SATYA DEVANA (920173038) Keperawatan Keluarga
SATYA DEVANA (920173038) Keperawatan Keluarga
Disusun oleh :
NIM : 920173086
3B – S1 ILMU KEPERAWATAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas keperawatan keluarga ini.
Tugas ini telah saya susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai sumber yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima sagala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata penulis berharap tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi keluarga
Menurut WHO (1969) dalam Harmoko (2012), keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988 dalam Padila, 2012).
Jadi, dari beberapa definisi diatas maka keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan dan tinggal dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan serta mempunyai peran atau kewajiban yang
harus dilaksanakan.
2. Bentuk keluarga
Beberapa bentuk keluarga menurut (Sussman et al, 2010) antara lainadalah
sebagai berikut:
1) Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah),
seorang istri (Ibu rumah tangga), dan anak-anak.
2) Keluarga besar tradisional, yaitu bentuk keluarga yang pasangan suami
istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga
dengan orang tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga
tersebut.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu keluarga ini hanya memiliki
satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah).
4) Individu dewasa yang hidup sendiri, yaitu bentuk ini banyak terdapat
di masyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti dip anti wreda,
tetapi ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan
kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung.
5) Keluarga dengan orang tua tiri, orang tua menghadapi 3 masalah yang
paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan
kepribadian anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan
kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikiran hati.
6) Keluarga binuklear, yaitu keluarga merujuk pada bentuk keluarga
setelah cerai sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga
yang terdiri dari dua rumah tangga inti.
7) Bentuk variasi keluarga nontradisional, yaitu bentuk variasi
nontradisional meliputi bentuk keluarga yang sangat berbeda satu sama
lain, baik dalam struktur maupun dinamikamya
3. Fungsi keluarga
_ Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan.
Fungsi keluarga tersebut menurut Mubarak (2012) adalah sebagai berikut:
Menurut Friedman dalam Padila (2012) ada lima fungsi dasar keluarga
diantaranya adalah:
4. Struktur keluarga
1. Terorganisasi
Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan
keluarga. Dalam menjalankan peran dan funsinya, anggota keluarga
saling berhubungan dan saling bergantung.
2. Keterbatasan
Selain keluarga harus mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga
harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga
Menurut Friedman adalah sebagai berikut:
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat
dikurangi atau diatasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam
mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang
lain di lingkungan tempat tinggalnya.
Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang bersifat terkait,
yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga
membagi peran secara merata kepada anggotanya. Dalam peran formal
keluarga ada peran yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan tertentu
dan ada juga peran yang tidak terlalu kompleks, sehingga dapat didelegasikan
kepada anggota keluarga lain yang kurang terampil. Contoh peran formal
yang terdapat dalam keluarga adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, sopir,
pengasuh anak, tukang masak, dan lain-lain. Jika seorang anggota
keluarga meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak memenuhi suatu
peran maka anggota keluarga lain akan mengambil alih kekosongan ini
dengan memerankan perannya agar terap berfungsi (Mubarak, 2012).
8. Klasifikasi umur
Kategori umur Menurut Depkes ( 2019 ). Menurut Depkes, umur
seseorang dikategorikan ke beberapa tingkatan yang tentunya hal tersebut sudah
diperhitungkan sebelumnya. Batasan-batasan umur anak juga sudah ditentukan dalam
undang-undang. Sehingga tecatatnnya batasan-batasan anak ini memang bertujuan agar
dalam memberikan pendidikan, perhatian, maupun yang lain akan lebih tepat
penanganannya.
1) Masa Balita : 0-5 Tahun
Untuk usia anak yang masih dini, akan diperhatikan secara khusus dan
diharukan untuk mengikuti kegiatan posyandu secara rutin. Hal ini
bertujuan agar gizi anak tercukupi melalui vitamin atau imunisasi yang
wajib diberikan.
2) Masa Kanak- Kanak : 5-11 Tahun
Tahapan anak dalam mengenyam pendidikan dasar yaitu wajib belajar 12
tahun yang sudah ditetapkan oleh menteri pendidikan
3) Masa Remaja Awal : 12-16 Tahun
Hampir sama dengan umur anak dibawahnya, umur dengan rata – rata 12-
16 masih dalam pendidikan yang akan mengubah pola pikirnya untuk ke
jenjang berikutnya
4) Masa Remaja Akhir : 17-25 Tahun
Masa peralihan dari remaja menjadi dewasa di ikuti oleh perkembangan
hormon pada seseorang yang mengubahnya menjadi berbeda secara fisik
yang lebih matang, pemikiran yang terbuka dan terorganisir
5) Masa Dewasa Awal : 26-35 Tahun
Di umur tersebut, anak sudah harus berkembang secara mandiri untuk
mencari jati diri yang akan menentukan masa depannya. Umur di posisi ini
diharapkan sudah dewasa dalam menghadapi satu permasalan
6) Masa Dewasa Akhur : 36-45 Tahun
Masa seseorang sedang dalam baik dan buruk menjalani kehidupan.
Munculnya banyak masalah dan bagaimana seseorang itu menyelesaikan.
7) Masa Lansia Awal : 46-55 Tahun
Masa peralihan menjadi tua, menurunan jumlah hormon pada tubuh. Dan
fungsi organ juga menurun.
8) Masa Lansia Akhir : 56-65 Tahun
Masa menuju tua yang harus memperhatikan psikis, biasanya mulai
menurunnya indera penghilatan dan pendengaran.
9) Masa Manula : > 65 Tahun
Untuk umur–umur selanjutnya masa tua dimana mereka harus
memperhatikan kesehatan. Dengan adanya fasilitas posyandu lansia,
diharapan bisa dimanfaatkan dengan baik.
B. KARAKTERISTIK USIA
1. Pengertian
Artritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif,
yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Karakteristik
artritis rheumatoid adalah radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten,
biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi,
2013).
2. Etiologi
Penyebab utama dari kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab arthtritis reumatoid, yaitu :
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolic
Pada saat ini, arthtritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II ;
Pada sendi sinovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung tulang
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakkan. Membran
sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresi cairan ke dalam
ruangan antar tulang. Fungsi dari cairan sinovial ini yaitu sebagai peredam kejut (shock
absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam
arah yang tepat.
Sendi merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering terkena
inflamasi. Meskipun memilki keankearagaman mulai dari kelainan yang terbatas pada
satu sendi hingga kelainan multisistem yang sistemik, semua penyakit rematik meliputi
inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus. Inflamasi
ini akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit rematik inflamatori,
inflamasi adalah proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder
yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi
tersebut merupakan akibat dari respon imun tersebut. Sebaliknya, pada penyakit rematik
degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder sinovitis ini biasanya lebih
ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya
untuk terlihat pada penyakit lanjut. Pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari
kartilago artikuler yang mengalami degenerasi dapat berhubungan dengan sinovitis
kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Pada artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial.
Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya
membentuk panus. Panus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan generatif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Lukman, 2009).
4. Manifestasi Klinis
Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk di
dalamnya sendi dan otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung
menyebabkan aktivitas sehari-hari terhambat (Purwoastuti,2009).
Menurut Lukman (2009), ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan
pada klien artritis reumatoid. Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat
yang bersamaan. Oleh karena itu, penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat
bervariasi.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoarthritis, yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
5. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit DMARD (disease modifying
antirheumatoid drugs) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama
pada artritis rheumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran yang
jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik.
Umumnya berhubungan dengan mieliputi akibat ketidakstabilan vertebra
servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis (Mansjoer, 1999).
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan Arthtritis
Reumatoid yaitu :
b. Terapi mekanik
Perawatan dan pengobatan tradisional atau obat luar juga bisa kita berikan pada
klien dengan Arthritis Reumatoid,yaitu sebagai berikut :
1. Hindari faktor resiko seperti aktivitas yang berlebihan pada sendi,
faktor cuaca dan pola makan yang tidak sehat
2. Komposisi Keluarga
3. Genogram
: Meninggal Laki-laki
4. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga : Nuclear Family yang terdiri dari ayah dan ibu
b. Kewarganegaraan /suku bangsa :
Bapak A berasal dari Sunda, sedangkan Ibu bersal dari Palembang. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Penduduk di lingkungan tempat
tinggal umumnya berasal dari Palembang juga dan masih ada hubungan
keluarga. Namun, ada juga pendatang lain yang mempunyai latar belakang
budaya hampir sama sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan
masyarakat sekitar
c. Agama : Islam, Kedua orangtua rajin beribadah. Bapak A selalu mengikuti
kegiatan pengajian yang ada di mushola dan menjadi anggota suatu
perkumpulan pengajian dimushola tersebut
d. Status social ekonomi keluarga
- Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami
- Penghasilan : Rp. 40.000 ribu/ hari, itupun tak tentu
- Penghasilan didapatkan dari pekerjaan sebagai buruh bangunan dan itupun
hamper sama dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mencukupi
kehidupannya
- Pada hari sabtu dan minggu, ia membantu cucu nya untuk berjualan model
di pasar 26
e. Aktifitas rekreasi Keluarga
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat hiburan. Rekreasi hanya
berkumpul dengan keluarga. Menurut Bapak A dan Ibu R, keluarganya bila
selesai mengurus rumah biasanya mengobrol-ngobrol dan bercerita dengan
tetangga karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa senang dan dapat
menghilangkan kebosanan.
5. Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
- Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah
dipenuhi oleh keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar
bersama teman-temannya.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada
masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga lain.
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga berusaha
memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang sakit, biasanya
mereka membeli obat di warung/apotik. Bila tidak sembuh, anggota
keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan Puskesmas
Merdeka atau pergi ke Bidan.
6. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran 8 x 12 m
yang terdiri dari satu ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur, satu WC dan
satu ruang keluarga. Lantai rumah tampak bersih, Hal ini terlihat dari tidak
adanya kotoran pada lantai, perabotan rumah tertata dengan rapi. Lantai rumah
terbuat dari semen tanpa keramik. Dinding rumah terbuat dari kayu, jendela
hanya ada pada bagian ruang tamu. Plafon tidak ada sehingga saat siang hari
terasa sangat panas. Kamar tidur tidak ada jendela. Pencahayaan hanya dari
ventilasi dekat ruang tamu. Atap rumah dari seng. Halaman rumah bersih jika
tidak ada hujan. Bila musim hujan, halaman rumah tampak becek. Kondisi air
minum bening, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak bewarna. Keluarga
mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan menyapu setiap hari dan
kadang-kadang dipel pada pagi hari.
Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah dihalaman
ini.
DAPUR
JALAN
7. Struktur Keluarga
8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku social yang baik.
Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada
di masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
rematik dan vertigo hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari
dampak masalah kesehatan akibat penyakit vertigo dan rematik. Keluarga juga
tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh lagi dan harus mendapat
pengobatan jangka panjang lagi. Kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang
masalah yang terjadi pada penyakit vertigo dan rematik. Keluarga tidak
mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencegah penularan
dan menangani penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan barang-barang
yang bisa menimbulkan penyakit tersebut
d. Fungsi Reproduksi
Bapak A berusia 69 Tahun dan Ibu 68 Tahun merupakan usia yang tidak lagi
produktif.
e. Fungsi ekonomi
Bapak A bekerja buruh dan membantu cucu nya berjualan model pada hari
sabtu dan minggu disela-sela hari liburnya dan Ibu R sendiri bekerja sebagai
Ibu Rumah Tangga
Data Objektif
1. Usia 68 Tahun
2. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan
TD : 120/80
mmHg
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 36,5 ºC
TB : 155 cm
dan BB : 60 Kg
Ektremitas bawah : terbatas
pergerakannya
3. Ruangan rumah dan kamar
tidur gelap dan bertingkat
(panggung)
Data Obyektif
1. Usia 68 Tahun
2. Pendidikan Bapak dan Ibu
SD
3. Saat ini keluarga berobat di
Puskesmas