BAHASA INDONESIA
a. Pengertian penalaran
Pernalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan
data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta
yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Di sinilah letaknya kerja
penalaran. Orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan
menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan
dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat
pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut
proposisi
b. Jenis penalaran
1) Penalaran deduktif
Pernalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang
didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang
diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik
simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara
langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
2) Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-
pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Degan
kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan
(premis).
c. Pengertian paragraph
Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinea. Sementara
orang, untuk menyebut rangkaian kalimat yang terikat dalam suatu kesatuan, ada
yang menggunakan istilah paragraf dan ada pula yang menggunakan istilah
alinea. Demi keseragaman penyebutan, dalam pembicaraan ini yang akan
digunakan adalah paragraf. Meskipun demikian, hal itu bukan berarti bahwa
istilah alinea tidak boleh digunakan.
Dalam kenyataan berbahasa, paragraf kadang-kadang terdiri dari beberapa
kalimat dan kadang-kadang pula hanya terdiri dari satu kalimat. Masalah jumlah
kalimat ini memang tidak menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf. Karena
yang penting dalam hal ini penyebutan paragraph bukanlah jumlah kalimatnya,
melainkan kesatuan gagasan yang diungkapkannya.
Walaupun paragraf ada yang terdiri dari empat atau lima kalimat dan ada
yang terdri dari satu kalimat, secara umum dapat diketahui bahwa paragraf
merupakan rangkaian dari beberapa kalimat. Oleh karena itu, paragraf dapat
diberikan pengertian, sebagai salah satu bentuk pengungkapan gagasan yang
terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Pengertian ini dikatakan secara
umum karena tidak menutup kemungkinan ada paragraf yang hanya terdiri dari
satu kalimat, baik panjang ataupun pendek.
d. Jenis paragraf
1) Paragraf deduksi
Paragraf deduksi adalah suatu jenis paragraf yang menampilkan kalimat
utama atau kalimat topik pada awal paragraf, kemudian kalimat utamanya
diikuti oleh kalimat lain sebagai pengembangnya.
2) Paragraf induksi
Paragraf induksi boleh dikatakan sebagai kebalikan dari paragraf deduksi
yang kalimat utamanya diletakkan pada bagian awal paragraf. Pada paragraf
induksi, sebaliknya, kalimat utama ditempatkan pada bagian akhir paragraf.
Sebelum kalimat itu ada beberapa kalimat penjelas lebih dahulu, baru
kemudian diikuti dengan kalimat utama.
Dalam penataan struktur informasi pada dasarnya tidak hanya dikenal dua
bentuk paragraf yang berbalikan itu : deduksi dan induksi. Bentuk-bentuk
yang lain pun tentu ada. Karena itu, tidak tertutup kemungkinan adanya
paragraf yang informasi utama atau kalimat utamanya ditempatkan di tengah
paragraf. Dengan demikian, dalam mengungkapkan gagasan atau informasi
paragraf penulis tidak perlu terpaku pada salah satu model tersebut. Dalam
kaitan itu, model yang manapun boleh digunakan, bergantung pada selera
penulis dalam menempatkan informasi utama. Jadi, model atau jenis paragraf
ini sifatnya fleksibel.
e. Jenis pengembangan paragraf
Dalam sebuah karya tulis paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai macam
cara. Cara-cara atau teknik yang digunakan dalam pengembangan paragraf ini
umumnya bergantung pada keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan
juga materi yang ditulis itu sendiri. Meskipun demikian, paling tidak, dapat
disebutkan adanya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan
paragraf. Cara-cara itu, antara lain, adalah sebagai berikut.
Kepala surat biasanya diketik di sebelah kiri atas. Boleh juga di tengah-tengah.
Kepala surat disusun (biasanya sudah dicetak) dalam bentuk yang menarik dan
menyebutkan nama kantor/jawatan/perusahaan, alamat, nomor telepon, nomor kotak pos
(jika ada), nama alamat kawat (jika ada). Dalam surat dagang disebutkan juga alamat
kantor cabang, nama bankir, nama usahanya, dan gambar bersifat reklame.
Kepala surat menunjukkan resminya sebuah surat. Oleh sebab itu jangan memakai blanko
surat dinas untuk berkirim-kiriman surat secara pribadi. Kepala surat dapat sebagai
alamat atau identitas pengirim surat.
b. Tanggal surat
Tanggal surat diketik sebelah kiri atas (bentuk lurus penuh) dan kanan atas (lurus
setengah lurus). Boleh juga diketik sebelah kanan bawah. Nama tempat tidak perlu
dicantumkan sebab sudah termuat dalam kepala surat. Nama tempat perlu dituliskan pada
surat-surat yang tidak berkepala surat, misalnya surat pribadi dan surat lamaran
pekerjaan.
Di belakang angka bulan tidak ada tanda titik (.), misalnya: 19 Juli 1984 (bukan: 19 Juli
1984)
Ingatlah bahwa tanggal surat itu dibubuhkan segera setelah surat itu ditandatangani oleh
yang berwenang. Tanggal surat berguna untuk mengetahui batas waktu dan cepat
lambatnya penyelesaian hal yang dipersoalkan dalam surat itu.
c. Nomor surat
Surat resmi selalu diberi (1) nomor urut surat yang dikirimkan (keluar), (2) kode, (3)
tahun. Contoh:
No : 200/PBJJ-BI/1984
Nomor surat diketik segaris dengan tanggal, bulan, dan tahun (bentuk lurus, setengah
lurus, dan Indonesia). Guna nomor surat adalah:
Melampirkan berarti menyampaikan sesuatu dengan yang lain. Jika bersama surat yang
dikirimkan itu disertakan surat-surat lain, misalnya:
Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang boleh disingkat menjadi No. dan Lamp. dan,
jika ditulis dengan lengkap, keduanya harus ditulis lengkap.
e. Hal/prihal
Bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan membaca Hal/Perihal,
secara cepat dapat diketahui masalah yang dituliskan dalam surat itu.
f. Alamat surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai surat), dan alamat luar
(pada amplop). Alamat dalam menyebutkan berturut-turut:
c) Nama kota
Nama orang/jabatan ditulis dengan huruf awal huruf kapital pada setiap unsur nama itu,
tidak ditulis dengan huruf kapital semuanya. Nama orang hendadknya ditulis secara
cermat dan lengkap, jangan disingkat atau diubah ejaannya. Jadi harus sesuai dengan
kebiasaan yang dituliskan oleh yang bersangkutan.
g. Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim sebelum ia ‘berbicara’ secara
tertulis. Dalaam surat resmi biasa digunakan sebagai salam pembuka adalah Dengan
hormat, (jangan disingkat Dh. Atau DH.) yang ditulis segaris lurus dengan baris-baris
lainnya. Salam pembuka Assalamualaikum W.W. dipakai secara khusus antara
kantor/lembaga yang bersangkut-paut dengan agama Islam.
h. Isi surat
1. Pembukaan
Pembukaan berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok
surat. Untuk itu digunakan kalimat-kalimat pembuka yang sesuai dengan maksut dan
tujuan surat.
Isi surat sesungguhnya berisi sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan, ditanya, diminta,
dan sebagainya disampaikan kepada penerima surat.
3. Penutup Surat
Penutup surat merupakan kesimpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat.. Umumnya
berisi ucapan terimakasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi surat.
Hendaknya penutup surat itu ditulis secara singkat dan jelas.
i. Salam penutup
1. Nama jabatan
2. Tanda tangan
3. Nama terang
j. Tembusan
Tembusan dibuat jika isi surat dikirimkan kepada pihak yang sebenarnya dituju (asli)
perlu diketahui oleh pihak-pihak lain yang ada hubungannya dengan surat tersebut.
Dengan cara demikian, yang dikirimi surat mengerta apa saja yang juga diberi tahu
tentang isi surat itu.
Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan Nomor, Lampiran, dan
Perihal; sebaris dengan NIP dengan nomor lainnya. Tembusan hendaklah disusun
berdasarkan urutan tingkat jabatan instansi yang bersangkutan. Pada tembusan tidak perlu
digunakan ungkapan Yth. atau Kepada Yth. (demi kehematan).
Karangan ilmiah pada dasarnya adalah semua jenis karangan yang menyajikan
informasi, gagasan, ide, keinginan, yang dikemukakan berdasarkan pengetahuan serta
pengalaman empiris. Dalam karangan ilmiah (nonfiksi) ini pengarang menyajikan isi
karangan tidak berdasarkan imajinasinya, melainkan dengan kemampuan bernalarnya.
Kemampuan bernalar yang didasari fakta inilah yang disajikan oleh pengarang.
Dalam karangan fiksi, realitas yang disajikan pengarang adalah relaitas imajiner,
dalam arti bahwa realitas itu berada dalam rekaan pengarangnya. Sedangkan, realitas
yang disajikan dalam karangan nonfiksi adalah realitas yang aktual, yaitu yang benar-
benar terjadi secara nalar. Realitas yang diungkap penulis diperoleh dari fakta empiris.
Kegiatan yang dilaporkan dapat berbentuk kegiatan penelitian, baik yang
dilakukan karyawan suatu perusahaan, lembaga atau instansi tertentu maupun para
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam bab ini akan dibicarakan teknik pembuatan laporan teknis seperti skripsi atau
tesis.
Penyusunan Laporan teknis yang berbentuk buku, termasuk di dalamnya skripsi dan
karya tulis lainnya, memerlukan tahap-tahap sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan , antara lain adalah sebagai berikut:
a) Menentukan pokok permasalahan
b) Menentukan judul
c) Membuat kerangka laporan
Kerangka laporan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan disajikan
dalam laporan atau karya tulis. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis
agar dapat memberi manfaat bagi penyusunan laporan selanjutnya. Manfaat kerangka
laporan itu, antara lain, sebagai berikut.
(1) Sebagai pedoman kerja
(2) Sebagai penuntun yang memberi arah agar laporan lebih sistematis
(3) Sebagai alat penyimpan gagasan.
Dengan adanya kerangka itu, penyusun laporan dapat dengan mudah mengerjakan
laporannya karena dapat berpedoman pada kerangka yang telah dibuat itu. Dengan
berpedoman itu, penyusun laporan sekaligus dapat pula menyajikan laporan secara
sistematis, runtut, dan tidak tumpang tindih.
Bentuk kerangka laporan itu pada dasarnya hampir menyerupai daftar isi. Oleh
karena itu, dengan melihat kerangka yang telah dibuat, ide atau gagasan yang telah
dituangkan dalam kerangka itu akan muncul kembali, terutama jika pengerjaan
laporan itu sampai tertunda-tunda itulah yang dimaksud bahwa kerangka laporan
dapat berfungsi sebagai alat penyimpan gagasan.
a. studi pustaka
b. studi lapangan
c. observasi atau pengamatan
d. angket atau kuesioner, dan
e. wawancara.
Studi pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis,
baik yang berupa buku, majalah, surat kabar, atau sumber tertulis lain yang relevan
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun studi lapangan merupakan suatu
studi yang dilakukan dengan cara ikut menerjunkan diri dalam kegiatan nyata di lapangan
atau dalam bidang pekerjaan tertentu. Sementara itu, observasi atau pengamatan dapat
dilakukan secara langsung di lapangan, dapat pula dilakukan secara tidak langsung
melalui media-media yang tersedia.
Angket atau kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang dibagikan kepada
responden untuk memperoleh jawaban atau tanggapan tertentu. Jawaban atau tanggapan
itu dapat digunakan sebagai bahan atau data penelitian. Data ini dapat pula dilengkapi
dengan hasil wawancara, baik kepada responden maupun kepada para ahli dalam bidang
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
4) Tahap Penyuntingan
Pada tahap ini konsep laporan yang telah disusun diperiksa kembali untuk mengecek
apakah masih ada susunan yang belum tepat, bahasa yang belum benar atau data yang
belum lengkap. Setelah diperiksa dan disusun kembali, laporan itu diketik lagi secar rapi,
kemudian dijilid.
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapanganadalah
sebuah karya ilmiah, sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikutini:
a. Objektif
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yangdiungkapkan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Jugasetiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yangbisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian,
siapa pun dapat mengecek(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebasdari kepentingan-
kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, ataumempengaruhi pembaca
perlu dihindarkan.
c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabilamengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas,dan sebagainya. Dengan
cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya denganmudah alur uraiannya.
d. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalarinduktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif. Sebaliknya,
kalau bermaksud membuktikan suatu teori atauhipotesis, digunakan pola deduktif.
Setiap pernyataan, uraian,atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan
fakta. Oleh karenaitu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti
orangberkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang sepertiorang
mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)hendaknya dihindarkan.
f. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan aliashemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
Sikap Ilmiah
Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa: ”Sikap ilmiah pada dasarnya adalahsikap yang
diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatansebagai seorang ilmuwan.
Dengan perkataan lain kecendrungan individu untukbertindak atau berprilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematismelalui langkah-langkah ilmiah.Beberapa sikap
ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985: 31-34) yangbiasa dilakukan para ahli
dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah,antara lain :1. Sikap ingin tahu.2.
Sikap kritis.3. Sikap obyektif.4. Sikap ingin menemukan.5. Sikap menghargai karya orang lain.6.
Sikap tekun.7. Sikap terbuka.
Pada prinsipnya, semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalamhal ini yang
membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjangpendeknya karya tulis ilmiah
tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah
pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagaipersyaratan
mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari :
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakansebagai persyaratan
mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkanbagi mahasiswa pada jenjang
akademik atau setingkat diploma 3 (D-3).
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulisberdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh datadan fakta-fakta empiris-objektif
baik berdasarkan penelitian langsung (observasilapangan) maupun penelitian tidak langsung
(studi kepustakaan). Skripsi ditulissebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan
dalam skripsi harusdilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari padaskripsi, thesis
merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
e. Disertasi.
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatudalil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengananalisis terinci. Dalil yang dikemukakan
biasanya dipertahankan oleh penulisnya darisanggahan-sanggahan senat guru besar atau
penguji pada sutu perguruan tinggi,desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis
dengan menggunakanpenelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema
daridesertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulisdesertasi
berhak menyandang gelar Doktor.
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah populer, yakni :Karya ilmiah populer
merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanyamenggunakan kaidah-kaidah keilmuan,
serta disajikan dalam bahasa yang santaidan mudah dipahami oleh masyarakat awam.Slamet
Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya ilmiahpopuler lebih banyak
diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripadadengan jalan menulis gagasan,
pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiahpopuler adalah karangan ilmiah yang berisi
pembicaraan tentang ilmu pengetahuandengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-
hal kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri Karya Ilmiah Populer
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dariempat
aspek, yaitu :
1. Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagianawal, bagian inti dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagianinti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin disampaikan.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti,penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat
dalam jurnalmempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yangdisampaikan dengan menggunakan kata
atau gaya bahasa impersonal.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalahbahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yangefektif dengan struktur yang baku.Sementara
itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu :1. Dari segi isi, karya ilmiah
menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan,deskripsi tentang sesuatu atau
pemecahan suatu masalah .2. Pengetahuan yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau
data (kajianempirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya. 3. Sebuah karya
ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalampenulisan. 4. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilahteknis, di samping istilah yang
bersifat denotatif. 5. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.Sedangkan ciri-ciri karya
ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkansebagai berikut :1. Bahan berupa fakta yang
objektif. 2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taatasas,
disusun secara sistematis, serta tidak memuat hipotesis. 3. Sikap penulis tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang meragukan. 4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan feature. Dilihat daribahasanya,
biasanya artikel menggunakan bahasa jurnalistik, esai menggunakanbahasa sastra, dan feature
menggunakan keduanya, bergantung kepada jenisfeaturenya. Feature pengetahuan banyak
menggunakan ragam jurnalistik, namunfeature human interest lebih banyak menggunakan
ragam sastra.
TUGAS
(Semester III)
NIM : 712501S18012