulasi menggunakan ETAP Uk1 = Impedansi hubung singkat trafo 1 (%)
3. Analisa gangguan hanya hubung singkat tiga fasa dan satu Sn2 = Daya trafo 2 (MVA)
fasa ke tanah di IBT GITET Kediri. Uk2 = Impedansi hubung singkat trafo 2 (%)
4. Pembahasan pengaman hanya PMT dari outgoing GITET Sn3 = Daya trafo 3 (MVA)
Kediri. Uk3 = Impedansi hubung singkat trafo 3 (%)

Tujuan dari penulisan Skripsi di GITET Kediri ini meliputi


beberapa aspek diantaranya: 2.2 Circulating current pada transformator
1. Untuk mengetahui bagaimana aliran daya di masing-masing Arus sirkulasi (circulating current) adalah arus yang muncul
IBT ketika tiga IBT dioperasikan parallel dikarenakan tidak tercapainya keserasian dalam memparalel dua
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis circulating current tiga trafo atau lebih. Circulating current dapat menyebabkan belitan
IBT GITET Kediri ketika semua diparalel pada trafo menjadi panas sehingga mengurangi usia dari trafo
3. Untuk mengetahui bagaimana analisa hubung singkat tiga tersebut. Rasio tegangan dari kumparan primer dan sekunder
fasa pada bus outgoing 150 kV GITET Kediri ketika tiga IBT trafo yang tidak sama dan impedansi short-circuit yang berbeda
diparalel dan pengaruh terhadap breaking capacity serta sangat besar akan berpotensi munculnya circulating current saat
making capacity peralatan terpasang. trafo-trafo tersebut disambungkan ke beban. Persamaan untuk
mencari besaran circulating current adalah sebagai berikut [3]:
2. Tinjauan Pustaka %e x 100
%Ic = ............................... (2)
2.1 Standar Operasi Paralel Trafo �(%R1+k %R2)2 + (%X1+k %X2)2

Adapun standar dari operasi paralel trafo dapat dilihat sebagai Dimana % Ic adalah persentasi arus sirkulasi terhadap arus beban
berikut [1]: penuh. k adalah perbadingan daya semu trafo 1 dengan trafo
1. Daya keluaran sama. Rasio dari daya rata-rata trafo-trafo 2. %e adalah perbedaan tegangan rasio dinyatakan dalam
tersebut kurang dari 3:1 persentase normal. %R dan %Z adalah persentase resistansi dan
2. Rasio tegangan harus sama (toleransi yang diizinkan persentase impedansi trafo. Apabila rasio X/R kedua trafo sama,
menurut IEC 60076-1, Table 1.6) maka rumus yang digunakan adalah:
3. Impedansi short-circuit sama (toleransi yang diizinkan %Ic =
%e x 100
............................................................... (3)
menurut IEC 60076-1, Table 1.6) %Z1+k %Z2

4. Vektor groups harus sama dan koneksi harus dilaksanakan


dengan sesuai terminal U-u, V-v, W-w. Dengan kata lain, Persamaan untuk menentukan nilai dari %R dan %X dari trafo
trafo harus memiliki sudut fasa pada adalah:
5. Kumparan primer dan sekunder sama, polaritas sama, dan %Z
%R = ................................................................ (4)
urutan fasa yang sama. X 2
[� � +1]1/2
R

Tabel 1. Batas toleransi operasi paralel trafo %X = %R x


X
....................................................................... (5)
R

Berdasarkan standar IEC 60287, arus sirkulasi yang terjadi saat dua
atau lebih trafo diparalel tidak harus kurang dari 10% arus nominal dari
trafo yang diparalel.

2.3 Gangguan Hubung Singkat


Perhitungan praktis untuk menghitung besar arus hubung singkat
dalam sistem transmisi dapat dilakukan sebagai berikut:

Hubung Singkat Tiga Fasa


Hubung singkat ini melibatkan ketiga fasa. Arus hubung singkat

2 Jurnal Skripsi Diploma 4 Sistem Kelistrikan, P OLINEMA


Unjuk Kinerja Inter Bus Trasformer di GITET Kediri (Aan et al.)

tiga fasa diberikan oleh persamaan berikut [4]: Sehingga penyaluran daya nyata (MW) dan daya reaktif
Ia1 = Ia2 = Ia0 (MVAR) terbesar jika dirata-rata dalam tiga kali waktu pengukuran
E adalah ada pada IBT 2 GITET Kediri. IBT 1 dan IBT 3 GITET
Iscpu = .............................................................................. (6)
X1 Kediri juga menyuplai daya yang relative hampir sama dengan
Keterangan: IBT 2. Maka dapat dikatakan penyuplai daya utama dalam
E : Tegangan dengan nilai 1 ∠ 0 jaringan Subsistem GITET Kediri adalah tiga unit IBT GITET
X1 : Impedansi ekivalen urutan positif Kediri. PLTA SPM dan PLTA Tulungagung juga turut membantu
dalam proses penyaluran daya di Subsistem Kediri.

Gambar 2. Grafik Suplai Daya Nyata

Gambar 1. Diagram Alir Penyelesaian Skripsi

3. Metode Penelitian
Waktu Pelaksanaan : 21 September 2015 – 23 Maret 2016
Tempat Pelaksanaan : Area Pengatur Beban (APB) Jawa Timur, Gambar 3. Grafik Suplai Daya Reaktif
Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Madiun, Gardu Induk
Tegangan Ekstra Tinggi Kediri, dan Kampus Politeknik Negeri IBT 1, 2, dan 3 GITET Kediri memiliki kapasitas masing-masing
Malang. Diagram alir penyelesaian penelitian ditunjukkan pada sebesar 500 MVA. Dalam operasi paralel yang berlangsung
Gambar 1. selama delapan hari, tiap-tiap IBT beroperasi dibawah 50 % dari
kapasitasnya. Adapun rincian persentase operasi tiga IBT dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
4. Pembahasan
4.1 Aliran Daya Operasi Paralel Tiga IBT GITET Kediri Tabel 2. Persentase operasi tiga unit IBT GITET Kediri
Simulasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana aliran daya dan
suplai daya pada saat pembebanan rata-rata pada pukul 10:00,
14:00, dan 19:00 WIB pada tanggal 12-19 Juni 2015. Hasil
simulasinya ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.

Selama kurun waktu delapan hari, sesuai dengan Gambar 2,


Generator Unit 2 PLTU Pacitan menyalurkan daya nyata (MW)
terbesar dalam jaringan yaitu 211,95 MW (jam 10), 248,46 MW
(jam 14), dan 262.5 MW (jam 19). Namun apabila diamati dari
gambar hasil simulasi dan data record PLN, daya yang disalurkan
oleh Generator Unit 2 PLTU Pacitan sebagian besar lebih banyak
menuju jaringan Jawa Tengah. Hanya sebagian kecil saja yang IBT 1 bekerja dengan sistem pendingin ONAF, IBT 2 dengan
masuk ke jaringan Subsistem GITET Kediri antara lain 71,12 MW sistem pendingin OFAF, dan IBT 3 dengan ODAF. Sesuai dengan
(jam 10), 67,28 MW (jam 14), serta 122,48 MW (jam 19). tabel xx, operasi tertinggi rata-rata tiap IBT selama delapan hari
berada pada pukul 19.00 WIB. Berdasarkan SPLN 17:1979 dan
3 Jurnal Skripsi Diploma 4 Sistem Kelistrikan, P OLINEMA
Unjuk Kinerja Inter Bus Trasformer di GITET Kediri (Aan et al.)

IEC 60354 yang mempertimbangkan aspek pembebanan dikarenakan adanya perbedaan rasio tegangan dari tiga IBT, hal
rata-rata, durasi operasi, dan suhu sekitar. Pembebanan itulah yang terjadi pada tanggal 17 Juni pukul 10 WIB, 18 Juni
maksimal yang teap untuk menjaga usia dari tiga IBT adalah pukul 19 WIB, serta 19 Juni pukul 19 WIB.
masih-masing sebesar 94% dari kapasitasnya.
Tabel 4. Pembagian Beban Tiga IBT GITET Kediri
4.2 Analisis Kinerja Operasi Tiga IBT GITET Kediri
Standar dari paralel trafo dimuat dalam IEC 60076. Dimana trafo
yang diparalel harus memiliki daya yang sama, rasio tegangan
sama, impedansi sama, serta vector grup yang sama. Berikut
tabel perbandingan tiga IBT yang menunjukan apakah tiga IBT
dapat diparalel atau tidak:

Tabel 3. Perbandingan tiga IBT GITET Kediri

Ketidak samaan dalam perbandingan tiga IBT terdapat pada nilai


impedansinya. Berdasarkan standar IEC 60076-1, toleransi
ketidaksamaan untuk impedansi hubung singkat adalah:
1. Nilai Uk (tegangan impedansi hubungsikat) pengganti harus
±7,5 % apabila Uk dari trafo yang diparalel bernilai lebih dari
Tabel 5. Pembagian Beban Tiga IBT GITET Kediri
atau sama dengan 10%
2. Nilai Uk (tegangan impedansi hubungsikat) pengganti harus
±10 % apabila Uk dari trafo yang diparalel bernilai kurang
dari 10 %

Dengan menggunakan Persamaan 1 serta data total pembebanan


tiga IBT, maka didapatakn nilai %Uk dan pembagian beban
berdasarkan nilai impedansi dari IBT itu sendiri, terlihat pada
Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 5, dapat dikatakan besaran daya pembebanan


tiga IBT saat beroperasi paralel tidak sama rata. Hal ini tidak
lepas dikarenakan adanya perbedaan besaran persentasi
impedansi hubung singkat dari tiga IBT. Namun tiga IBT masih
dianjurkan untuk beroperasi paralel karena nilai %Uk sesuai
dengan standar dengan daya yang dikeluarkan berada di bawah
daya nominal masing-masing IBT tersebut.
Arus sirkulasi (circulating current) dapat membahayakan usia dari
Selain itu, operasi paralel ini juga berpotensi menimbulkan arus IBT apabila besaran arus sirkulasi sama dengan atau lebih dari
sirkulasi akibat perbedaan rasio tegangan pada tanggal 17 Juni 10% arus beban nominalnya (standar IEC 60287). Adapun
(jam 10 WIB), 18 Juni (jam 19 WIB), dan 19 Juni (jam 19 WIB) besaran arus sirkulasi yang terjadi saat tiga IBT GITET Kediri di
seperti yang tertera pada Tabel 4. paralel adalah ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Arus Sirkulasi


4.3 Arus Sirkulasi Paralel Tiga IBT GITET Kediri
Arus sirkulasi timbul karena adanya ketidakserasian saat
memparalel tiga IBT. Ketiak seraisain kali ini timbul akibat
perbedaan impedansi masing-masing IBT yang sudah melebihi
batas toleransi yang diijinkan. Namun arus sirkulasi tidak bisa
terjadi cuma karena perbedaan impedansi saja, melainkan juga
4 Jurnal Skripsi Diploma 4 Sistem Kelistrikan, P OLINEMA
Unjuk Kinerja Inter Bus Trasformer di GITET Kediri (Aan et al.)

Dari beberapa tabel diatas, besaran arus sirkulasi dalam operasi Tabel 9. Arus hubung singkat pada sisi sekunder tiap IBT
paralel tiga IBT GITET Kediri tidak ada yang melebihi besaran
10%. Semua arus sirkulasi yang terjadi berada dibawah standar
maksimal berasaran arus sirkulasi yang diijinkan.

4.4 Gangguan Hubung Singkat pada Operasi Paralel Tiga IBT

1. Berdasarkan hasil simulasi, Suplai utama pada jaringan


subsistem Kediri adalah tiga IBT GITET Kediri . persentase
pembebanan rata-rata tiga IBT GITET Kediri paling besar
berada pada pukul 19.00 WIB. Dimana IBT 1 dibebani
43,09% dari kapasitasnya, IBT 2 40,94 %, dan IBT 3 sebesar
38, 14%. Dari pembebanan rata-rata terbesar ini dapat
tentukan nilai pembebanan maksimal yang ideal berdasarkan
SPLN 17 :1979 dan IEC 60354. Dari standar-standar
tersebut didapatkan, pembebanan maksimal yang tepat
Gambar 4.Titik Gangguan di GITET Kediri untuk ketiga IBT adalah 94% dari kapasitas masing-masing
apabila dibebankan selama 24 jam secara terus-menerus.
Dalam standar operasi paralel, ketiga IBT tidak memenuhi
Tabel 7. Impedansi Hubung Singkat syarat pada kesamaan nilai impedansinya. Namun untuk
standar toleransi operasi paralel, ketiga IBT masih memenuhi
syarat karena nilai resultan impedansi bernilai ±7,5%.
2. Arus sirkulasi terjadi pada tanggal 17 Juni 2015 pukul 10.00
WIB , 18 Juni 2015 pukul 19.00 WIB, dan 19 Juni pukul
19.00 WIB. Di tanggal 17 Juni 2015 pukul 10.00 WIB, arus
Arus gangguan pada bus sirkulasi yang timbul antar IBT 1 dengan IBT 2 sebesar 2,2%,
sedangkan atar IBT 1 dengan IBT 3 sebesar 2,13%.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Tanggal 18 Juni pukul 19.00 WIB, arus sirkulasi antar IBT 1
dengan IBT 2 adalah 3,42%, antar IBT 1 dengan IBT 3
3,27%. Dan pada tanggal 19 Juni pukul 19.00 WIB, dimana
IBT 1 sudah tidak dimasukan dalam jaringan, besaran arus
sirkulasi yang ada di IBT 2 dan IBT 3 adalah 2,46%. Nilai
arus sirkulasi yang terjadi saat oeprasi paralel tiga IBT masih
berada dalam standar yang diijinkan karena bernilai kurang
Arus yang mengalir pada tiap IBT dari 10%.
3. Berdasarkan perhitungan, arus hubung singkat tiga fasa
yang terjadi apabila tiga IBT diparalel adalah sebesar 14 kA.
Arus yang mengalir pada IBT 1 dan IBT 2 saat hubung
singkat tiga fasa berada pada kisaran 4,8 kA. Sedangkan
arus yang mengalir di IBT 3 bernilai 4,4 kA pada hubung
singkat tiga fasa. Besaran hubung singkat masih berada
dibawah breaking capacity dan making capacity PMT
outgoing masing-masing IBT.
Gambar 5. Arus yang mengalir pada masing-masing IBT
Dalam skripsi ini dapat diambil saran sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam mengoperasikan tiga IBT GITET Kediri yaitu
5. KESIMPULAN berdasarkan pertimbangan hubung singkat tiga fasa dan arus
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis unjuk kerja tiga IBT sirkulasi di GITET Kediri, sistem operasi paralel tiga unit IBT
GITET Kediri adalah sebagai berikut : GITET Kediri layak untuk dipasang.

5 Jurnal Skripsi Diploma 4 Sistem Kelistrikan, P OLINEMA


Unjuk Kinerja Inter Bus Trasformer di GITET Kediri (Aan et al.)

Daftar Pustaka

(1) S.Georgilakis, Pavlos, 2009: Spotlight on Modern Transformer


Design. Greece : Chania
(2) Zientek, PE, Square D Engineering Services, 2011: Loading
Considerations When Paralleling Transformers
(3) Stevenson,W.D, 1984:Power System Analysis. New York : Mc
Graw Hil

6 Jurnal Skripsi Diploma 4 Sistem Kelistrikan, P OLINEMA

Anda mungkin juga menyukai