Anda di halaman 1dari 16

3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN


HASIL PERTANIAN

SEP 30
Posted by Jakes

i
3 Votes

I. PERLUNYA PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN

Pembangunan pertanian yang hanya menitik beratkan pada peningkatan produktifitas tanpa memperhitungkan peningkatan
kesejahteraan petani akan mengakibatkan peningkatan produktifitas sesaat. Hal ini disebabkan karena pada akhirnya sebagian petani
yang merasa kurang beruntung akan beralih ke sektor lain. Bila hal ini terjadi maka pada akhirnya produktifitas secara keseluruhan juga
akan menurun.

Salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan mengusahakan agar para petani tidak selalu menjual produk
mereka dalam keadaan segar akan tetapi juga berusaha untuk mengolahnya menjadi berbagai produk olahan. Pada dasarnya keuntungan
yang terbesar pada sektor pertanian justru terletak pada jalur tata niaga serta pengolahan dan pemasaran produk olahan. Dengan
melakukan pengolahan terhadap produk segar yang dihasilkan maka secara otomatis tingkat keuntungan yang diperoleh petani akan
meningkat dengan sendirinya. Untuk itu diperlukan beberapa strategi khusus untuk mengatasi masalah pemasaran dan teknologi
produksi yang tepat untuk kalangan petani.

Dalam berusaha di sektor pertanian khususnya tanaman pangan perlu diperhatikan berbagai sifat khusus sebagai berikut :

1. 1. Mudah rusak (perishable)

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 1/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Pada umumnya produk tanaman pangan mudah rusak sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Untuk mengatasi hal ini perlu
penanganan atau pengolahan untuk memperpanjang daya simpan dan sekaligus juga untuk meningkatkan pendapatan petani. Misalnya
tomat yang tidak tahan disimpan lama maka sebaiknya diolah menjadi saus tomat.

1. 2. Musiman (seasonal)

Produk tanaman pangan kebanyakan tergantung pada musim, sehingga hal ini akan mempengaruhi harga jual. Pada saat tertentu
produk akan melimpah sehingga harga jual akan menurun drastis. Dalam kondisi seperti ini lebih menguntungkan bila produk yang
dihasilkan petani diolah terlebih dahulu dan dijual bila harga sudah membaik, misalnya cabe pada saat harga jualnya rendah sebaiknya
diolah menjadi tepung cabe dan cabe giling dan dipasarkan pada waktu harga sudah membaik.

1. 3. Mempunyai volome yang besar (Bulky)

Umumnya komoditi tanaman pangan mempunyai volume yang besar per satuan harga sehingga memerlukan biaya yang relatif besar
dalam transportasi dan penyimpanan. Untuk itu perlu penanganan pasca panen sepertri sortasi di lahan dan pengolahan menjadi produk
jadi.

II. BEBERAPA KEUNTUNGAN PENGOLAHAN PRODUK TANAMAN PANGAN OLEH PETANI :

1. 1. Bahan baku dikuasai sendiri

Salah satu kesulitan dalam berproduksi adalah kontinuitas pasokan bahan baku. Dalam hal ini petani lebih beruntung karena mereka
memproduksi bahan bakunya sendiri sehingga kontinuitasnya bisa diusahakan sesuai dengan kebutuhan produksinya.

1. 2. Mutu bahan baku lebih terjamin

Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu produk adalah mutu atau kesegaran bahan baku. Dalam hal ini petani sebagai produsen
bahan baku akan selalu bisa mendapatkan bahan baku yang kesegarannya sesuai dengan yang diperlukannya.

1. 3. Harga Jual produk olahan relatif stabil

Harga jual produk olahan lebih stabil bila dibandingkan dengan harga jual produk primer (bahan baku). Hal ini dapat mengurangi resiko
kerugian pada petani.

Dalam melakukan pengolahan hasil pertanian dan memasarkan produk hasil olahannya para petani perlu mengantisipasi beberapa hal
berikut ini :

1. 1. Mutu produk.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 2/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Pada saat ini para konsumen sudah sangat paham dengan mutu produk yang dibelinya. Untuk itu sebagai produsen maka pertani perlu
mempunyai kesadaran terhadap mutu ini. Dari sisi bahan baku petani sudah pasti bisa mendapatkan bahan baku yang bermutu karena
diproduksi sendiri. Akan tetapi untuk menghasilkan produk yang bermutu perlu juga diperhitungkan teknologi produksi yang tepat
sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu tinggi.

1. 2. Kontinuitas produksi.

Salah satu tuntutan pasar adalah kontinuitas pasokan produk, untuk itu petani perlu memperhatikan ketersediaan produknya di pasaran.
Berbagai hal bisa dilakukan, misalnya disaat harga jual bahan segar murah maka seluruhnya diolah dan secara bertahap dilepas ke
pasaran sesuai dengan daya serap pasar.

1. 3. Harga

Dalam kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini maka harga jual akan sangat mempengaruhi daya beli konsumen. Untuk itu
petani sebagai produsen perlu memperhatikan hal ini tanpa mengabaikan faktor mutu misalnya dengan membuat ukuran produk dalam
berbagai ukuran sehingga dapat menarik konsumen dari berbagai lapisan sesuai dengan daya belinya. Juga bisa dilakukan penggunaan
kemasan yang sederhana sehingga harga jual tidak tinggi.

Dalam menentukan produk yang akan diolah harus diperhatikan prospek pasar dari produk yang akan dihasilkan dan dikaitkan dengan
potensi bahan baku yang tersedia. Berkut ini diuraikan beberapa contoh teknologi sederhana untuk pengolahan hasil tanaman pangan.

A. PENGOLAHAN BUAH MANGGA

Buah mangga khususnya yang beraroma khas seperti mangga lokal “kuini” dan “ambacang” dapat diolah menjadi beberapa produk
yang menarik seperti selai dan selai lembaran. Selain itu untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku maka pada saat panen raya maka
mangga tersebut bisa diolah menjadi puree sebagai produk antara yang dapat diolah menjadi selai dan selai lembaran disaat tidak ada
panen mangga lagi

1. Proses Pembuatan Puree Buah Mangga :

1. Persiapan Bahan Dan Alat

1. Pastikan jumlah maupun jenis bahan dan alat yang akan digunakan sudah tersedia dengan baik
2. Semua bahan dan alat dibersihkan dan disusun pada tempatnya dengan baik

1. Pembuatan puree buah mangga

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 3/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

1. Buah mangga dikupas kulitnya


2. Ambil daging buah mangga yang bersih dan terhindar dari kotoran, ulat dll
3. Daging buah mangga lalu hancurkan dengan blender, untuk memudahkan penghancuran boleh ditambahkan air seperlunya.
4. Bubur buah mangga dimasak sampai mendidih (jangan gunakan api besar)
5. Setelah masak langsung dimasukkan kedalam wadah yang sudah dibersihkan dan langsung ditutup

2. Proses Pembuatan Selai Buah Mangga :

1. Persiapan Bahan Dan Alat


1. Pastikan jumlah maupun jenis bahan dan alat yang akan digunakan sudah tersedia dengan baik
2. Semua bahan dan alat dibersihkan dan disusun pada tempatnya dengan baik

1. Pembuatan selai buah mangga

1. Buah mangga dikupas kulitnya


2. Ambil daging buah mangga yang bersih dan terhindar dari kotoran, ulat dll
3. Timbang 1 Kg daging buah mangga lalu hancurkan dengan blender, untuk 1 Kg daging buah mangga bisa ditambahkan sekitar 100 ml
air agar penghancuran dapat merata
4. Daging buah yang sudah hancur dimasak dengan penambahan gula pasir sebanyak 400 gram
5. Pemasakan dilakukan dengan api sedang dan setelah kental maka pemasakan dihentikan
6. Lakukan pengemasan

3. Proses Pembuatan Selai Lembaran Dari buah Mangga :

1. Persiapan Bahan Dan Alat

1. Pastikan jumlah maupun jenis bahan dan alat yang akan digunakan sudah tersedia dengan baik.
2. Semua bahan dan alat dibersihkan dan disusun pada tempatnya dengan baik

B. Persiapan bubur rumput laut

1. Bersihkan rumput laut kemudian rendam dengan air bersih selama 2 hari
2. Air rendaman ditukar 2 kali sehari
3. Setelah 2 hari timbang 200 gram rumput laut kemudian hancurkan dengan blender (untuk mempermudah penghancuran bisa
ditambahkan air sekitar 100 ml atau sesuai kebutuhan)

1. Pembuatan bubur buah mangga


https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 4/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

1. Buah mangga dikupas kulitnya


2. Ambil daging buah mangga yang bersih dan terhindar dari kotoran, ulat dll
3. Timbang 1 Kg daging buah mangga lalu hancurkan dengan blender, untuk 1 Kg daging buah mangga bisa ditambahkan sekitar 100 ml
air agar penghancuran dapat merata

D. Pemasakan/pencetakan

1. Campurkan bubur buah mangga dengan bubur rumput laut kemudian ditambahkan 500 gram gula pasir
2. Lakukan pemasakan dengan api sedang sambil diaduk secara merata
3. Setelah agak mengeras api dikecilkan dan pemasakan diteruskan sambil diaduk.
4. Pemasakan dihentikan bila adonan sudah sangat kental dan agak susah diaduk
5. Setelah masak maka adonan dimasukkan ke dalam cetakan (bisa berupa loyang dengan ketebalan sekitar 2 mm atau sesuai keinginan.
6. Lakukan pendinginan dan setelah dingin lakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki ( biasanya dengan ukuran 8
x 8 cm agar sesuai dengan ukuran roti tawar )
7. Lakukan pengemasan

Catatan :

Penggunaan rumput laut bisa berkisar antara 10 s/d 40 % dari berat bubur buah mangga tergantung dari kekerasan lembaran selai yang
diinginkan.

B. PENGOLAHAN UBI KAYU

Ubi kayu merupakan salah satu produk pertanian yang harga jualnya relatif murah. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan untuk
meningkatkan nilai tambahnya. Berbaga produk olahan bisa dibuat dari ubi kayu seperti kerupuk, tapai. Khususnya ubi ”lambau” yang
empuk sangat mudah diolah, antara lain menjadi cheesestick ubi kayu

1. Pembuatan Cheese Stick Ubi Kayu

1. Ubikayu dikupas dan dibersihkan.


2. Kukus ubi kayu, setelah matang sempurna lalu dinginkan
3. Setelah dingin, ubi kayu dihancurkan secara merata dan dibuang serat di bagian tengah ubi tersebut.
4. Buat adonan dengan perbandingan sebagai berikut :

Timbang 600 gram ubi kukus yang telah hancur tersebut dan campurkan dengan 200 gram terigu, 100 gram tapioka, 10 gram (1 sendok
makan) garam dan 5 gram (1 sendok teh) soda kue kemudian diaduk sampai merata.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 5/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

1. Kocok 1 bh telur (kuningnya saja) lalu tambahkan kedalam adonan lalu diaduk.
2. Tambahkan 100 gram keju (diparut) dan aduk sampai rata dan tidak kalis (tidak lengket di tangan)
3. Cetak adonan sesuai selera lalu digoreng dengan menggunakan api kecil.

2. Pembuatan keripik Sanjai

Keripik sanjai dibuat dari ubi kayu yang matang sempurna dan digoreng dengan minyak yang banyak. Beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk menghasilkan sanjai yang baik adalah sebagai berikut :

1. a. Pilih jenis ubi dan umur panen yang tepat.

Jenis ubi yang digunakan adalah jenis yang teksturnya keras, bukan yang empuk seperti untuk goreng ubi. Ubi yang baik untuk dijadikan
sanjai adalah yang berumur 11 sampai 12 bulan (tergantung kondisi lahan)

1. b. Langsung diolah

Ubi setelah dipanen harus segera diolah tidak lebih dari 1 hari. Ubi yang telah lebih 1 hari setelah dipanen bila diolah akan menghasilkan
sanjai yang kurang baik

1. c. Pengupasan

Pengupasan sebaiknya dilakukan dengan pisau tajam dan disayat seperti mengupas mangga agar kulit mudah terkelupas dan lapisan
lendir dapat langsung terbuang.

1. d. Pencucian dan pengikisan.

Ubi yang telah dikupas dicuci sampai bersih dan dilakukan pengikisan untuk membuangkan lapisan lendir yang masih tersisa pada
permukaan umbi. Bila bagian lapisan lendir tidak dikikis maka setelah penggorengan akan terlihat warna bagian pinggir keripik menjadi
lebih gelap sehingga penampilannya tidak menarik.

1. e. Gunakan minyak yang panas panas dan menggenang waktu penggorengan

Penggorengan harus dilakukan dengan menggunakan minyak yang panas sempurna dan menggenang serta menggunakan wajan yang
besar. Bila menggunakan wajan yang kecil maka sanjai menjadi kurang rapuh, hal ini disebabkan karena waktu ubi dimasukkan maka
suhu minyak turun drastis sehingga penggorengan menjadi kurang sempurna.

3. Pembuatan Keripik Balado

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 6/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Keripik balado adalah sanjai yang diberi bumbu cabe. Yang membedakan mutu keripik balado adalah perbedaan formula cabe yang
digunakan. Adapun bahan yang digunakan untuk bumbu cabe keripik ini adalah sebagai berikut :

Cabe
Gula
Babeko
Susu
Minyak goreng/margarine.

Cara pembuatan bumbu cabe untuk keripik balado

1. Pilih cabe yang baik dan giling sampai halus (dapat juga digunakan cabe giling yang ada di pasaran)
2. Goreng cabe dengan minyak goreng (bisa juga dicampur sedikit dengan margarine)
3. Gunakan api kecil dan aduk secara merata sekitar 15 menit
4. Masukkan gula pasir dengan perbandingan yang sama dengan jumlah cabe yang digunakan
5. Aduk merata kemudian masukkan susu bubuk (cukup seperlima bagian dari gula yang digunakan)
6. Masukkan Babeko (glukosa sirup) agar warna cabe jadi mengkilat

Catatan :

Semua bahan yang digunakan dapat disesuaikan menurut selera konsumen setempat
Hindari penggunaan bahan pewarna karena konsumen lebih menyukai warna alami
Pencampuran cabe ke sanjai dapat dilakukan dengan cara mengaduk langsung dalam wajan, bila sanjai berukuran besar (panjang)
biasanya digunakan kuas kecil

4. Pembuatan Karak Kaliang

Makanan ini dibuat dari ubi kayu yang diparut dengan campuran bumbu seperti bawang putih, garam, merica dll. Pembuatannya
dilakukan sebagai berikut :

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 7/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Bahan yang digunakan

Ubi kayu
Garam
Merica
Bawang putih

1. B. Cara Kerja

Ubi kayu dikupas


Cuci sampai bersih
Lakukan pemarutan dengan parutan halus
Ubi hasil parutan ditambah air secukupnya kemudian diperas sehingga diperoleh air pati
Air pati didiamkan sekitar 20 menit kemudian dibuang airnya sehingga diperoleh tapioka basah
Ampas hasil pemarutan dikeringkan sekitar 1 hari (Jangan terlalu kering)
Tapioka ditambah air kemudian dimasak sehingga menjadi seperti lem yang encer
Campurkan lem encer dengan ampas ubi dan masukkan bumbu yang diinginkan sepert bawang putih, garam, merica dan lain-lain
Lakukan pencetakan dengan bentuk yang diinginkan (sebaiknya menggunakan alat cetakan)
Lakukan pengorengan

Catatan :

Bumbu dapat disesuaikan menurut selera

5. Pembuatan Kerupuk Ubi Kayu

Kerupuk ubi kayu sudah sangat banyak diusahakan oleh industri skala rumah tangga. Bentuk kerupuk ubi sangat beragam baik bentuk,
ukuran maupun rasanya. Pembuatan kerupuk ubi kayu relatif mudah dan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana.
Teknologi pembuatan kerupuk ubi kayu sangat beragam, namun secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. a. Sortasi bahan baku.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 8/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Ubikayu yang digunakan untuk diolah menjadi kerupuk ubi adalah umbi ubi kayu yang sudah matang sempurna dan berukuran besar.
Sebaiknya ubi kayu yang baru dipanen diolah sesegera mungkin. Ubi kayu yang empuk tidak baik digunakan untuk kerupuk ubi. Yang
baik adalah ubi yang keras dan agak liat bila direbus.

1. b. Pengupasan dan Pencucian

Ubi kayu hasil sortasi dikupas kulitnya kemudian dicuci sampai bersih. Pengupasan biasanya dilakukan secara manual dengan
menggunaklan pisau biasa. Pengupasan biasanya dilakukan dengan menyayat permukaan ubi kayu dari arah atas kebawah kemudian
kulit dikelupaskan dengan menggunakan tangan. Pada saat pengupasan juga dilakukan pembuangan lapisan lendir di permukaan ubi
yang telah dikupas dengan jalan mengikisnya dengan menggunakan pisau.

1. c. Perebusan

Ubi yang telah bersih direbus dengan menggunakan wadah yang besar sesuai dengan banyaknya ubi yang akan diolah. Perebusan
dilakukan sampai ubi menjadi lunak secara merata.

1. d. Pembuatan adonan

Setelah ubi direbus dilakukan pendinginan, sebaiknya pendinginan dilakukan agak lama. Beberapa produsen ada yang melakukan
pendinginan selama 1 malam.. Setelah dingin ubi dihancurkan, penghancuran dapat dilakukan secara manual dan dapat juga dengan
bantuan alat, misalnya roller. Pada penghancuran dilakukan pembungan serat atau empulur yang terletak di bagian tengah ubi. Pada
waktu penghancuran ini dicampurkan bahan tambahan atau penyedap.

Berbagai bahan dapat ditambahkan pada adonan sesuai selera konsumen, beberapa bahan tambahan yang sering digunakan antara lain
adalah garam, salderi, daun bawang, bawang putih, bawang merah, udang dll. Ada kalanya produsen kerupuk ubi menggunakan
bahan pemutih yaitu Natrium metabisulfit ( Na H SO3 ). Seandainya bahan ini digunakan maka tidak boleh melebihi ambang batas
yaitu 0,1 persen (1 gram dalam 1Kg bahan adonan)

1. e. Penggilingan

Tujuan penggilingan adalah untuk meratakan campuran adonan dan sekaligus untuk mempermudah pencetakan kerupuk ubi.
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan roller. Jarak kedua roller disesuaikan dengan ketebalan kerupuk yang diinginkan.
Adakalanya adonan yang digiling dilapisi dengan plastik agar tidak lengket pada roller. Putaran roller biasanya menggunakan motor
listrik.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 9/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

1. f. Pencetakan

Adonan yang telah digiling akan keluar dari roler dalam bentuk lembaran. Lembaran tersebut dicetak dengan cetakan yang dibuat
berdasarkan ukuran yang dinginkan. Lembaran sisa pencetakan digiling lagi agar tidak terbuang.

1. g. Pengeringan/Penjemuran

Hasil cetakan diletakkan di atas media penjemuran yang biasanya terbuat dari anyaman bambu. Setelah tersusun rapi pada wadah
penjemuran maka dilakukan pejemuran dengan sinar matahari.

1. h. Pengemasan

Kerupuk ubi yang telah kering dimasukkan ke dalam plastik kemasan dalam jumlah tertentu. Bila kerupuk ubi berukuran besar maka
biasanya tidak dikemas dalam plastik tapi dijual dalam keadaan tanpa kemasan, tapi untuk transportasi biasanya dimasukkan ke dalam
keranjang bambu.

C. PRODUK OLAHAN PISANG

Tanaman pisang merupakan salah satu komoditi yang banyak ditanam oleh masyarakat di pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar
pisang juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Selain untuk meningkatkan nilai jual, pengolahan pisang juga akan
dapat meningkatkan pendapatan keluarga tani. Pada dasarnya semua jenis buah pisang bisa diolah menjadi produk olahan, buah yang
belum masak sempurna dapat diolah menjadi keripik sedangkan yang sudah masak sempurna bisa diolah menjadi dodol pisang, pisang
sale, tepung pisang dll.

1. Pembuatan Dodol Pisang

Kupas pisang yang sudah masak sehingga diperoleh 500 Gram pisang tanpa kulit, kemudian dihancur secara merata dan ditambahkan
250 Gram tepung beras dan 60 Kg tepung ketan dan diaduk secara merata (Pisang : Tepung beras : Tepung ketan = 8 : 4 : 1 )
Kelapa diperas pati santannya (tidak menggunakan air tambahan), kemudian dimasak (direbus) dengan 400 Gram gula aren dan 100
Gram gula pasir, setelah gula larut semunya api dimatikan dan disaring.
Larutan gula dan santan yang sudah disaring dicampukan dengan pisang yang telah dihancurkan dengan tepung kemudian
masukkan cengkeh, kulit manis dan daun pandan.
Adonan yang ada dimasak sekitar 2 – 3 Jam (sampai adonan menjadi menggumpal dan agak berminyak), sebelum pemasakan
dihentikan masukkan 5 Gram tepung agar yang dilarutkan dengan sedikit air dan aduk secara merata kedalam adonan.
Setelah selesai dimasak masukkan kedalam cetakan, sebaiknya cetakan dialas dengan plastik dan bagian atasnya diratakan dengan
menggunakan plastik.
Setelah dingin lakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan kemudian dibungkus.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 10/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

2. Pembuatan Keripik Pisang

Cara I

Pilih pisang yang masih agak muda dan masih keras


Siapkan wajan dan minyak goreng dengan menggunakan api yang tidak terlalu besar
Lakukan pengupasan pisang dan langsung dirajang diatas wajan yang sudah berisi minyak panas.
Sebelum pisang diangkat dari wajan masukkan sedikit mentega ke dalam wajan untuk memperbaiki warna dan menambah cita rasa
keripik pisang

Catatan :

Usahakan agar pisang bisa langsung digoreng, bila terpaksa menunggu usahakan merendamnya dengan air yang berisi kapur tapi tidak
dalam waktu yang terlalu lama.

Cara II.

Buah pisang yang sudah terpilih untuk dijadikan keripik dikupas kulit buahnya.
Rendam dalam larutan Na-bisulfir (NaHSO3) 0,3 % – 0,5% selama 10 menit.
Daging buah diiris dengan parutan langsung ke dalam minyak panas.
Irisang pisang digoreng dalam minyak panas dalam jumlah yang banyak , dan kedalam minyak ditambahkan margarine untuk
menghasilkan keripik yang renyah dan warna kekuningan.
Irisan pisang digoreng setengah matang kemudian diangkat dan ditiriskan.
Jika menginginkan rasa lain maka bisa ditaburi dengan bubuk seperti bubuk cokelat yang sudah diberi gula dll.
Setelah digoreng dilakukan penirisan minyak dan setelah dingin dikemas dalam plastik dan disealer.

3. Pembuatan Pisang Sale

Pisang dikupas, kemudian permukaan daging buah dikerok. Jika pisang berukuran besar, pisang dapat dibelah 4 atau 2 memanjang.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 11/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Pisang yang rasanya kurang manis di taburi gula pasir sehingga seluruh permukaannya tertutup lapisan tipis gula.
Pisang tersebut diletakkan di atas tampah, kemudian dijemur. Pada hari kedua, pisang yang masih basah, dapat ditekan dengan papan
agar sedikit pipih. Jika penekanan terlalu kuat, pisang akan retak atau pecah. Penekanan ini diulangi setiap hari sampai bahan agak
kering. Bahan yang agak kering menjadi agak alot, lentur, dan tidak mudah patah. Produk yang diperoleh dari proses ini disebut
sebagai pisang sale segar.
Jika menginginkan pengeringan yang lebih cepat, langit berawan atau hari hujan pisang dapat dikeringkan dengan menggunakan alat
pengering. Pengeringan akan berlangsung anatara 18 sampai 24 jam tergantung pada suhu pengeringan. Dianjurkan suhu
pengeringan tidak kurang dari 50°C dan tidak lebih dari 70°C. Jika suhu terlalu rendah, waktu pengeringan akan terlalu lama. Jika
terlalu panas, tekstur pisang sale akan kurang baik. Selama pengeringan, sekali 3 jam, pisang dapat juga ditekan agar semakin pipih.
Pengeringan dilakukan sampai kadar air di bawah 18%. Produk yang diperoleh dari proses ini disebut sebagai pisang sale segar.
Pisang sale segar dapat digoreng. Terlebih dahulu pisang sale dicelupkan ke dalam adonan tepung. Adonan ini terdiri dari campuran
tepung beras (1 bagian), air (3 bagian), garam, vanile (secukupnya) dan tepung kayu manis (secukupnya). Setelah itu, pisang sale
digoreng dengan minyak panas (170°C) sampai garing. Produk yang diperoleh disebut pisang sale goreng.
Pisang sale segar atau pisang sale goreng dikemas didalam kantong plastik.

D. PENGOLAHAN TALAS

1. Keripik Talas

Talas yang sudah tua dicuci sampai bersih sam bil digosok, kemudian dikupas dan dicuci untuk menghilangkan lendir pada
permukaan (sambil digosok).
Setelah pencucian ditiriskan di atas senggan (tampah)
Talas langsung diiris ke dalam minyak panas dan digoreng sampai bewarna kekuningan, kemudian ditiriskan
Untuk menghasilkan keripik talas rasa tawar, taburi dengan garam yang telah dicampur dengan bawang putih goreng. Sedangkan
untuk rasa pedas taburi dengan cabe bubuk ( yang telah dicampur dengan bawang putih dan bawang merah) secukupnya.
Setelah dingin lakukan pengemasan dan ditutup kemasannya.

2. Cheesestick talas

Caranya sama dengan cheesestick ubi kayu, hanya ubi kayunya diganti dengan talas

E. PRODUK OLAHAN JAGUNG

1. 1. Pembuatan Juice Jagung

Pilih jagung yang baru dipanen dan biasa digunakan untuk jagung rebus. Ambil yang agak tua kemudian dibuang kulitnya dan
direbus (usahakan perebusan dalam keadaan terendam sempurna oleh air rebusan).
Setelah selesai perebusan didinginkan kemudian dipipil.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 12/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Hasil pipilan dihancurkan (bisa menggunakan blender). Pada penghancuran ini tambahkan air putih yang telah dimasak, satu buah
jagung ukuran besar bisa ditambahkan sebanyak satu liter air atau menurut selera masing-masing
Jagung yang telah hancur merata disaring kemudian air hasil saringan ditambahlkan gula pasir menurut selera masing-masing
Juice jagung siap disajikan (boleh ditambahkan dengan es batu)

2. Pembuatan Sirup jagung

Pilih jagung yang baru dipanen dan biasa digunakan untuk jagung rebus. Ambil yang agak tua kemudian dibuang kulitnya dan
direbus (usahakan perebusan dalam keadaan terendam sempurna oleh air rebusan).
Setelah selesai perebusan didinginkan kemudian dipipil.
Hasil pipilan dihancurkan (bisa menggunakan blender). Pada penghancuran ini tambahkan air (3 buah jagung ukuran besar bisa
ditambahkan sebanyak satu liter air).

Jagung yang telah hancur disaring sehingga diperoleh air jagung.


Air hasil saringan dimasak sampai mendidih dengan penambahan gula pasir sebanyak 400 gram untuk satu liter larutan.
Setelah mendidih api dimatikan dan sirup jagung langsung dimasukkan kedalam botol yang telah bersih.
Lakukan penutupan tutup botol
Untuk sterilisasi, sebaiknya botol yang sudah berisi sirup jagung dipanaskan (direbus) sekitar lima menit.

1. 3. Pembuatan susu jagung.

Pilih jagung yang baru dipanen dan biasa digunakan untuk jagung rebus. Ambil yang agak tua kemudian dibuang kulitnya dan
direbus (usahakan perebusan dalam keadaan terendam sempurna oleh air rebusan).
Setelah selesai perebusan didinginkan kemudian dipipil.
Hasil pipilan dihancurkan (bisa menggunakan blender). Pada penghancuran ini tambahkan air (2 buah jagung ukuran besar bisa
ditambahkan sebanyak satu liter air).

4. Jagung yang telah hancur disaring sehingga diperoleh air jagung.


5. Air hasil saringan dimasak sampai mendidih dengan penambahan gula pasir sesuai selera masing-masing.
6. Susu jagung siap disajikan.

1. 4. Pembuatan dodol jagung

Siapkan bahan berupa tepung jagung 1,5 Kg, tepung ketan 1 ons, gula pasir 1 ons, gula aren 1ons, santan dari 1 buah kelapa dan
vanile secukupnya.
Seluruh bahan dimasak pada kuali
Pemasakan pada awalnya bisa menggunakan api besar tapi setelah mulai mengental harus menggunakan api kecil saja. Selama
pemasakan selalu dilakukan pengadukan.

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 13/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Pemasakan dianggap selesai bila bahan telah mengeras yang biasanya ditandai dengan warna yang mulai mengkilat

1. 5. Pembuatan Tortila

Jagung pipilan sebanyak 1 kg direbus dalam 10 liter air kapur tohor 2- 4% selama 2 – 2,5 jam, kedalamnya juga ditambahkan garam
sebanyak 50 gram dan 1 sendok makan minyak goreng.
Selanjutnya hasil rebusan jagung direndam dalam air perebusan selama 1 malam. Selama perendaman dilakukan pengadukan
beberapa kali.
Setelah perendaman cuci jagung dengan air bersih berulang kali untuk menghilangkan sisa-sisa kapur, kemudian tiriskan.
Jagung digiling sampai terbentuk adonan. Kemudian tambahkan garam, 1 buah kuning telur dan bumbu bumbu lain (bawang putih)
secukupnya, boleh juga ditambah dengan irisan seledri, dan cabe giling.
Adonan dipipihkan dengan ketebalan 1 – 3 cm (boleh menggunakan ampia atau digiling dengan kayu bulat di atas meja yang dialas
dengan plastik).
Adonan yang berbentuk lembaran diiris dengan ukuran 3 x 4 cm.
Lakukan pengeringan dioven atau bisa juga dijemur dengan sinar matahari dan kemudian digoreng.
Penggorengan dilakukan dengan minyak panas sampai bewarna kuning kecoklatan. Setelah digoreng lakukan penirisan minyak.
Tortila jagung dikemas dalam kantong plastik kemudian dikemas dengan plastic sealer.

1. 6. Pembuatan emping jagung

Cuci 1 kg jagung pipilan kering dan rebus dalam air kapur selama 3 jam ( 5 liter air tambahkan 25 gram kapur)
Setelah perebusan jagung dicuci untuk menghilangkan kapurnya lalu direndam dengan air biasa selama 1 malam
Rebus selama 1 jam kemudian dalam keadaan panas dipipihkan/dipukul dengan alat pemukul (seperti pembuatan emping melinjo)
Dikeringkan (dijemur) dan sebelum kering sempurna direndam dengan larutan bumbu selama 15 menit. (Larutan bumbu: 1 liter air
dicampurkan dengan 5 siung bawang putih yang sudah dihaluskan dan 25 gram garam)
Lanjutkan pengeringan (penjemuran) sampai kering sempurna
Setelah kering sempurna lakukan penggorengan.

1. 7. Pembuatan cake jagung

Jagung muda dipipil sehingga diperoleh 250 gram jagung pipilan.


Hancurkan dengan blender kemudian dicampur merata dengan 100 gram gula pasir, 100 gram terigu, 150 gram mentega, 3 butir telur
ayam yang telah dikocok serta ¼ kaleng susu kental manis
Olesi cetakan dengan mentega kemudian masukkan adonan ke dalam cetakan tersebut.
Masukkan kedalam oven dan dimasak sampai bewarna kuning agak kecoklatan

1. 8. Pembuatan jagung kukus

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 14/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Jagung muda dipipil sehingga diperoleh 250 gram jagung pipilan.


Campurkan dengan 3 bh wortel dan 3 batang selederi yang sudah diiris.
Ambil 4 sendok makan tepung terigu dan dicampurkan dengan 4 butir telur ayam, lalu tambah sedikit air kemudian diaduk sampai
adonan tersebut menjadi licin
Campurkan adonan jagung dengan adonan tepung terigu lalu tambahkan bubuk merica dan garam halus sesuai selera kemudian
diaduk sampai merata.
Olesi wadah cetakan dengan mentega kemudian tuangkan adonan yang sudah ada dan kukus selama 20 menit.
Jagung kukus siap dihidangkan (biasanya dihidangkan dengan saus tomat dan sambal)

1. 9. Pembuatan Puding Jagung

Bersihkan jagung muda yang sudah dipipil sebanyak 1 Kg kemudian dihancurkan (bisa dengan blender) dengan penambahan sedikit
air.
Peras hasil penggilingan dan disaring lalu buang ampasnya
Campurkan hasil saringan dengan santan dari 1 buah kelapa
Tambahkan 200 gram gula pasir, 4 sendok makan susu kental manis dan 2 lembar daun pandan.
Masak sampai bahan menjadi kental.
Setelah mengental lakukan pencetakan dengan cetakan yang sudah diolesi dengan mentega kemudian biarkan sampai dingin.
Setelah dingin keluarkan dari cetakan dan siap disajikan

About Jakes

Waroeng Web - Spesialis Website (www.waroengweb.co.id) Sejak tahun 2007 WaroengWeb telah memulai menjalankan bisnis pembuatan website.
Hingga saat ini kami tetap fokus dalam pengembangan dan menciptakan inovasi baru mengikuti perkembangan teknologi internet.(Site:
waroengweb.co.id Mail: support@waroengweb.co.id CP: jakes 0812 7466 4892 dan dores 0813 6620 5760)
View all posts by Jakes »
https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 15/16
3/28/2020 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN | THL-TBPP KERINCI

Posted on 30 September 2011, in Pengolahan Hasil. Bookmark the permalink. 4 Komentar.

Tinggalkan komentar

Comments 4

Ri y Tanjung | 12 Oktober 2011 pukul 6:16 am


Trims banget infonya kami sangat terbantu untuk bahan pnyuluhan

Jakes Sito (www.waroengweb.co.id) | 14 Oktober 2011 pukul 12:35 pm


oke..sama2. sering berkunjung

Tifa Dalimunthe | 4 November 2011 pukul 8:36 pm


patut di baca

Jakes Sito (www.waroengweb.co.id) | 5 November 2011 pukul 11:45 pm


ok deh..slmt membaca

https://penyuluhthl.wordpress.com/2011/09/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-pada-pengolahan-hasil-pertanian/ 16/16

Anda mungkin juga menyukai