Anda di halaman 1dari 2

TODAY'S

NEWS....................
Waspadai Wabah Leptospirosis Saat
Banjir Ketika Musim Hujan
Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai infeksi penyakit leptospirosis menyusul frekuensi hujan yang
semakin sering di beberapa daerah di Indonesia. Meskipun hujan tidak selalu menyebabkan banjir,
kewaspadaan terhadap leptospirosis harus tetap tinggi karena bakteri Leptospira dari urine hewan yang
terkena leptospirosis bisa ada dalam genangan air. Hal itu disampaikan konsultan penyakit tropis dan
infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erni Juwita Nelwan, Rabu (2/3), di Jakarta. Erni
mengatakan, pemahaman masyarakat selama ini bahwa leptospirosis banyak muncul ketika banjir perlu
diluruskan.

Bakteri Leptospira bisa ada pada genangan air, tidak selalu saat banjir. Air kencing hewan yang terinfeksi
bakteri Leptospira, seperti hewan pengerat, bisa terdapat pada genangan air. "Jika di kaki kita ada luka dan
menginjak genangan air itu, Leptospira bisa masuk ke tubuh melalui luka tersebut," ujarnya. Leptospirosis,
lanjut Erni, sangat infeksius. Gejalanya demam, kemerahan pada mata (konjungtiva), kuning, otot-otot
sakit, dan pegal linu. "Kalau terlambat ditangani, diagnosis dan pengobatannya menjadi sulit karena semua
organ bisa terserang," tuturnya.

Leptospirosis adalah penyakit bersumber dari binatang (zoonosis) yang bersifat akut. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan
kematian. Tidak hanya menginfeksi manusia, bakteri Leptospira juga menginfeksi hewan yang
menyebarkannya. Bakteri memasuki tubuh melalui luka di kulit, melalui mulut, hidung, atau mata.
Bakteri Leptospira bisa bertahan di air atau tanah berbulan-bulan. Tidak hanya pengerat seperti tikus, ada
banyak jenis hewan liar dan peliharaan yang bisa membawa bakteri Leptospira seperti babi, kuda, anjing,
dan sapi. Data Kementerian Kesehatan tahun 2014 menunjukkan, terdapat 519 kasus leptospirosis dengan
jumlah kematian 61 jiwa yang tersebar di enam provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Banten. Direktur Pencegahan Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan, tidak hanya leptospirosis, pada musim hujan
masyarakat juga perlu waspada terhadap demam berdarah dengue (DBD) dari gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan diare akibat kecoak atau lalat. (ADH)

Dalam hal ini, Adapun Himbaun yang di galakan oleh Kemenkes RI bersama Germas
(Gerakan Masyarakat) dalam mewaspadai penyakit leptospirosis saat bencana banjir:

SALSABILLA ANGGRIYANI NIM : 161010100087

KELAS 7C

MATAKULIAH KEPERAWATAN BENCANA

Anda mungkin juga menyukai