Anda di halaman 1dari 4

Rifa Khoiriyah

1742500026
UTS POLITIK BISNIS INTERNASIONAL

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

Globalisasi adalah suatu proses perubahan dalam menempatkan masyarakat dunia yang dapat
menjangkau satu sama lain atau saling terhubung dengan mudah dalam semua aspek
kehidupan. Kemajuan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, dan juga
kemunculan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong
interdependensi, terutama pada aktivitas ekonomi dan budaya.

Berbicara tentang sistem perekonomian Indonesia, banyak pendapat yang mengatakan bahwa
Indonesia menganut sistem ekonomi liberal/kapitalis. Jika dilihat dari pelaksanaannya,
sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila yang di
dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti kegiatan ekonomi
dilakukan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah. Namun, ditengah
melesatnya dunia bisnis, tidak sedikit kita jumpai kebebasan individu dalam melakukan
kegiatan ekonomi-bisnis.

Pada sistem moneter Internasional, Indonesia tergabung ke dalam IMF (International


Monetary Fund) yang menganut sistem ekonomi Bretton Woods. Kita mengetahui bahwa
sistem ini adalah bertujuan untuk mendorong pengurangan tarif dan hambatan lain
dalam perdagangan internasional, serta menciptakan kerangka ekonomi global untuk
meminimalisir konflik ekonomi antarnegara.

Secara ekonomi, negara Indonesia memiliki interdependensi yang tinggi dalam perdagangan,
produksi, dan finansial internasional. Oleh karena itu, Indonesia rentan terhadap dinamika
tekanan internasional dan globalisasi. Globalisasi ekonomi telah mendorong integrasi
ekonomi dunia, dimana pada satu sisi didukung oleh aliran uang dan informasi, dan pada sisi
yang lain di dukung oleh perdagangan dan investasi.

Kemajuan teknologi menjadikan setiap perusahaan asing menggunakannya untuk


meminimalisir modal, dan memaksimalkan keuntungan. Adanya teknologi, membuat investor
tidak perlu mengeluarkan biaya yang begitu besar, namun dapat meruap keuntungan
sebanyak banyaknya. Salah satu bentuk kemajuan yang paling nyata, adalah munculnya AI
(Artificial Intellegent) atau kecerdasan buatan, dimana kecerdasan manusia bisa
dikembangkan menjadi lebih maju sekian kali lipat menggunakan teknologi, dibanding
dengan kemampuan manusia itu sendiri. Kemunculan teknologi ini, nantinya tidak
memerlukan terlalu banyak tenaga buruh yang harus dipersiapkan tunjangan hidupnya diluar
biaya pekerja. Hal ini tentunya akan menguntungkan perusahaan, dan menghemat modal.
Dengan begitu, tidak jarang investor asing membangun perusahaan di Indonesia, tidak lain
adalah untuk memanfaatkan lahan dan sumber daya manusia dengan modal yang minim.

Kerjasama bilateral ini, sering dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan rupiah dan
memperluas potensi budaya lokal. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit buruh lokal yang
kemudian merasa dirugikan oleh perusahaan asing dan berujung pada pemberhentian pekerja
secara sepihak. Umumnya, mereka merasa telah bekerja keras, dengan upah yang tidak
setimpal. Secara tidak langsung, buruh merasa ‘kembali dijajah’ di tengah pesatnya
globalisasi ini.

Diluar konteks sumberdaya, Indonesia banyak menerima & membuka sebesar-besarnya


peluang bagi investasi asing yang masuk. Penerimaan ini dibuka untuk meningkatkan APBN,
yang nantinya akan dinikmati oleh rakyat juga selain peningkatan lapangan pekerjaan.

Alih-alih memudahkan pekerjaan sehari-hari, kemudahan akses ini menjadikan masyarakat


Indonesia merasa ‘dimanjakan’ oleh kemajuan teknologi. Munculnya AI ini, justru dapat
dikatakan sebagai ‘menggantikan’ atau ‘mengalihkan’ tugas-tugas manusia. Misalnya seperti
tenaga buruh yang berprofesi sebagai pengantar surat kabar dan koran, hal tersebut sudah
jarang kita temui, karena munculnya kecerdasan teknologi, dimana kita tidak perlu
menempuh jarak yang jauh untuk mengirimkan surat kabar, sekarang dapat melalui online
dengan hitungan detik.

Pengaruh dari Global ke domestik :

Investasi asing yang masuk ke Indonesia, memberikan dampak terhadap perekonomian


nasional. Tahapan yang tidak jarang kita temui : Investasi asing yang masuk memberikan
pajak yang tinggi dan jaminan kesejahteraan buruh melalui lapangan pekerjaan -penggunaan
Sumber daya Alam yang kita miliki tanpa upaya daur ulang dan dikelola dengan teknologi
milik investasi asing -kemajuan teknologi menyebabkan tersingkirnya tenaga buruh -pekerja
mengalami dinamika gaji yang naik turun -pekerja merasa dirugikan kemudian unjuk rasa –
perusahaan asing melakukan pmberhentian pekerja sepihak –negara menyikapinya dengan
wajar karena dianggap sebagai dinamika pekerjaan swasta –negara kemudian membutuhkan
teknologi asing –negara menggunakan/membeli teknologi asing –beberapa ada yang
memotongnya dengan pajak, namun ada juga yang berhutang. Kedatangan investasi asing
akhirnya tidak mengurangi tarif ataupun menghilangkan hambatan lain dalam
perdagangan internasional. Misalnya seperti PT. Inchiis Indonesia, perusahaan miliki China
yang bertempat di Karawang hanya memiliki 50 karyawan, karena seluruh sistem kerja
digantikan oleh mesin dan robotic. Contoh lain, adalah PT.DNP Indonesia, yaitu perusahaan
milik Jepang yang tiap tahunnya menyeleksi tenaga buruh yang lama dengan tenaga kerja
yang baru. Pemberhentian pekerja sepihak ini tidak memberikan kesejahteraan, karena tidak
diberikan pelatihan/pemberitahuan sebelumnya. Bayangkan jika ratusan peruahaan asing di
Indonesia memberlakukan sistem tersebut. Berapa banyak lagi kerugian yang dapat
ditanggung negara?

Fenomena tersebut sudah tidak asing lagi di negara kita. Jika di tinjau lebih dalam, globalisasi
harusnya dapat memudahkan kegiatan sehari-hari, dan mensejahterakan rakyat dengan
meningkatkan sumber daya.manusia. Bukannya memecah belah kelompok sosial, dan secara
tidak langsung merusak tatanan negara karena besarnya biaya pajak dan false promise yang
menggiurkan.

Diluar konteks, selain merugikan pihak masyarakat, kemajuan teknologi ini tidak diimbangi
dengan pemeliharaan lingkungan yang cukup, dimana sumber daya alam terus dikeruk tanpa
mengupayakan perbaikan/pemulihan sumber daya. Seperti air dan minyak yang tiada
hentinya diambil dan dicemari hingga menipis. Pada lain hal, globalisasi juga memudahkan
masyarakat dunia dalam menempuh jarak dengan kendaraan bermotor. Seperti kita ketahui,
kendaraan yang tidak ramah lingkungan ini, memadati setiap sudut kota, yang tidak
diimbangi dengan pemeliharaan lingkungan hidup, dan menjadikan bumi semakin rusak.

Kesimpulan

Globalisasi memberikan dampak baik dan buruk dimana setiap elemen negara harus dapat
memfilter demi tercapainya tujuan nasional. Namun, Indonesia lebih banyak menyerap
dampak buruk, yang menimbulkan kerugian dimana-mana, seperti pergantian sumber daya
manusia, pengalihan fungsi lahan, pajak yang tidak stabil, hingga rusaknya lingkungan hidup.
Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pengaruh globalisasi, menyebabkan
masyarakat menjadi terbelakang.
REFERENSI

https://www.academia.edu/11712441/MATERI_SISTEM_PEREKONOMIAN_DI_INDONE
SIA

https://bisnis.tempo.co/read/844263/tren-robot-dan-mesin-gantikan-tenaga-manusia-di-
karawang

Suprijanto Agus, 2011 “DAMPAK GLOBALISASI EKONOMI TERHADAP


PEREKONOMIAN INDONESIA” Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Anda mungkin juga menyukai