S1 - 3B - Keperawatan Keluarga - Kelompok 7 - Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
S1 - 3B - Keperawatan Keluarga - Kelompok 7 - Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
DISUSUN OLEH:
2019/2020
KONSEP TEORI
A. Definisi
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kulu dan warga atau kuluwarga yang berarti
anggota kelompok kerabat (Padila, 2012). Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah
dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga.
Harmoko (2012) menyebutkan bahwa keluarga memiliki delapan tahap
perkembangan. Tahap pertama yaitu keluarga pasangan baru (beginning family), tahap
kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family), tahap ketiga
keluarga dengan anak usia prasekolah (families with preschool ), tahap keempat keluarga
dengan anak usia sekolah (families with children), tahap kelima keluarga dengan anak
remaja (families with teenagers), tahap keenam keluarga dengan anak dewasa (launching
center families), tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families) dan tahap
kedelapan keluarga usia lanjut.
Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya masing - masing.
Tahap keempat dari perkembangan keluarga adalah keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah, masing-
masing akan memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang
mempunyai aktifitas berbeda dengan anak (Harmoko, 2012).
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya.
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan.
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang
dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu
ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui
oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku.
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi
konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar
karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya Dalam Berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak- anak
usia sekolah yaitu :
- kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.
-kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat
anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
-anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa
bahwa ia berbeda.
- pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang
lain, membual akan ditentang oleh temannya.
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang
kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat
kuat sehingga kurang disenangi orang lain
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi
anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan
kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
e. Bahaya Moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku
anak-anak. :
1.perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang
tidak sesuai dengan kode orang dewasa.
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku.
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5.menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan.
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.
f. Bahaya Yang Menyangkut Minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1.tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman
sebaya.
2.mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai
bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah.
D. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga.
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
2. Data Umum, meliputi :
a. Nama kepala keluarga (KK)
b. Alamat dan nomor telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan
dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I – IV, DPT I – III,
Hepatitis I – III dan campak).
f. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
h. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarg Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga (siapa yang mengatur keuangan ?).
j. Aktifitas rekreasi keluargaRekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga.
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga
sakit.
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang
telah dilakukan.
• Ajarkan cara merawat anak dirumah.
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternative.
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya.
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.
G. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil yang
telah ditetapkan.Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk menilai
keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan keluarga dibidang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA