Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI


SEKOLAH

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2015 Indonesia membentuk Visi Indonesia Sehat 2015,
yang telah dirumuskan oleh Depkes (2010) menyatakan bahwa, gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh
wilayah Republik Indonesia.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

1| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dari hasil riskesdas 2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang
telah mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 38,7 %.
Sementara pada tahun 2013 mencapai rata-rata pencapaian nasional 55,46%
dan di Sulawesi selatan mencapai 54,87%. Pada 2014 rata-rata pencapaian
nasional meningkat menjadi 56,58%. dan di Sulawesi Selatan justru menurun
pada angka 53,43% Profil kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data
bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya yang
meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15), tempat ibadah
(58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain 62,26%). Hal ini
menunjukkan pembinaan PHBS di tatanan-tatanan lain selain rumah tangga
yaitu di institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tempat umum dan tatanan
fasilitas kesehatan juga belum berjalan sebagaimana mestinya.Usia sekolah
(termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk menanamkan
nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent ofchange untuk mempromosikan
PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Oleh karena
itu, kami melihat pentingnya dilakukan penyuluhan PHBS di sekolah dimulai
dengan membiasakan mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari.

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak
juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit serta munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10),
misalnya diare, kecacingan dan anemia.
Berdasarkan data WHO (2007) menyebut bahwa setiap tahun 100.000
anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai
angka 40-60%, anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies dan
periodontal 74,4%.
Tingginya angka kejadian penyakit sangat ditentukan oleh peran
masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Masih
rendahnya kesadaran sebagian generasi muda untuk menerapkan PHBS

2| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


dalam lingkungan sekolah merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh
karena itu, peran serta pihak puskesmas dan pemerintah setempat juga sangat
dibutuhkan untuk menggalakkan PHBS dalam lingkungan sekolah.

C. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah”. Adapun materi yang disampaikan pada
sosialisasi ini sesuai dengan yang tertuang dalam pedoman PHBS.

D. PELAKSANAAN
Penyuluhan mengenai PHBS ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal
07 Januari 2020. Penyuluhan ini bertempat di Aula SMPN 2 Bungoro.
Penyuluhan ini dibawakan dengan penjelasan secara lisan. Kemudian
di akhir sesi, pemateri memberi kesempatan kepada para siswa dan siswi
untuk bertanya mengenai materi PHBS.

E. EVALUASI
1. Kesimpulan
Penyuluhan tentang PHBS pada masyarakat khususnya pada anak
sekolah sangat penting diadakan guna meningkatkan kesadaran anak untuk
hidup bersih dan sehat serta menurunkan angka kesakitan dan kematian
dalam masyarakat.
2. Saran
a. Kegiatan sosialisasi / penyuluhan mengenai PHBS harus dilaksanakan
secara kontinyu agar dapat meningkatkan pemahaman, kemauan, dan
kemampuan anak - anak tentang cara hidup bersih dan sehat
khususnya dalam lingkungan sekolah.

3| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


b. Perlu dilakukan monitoring atau follow up untuk memastikan bahwa
anak – anak di sekolah telah berperan aktif dalam melaksanakan
PHBS.
c. Perlu sesekali dilakukan perlombaan antar sekolah yang berkaitan
dengan PHBS sehingga memicu semangat anak - anak untuk
mempraktekkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah
maupun di lingkungan sekitarnya.
d. Kegiatan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan,
guru pun dapat memberikan informasi serupa agar anak senantiasa
menjaga kebersihan.

All

4| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


5| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai