Anda di halaman 1dari 26

MENTERI KOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

RAKOR TINGKAT MENTERI


KARANTINA WILAYAH

31 Maret 2020
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 DI INDONESIA Jumlah Kasus Indonesia
Sumber: covid19.go.id data per Tanggal 30 Maret 2020
• Positif: 1414
• Sembuh : 75
13 2
1 3 7 0 2
• Meninggal: 122
1
0 6 0 0 3 0 1
1 9 17 0 0
2
0 0
0
5 9
0 0

8
0 1
698 0
74 81
2 7 5 3
0
2 0 0
50
2 1
8
0 1
128 180 0
4 20 18 91 19
Legenda 2 8 2 2
0
x Kasus Positif Komulatif
y
Kasus Meninggal Komulatif
2
PEMBARUAN PROYEKSI PERMODELAN COVID-19 OLEH ITB

1 2

±28.000 3

±300

±1.900.000.000 1. Upaya social distancing akan mengurangi laju penularan (g.4).


4 2. Terjadi pergeseran kurva proyeksi menjadi lebih landai, sebagai berikut:
±1.300.000.000 a. Puncak kasus baru harian COVID19 menjadi maksimum sekitar
300 an setelah sebelumnya diproyeksikan jumlah maksimum kasus
< 1.000.000.000
baru per hari mencapai 600 kasus (g.3);
b. Pergeseran kurva tersebut diiringi dengan pergeseran kurva ke
arah kanan yang berarti puncak kasus baru harian bergeser dari
akhir maret ke akhir april (g.3);
c. Kasus baru masih akan terus terjadi sampai dengan oktober 2020
(g.3).
Keempat gambar kurva diatas adalah 3. Akumulasi kasus COVID19 di Indonesia akan terjadi sampai Oktober
pembaruan proyeksi COVID19 oleh 2020, dengan akumulasi jumlah kasus diatas korea selatan dan masih
tim permodelan matematika ITB dibawah Amerika Serikat (g.2).
3
RPP PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR
PENGERTIAN
• Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit/kontaminasi.
• Tujuan: mencegah meluasnya penyebaran penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

RUANG LINGKUP
• Minimal
a. Peliburan sekolah dan tempat kerja;
b. Pembatasan kegiatan keagamaan;
c. Pembatasan kegiatan di tempat /fasilitas umum.

PENGUSULAN/PELAKSANAAN
• Diusulkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota kepada Pemerintah Pusat melalui Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
• Disetujui oleh Pemerintah Pusat (Presiden) dan menetapkan:
a. Status dan tingkatan bencana nonalam nasional dan daerah;
b. Status kedaruratan Kesehatan Masyarakat;
c. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Keppres.
• Didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumber daya, teknis operasional,
pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
4
ATURAN PEMBERLAKUAN KARANTINA

Karantina Rumah, Karantina Wilayah, Karantina Rumah Sakit, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar
harus didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektivitas, dukungan
sumber daya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan;

Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah Pintu Masuk
beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi;

Karantina Wilayah dilaksanakan kepada seluruh anggota masyarakat di suatu wilayah apabila dari
hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran penyakit antar anggota masyarakat di
wilayah tersebut;

Merujuk UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, ada sejumlah kewajiban yang
harus dipenuhi pemerintah jika menerapkan karantina wilayah;

Selama karantina, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak jadi tanggung jawab
pemerintah pusat;

Pemerintah harus memberikan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis;

Pemerintah harus memberikan kebutuhan pangan dan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat;

Semua orang atau warga punya hak perlakuan yang sama selama masa karantina.

5
ATURAN PEMBERLAKUAN KARANTINA

Upaya penanggulangan wabah meliputi: pemeriksaan, pengobatan,


perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;

Kepada mereka yang mengalami kerugian harta benda, seperti rumah,


ternak, tanaman, lading, dan lain – lain, yang diakibatkan oleh upaya
penaggulangan wabah (termasuk karantina), dapat diberikan ganti rugi;

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat menetapkan jenis


penyakit yang memerlukan karantina, tempat karantina, dan lama
karantina

6
REKOMENDASI

Penguatan Kebijakan Ekonomi untuk mengatasi dampak covid-19, misalnya Penyaluran BLT yang tepat sasaran,
1 Relaksasi PPh, menjaga daya beli masyarakat dll.

2 Komunikasi publik kepada masyarakat dan dunia usaha sebelum memberlakukan karantina wilayah;

3 Ketersedian pasokan dan stabilitas harga barang kebutuhan dan mekanisme distribusi kepada penerima manfaat;

Kerjasama dengan pengusaha ritel, pedagang pasar tradisional dan pengusaha logistic untuk menjamin
4 ketersediaan pasokan kebutuhan sehari – hari masyarakat;

5 Pengaturan pembatasan pembelian untuk menghindari panik berbelanja;

Sektor yang terkait dengan pangan, perbankan dan keuangan, kesehatan, energi dan informasi agar tetap
6 beroperasi (beraktifitas).

7
TERIMA KASIH
kemenkopmk.go.id
kemenkopmkri @kemenkopmk @kemenko_pmk kemenkopmk

8
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 di DKI JAKARTA

9
ESTIMASI UNTUK DKI JAKARTA

Intervensi 33% Intervensi 70%

Diperhitungkan dalam membuat perhitungan bahwa H0 = 14


februari (80 kontak saat dansa)
Estimasi H-60 dengan intervensi 33% :
Akan ada 1.079 orang terpapar dan sedang dalam masa inkubasi, 1.679 orang perlu
Variabel : perawatan, 451 meninggal, 1.606 orang sembuh, 2.334 orang masih dalam fase menular.
Populasi = 10.532.750, r0=2,3, intervensi di H-33 (tanggal
Keppres keluar), dampak intervensi 33% dan 70%, inkubasi = Estimasi H-60 dengan intervensi 70% :
3,38 hari, CFR : 9,3%, waktu sampai dengan ke RS : 6.67 d, lama Akan ada 137 orang terpapar dan sedang dalam masa inkubasi, 958 orang perlu
untuk sembuh : 7 d, waktu inkubasi sampai meninggal : 10 d,
lama waktu di RS 19 d, rataan yang masuk ke RS : 86 3%
perawatan, 268 meninggal, 1.285 orang sembuh, 538 orang masih dalam fase menular.

10
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 di JAWA BARAT

ODP = 11.038, PDP = 898, Positif Covid-19 = 149, Sembuh = 9, Meninggal = 19

https://pikobar.jabarprov.go.id/#/ (Update 29 Maret 2020 Pukul 12.30)


11
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 di JAWA TENGAH

12
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 di JAWA TIMUR

13
KASUS COVID-19 di DIY

14
PETA SEBARAN KASUS COVID-19 di BANTEN

15
JUMLAH SDM KESEHATAN DAN RS
ACEH (70) Sumber : Dashboard BPPSDMK Tahun 2019 dan PDPI Januari 2020
(DSP : 34) (DU: 844)
(DSPD : 165) (P : 6306)
KEPULAUAN RIAU (33) KALUT (9) SULTENG (36) SULUT (46)
SUMUT (237) (DSP : 10) (DU: 235) (DSP : 5) (DU: 131) (DSP : 3) (DU: 307) (DSP : 4) (DU: 466)
(DSP : 103) (DU: 1974) (DSPD : 38) (P : 2615) (DSPD : 9) (P : 744) (DSPD : 34) (P : 3691) (DSPD : 123) (P : 3833)
(DSPD : 429) (P : 8608)

RIAU (73) KALBAR (48) KALTIM (54) MALUKU UTARA (20)


(DSP : 34) (DU: 740) (DSP : 11) (DU: 476) (DSP : 25) (DU: 584) (DSP : 2) (DU: 119)
(DSPD : 126) (P : 4383) (DSPD : 69) (P : 4748) (DSPD : 71) (P : 5466) (DSPD : 25) (P : 957)
SUMBAR (82)
(DSP : 51) (DU: 655) JAMBI (41) KALTENG (24)
(DSPD : 128) (P : 5510) (DSP : 9) (DU: 403) (DSP : 10) (DU: 251) PAPUA BARAT (19)
GORONTALO (14)
(DSPD : 57) (P : 3583) (DSPD : 33) (P : 2369) (DSP : 2) (DU: 130)
(DSP : 2) (DU: 183)
BENGKULU (23) (DSPD : 22) (P : 1002)
SULBAR (12) (DSPD : 28) (P : 1191)
(DSP : 2) (DU: 216) BANGKA BELITUNG (22) (DSP : 1) (DU: 67)
(DSPD : 50) (P : 2320) (DSP : 4) (DU: 2192) (DSPD : 11) (P : 685)
(DSPD : 92) (P : 16040) SULTRA (34)
SUMSEL (76)
KALSEL (45) (DSP : 5) (DU: 223) PAPUA (42)
(DSP : 11) (DU: 749) DKI JAKARTA (203) (DSP : 15) (DU: 440) (DSPD : 37) (P : 2327) (DSP : 5) (DU: 418)
(DSPD : 219) (P : 6421) (DSP :187) (DU: 3003) (DSPD :108) (P : 4264) (DSPD : 33) (P : 3059)
MALUKU (28)
(DSPD :749) (P : 26800)
LAMPUNG (77) (DSP : 5) (DU: 136)
(DSP : 15) (DU: 834) JAWA TIMUR (380) SULSEL (105)
(DSPD : 13) (P : 1805)
(DSPD : 125) (P : 5705) (DSP :213) (DU: 3510) (DSP : 21) (DU: 937)
(DSPD :680) (P : 35395) (DSPD : 251) (P :10121)
BANTEN (112)
(DSP : 49) (DU: 825)
(DSPD :178) (P : 7324) DI YOGYAKARTA (82)
(DSP : 16) (DU: 881)
JAWA BARAT (352) (DSPD :236) (P : 7950)
(DSP :130) (DU: 3310)
(DSPD :756) (P : 26400) JAWA TENGAH (296) BALI (65) NTB (36) NTT (50)
(DSP : 90) (DU: 3205) (DSP : 15) (DU: 971) (DSP : 11) (DU: 878) (DSP : 7) (DU: 385)
(DSPD :738) (P : 35308) (DSPD :168) (P : 7300) (DSPD :134) (P : 6746) (DSPD : 66) (P : 2386)

KETERANGAN:
PROVINSI (JUMLAH RUMAH SAKIT)
(DOKTER SPESIALIS PARU : DSP) (DOKTER UMUM : DU)
(DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM : DSPD) (PERAWAT : P) 16
PETA SEBARAN RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19
Sumber: KepMenKes nomor HK. 01.07/MENKES/169/2020
2

2
4 1
5 2
3 4
5
2
2
5
5 3

3 1
1 2
2
2
7
7
2 4 1

11
8 13
4 9
4 4
3
Jumlah Rumah Sakit Rujukan: 135
17
PETA JUMLAH RUMAH SAKIT DAN VENTILATOR
DALAM MENDUKUNG PENANGANAN COVID-19 DI INDONESIA
Sumber data ASPAK Kementerian Kesehatan per 23 Maret 2020
43 43 28 24 15 31 71 6 31 27 10 27 9 8
139 216 87 108 113 143 53 56 114 80 41 83 39 31

8
63

120
479

42
206
144
14 1071
66 28
114 20
65
55 39
289 68
281 91
73
323 271
186 33 12 22
1214 229
Legenda 1154 238 51 17 22 45
942
226 121 25
X Jumlah Rumah Sakit: 1.827
80
Y Jumlah Rumah Sakit: 1.827
Jumlah Ventilator: 8.396
Jumlah Ventilator: 8.396 18
L A M P I R A N : U U N O M O R 6 TA H U N 2 0 1 8

19
LATAR BELAKANG
1. Globalisasi teknologi transportasi dan era perdagangan bebas → Indonesia terletak pada posisi yang sangat
strategis dan berada pada jalur perdagangan internasional, yang berperan penting dalam lalu lintas orang
dan barang.
2. Dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit baru atau penyakit lama yang muncul
kembali dengan penyebaran yang lebih cepat dan berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat (KKM)→ Pelindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia
3. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, berkomitmen melakukan upaya untuk mencegah
terjadinya KKM yang meresahkan dunia sebagaimana yang diamanatkan dalam regulasi internasional di
bidang kesehatan (IHR 2005) → Komitmen Internasional
4. UU No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut dan UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara sudah
tidak relevan lagi

Upaya Cegah Tangkal Penyakit & Faktor Risiko Kesehatan


yang Komprehensif &Terkoordinasi

UU NO. 6 TAHUN 2018


TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN
20
21
KERANGKA ISI UU NO. 6 TAHUN 2018
TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN
1. Ketentuan Umum
2. Tanggung Jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
3. Hak dan Kewajiban
14 BAB
4. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
5. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan Wilayah
6. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di Pintu
Masuk
7. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah
8. Dokumen Karantina Kesehatan
9. Sumber Daya Kekarantinaan Kesehatan
10.Informasi Kekarantinaan Kesehatan
98 PASAL
11.Pembinaan & Pengawasan
12.Penyidikan
13.Ketentuan Pidana
14.Ketentuan Penutup

22
KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT

KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT ADALAH KEJADIAN KESEHATAN


MASYARAKAT YANG BERSIFAT LUAR BIASA DENGAN DITANDAI PENYEBARAN
PENYAKIT MENULAR DAN/ATAU KEJADIAN YANG DISEBABKAN OLEH
RADIASI NUKLIR, PENCEMARAN BIOLOGI, KONTAMINASI KIMIA,
BIOTERORISME, DAN PANGAN YANG MENIMBULKAN BAHAYA KESEHATAN
DAN BERPOTENSI MENYEBAR LINTAS WILAYAH ATAU LINTAS NEGARA.

1. DITETAPKAN DAN DICABUT OLEH PEMERINTAH PUSAT, YANG SEBELUMNYA DITETAPKAN JENIS PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO
YANG DAPAT MENIMBULKAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT

2.
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN PADA KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT DILAKSANAKAN OLEH
PEMERINTAH PUSAT SECARA CEPAT DAN TEPAT, DAN DAPAT BERKOORDINASI DAN BEKERJA SAMA DENGAN DUNIA
INTERNASIONAL

Pasal 10 – 14 UU Kekarantinaan Kesehatan

23
PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN

Pintu Masuk Wilayah


Pelabuhan Karantina Rumah
Karantina Wilayah
Bandar Udara
Karantina RS
PLBDN Pembatasan Sosial

objek objek

Alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan

Pemerintah Pusat bertanggung jawab menyelenggarakan Kekarantinaan Kesehatan


di pintu masuk dan di wilayah secara terpadu.
Dalam penyelenggaraannya Pemerintah Pusat melibatkan Pemerintah Daerah.

24
PENETAPAN DILAKUKAN
TINDAKAN KARANTINA KESEHATAN

Karantina Rumah, Karantina Wilayah, Karantina Rumah Sakit, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar harus
didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumber daya,
teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.

• Terjadinya penularan penyakit antar manusia yang ditandai dengan sinyal epidemiologi dan sinyal virologi
positif (Episenter)
• Ditemukannya kasus postif terjangkit yang berasal dari daerah terjangkit KKM
• Ditetapkannya penyakit atau faktor risiko yang berpotensi KKM oleh pemerintah pusat
• Ditetapkannya suatu penyakit yang menjadi PHEIC oleh WHO dan sudah ditemukan di Indoensia
• Peningkatan jumlah kesakitan dan/atau kematian tinggi dalam kurun waktu singkat
• Jumlah kasus dan perluasan daerah terjangkit penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah semakin
bertambah.

25
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI WILAYAH
Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah
beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.

Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit


yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
KARANTINA Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah
WILAYAH termasuk wilayah Pintu Masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi
penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah Untuk karantina
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. wilayah dan
pembatasan sosial
Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu berskala besar
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau ditetapkan oleh
terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan MENTERI
penyebaran penyakit atau kontaminasi. (Contoh: peliburan sekolah dan
kerja, pembatasan kegiatan keagamaan)

• Kebutuhan hidup dasar bagi orang dan makanan hewan ternak yang berada dalam karantina rumah dan karantina wilayah menjadi tanggung
jawab Pemerintah Pusat.
• Dalam tindakan karantina rumah sakit, kebutuhan hidup dasar seluruh orang yang berada di rumah sakit menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah. 26

Anda mungkin juga menyukai