Anda di halaman 1dari 7

Download Aplikasi

Download

 Beranda

 Masuk

 Cari Dokter

 Proteksi Alodokter

 Penyakit A - Z

 Obat A - Z

 Tanya Dokter

 Privasi

 Syarat & Ketentuan

 Kontak

 Tentang Alodokter
Bronkiolitis

       

Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya


radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus atau saluran pernapasan
kecil di dalam paru-paru. Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi sampai
anak-anak usia dua tahun ke bawah.
Pada awalnya, seorang anak yang terkena bronkiolitis akan terlihat
seperti sedang sakit pilek biasa dengan gejala batuk ringan dan hidung
meler. Beberapa hari kemudian, gejala akan berkembang. Anak akan
sering mengalami batuk kering disertai mengi dan demam. Selain itu, dia
akan menjadi susah makan.

Kebanyakan kasus bronkiolitis tergolong ringan. Gejala penyakit ini


biasanya akan reda kurang dari tiga minggu tanpa diperlukan
pengobatan. Meskipun begitu, ada juga sebagian kecil kasus bronkiolitis
yang gejalanya cukup serius. Maka dari itu, orang tua tetap harus
mewaspadainya.

Bawalah anak Anda ke dokter jika demamnya tetap tinggi, sesak napas,
rewel, terlihat sangat lelah, dan porsi makannya berkurang drastis. Selain
itu, bawa juga anak Anda ke dokter jika menunjukkan tanda-tanda
dehidrasi (bisa dilihat dari kencingnya yang jarang). Jika sesak napas
makin parah hingga menyebabkan kulit menjadi pucat, bibir dan lidah
tampak biru, dan tubuh berkeringat, atau ada jeda berhenti napas yang
cukup lama, segera bawa anak Anda ke rumah sakit atau hubungi
ambulans.

Penyebab Bronkiolitis

Sejumlah virus bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis, termasuk virus flu


dan pilek. Namun jenis virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini
(terutama pada anak-anak yang masih berusia kurang dari dua tahun)
adalah respiratory syncytial virus (RSV). Anak-anak biasanya tertular virus
ketika berada di dekat penderita dan terpapar oleh percikan liur dari
batuk atau bersin penderita. Selain itu, penularan juga bisa terjadi lewat
perantara, misalnya mainan. Ketika barang-barang yang sudah
terkontaminasi virus dipegang anak-anak dan tangan mereka menyentuh
mulut atau hidung, maka kemungkinan besar akan terjadi penularan.

Berikut ini beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seorang anak
terkena bronkiolitis, di antaranya:
 Memiliki kekebalan tubuh yang rendah.

 Lahir prematur.

 Berusia kurang dari tiga bulan.

 Tidak pernah mendapat ASI. Anak yang disusui ASI memiliki imunitas
tubuh yang lebih baik dibanding dengan yang tidak.

 Tinggal di lingkungan padat.

 Sering melakukan kontak dengan anak-anak lain.

 Sering terpapar asap rokok.

 Memiliki penyakit paru-paru atau jantung.

Diagnosis Bronkiolitis

Umumnya bronkiolitis bisa terdeteksi oleh dokter melalui konfirmasi


gejala yang dialami oleh anak-anak, misalnya batuk, pilek, dan demam.
Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi
pernapasan anak yang bisa didengar oleh dokter dengan menggunakan
stetoskop.

Jika dokter tidak yakin dengan penyebab gejala yang terjadi (kondisi asma
dan cystic fibrosis juga bisa menyebabkan gejala yang serupa dengan
bronkiolitis), maka pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan. Contoh-contoh
pemeriksaan lanjutan tersebut adalah pemeriksaan virus melalui sampel
lendir, pemeriksaan kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimeter,
tes darah, dan tes urine.

Pengobatan Bronkiolitis

Jika anak Anda sakit bronkiolitis dan tidak tergolong parah, biasanya
dokter akan menyarankan Anda melakukan perawatan di rumah. Contoh-
contoh perawatan di rumah untuk kondisi ini adalah:
 Mengistirahatkan anak
 dan berikan dia banyak cairan (termasuk ASI dan susu formula). Hali ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

 Membuat ruangan kamar anak Anda nyaman dengan memasang


pelembap udara.

 Mensterilkan ruangan kamar anak Anda dari polusi udara (terutama asap
rokok).

 Memberikan obat pereda panas yang bisa dibeli bebas di apotek(misalnya


ibuprofen dan paracetamol) jika anak Anda mengalami demam sesuai
dosis yang dianjurkan oleh dokter atau pada petunjuk pemakaian yang
tertera pada kemasan. Parasetamol dapat diberikan pada anak di atas
umur dua bulan, dan iburofen dapat diberikan pada anak di atas umur tiga
bulan dengan berat minimal lima kilogram. Jangan berikan aspirin karena
obat ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berusia 16 tahun ke atas.

 Memberikan obat tetes saline (larutan mengandung garam) yang bisa


dibeli secara bebas di apotek untuk meredakan hidung anak Anda yang
tersumbat.

Pada kasus bronkiolitis parah dengan sesak napas yang


mengkhawatirkan, maka penanganan harus dilakukan di rumah sakit.
Selama dirawat di rumah sakit, selain mendapatkan terapi oksigen, anak-
anak penderita bronkiolitis akan mendapatkan asupan cairan melalui
infus.

Komplikasi Bronkiolitis

Komplikasi kerap terjadi pada kasus bronkiolitis parah. Beberapa contoh


komplikasi ini adalah:
 Dehidrasi

 Gagal pernapasan atau kurangnya kadar oksigen di tubuh

 Cyanosis yang ditandai dengan kulit dan bibir berwarna biru akibat kurang
oksigen

 Apnea atau napas berhenti sesaat.

Pencegahan Bronkiolitis

Untuk meminimalkan risiko anak Anda terkena bronkiolitis, jauhkan anak


dari orang-orang yang menunjukkan gejala penyakit tersebut atau
penyakit saluran napas lainnya. Cucilah tangan Anda dan anak Anda
secara teratur untuk menghindari penularan virus ketika Anda menyentuh
Si Kecil atau melalui benda-benda perantara. Jika ada teman atau
keluarga yang ingin menggendong anak Anda, minta mereka untuk
mencuci tangan terlebih dahulu. Selain itu, jauhkan anak Anda dari
paparan asap rokok.
Jika anak Anda sedang sakit bronkiolitis, liburkan terlebih dahulu segala
aktivitas yang biasa mereka lakukan di luar untuk menghindari penularan
penyakit ini terhadap orang lain. Rawat anak Anda di rumah sampai
sembuh.

Pada anak-anak yang berisiko tinggi terkena bronkiolitis (misalnya


memiliki kekebalan tubuh yang rendah, berpenyakit paru-paru atau
jantung sejak lahir, dan lahir prematur), biasanya dokter akan
menyarankan untuk dilakukan penyuntikan zat antibodi tiap bulan.
Terakhir diperbarui: 26 Juli 2016

Ditinjau oleh : dr. Marianti


Referensi

Info Terkait

Hidup Sehat

Apakah Rokok Elektrik Aman?

Keluarga

Mewaspadai Napas Bayi Baru Lahir Berbunyi

Kesehatan

Merokok Vape Tetap Memiliki Risiko Gangguan Kesehatan


Selanjutnya
Diskusi Terkait

Penyebab batuk disertai suara serak pada anak


Oleh: Noer Mukherjee

 Dijawab oleh Dokter

Selamat sore dokter, sy NUr, , anak sy umur 4 tahun, waktu tgl 15 maret anak Sy
badannya panas, sy kasih obat...
 1 Balasan

 14 hari yang lalu

Chat dengan ribuan dokter di Aplikasi


Alodokter!
Respons Cepat, Jawaban Akurat!
Alodokter

Lainnya

Bagian dari Alodokter

Hak Cipta © 2020 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai