Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

Dosen Pengampu : Dr. Sukesi, MM

Oleh:

Muhamad Nizar Ali Mabrur 2016320034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

SURABAYA

2020
I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang
melimpah. Berbagai sumber daya alam tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik di
daratan maupun lautan. Salah satu pengelolaan sumber daya alam dilakukan melalui
sistem perdagangan dan pariwisata. Meskipun Indonesia mengalami perubahan
transformasi struktural, sektor perdagangan dan pariwisata tetap menjadi sektor
strategis dan bahkan terbukti memiliki ketahanan pada saat terjadi krisis ekonomi.
Dampak pengandaan pembangunan sektor perdagangan dan pariwisata tidak
hanya berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor, namun perkembangan industri,
dan peningkatan sumber devisa bagi negara.
Pada dasarnya pembangunan sektor perdagangan dan pariwisata
dikembangkan dengan tujuan antara lain meningkatkan produksi, meningkatkan
ekspor dan impor, meningkatkan pendapatan devisa negara. Selain itu
pembangunan tersebut dilakukan dengan selalu berorientasi pada pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan.
Melimpahnya kekayaan alam negara Indonesia menyambut peluang bisnis
bersakala internasional. Dengan segudang hasil panen dan industri serta pariwisata,
Indonesia mampu mengekspor beberapa bahan pangan maupu produksi, seperti
kayu, hasil tambang batu bara dan gas alam. Kegiatan ekspor dan impor ini dijadikan
salah satu solusi yang dipilih agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Maraknya
barang impor memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia yang
belum diproduksi di negera sendiri.
Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut terdapat berbagai hambatan
dan ancaman yang harus dihadapi. Salah satu ancaman yang berpotensi besar
adalah adanya penyakit atau wabah virus dalam lingkup internasional yang sangat
berpengaruh terhadap keberlangsugan kegiatan perdagangan domestic maupun
dunia internasional bagi negara Indonesia. Pemerintah sebagai perwujudan dari
negara harus mampu melakukan pencegahan sebagaimana tujuan negara Indonesia
yang dituangkan di dalam alinea keempat pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Virus corona (COVID-19) dalam dua bulan terakhir ini menjadi topic
permasalahan di dunia internasional sehingga sangat berpengaruh terhadap
perekonian dunia termasuk Indonesia. Perrmasalahan tersebut terjadi pada sektor
pariwisata yang mengalami penurunan sangat drastis akibat pelarangan
penerbangan sementara oleh pemerintah Indonesia dari dank e tiongkok serta
perdagangan ekspor dan impor Indonesia-China terutama pada komoditas buah-
buahan dan hewan.
Virus Corona yang semakin menyebar memberikan dampak perlahan tapi
pasti, terutama pada perekonomian Indonesia. Sadar bahwa pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi sebagian besar oleh sektor konsumsi. beberapa produk ekspor
Indonesia ke China juga berpotensi melemah. Secara otomatis, Negeri China akan
mengurangi jumlah permintaannya. Terlebih lagi secara global banyak pabrik di
China yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja akibat Virus
COVID-19 Pada kenyataannya, tidak semua produk impor mengalami penghentian.
Impor elektronik sampai saat ini masih berjalan kecuali hewan hidup dan buah-
buahan.
Antisipasi yang dilakukan pemerintah akan dampak dari COVID-19 karena
moratorium dengan Tiongkok dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian
nasional. Apalagi Tiongkok merupakan negara importir nomor satu untuk Indonesia.
Larangan impor ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona dari
hewan. Pasalnya, penyebaran virus yang menewaskan ribuan orang di China itu
diduga tak hanya melalui manusia saja melainkan juga hewan. Pemerintah harus
benar-benar memperhatikan dampak dari virus Corona yang mana China merupakan
mitra dagang Indonesia.
Virus corona yang menyebar dari Wuhan, China tidak hanya membawa
dampak pada gangguan kesehatan di berbagai negara dunia, namun juga berimbas
pada dunia pariwisata. Banyak calon wisatawan takut untuk datang berkunjung ke
negara-negara di Asia Tenggara karena takut terinveksi virus Covid-2019. Sejumlah
negara di Asean diketahui telah terkonfirmasi virus corona, di antaranya Singapura,
Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Filipina.
Selain warga dunia yang ketakutan, kunjungan wisatawan juga menurun
karena China berkontribusi besar wisatawan asing terbesar di kawasan Asean.
China banyak mengurung warganya untuk tidak meninggalkan negara itu di tengah
wabah yang masih terus meluas. Penurunan jumlah wisatawan misalnya dialami
oleh Kamboja dan Thailand. Taman-taman gajah sepi pengunjung, perahu wisata
tidak jalan, barang-barang antik di pasar tidak terjual saat tuk-tuk berhenti
beroperasi.  Dari Luang Prabang di Laos utara hingga Pattaya di Thailand, Hoi An di
Vietnam, dan kota kasino Kamboja
Pemerintah juga akan terus menghidupkan kembali destinasi wisata yang ada
dengan membuat bundling paket-paket wisata dan memberikan harga khusus agar
masyarakat mau melakukan perjalanan. Selain mendorong belanja pemerintah,
nantinya belanja padat karya untuk kegiatan produktif juga akan terus didorong, serta
akan dilakukan percepatan penyerapan Kredit Usaha Rakya (KUR) seperti
meningkatkan plafon penerimaan KUR. Terkait dengan dampak perdagangan yang
disebabkan oleh penyebaran Virus Corona, menurut Kepala Badan Pusat Statistik
(BPS), Suhariyanto, belum ada dampak signifikan Virus Corona terhadap kinerja
perdagangan Januari 2020.
Meski begitu sejumlah kajian masih akan dilakukan oleh Kemparekraf
bersama dengan perusahaan maskapai. Hal itu berkaitan dengan ketersediaan rute
untuk promosi wisata. Rute penting menentukan apakah negara tujuan promosi
wisata efektif. Termasuk kajian juga dilakukan berkaitan dengan insentif untuk
menggenjot pariwisata. Selain itu pengembangan pariwisata secara fisik juga terus
dilakukan. Pemerintah terus melakukan pembangunan di lima destinasi pariwisata
prioritas.Pemerintah, termasuk Kemenparekraf, telah memiliki SOP yang memiliki
standardisasi sesuai kriteria yang diterapkan di dunia internasional. Selain juga
memiliki anggaran khusus yang diprioritaskan untuk menangani persoalan tersebut.
Hal ini tidak hanya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh masyarakat
Indonesia, tapi juga kondusivitas parawisata Indonesia yang rentan dengan kondisi,
persepsi, dan isu

II. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang elah diuraikan, terdapat bebeprapa
permasalahan terkait dampak virus corona (COVID-19) terhadap kegiatan
perdagangan internasional ekspor impor hingga pariwisata di Indonesia sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh virus Corona (Covid-19) terhadap sektor perdaganan
Ekspor dan impor di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh virus corona (COVID-19) terhadap sektor pariwisata di
Indonesia?
3. Bagaimana upaya pemerintah menangani dampak virus Corona (COVID-19) dari
menurunya sektor perdagangan dan sektor pariwisata ?

III. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh virus Corona (Covid-19) terhadap sektor perdagangan
ekspor dan impor di Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh virus Corona (Covid-19) terhadap sektor pariwisata di
Indonesia?
3. Mengetahui Upeaya penanganan dampak Virus Corona (Covid-19) dari sektor
perdaganagan ekspor dan impor serta sektor pariwisata bagi Indonesia.

IV. DASAR TEORI


1. Definisi Pemasaran
Kotler (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu rangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha
pemasaran
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu
berbeda. Pemasaran merupakan suatu proses sosial manajerial yang di
dalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. Konsep ini yang mendasari definisi pemasaran diantaranya:
kebutuhan (Needs), keinginan (want) dan permintaan (demands).
Banyak yang menganggap bidang ini identik atau sama dengan bidang
penjualan. Sesungguhnya pemasaran memiliki arti yang luas daripada penjualan.
Bidang penjualan merupakan bagian dari bidang pemasaran, sekaligus
merupakan
bagian terpenting dari bidang pemasaran itu sendiri. Pemasaran berarti bekerja
dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial dengan maksud
memuaskan
kebutuhan dan keinginan baru, mereka tidak akan mengalami kesulitan untuk
mengenali peluang-peluangnya.
Teori pemasaran yang amat sederhana pun selalu menekankan bahwa dalam
kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana,
bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi yang tepat
akan
sangat mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan.
Pemasaran adalah aliran produk secara fisik dan ekonomi dari petani melalui
pedagang perantara ke lembaga pemasaran. Definisi lain menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang membuat
individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada
pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang
menambah
nilai produk pada saat produk bergerak melalui system tersebut. Kegiatan dalam
usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang/jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak
kegiatan
lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah
satu
2. Definisi Perdagangan Internasional
3. Definisi Ekspor dan Impor
4. Definisi Pariwisata
5. Definisi Virus Corona (COVID-19)

V. PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai