Anda di halaman 1dari 4

MODUL 5

SKENARIO 5: Mengapa harus dikarantina?


Soraya, seorang mahasiswa kedokteran, sedang berdiskusi dengan tantenya
yang bekerja di Kantor kesehatan bandara di kotanya. salah satu tugas dari Kantor
kesehatan bandara ini adalah melakukan pencegahan terhadap penyebaran penyakit
potensial wabah di pintu masuk negara. Tante Soraya menjelaskan bahwa kantor
kesehatan bandara ini juga melaksanakan amanat International Health Regulation
(IHR) 2005 tentang Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Bandara dan
pelabuhan harus memiliki kapasitas inti apabila terjadi kondisi PHEIC.
Kantor kesehatan bandara juga melakukan kegiatan simulasi dan
penanggulangan PHEIC untuk meningkatkan keterampilan dan kewaspadaan pihak-
pihak terkait dalam mendeteksi dan merespon apabila terjadi PHEIC di Bandara.
Semua pihak yang terlibat harus memahami langkahlangkah yang dilakukan apabila
ditemukan kasus.
Soraya juga membaca berita online bahwa saat ini beberapa warga negara
Indonesia yang datang dari Wuhan sedang dikarantina di Natuna. Kemudian, Tante
Soraya menceritakan tentang sejarah karantina beserta alasan dilakukan karantina.
Bagaimana anda menjelaskan kondisi tersebut?

Step I : Terminologi
1. penyakit potensial wabah : suatu peningkatan kejadian kesakitan dan/ atau
kematian suatu penyakit di suatu tempat, yang melebihi keadaan biasa
2. International Health Regulation (IHR) : suatu instrumen internasional yang secara
resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO, maupun
bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan negara
anggota WHO.
3. Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) : pengumuman resmi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang "kejadian luar biasa yang berisiko
mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas
batas negara dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi"
4. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) : sama
dengan PHEIC

Step II & III :


1. Bagaimana bentuk pencegahan terhadap penyebaran penyakit potensial wabah di
pintu masuk negara?
Jawab :
Pembatasan penyebaran KLB/Wabah merupakan suatu tindakan antisipatif untuk
mengurangi risiko meluasnya kemungkinan penularan antara hewan ke manusia
maupun sebaliknya atau antar hewan ke hewan maupun antar manusia. Pembatasan
penyebaran KLB/Wabah difokuskan pada pengawasan pergerakan (movement
control) terhadap faktor risiko. Secara umum pengawasan pergerakan tersebut
dilakukan terhadap manusia, barangbarang dan hewan dari daerah berstatus
KLB/Wabah ke daerah bebas atau daerah yang belum ditemukan kasus, demikian
juga sebaliknya.
Kegiatan pembatasan penyebaran dilaksanakan dalam bentuk:
a. Identifikasi faktor-faktor risiko yang berpotensi menyebarkan penyakit.
b. Pembentukan dan peningkatan kapasitas check point terpadu pada jalur keluar
masuk faktor risiko.
c. Peningkatan kesadaran terhadap risiko penularan dan penyebaran penyakit,
melalui penyebaran informasi kepada masyarakat dan pihak terkait.
d. Pengetatan penerapan dokumen sertifikat kesehatan bagi faktor risiko yang
melakukan perjalanan/perpindahan lokasi/distribusi.
e. Penutupan wilayah atau isolasi wilayah terbatas, isolasi komunitas dan isolasi
kandang.
f. Penetapan lokasi atau kawasan karantina bagi faktor risiko.
g. Tindakan lainnya yang berhubungan dengan pembatasan penyebaran KLB/Wabah.

2. Apa bentuk amanat International Health Regulation (IHR) 2005 tentang Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC)?
Jawab :
International Health Regulations (IHR) mengamanatkan kepada setiap negara-negara
anggota untuk memiliki Kapasitas Inti (Core Capacity) antara lain;
1. Legislasi dan Kebijakan,
2. Koordinasi,
3. Surveilans,
4. Kesiapsiagaan,
5. Respons,
6. Komunikasi Risiko,
7. Sumber Daya Manusia
8. Laboratorium.

3. Kenapa bandara dan pelabuhan harus memiliki kapasitas inti apabila terjadi
kondisi PHEIC?
Jawab :
Selain memberi manfaat sebagai pintu masuk alat angkut, orang dan barang,
pelabuhan juga dapat membawa potensi dampak negatif khususnya terkait
penyebaran penyakit yang berpotensi wabah atau Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC).
Ancaman penyakit berpotensi wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat bisa
datang dari luar negeri maupun berasal dari negara kita sendiri. Ancaman kejadian
tersebut sulit kita perkirakan karena mobilisasi yang tinggi melalui pintu masuk
negara.

4. Bagaimana bentuk kegiatan simulasi dan penanggulangan PHEIC untuk


meningkatkan keterampilan dan kewaspadaan pihak-pihak terkait dalam mendeteksi
dan merespon apabila terjadi PHEIC di Bandara?
Jawab :
Simulasi ini dilaksanakan sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh komponen bandara
dan pelabuhan, masyarakat dan pihak swasta di lingkungan bandara dan pelabuhan,
guna menanggulangi risiko ancaman kesehatan masyarakat :
- Para peserta diklat menunjukkan adu ketangkasan dalam baris-berbaris dan bela
diri militer, melakukan simulasi penanggulangan pandemi influenza baru dalam
upaya cegah tanggap penyakit PHEIC.
- Dalam simulasi tersebut, para peserta memperagakan :
1. bagaimana mendirikan tenda isolasi
2. memakai alat pelindung diri,
3. melakukan evakuasi dan memverifikasi pasien apakah suspect tersebut benar-
benar menunjukkan terbukti gejala untuk kemudian dirujuk ke Rumah Sakit.
4. Pada akhir simulasi, diperagakan penyemprotan desinfektan di tenda isolasi.

5. Apa yang menyebabkan beberapa warga negara Indonesia yang datang dari
Wuhan sedang dikarantina di Natuna?
Jawab : karna sedang di china tepatnya di wuhan sedang terjadi virus yang mewabah
yaitu virus covid-19, sehingga sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang
dipulangkan dari Wuhan, China, masih menjalani karantina yang dilakukan di
Hanggar Lanud Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Selain itu, 238 warga ini juga menjalani trauma healing selama berada di Natuna.
Mereka akan dipulangkan ke rumah masng-masing setelah masa observasi selesai
selama 14 hari yang merujuk kepada standar organisasi kesehatan dunia PBB (WHO).

6. Bagaimana sejarah karantina beserta alasan dilakukan karantina


Jawab :
SEJARAH PERKEMBANGAN KARANTINA DUNIA

Kata Karantina (Quarantine) berasal dan kata


QUADRAGINTA/QUARANTUM/QUARANTA (bahasa Latin)/QUARANTA (bahasa Italia)
yang artinya adalah 40, zaman dahulu semua orang yang menderita diisolasi selama
40 hari.
Sekitar 60 juta orang penduduk dunia meninggal akibat wabah penyakit Pes (Black
Death) pada tahun 1348. (Tahun 1348-1359 telah menyebabkan kematian sekitar
30% dari penduduk Eropa pada waktu itu) Saat itu Pelabuhan Venesia yang adalah
pelabuhan terbesar di Eropa berusaha melakukan upaya “Karantina” dengan cara
mencegah atau menolak masuknya kapal yang datang dari daerah terjangkit Pes dan
juga terhadap kapal yang dicurigai terjangkit atau membawa penyakit PES.

Pada tahun 1377 di kota Rogusa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang dari
daerah terjangkit penyakit Pes harus tinggal di suatu tempat diluar pelabuhan
selama kurang lebih 1-2 bulan (40 hari) supaya bebas dari penyakit. Itulah sejarah
suatu tindakan karantina dalam bentuk isolasi yang pertama kali dilakukan terhadap
manusia.
Kemudian terbentuklah kegiatan karantina dan stasiun karantina. Akan tetapi, peran
dari tikus dan pinjal belum diketahui dalam penularan penyakit Pes pada waktu itu.
Pada tahun 1830 – 1847, wabah Kolera melanda Eropa. Atas Inisiatif Ahli Kesehatan
telah terlaksana DIPLOMASI PENYAKIT INFEKSI SECARA INTENSIF DAN KERJASAMA
MULTILATERAL KESEHATAN MASYARAKAT pada tahun 1851 di Paris yang
menghasilkan ISR (International Sanitary Regulations) 1851 melalui INTERNATIONAL
SANITARY CONFERENCE, yang diadakan di PARIS pada tahun 1851.

Pada tahun 1951 World Health Organization MENGADOPSI REGULASI YANG


DIHASILKAN OLEH INTERNATIONAL SANITARY CONFERENCE.

Pada tahun 1969 WHO mengubah INTERNATIONAL SANITARY REGULATIONS (ISR)


menjadi INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (IHR) dan dikenal sebagai IHR 1969.
TUJUAN dari IHR ADALAH UNTUK MENJAMIN KEAMANAN MAKSIMUM TERHADAP
PENYEBARAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN MELAKUKAN TINDAKAN YANG SEKECIL
MUNGKIN MEMPENGARUHI LALU LINTAS DUNIA
Setelah beberapa kali direvisi, sampailah pada tahun 2005 dilakukan Revisi terhadap
IHR 1969 melalui sidang WHO dan dihasilkan dokumen yg saat ini dikenal sebagai
IHR 2005.
Kemudian pada tahun 2003 dilakukan revisi dan merupakan revisi yang keempat
yang diilhami oleh kejadian PANDEMI SARS & BIOTERRORISM pada tahun 2003.

1 – 12 NOVEMBER 2004 : INTERGOVERNMENTAL WORKING GROUP-1 : KERTAS


KERJA PROPOSAL, World Health Organization merevisi International Health
Regulation (IHR) 1969
24 JANUARI 2005 : INTERGOVERMENTAL WORKING GROUP – 2 ON THE REVISION OF
IHR :
a) Menghasilkan IHR 2005 DENGAN MENGUSUNG ISSUE : PUBLIC HEALTH
EMERGENCY OF INTERNATIONAL CONCERN (PHEIC) (Public Health Emergency of
International Concern/ Kedaruratan Kesehatan yg Meresahkan Dunia)
PHEIC adalah KLB (Kejadian Luar Biasa) yang dapat merupakan ancaman kesehatan
bagi negara lain. kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam
penanggulangannya.
b) Terhitung mulai 15 Juni 2007 bagi semua negara anggota WHO, harus sudah
menerapkan IHR 2005 kecuali mereka yang menolak atau mengajukan keberatan.
c) Penolakan atau keberatan harus diajukan selambat-lambatnya 18 bulan dari saat
diterima oleh WHO ke 58 (Mei 2005)
TUJUAN IHR 2005
IHR 2005 : mencegah, melindungi terhadap dan menanggulangi penyebaran penyakit
antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu.
Penyakit : yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak
menular (contoh: bahan radio-nuklear dan bahan kimia) dalam terminology lain
disebut NUBIKA (Nuklir, Biologi dan Kimia).

Anda mungkin juga menyukai