Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IRIGASI TELINGA

DISUSUN OLEH

NUR QAMARIA KAIMUDDIN

14420192017

PEMBIMBING

(SAFARUDDIN, S.KEP, NS, M.KEP )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR IRIGASI TELINGA

A. Pengertian
Irigasi Telinga adalah proses pembilasan saluran telinga eksternal dengan air steril atau
saline steril. Hal ini digunakan untuk mengobati pasien yang mengeluh adanya benda
asing atau cerumen (lilin telinga) impaksi dalam telinga.

B. Tujuan
1. Sebagai penatalaksanaan tindakan medis evakuasi benda asing atau serumen dari telinga
dan dan membersihkan rongga telinga dari nanah dan kotoran telinga.
2. Liang telinga bersih dari benda asing, seperti: semut atau serangga lainnya, dan biji-
bijian.
3. Telinga bebas dari kongesti dan rasa sakit.

C. Indikasi
1. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory eksternal
2. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan larutan antiseptic
3. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksterna

D. Perhatian dan Kontra Indikasi


1. Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injuri sekunder, pembedahn,
miringitomi)
2. Terjadi komplikasi sebelum irigasi
3. Temperatur yang akstrim panas dapat menyebabkan pusing mual dan muntah.
4. Bila ada benda pengisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang), jangan
diirigasi karena bahan-bahan tersebut mengambang dan sulit dikeluarkan
5. Klien dengan menggunakan pipa timpanotomi magnet dari logam dalm telinganya
6. Sesudah operasi telinga
7. Bila ada perdarahan telinga
8. Hipersensitivitas
E. Komplikasi
1. Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi, kemudian
ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperature yang cocok untuk mencegah
berulangnya gejala rupture membrane timpani
2. Kehilangan pendengaran
3. Trauma / injury kanal telinga dalam

F. Persiapan Klien
1. Atur posisi klien dengan memiringkan kepala ke arah telinga
2. Lindungi pakaian klien dengan handuk atau bahan tahan air 

G. Alat dan bahan


a) Baki berisi alat – alat yang steril :
 Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37 0C.
 Semprit telinga atau otologik syiringe (metal). syiringe 60 ml ukuran 18 atau 20 G
dan untuk anak-anak waterpik
 Pinset telinga.
 Corong telinga.
 Pemilin telinga.
 Pengail telinga.

b) Baki berisi alat – alat yang tidak steril :


 Bengkok 1 buah.
 Perlak dan alasnya.
 Lampu spiritus.
 Otoskop
 Termometer
 Sarung tangan
 Handuk
 Cooton tip untuk anak-anak
 Lampu kepala
 Kapas dalam tempatnya.
 Ember kotoran.

c) Jenis cairan yang digunakan :


 NaCL 0,99%
 H2O2

H. Prosedur kerja
a) Tahap pra-interaksi
1) Mengecek catatan medis
2) Memeriksa kembali instruksi dokter
3) Mengkaji status pasien
b) Tahap Orientasi
1) Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien. Dan Jelaskan bahwa
klien akan mengalami perasaan penuh, hangat, dan kadang2 tidak nyaman saat
cairan kontak dengan membran timpani
2) Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil, harus di pangku
sambil dipegang kepalanya.
c) Prosedur perawatan
1) Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan.
Rasional : agar cairan tidak mengenai pakaian
2) Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk memegang
bengkok dengan posisi di bawah telinga.
Rasional : menampung cairan irigasi yang keluar setelah dilakukan tindakan
irigasi telinga
3) Pasang lampu kepala.
Rasional : membantu perawat dalam melihat liang telinga klien yang kotor
4) Perawat cuci tangan.
Rasional : menghilangkan kotoran serta bakteri
5) Perawat memakai handscoon
Raasional : agar tidak terjadi kontaminasi dan cairan tidak mengenai tangan
6) Identifikasi visual menggunakan otoskop pada telinga yang bermasalah
Rasional : melihat bagian mana yang terdapat banyak kotoran
7) Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah di
flamber terlebih dahulu.
Rasional : menghilangkan kotoran sekitar telinga
8) Hisaplah cairan dengan menggunakan semprit( syringe) dan keluarkan udara dari
semprit.
Rasional : jika ada udara, tekanan saat melakukan irigasi dapat membuat kotoran
lebih ke dalam
9) Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan yang
lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga.
(Penyemprotan cairan harus perlahan – lahan dan tepat ditujukan ke dinding atas
liang telinga.
Rasional : agar tidak merusak membran timpani
10) Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin dan di
flamber.
Rasional : agar sisa cairan terangkat
11) Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau belum
dengan menggunakan corong telinga.
Rasional : penggunaan corong telinga untuk membuka liang telinga
12) Perawat cuci tangan.
Rasional : menghilangkan kotoran serta kuman setelah tindakan
13) Lepaskan handscoon
14) Bersihkan alat – alat.
15) Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
16) Macam cairan dan suhu
 Warna dan banyaknya cairan yang keluar.
 Keadaan umum klien.

d). Tahap terminasi


1) Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan
2) Memposisikan pasien kembali
3) Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah di lakukan
4) Menanyakan keadaan pasien saat ini
5) Membereskan alat
6) Memcuci tangaan kembali
7) Melakukan dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA

Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta : EGC

Wong, L Donna. 2008. Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : Volume 1. Jakarta :
    EGC

Anda mungkin juga menyukai