PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai bagian dari
Administrasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 maka Negara
kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi daerah kabupaten dan daerah kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur oleh undang-undang. Pemerintahan daerah Provinsi
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Di
dalam perkembangan setiap daerah pemerintah telah menjalankan kebijakannya di dalam bidang
pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satunya yaitu pemerintah telah menerapkan
beberapa kebijakan khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka
masyarakat yang tidak dapat menempuh atau sama sekali tidak mendapatkan hak pendidikan maka semua
telah dihapuskan, dan wajib belajar telah terpenuhi. Masyarakat yang dulunya kekurangan informasi,
sekarang telah mampu mendapatkannya, dengan mengenal Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains yang
merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting yang biasa disingkat
dengan IPTEKS. maka, masyarakat dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan
adanya Wawasan IPTEKS, maka dalam pembangunan disetiap daerah akan lebih berkembang dimana
teknologi yang merupakan media dan sarana disetiap informasi sangat dibuthkan dalam pembangunan
infrastrutktur daerah, serta sarana dan prasarana yang dapat membantu kehidupan masyarakat maupun
C. Tujuan
Tujuan penulisan yaitu, untuk menjelaskan dan melihat bagaimana pemerintah dalam menerapkan
D. Manfaat
Manfaat penulisan yaitu, menimbulkan kesadaran bahwa pentingnya wawasan IPTEKS bukan hanya
dalam pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam pemanfaatan kehidupan manusia sehari-
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS atau Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains
a. Konsep Pengetahuan
Pada hakekatnya pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu objek
tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu, sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian dari pengetahuan
Dalam Konsep pengetahuan, terdapat 2 jenis pengetahuan, yakni Pengetahuan Non Ilmiah
Pengetahuan Non Ilmiah atau yang dikenal dengan sains semu (Pseudo Science) diperoleh
terutama dengan mengandalkan perasaan, keyakinan, dan tanpa diikuti proses pemikiran
cermat. Oleh karenanya, pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya
rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah seperti pada
cara prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba-coba (coba ralat) tanpa
dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja. Sampai saat ini belum ada metode
tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan non
ilmiah namun umumnya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui cara-
cara berikut:
Mitos
Wahyu
kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin atau secara
Prasangka
Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah. Dengan
prasangka orang sering mengambik keputusan atau kesimpulaln yang keliru. Cara ini
Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak
berdasarkan pada pola piker tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh
dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih dahulu. Contoh: ramalan
diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak didasari oleh teori-
pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui. Sebagai contoh adalah anak
kecil yang berusaha mengetahui bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya
dengan membongkar mainan tersebut sampai didapatkan kepuasan tentang rasa ingin
tahunya.
diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah (Scientific Method) disebut Ilmu.
1. Ada beberapa defenisi menurut para ahli dalam pengertian Ilmu Pengetahuan:
o Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya “The Fabric of Society”
menulis bahwa science is empirical, rasional, general and cumulative and it is all
four at once. Artinya ilmu memiliki kriteria empiris rasional, umum, kumulatif
satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi, dan percobaan untuk menentukan
- Meramalkan (Prediction)
- Mengendalikan
- Objektif
- Metodik
- Sistematik
- Perumusan Masalah
Masalah adalah topik atau objek yamg diteliti dengan batasan yang jelas serta
hipotesis dan kemudian diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang
diajukan.
- Penarikan Kesimpulan
hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan
pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan.
Keberadaan Ilmu Pengetahuan terbentuk dari hukum secara khusus dan teori yang lebih
general. Baik dalam rumusan hukum maupun teori melibatkan unsur konsep yang
Hukum adalah kolerasi antara dua konsep atau lebih yang dekat kaitannya dengan hal-
hal yang yang terobservasi. Hukum mencerminkan urutan sistematik suatu pengalaman
dan berfungsi untuk memberikan pengalaman menurut pola yang beraturan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi
antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Teori adalah kerangka
konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi
6. Sikap Ilmiah
Berdasarkan pada syarat, kriteria, langkah operasional dan unsur pembentukan ilmu
- Jujur - Terbuka
- Toleran - Skeptis
- Optimis - Pemberani
b. Konsep Teknologi
Secara etimologi , kata teknologi berasal dari perpaduan dua buah akar kata yaitu ‘techne’ atau
‘techton’ dan ‘logops’, keduanya berasal dari bahasa yunani. Akar kata yang pertama pada mulanya
berarti ‘keterampilan’, dengaan arti yang sama dalam bahasa sansekerta padanannya disebut ‘taksan’ dan
dalam bahasa arab disebut ‘taskhir’ lalu dalam bahasa latin disebut ‘tegere’ atau jika ditimjau dari sudut
karyanya kata tersebut sepadan dengan kata ‘art’ (seni) yang kemudian digunakan dalam bahasa inggris
sebagai ‘fine art’. Defenisi tentang teknologi yang masih relevan dengan penggunaan pada masa kini
adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam semesta yang dapat
diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan sendiri.
Siapapun mempunyai sensibilitas keharuan dan siapapun memiliki getar hati yang dapat diiringi
dengan genangan dan linangan air mata keharuan yang merupakan puncak kebahagiaan dalam bentuk
immaterial. Peristiwa keharuan ini bukan murni wilayah intelektualitas dan moralitas namun memiliki
wilayah otoritas tersendiri yang disepakati sebagai manifestasi batin yang sekarang disebut sebagai seni.
Katakanlah orang-orang yang tinggal didaerah-daerah pedesaan bahkan yang terisolasi dari informasi
sekalipun, mereka juga pasti tetap memiliki jiwa seni ketika berinteraksi dengan objek diluar dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari kita tidak dapat lepas dari seni. Konsepsi seni ini
melekat pada diri manusia dan seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan lahirnya seni selalu bersamaan
dengan kebutuhan manusia. Karenya gerak seni selalu dinamis dan berkembang mengikuti laju
perkembangan manusia dan zaman. Berikut beberapa pengertian tentang seni dari beberapa para ahli:
menyenangkan
Sudarmaji, Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Ensiklopedia Indonesia, Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang
menikmatinya.
Ki Hajar Dewantara, Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari
hidup perasaannya bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan
manusia.
Suwaji Bastomi, Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang
1. Fungsi Seni
Kebutuhan ini tentu saja berbeda-beda baik kulitas maupun kuantitasnya berdasarkan
pengalaman hidup dan perhatian yang berbeda, baik manusia sebagai makhluk pribadi
atau manusia sebagai bagian dari masyarakat luas. Dari sedemikian banyak kebutuhan
tersebut salah satu kebutuhan yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari adalah
seni.
Dalam kehidupan manusia, seni memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Kebutuhan Fisik
manusia. Sejak dulu perabot rumah tangga atau benda-benda yang diciptakan
transportasi dari sado, sepeda, mobil, pesawat ulang alik, yang kesemuanya dibuat
Kebutuhan Emosional
seseorang muncul karena adanya hubungan atau interaksi dengan orang lain atau
sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan perasaan sedih, susah, gembira dan
Untuk itulah orang sekali melukis, membuat puisi, mendengarkan lagu atau
Pada bidang agama seni dapat memiliki fungsi sosial terutama yang berkaitan dengan
agung, suci agar dapat membuat umat beragama lebih betah untuk beribadah.
luhur. Salah satu cara pencapaiannya adalah melalui pendidikan seni baik secara
formal ataupun non formal, oleh karena pendidikan seni dapat menimbulkan
pengalaman estetika bahkan pengalaman etika pada setiap orang. Pengalaman ini
sangat penting sebab diharapkan dapat memberikan fungsi sosial bagi seseorang
Proses interaksi antara dua pihak baik antar manusia maupun antara manusia dengan
merupakan alat yang paling sederhana dan mudah dimengerti. Namun seni juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi misalnya seni musik dapat berkomunikasi
jenuh, apalagi seseorang yang bekerja dengan benda mati sehingga tidak jarang
orang mencari suasana baru demi menyegarkan diri. Untuk memenuhi hasrat
individu tersebut. Salah satu yang paling sesuai adalah mencari tempat rekreasi
yang bernuansa seni, apakah di alam pedesaan yang terbuka dan hijau, di museum
purbakala, di tempat-tempat artistic atau dimana saja yang dapat membuat hati
menjadi tentram karena adanya sentuhan seni dari benda atau objek yang kita
kunjungi.
2) Pemerintahan Daerah
Dalam hubungan dengan pemerintahan daerah, baiklah kita lihat pasal 18 UUD 1945 dengan
yang pelaksanannya diatur dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974
Dalam Pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa “Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang
dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara, dan hak-hak asl-usul dalam
Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 menerangkan bahwa karena Negara Indonesia itu adalah suatu
negara kesatuan, Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang juga berbentuk
negara. Wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi pula
menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat administrative belaka,
semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat
otonom diadakan badan perwakilan daerah, karena didaerah pun pemerintah akan bersendikan dasar
permusyawaratan.
Maksud dari Pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya itu adalah bahwa wilayah Indonesia dibagi
menjadi sejumlah daerah besar dan daerah kecil yang bersifat otonom, yaitu daerah yang boleh mengurus
rumah tangganya sendiri dan daerah administrasi, yaitu daerah yang tidak boleh berdiri sendiri.
menetapkan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, yang
dilaksanakan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974. Undang-undang itu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah. Selain itu, diatur juga
pokok-pokok penyelenggaraan berdasarkan atas asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas
perbantuan.
UU No.5 Tahun 1974 kemudian telah diganti dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga unsur utama kemajuan
peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang
Kita melihat dalam Sistem Pemerintahan Daerah yang dalam Penyelenggraraan Pemerintahan
Daerah dikenal dengan Asas Desentralisasi, Asas Dekonsentrasi, dan Asas Tugas Perbantuan sesuai
dengan Undang-Undang dan Ketentuan yang belaku. Hubungannya degan wawasan IPTEKS yaitu dapat
kita lihat dalam kebijakan Pemerintah Pusat terhadap masyarakat Indonesia dengan melihat Asas
Dekonsentrasi yaitu Asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat atau kepala
wilayah atau kepala Instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah.
Tanggung jawab tetap ada pada Pemerintah Pusat. Baik perencanaan dan pelaksanaannya dikoordinasikan
oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil Pemerintah Pusat. Jadi kebijakan yang telah
ditetapkan daripada Pemerintah Pusat akan terselenggara pula pada Pemerintah Daerah.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa dengan pesatnya kemajuan ipteks diperlukan penguasaan,
pemanfaatan, dan pengelola untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia perlu merencanakan dan melaksanakan penguasaan, pemanfaatan dan
pengelola ipteks dengan pendekatan yang lebih optimal dan strategis. Ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 telah mengamanatkan bahwa untuk mempercepat
pencapaian tujuan Negara sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar Negara RI 1999,
bangsa Indonesia harus menyadari pentingnya fungsi dan peran IPTEKS. Nampaknya memang
pemerintah Indonesia memberikan dukungan yang baik dan serius oleh karena melalui persidangan DPR
tahun 2008 telah diputuskan bahwa anggaran pendidikan 20 persen harus sesuai dengan amanat Undang-
Undang Dasar dan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan mengatakan akan direalisasikan pada tahun
2009. Hal ini penting apabila pemerintah Indonesia betul-betul serius mendukung perkembangan
IPTEKS.
Sesuai amanat GBHN dalam mengembangkan IPTEKS perlu adanya beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Setiap unsur lembaga pelaksanaan IPTEKS harus menyadari dan mengupayakan secara sungguh-
b. Semua unsure lembaga harus menyadari bahwa kapasitas dan kemampuan yang dimiliki secara
personal tidak banyak berarti apabila dikaitkan dengan kapasitas yang saling memperkuat, saling
mengisi, dan saling mengendalikan. Dengan demikian secara keseluruhan kapsitas dan
kemampuan yang dimiliki tersebut dapat menumbuhkan rantai penguasaan, pemanfaatan, dan
kemajuan IPTEKS secara utuh untuk mendukung pencapaian tujuan Negara serta memperkuat
c. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta masyarakat harus menyadari pentingnya peran
serta semua pihak dalam meningkatkan motivasi, stimulasi, fatilasi, bagi pelaksana IPTEKS serta
dalam memperbesar sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan, pemanfaatan
dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam hal ini pemerintah pusat dan
pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai serta menyediakan baerbagai
bentuk insentif agar segala potensi IPTEKS yang dimiliki dapat berkembang.
Berdasarkan GBHN pada poin (c) dalam mengembangkan IPTEKS telah jelas hubungannya dengan
Sistem Pemerintahan Daerah. Hubungan Wawasan IPTEKS dengan Sistem Pemerintahan Daerah sangat
berhubungan dimana setiap kebutuhan dan kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemerintah daerah
membutuhkan kekuatan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sains atau yang biasa disebut IPTEKS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga
unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia
dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang
kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Jadi, saya dapat menyimpulkan bahwa manusia
tidak luput dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains karena dalam perkembangan manusia yang selalu
dengan keingintahuan akan memunculkan metode-metode IPTEKS dengan cara yang lebih dinamis
nantinya utamanya dalam sistem pemerintahan daerah yang dapat memacu perkembangan dan
pembangunan di daerah-daerah di Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita menerapakannya dalam
kehidupan sehari-hari dan mendukung aparatur pemerintah dalam kebijakan di bidang pendidikan demi
B. SARAN
Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari yang terkandung oleh wawasan IPTEKS serta
hubungannya dengan Sistem Pemerintahan Daerah maka diharapakan bagi pembaca dapat memanfaatkan
fungsi dan manfaat IPTEKS bahkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan kualitas dalam
Kansil, C.S.T. dkk. Pemerintahan Daerah di Indonesia, Hukum Administrasi Daerah. Jakarta: Sinar
Grafika 2001
Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya kita masih
diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, dengan tema
wawasan IPTEKS bukan hanya dalam sistem pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam
Walaupun makalah ini disusun dengan sangat sederhana dengan berbagai keterbatasan isi dan
materi yang disajikan, namun penulis berharap kiranya sudah dapat digunakan sebagai sumber informasi
sehingga dapat digunakan untuk kepentingan yang menyangkut masalah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Penulis pula menyampaikan rasa terima kasih teramat mendalam kepada pihak yang memberikan
bantuan dan dukungan sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan-kekurangan,
untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk m emberikan saran-saran perbaikan untuk makalah ini.
Penulis