Anda di halaman 1dari 3

Jalur Sepeda

Transportasi modern sudah didukung dengan mesin sebagai sebuah kemajuan teknologi. Hal
tersebut memudahkan manusia dalam beraktivitas, dengan banyaknya kemudahan yang ditawarkan
sehingga permasalahan transportasi di negara berkembang lambat-laun mulai muncul. Salah
satunya permasalahan dimana kendaraan tidak bermotor, seperti sepeda sudah tergantikan
fungsinya. Kebijakan transportasi kita memang lebih fokus pada penggunaan kendaraan bermotor,
sedangkan moda tidak bermotor, seperti sepeda dan pejalan kaki, sedikit diabaikan. Namun,
perkembangan penggunaan sepeda di tanah air menunjukan peningkatan yang cukup
menggembirakan akhir-akhir ini. Selain ditandai dengan bermunculannya komunitas pesepeda di
berbagai kota, maraknya kegiatan fun bike yang diselenggarakan pihak swasta maupun instansi
pemerintah, juga mulai meningkatnya kepedulian para pemimpin daerah terhadap manfaat sepeda
ini. Mungkin yang paling banyak disorot akhir-akhir ini adalah kegiatan Jokowi yang mulai aktif
menggunakan sepeda setiap hari jum'at ketika beliau ngantor. Sebelumnya, program Walikota
Bandung terpilih, Ridwal Kamil, terhadap transportasi sepeda juga cukup mewarnai pemberitaan di
berbagai media. Penulis yakin di beberapa kota lain di Indonesia pun sudah banyak gebrakan kepala
daerah terkait penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi ini, namun tidak terekspos oleh
media. Dengan munculnya komunitas pesepeda polusi, pemerintah perlu menyediakan fasilitas
yang memadai. Seperti dengan membangun jalur khusus pesepeda. Jalur sepeda adalah jalur yang
khusus diperuntukkan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin
yang memerlukan tenaga manusia, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor penggunaan sepeda
memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para pengguna sepeda dan bisa
meningkatkan kecepatan berlalu lintas bagi para pengguna sepeda. Di samping itu penggunaan
sepeda perlu didorong karena hemat energi dan tidak mengeluarkan polusi udara yang signifikan
untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda.
Beberapa kota sudah memiliki jalur sepeda, salah satunya adalah Lippo Karawaci, Lippo
Cikarang, Sentul City dan Jababeka yang memiliki jalur sepeda yang cukup baik, juga di Bandung
dan Yogyakarta. Namun, boleh dibilang mereka belum cukup serius menerapkan sepeda ini sebagai
bagian integral dari sistem transportasi kota. Tapi kita boleh optimis, dengan melihat trend para
kepala daerah yang mulai melirik sepeda sebagai alternatif moda transportasi kota sebagaimana
dibahas di awal tulisan ini, geliat perkembangan penggunaan sepeda di kota-kota di Indonesia akan
meningkat.
Secara sederhana, dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan, terdapat dua aspek yang
wajib diterapkan, aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik sudah jelas, pembangunan infrastruktur
sepeda untuk mengakomodir kepentingan pesepeda di jalan perlu dibangun, seperti jalur sepeda,
rambu-rambu jalan dan fasilitas tempat parkir sepeda. Sedangkan secara non-fisik perlu disiapkan
peraturan-peraturan baik ditingkat pusat maupun daerah, kampanye penggunaan sepeda dan dan
yang tidak kalah pentingnya kampanye keselamatan tertib berlalu lintas. Dengan maraknya
pengguna sepeda di jalan raya (nantinya?) akan menuntut adanya sikap toleransi diantara pengguna
jalan raya, antara pengguna sepeda dan pengguna kendaraan bermotor.
Tentu saja kedua aspek ini perlu dijalankan secara bersamaan. Terkait infrastruktur sepeda,
kepedulian pemerintah terhadap hak pengguna sepeda bisa ditandai dengan tersedianya fasilitas
jalur sepeda untuk menjamin keselamatan pesepeda. Sedikit ulasan, tipe jalur sepeda sendiri ada
berbagai macam, diantaranya (1) jalur sepeda di jalan raya menyatu dengan ruang kendaraan
bermotor tanpa pembatas,(2) jalur sepeda di jalan raya menggunakan pemisah/pembatas dengan
ruang kendaraan bermotor, ataupun (3) Membuat jalur sepeda di trotoar bersamaan dengan pejalan
kaki. Lebar lajur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter cukup untuk dilewati satu sepeda dengan
ruang bebas di kiri dan kanan sepeda yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas dua arah sekurang-
kurangnya 2 meter.
Hanya saja, implementasi di lapangan memang patut diakui tidak mudah. Karakteristik jalan raya di
kota-kota di Indonesia kebanyakan sempit, sehingga apabila ruang jalan dipakai untuk jalur sepeda,
akan mengurangi ruang untuk kendaraan bermotor. Mengingat sampai saat ini volume terbesar
pengguna jalan adalah pengguna kendaraan bermotor, dikhawatirkan malah akan menimbulkan
konflik antara pesepeda dengan pengguna kendaraan bermotor karena ruang jalan untuk kendaraan
bermotor akan berkurang. Sedangkan untuk opsi menggunakan trotoar sebagai jalur sepeda, juga
akan menimbulkan kendala. Selain trotoar di Kota-kota di Indonesia lebarnya sempit, juga bentuk
trotoar yang turun naik apabila bertemu dengan jalur masuk mobil ke bangunan akan menyulitkan
pesepeda. Selain itu konflik antara pesepeda dan pejalan kaki berpotensi terjadi. Solusi revolusioner
yang bisa diambil adalah melakukan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan demi memberi ruang
pesepeda dan pejalan kaki tanpa mengorbankan ruang bagi kendaraan bermotor. Bisakah?
Demikian pula terkait penyediaan fasilitas parkir sepeda. Sampai saat ini masih sangat sedikit
gedung perkantoran, komersial, maupun area umum yang menyediakan parkir khusus bagi sepeda.
Penyedia jasa parkir profesional pun masih terhitung jari yang sudah menyediakan fasilitas ini.
Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah membuat peraturan yang mewajibkan penyediaan fasilitas
parkir khusus untuk sepeda bagi setiap pengelola gedung maupun provider parkir profesional.
Pilihan realistis yang bisa diambil sebagai prioritas program awal untuk mempromosikan sepeda
bagi masyarakat adalah dengan melakukan kampanye penggunaan sepeda serta konsep tertib
berlalu lintas. Apa yang dilakukan para kepala daerah dengan melaksanakan gowes setiap hari
Jum'at bisa menjadi awal yang bagus, dengan harapan akan dicontoh oleh para staff nya dan juga
warga kota. Bukankah karakter orang Indonesia termasuk yang suka ikut-ikutan? mereka akan
mengikuti apa yang dikerjakan pemimpinnya, termasuk dalam hal bersepeda. Banyak program
turunan yang bisa dicanangkan para kepala daerah terkait hal ini, semisal mewajibkan penggunaan
sepeda untuk seluruh pegawai pemerintah pada hari tertentu, seperti setiap hari Jum'at misalnya;
atau menyediakan sepeda sebagai kendaraan dinas bagi para staff pemerintah, dan lain sebagainya.
Penulis yakin para kepala daerah saat ini sudah banyak yang kreatif dalam membuat program
semisal ini.
Kampanye yang tidak kalah penting adalah budaya tertib berlalu lintas. Dikalangan para pesepeda
sedang gencar dibicarakan pentingnya konsep share the road. Istilahnya, saling respek diantara
sesama pengguna jalan. Ini hal penting terkait aspek keselamatan pengguna jalan, terutama bagi
pesepeda sebagai pihak minoritas di jalan. Apabila sudah tercipta toleransi yang tinggi diantara
pengguna jalan, bisa dikatakan keselamatan pengguna jalan bisa terjamin, dan ini akan
meningkatkan jumlah warga yang menggunakan sepeda di jalan raya, karena mereka sudah tidak
takut lagi untuk bersepeda di jalan.
Pemerintah sendiri sudah menjamin hak pesepeda  di jalan raya, sebagaimana tertulis dalam
Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Di dalam Pasal 62
mengenai hak mendapatkan fasilitas pendukung keselamatan di jalan raya dan Pasal 106 mengenai
kewajiban pengendara kendaraan bermotor untuk mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda. Apakah pasal ini sudah tersosialisasikan dengan baik? terutama bagi pengguna kendaraan
bermotor? Mungkin inilah pe-erpertama yang perlu digenjot terlebih dahulu oleh pemerintah untuk
menciptakan budaya saling menghargai diantara sesama pengguna jalan sehingga diharapkan
pesepeda tidak lagi takut untuk menggunakan sepedanya di jalan raya. Bukan rahasia lagi
pengendara kendaraan bermotor kita masih banyak yang ugal-ugalan, ngebut karena ingin cepat
sampai tanpa memperdulikan pengendara yang lain.
Pada akhirnya, apapun program yang dilaksanakan pemerintah, kita patut mengapresiasinya dengan
baik, sejauh itu bisa membawa perubahan positif dalam perkembangan transportasi di Indonesia.
Trend meningkatnya pengguna sepeda di Indonesia perlu direspon dengan program pemerintah
yang tepat agar dapat meningkatkan aktifitas bersepeda di masyarakat, sehingga berbagai
permasalahan terkait carut marutnya transportasi di Indonesia bisa sedikit terurai.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_sepeda
https://www.kompasiana.com/sherihanwag/penggunaan-ruang-publik-berupa-jalur-sepeda-sebagai-
lahan-parkir_573aea000bb0bd3c0762ce24

https://www.kompasiana.com/ujangkosim/menggagas-kota-ramah-sepeda-di-
indonesia_552934edf17e61264c8b45e5

Anda mungkin juga menyukai