Disusun Oleh :
Dika Mahandaru
PB1801020
2019
Laporan Pendahuluan
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500
gram pada waktu lahir ( Amru Sofian, 2012).
Menurut Ribek dkk (2011), berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam
setelah melahirkan.
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (WHO). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Huda & Hardhi dalam NANDA,
2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009).
Keadaan BBLR ini dapat disebabkan oleh :
1. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan
dihitung mulai hari pertama hait terakhir dari haid yang teratur).
2. Bayi small gestational age (SGA); bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya
menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK).
B. Klasifikasi
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam beberapa macam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangan Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahirkurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap
2. Aterm :mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap
3. Posterm : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu:
1. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan
Masa gestasi 37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya tersebut (KMK).
C. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur, factor ibu yang lain
adalah umur, paritas dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (Sofian,
2012).
Nurarif dan Kusuma (2013) menjelaskan penyebab kelahiran premature tidak
diketahui. Tetapi ada beberapa faktor yang berhubungan yaitu :
1. Faktor Ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis
akut.
b. Usia Ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada
usia antara 26 – 35 tahun.
2. Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya permaturitas. Kejadian tertinggi
terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkaan oleh keadaan
gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
3. Sebab Lain
Ibu perokok, ibu peminum alkohol, dan pecandu obat narkotik.
4. Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda, dan kelainan kromosom.
5. Faktor Plasenta
Plasenta yang tipis, plasenta yang kecil, plasenta tak menempel, solusio plasenta
yang mengakibatkan pertukaran gas dan nutrisi dari ibu ke janin berkurang
sehingga janin tidak tumbuh sesuai dengan normalnya.
6. Faktor Nutrisi
Nutrisi saat hamil yang berkurang pada saat ibu hamil akan mengakibatkan buruk
terhadap janin seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati
atau kematian neonatal dini. Penentuan gizi yang baik yaitu dengan pengukuran
berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil.
7. Faktor Lingkungan
Tempat tinggal didataran tinggi radiasi dan zat-zat lain.
D. Manifestasi Klinis
Nurarif dan Kusuma (2013) menjelaskan manifestasi klinis BBLR adalah sebagai
berikut :
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan
lahir mati.
b. Pembesaran janin yang pertama terjadi lebih lambat gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
c. Pertambahan berat badan ibu yang lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya
2. Setelah lahir
a. Kulit tipis mengkilap
b. Tulang rawan telinga sangat lunak
c. Jaringan payudara belum terlihat jelas
d. Perempuan : labia mayora belum menutupi labia minora
e. Laki-laki : skrotum belum banyak lipatan, testis belum turun
f. Garis telapak kaki 4 bagian atas belum terbentuk
g. Lanugo disertai pernafasan tidak teratur
h. Aktivitas dan tangisannya lemah
i. Menghisap dan menelan yang tak efektif / lemah
E. Patofisiologis / Pathways
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi resiko gizinya.
Beberapa faktor yang menyebabkan efek pada masalah gizi :
Faktor ibu dan janin : usia kehamilan kurang, kehamilan ganda, hidromnion,
kurang pengetahuan kebutuhan nutrisi, yang menyebabkan menurunnya simpanan zat
gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen dan
mineral seperti zat besi, kalsium, fosfat, dan yang dideposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Meningkatnya kebutuhan energy dan nutrient untuk pertumbuhan
dibandingkan BBLC.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
refleks hisap dan menelan dengan penutupan epiglottis untuk mencegah aspirasi
pneumonia belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya mortilitas usus sering terjadi pada
bayi prematur.
Faktor lingkungan (dataran tinggi) juga mempengaruhi dinding otot rahim lemah
sehingga menyebabkan BBLR.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000 / mm³, netrofil meningkat sampai 23.000 –
24.000/mm³, hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia / hemoragic prental / perinatal)
3. Hemoglobin ( Hb ) : 15 – 20 gr/dl ( kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 – 2 hari, dan 12
mg/dl pada 3 – 5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40 – 50 mg/dl meningkat 60 – 70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan analisa gas darah.
G. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka
perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat di dalam incubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi
dengan berat badan 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat
badan 2 – 2,5 kg adalah 33 – 34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
b. Nutrisi
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 – 5 gr /kg BB dan
kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum
sebaiknya sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan
yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor
menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Pemulaan
cairan diberikan sekitar 50 – 60 cc/kg BB/hari.
c. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR ).
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus
dan terisolasi dengan baik.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Intubasi
Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang
mengalami pernafasan periodik yang berat serta mengalami serangan apnea
yang menetap.
d. Pemberian Oksigen Tambahan
Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam
pemberian oksigen tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan
oksigen yang tinggi didalam arteri bayi prematur merupakan faktor penting
dalam menyebabkan retinopati prematuritas.
H. Pengkajian Fokus Keperawatan
Pengkajian yang dapat dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah antara
lain: Pengukuran berat badan didapatkan hasil kurang dari 2500 gram, panjang badan
kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33
cm, masa gestasinya kurang dari 37 minggu, adanya kulit tipis dan transparan, adanya
kepala lebih besar daripada badan, adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis,
telinga dan lengan, jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labia
minora belum tertutup oleh labia mayora ( pada wanita ) dan pada laki-laki testis
belum turun, tulang rawan dan daun telinga matur, pergerakan kurang dan lemah,
tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, reflek
tonus leher lemah, reflex menghisap dan menelan serta reflex batuk belum sempurna,
kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bernoda
mekonium, kening keriput tipis, jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit,
aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan.
Pengkajian Dasar Neonatus :
1. Aktivitas / istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau
presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang mengganggu pernafasan,
mengorok, pernafasan cuping hidung.
3. Makanan / cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram, kurang dari 2500 graam menunjukkan kecil
untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi
harus diberikan infuse. Beri minum dengan tetesan ASI / sonde karena reflex
menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150
ml / kg BB/hari.
4. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
5. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan sesuai suhu normal (36,5-37,5 derajat celcius).
6. Integument
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas peristaltic
gastrointestinal
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas
4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d penurunan jaringan lemak subkutan
6. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang tidak adekuat
J. Intervensi
1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola nafas
pada pasien efektif dengan kriteria hasil :
a. RR DBN
b. Tidak sianosis
c. Tidak ada wheezing dan ronkhi
Intevensi :
Intevensi
Intevensi :
Intervensi :
Intevensi :
Intevensi :
Nama Mahasiswa :
Tempat Praktek :
Tanggal :
I. IDENTITAS
Nama :
Tempat/tgl lahir :
Nama ayah/ibu :
Pekerjaan ayah :
Pendidikan ayah :
Pekerjaan ibu :
Pendidikan ibu :
Alamat :
Suku :
Agama :
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
V. RIWAYAT SOSIAL
A. Sistem pendukung/keluarga yang dapat dihubungi
Ibu dan ayah
B. Hubungan orang tua dengan bayi
Ibu Ayah
Menyentuh -
Memeluk -
Berbicara -
Berkunjung -
Kontak mata -
1. Reflek
( ) Moro ( ) Mengenggam ( ) Isap
2. Tonus / aktivitas
( ) Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang
( ) Menangis keras ( ) Lemah ( ) Melengking
( ) Sulit menangis
3. Kepala / leher
a. Fontanel anterior
( ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar
( ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
( ) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah
( ) Simetris ( ) Asimetris
d. Molding
( ) Bersesuaian ( ) Tumpang tindih
e. ( ) Caput Succedaneum
f. ( ) Chepalohematoma
4. Mata
( ) Bersih ( ) Sekresi
5. THT
a. Telinga () Normal ( ) Tidak normal
b. Hidung () Bilateral ( ) Obstruksi
( ) Cuping hidung
c. Palatum () Normal ( ) Tidak normal
6. Abdomen
() Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
Lingkar perut : 30 cm
7. Thoraks
() Simetris ( ) Asimetris
8. Paru-paru
a. Suara nafas
() Bersih ( ) Ronchi ( ) Wheezing
() Terdengar di semua lapang paru
( ) Tidak terdengar
( ) Menurun
b. Respirasi
() Spontan, jumlah : 38x/menit
() Sungkup/headbox
( ) Ventilator
9. Jantung
() Bunyi jantung normal
( ) Mur-mur
( ) Lain-lain
( ) Nadi perifer
Brakhial () berat ( ) lemah ( ) tidak ada
Femoral () berat ( ) lemah ( ) tidak ada
10. Ekstremitas
() Semua ekstremitas bergerak normal
( ) ROM terbatas
( ) Tidak bisa dikaji
( ) Ekstremitas atas bawah simetris
11. Umbilikus
() Normal ( ) Abnormal
( ) Inflamasi ( ) Drainase
12. Genetal
( ) Laki-laki normal
() Perempuan normal
( ) Ambivalen
( ) Lain-lain
13. Anus
() Paten ( ) Imperforata
14. Spina
() Normal
( ) Abnormal
15. Kulit
Warna
() Pink ( ) Pucat ( ) Joundice
( ) Rash
( ) Tanda lahir
16. Suhu
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
() Inkubator suhu 31oC ( ) Suhu ruang
( ) Boks terbuka
VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN / REFLEK PRIMITIF
A. Kemandirian dan bergaul
By. Ny. K menatap pemeriksa
B. Motorik halus
Ada gerakan mata
C. Kognitif dan bahasa
By. Ny. K menangis saat merasa tidak nyaman
D. Motorik kasar
By. Ny. K bergerak aktif dengan menggerakkan ekstremitas atas dan bawah saat menangis
Kesimpulan perkembangan :
() Menangis bila tidak nyaman
( ) Membuat suara tenggorok yang pelan
() Memandang wajah dengan sungguh-sungguh
() Mengeluarkan suara
( ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda
( ) Dapat tersenyum
() Menggerakkan lengan dan tungkai sama mudahnya ketika terlentang
( ) Memberi reaksi dengan melihat kea rah sumber cahay
( ) Mengoceh dan member reaksi terhadap suara
( ) Membalas senyuman