Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya
sehingga penulis menyelesaikan penulisan makalah ini. Adapun tujuan makalah kami yang
berjudul ”SPGDT”Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan semua
pihak yang memerlukannya khususnya untuk bahan pembelajaran.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………….………………………. i
Daftar Isi……...……………………………………………….……………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………….
a. Latar Belakang…………………………………….…………………....….. 1
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1
c. Tujuan Penulisan………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN…………………….……………………………………...…
a. Pengertian……………………………………..………..………………….. 3
b. Jenis-jenis SPGDT………………………………………………………… 3
c. Tujuan SPGDT………………………………………….........................… 4
d. Alur Penanganan Korban Bencana………………………………………… 6
e. Alur Penanganan Korban Bencana di Lapangan………………………… 7
f. Alur Penanganan Korban Bencana di Rumah Sakit……………………….. 8
a. Kesimpulan…………………………………………...…………………… 9
DAFTAR PUSTAKA………………….………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu antara Fasilitas kesehatan satu
dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
tidak hanya terhadap kasus Gawat Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat
terjadi bencana di wilayah Indonesia.
Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan penanganan gawat darurat mulai dari
tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan
lintas program dan multisektoral. Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat
dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving. Public Safety Care (PSC) sebagai ujung tombak
safe community adalah sarana publik/masyarakat yang merupakan perpaduan dari unsur pelayanan
ambulans gawat darurat, unsure pengamanan (kepolisian) dan unsur penyelamatan. PSC merupakan
penanganan pertama kegawatdaruratan yang membantu memperbaiki pelayanan pra RS untuk menjamin
respons cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan, sebelum dirujuk ke
Rumah Sakit yang dituju.
Pelayanan di tingkat Rumah Sakit Pelayanan gawat darurat meliputi suatu system terpadu yang
dipersiapkan mulai dari IGD, HCU, ICU dan kamar jenazah serta rujukan antar RS mengingat
kemampuan tiap-tiap Rumah Sakit untuk penanganan efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan
Kelas Rumah Sakit.
Untuk meningkatkan kemampuan para pimpinan RS dalam manajemen penanggulangan gawat
darurat dan bencana, Kementerian Kesehatan bersama ikatan profesi dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI) telah mengembangkan pelatihan HOPE (Hospital Preparedness for Emergency and
Disaster) yang sampai saat ini telah diikuti oleh 802 manajemen rumah sakit. Dengan pelatihan tersebut
maka diharapkan semua pimpinan RS dapat membuat dokumen perencanaan dalam penanggulangan
bencana yang biasa disebut Hospital Disaster Plan (Hosdip) baik bencana di dalam rumah sakit (internal
disaster) maupun bencana di luar rumah sakit (external disaster).
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
b) Apa saja macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
c) Apa saja hal-hal yang diatur khusus dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)?
C. Tujuan Penulisan
a) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu.
b) Untuk mengetahui definisi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
c) Untuk mengetahui macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
SPGDT adalah sostem penanggulangan pasien gawat daruratterdiri dari Pra RS, RS, dan antar RS.
Berpedoman pada respon cepatyang menekankan time saving is lifi and limb saving yang
melibatkanmasyarakat umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulansgawat darurat dan
komunikasi.Menurut Depkes tahun 2006 dalam bukupedoman PPGD menyatakan sistem
Penanggulangan Gawat Terpaduadalah sistem yang merupakan koordinasi berbagai unit kerja
(multisektor) dan didukung berbagai kegiatan profesi (multi disiplin danmulti profesi) untuk
menyelenggarakan pelayanan terpadu bagipenderita gadar baik dalam keadaan bencana maupun
sehari hari
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yangterdiri dari unsur, pelayanan
pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit danantar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada
respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakatawam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dansistem
komunikasi. SPGDT dibagi menjadi SPGDT sehari-sehari dan SPGDT bencana.Dalam hal ini
SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan PraRumah Sakit dan Rumah Sakit dalam
bentuk pelayananan gawat darurat terpadusebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg
memerlukan peningkatan(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk
menyelamatkankorban sebanyak banyaknya.pelayanan medis sistem ini terdiri 3 subsistem yaitu
pelayanan pra RS,RS dan antar RS dan memiliki 8 komponen yaitu:
h. Komponen Dana
b. SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan Rumah Sakit
dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada terjadinya
korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari.
Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
C. Tujuan Sistem Penanggulangan Gawat Terpadu
SPGDT bertujuan untuk tercapainya suatu pelayanan kesehatanyang optimal, terarah dan terpadu
bagi setiap anggota masyarakat yangberada dalam keadaan gawat darurat.Upaya pelayanan kesehatan
padapenderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehinggamampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin
terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
b. b.Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih
memadai
c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatanpenanggulangan penderita gawat
darurat
e. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat ditempatrujukan (unit gawat darurat dan ICU).
koordinator tanggap
darurat kesehatan
ambulans
Penampungan
darurat
Transportasi/ko
munikasi
Permintaan bantuan
dan donor
Informasi
E. Alur Penanganan Korban Bencana di Lapangan publik
Daerah bencna
pos
Pencarian
penyelamatan
Pertolongan
pertama
Response Time
Triase
evakuasi
transportasi
stabilitasy
Control lalu
F. Alur Penanganan bencana di Rumah Sakit lintas
pengaturan
Pasien datang
Triase
Pendaftaran Poliklimik
Dengan kegawatan
Pulang
OBSERVASI
BILLING
RAWAT/IW
KASIR
RUJUK
PULANG
KAMAR JENAZAH
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan penanganan awal
dan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke Rumah Sakit dan mendapatkan
penanganan medis lanjutan, misalnya pada saat terjadi bencana alam. Salah satu hal
penting yang perlu ada pada saat terjadi bencana alam yaitu posko kesehatan, dimana
penderita gawat darurat atau korban dapat ditangani pada posko kesehatan ini.SPGDT
terdiri dari unsur, pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan antar rumah
sakit. SPGDT dibagi atas SPGDT-S dan SPGDT-B. SPGDT bertujuan yang intinya untuk
mengurangi dan menyelamatkan korban bencana, sehingga diperlukan cara penanganan
yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB). 2013. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulan
Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman UmumPengkajian Risiko Bencana.Baheramsyah,
Alam. 2013. Studi Awal Pemetaan Risiko Bencana Industri DiIndonesia Pusat Studi Kebumian Bencana
dan Perubahan Iklim, Institut TeknologiSepuluh Nopember, SurabayaInstitute For Clinical Systems
Improvement. 2011.