PENDAHULUAN
tengah, tubaeustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. otitis media terbagi
bentuk akut dan kronis.Otitis media akut termasuk kedalam jenis otitis media
supuratif. Selain itu, terdapat juga jenis otitis media spesifik, yaitu otitis media
bagian mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid yang berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun
virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung
Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada
berusia 1 thn sekitar 62%, sedangkan anak-anak berusia 3 thn sekitar 83%. Di
Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami minimal satu episode otitis
media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga
bayi dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda. Pada bayi
1
terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachius lebih pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal. Pada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran
napas atas, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian : telinga luar, tengah
dan dalam. Telinga tengah dan luar berkembang dari alat brankial. Telinga dalam
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga atau aurikula terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
saraf aurikularis mayor dan oksipitalis minur yang merupakan cabang pleksus
servikalis. Liang telinga berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
3
tulang. Liang telinga berasal dari celah brankial pertama ektoderm. Panjangnya
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh
kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen. 3
telinga luar dari kavum timpani. Ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Letak membran
timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya
dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 45 o dari dataran sagital dan
horizontal. Dari umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya (cone of ligt). 3
Secara anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian yaitu pars tensa
dan pars flasida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih
4
tipis dari pars tensa dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu plika maleolaris
diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian
atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding posterior.
tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. bagian ini juga dibentuk
oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura
petroskuama. Lantai kavum timpani dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan
lantai kavum timpani dari bulbus jugularis, atau tidak ada tulang sama sekali
hingga infeksi dari kavum timpani mudah merembet ke bulbus vena jugularis. 3
Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini
juga merupakan dinding lateral dari telinga dalam. Dinding posterior dekat keatap,
kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus sigmoid. Dinding anterior
bawah adalah lebih besar dari bagian atas dan terdiri dari lempeng tulang yang
5
tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang tengkorak dan sebelum
berbelok ke anterior. Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan
oleh satu atau lebih cabang timpani dari arteri karotis interna. Dinding anterior ini
dan stapes, dua otot yaitu muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, saraf
korda timpani dan saraf pleksus timpanikus. Saraf korda timpani merupakan
cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari analikulus posterior
timpani memberikan serabut perasa pada 2/3 depan lidah bagian anterior. Saraf
pleksus timpanikus berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan
6
Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani.
berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah dan pada anak dibawah 9
bulan adalah 17,5 mm. Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan
tengah. 3
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak
vestibuli. 3
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak
skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media
diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala
media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan
7
endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s
membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari
sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ
Corti. 3
Fisiologi Pendengaran
(pinna) kemudian diteruskan melalui liang telinga yang dapat sangat memperbesar
suara dalam rentang 2 sampai 4 kHz karena bentuk dan dimensinya, pembesaran
pada frekuensi ini adalah sampai 10 hingga 15 dB. Getara suara dihantarkan lewat
suatu gelombang berjalan di sepanjang membran basilaris dan organ corti. Hal ini
2.2.1 Definisi
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media akut (OMA)terjadi
8
karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba Eustachius
merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba
2.2.2 Insiden
Otitis media adalah masalah global dan ditemukan sedikit lebih umum
pada pria daripada wanita. Jumlah kasus spesifik per tahun sulit untuk ditentukan
yang berbeda. Puncak insiden otitis media terjadi antara enam dan dua belas bulan
kehidupan dan menurun setelah usia lima tahun. Sekitar 80% dari semua anak
akan mengalami kasus otitis media selama masa hidup mereka dan antara 80%,
dan 90% dari semua anak akan menderita otitis media dengan efusi sebelum usia
sekolah. Otitis media lebih jarang terjadi pada orang dewasa daripada pada anak-
anak, kecuali jika itu terjadi pada orang dewasa dengan gangguan imun.4
2.2.3 Etiologi
b) Predisposisi genetic
regulasi MUC5B
9
d) Kelainan anatomi langit-langit mulut dan tensor veli palatine
e) Disfungsi silia
f) Implan koklea
g) Kekurangan vitamin A
95%
j) Alergi
k) Kurang menyusui
2.2.4 Patogenesis
penting terkait dengan OMA. Sebagian besar episode OMA dipicu oleh infeksi
Infeksi biasanya berasal dari virus, tetapi kondisi alergi dan peradangan
lainnya yang melibatkan tuba eustachius dapat menciptakan hasil yang serupa.
stasis dan peradangan, yang, pada gilirannya, mengubah tekanan di dalam telinga
tengah. Perubahan ini dapat berupa negatif (paling umum) atau positif, relatif
10
mengkolonisasi ruang telinga tengah yang biasanya steril melalui ekstensi
langsung dari nasofaring dengan refluks, aspirasi, atau insuflasi aktif. Responsnya
adalah pembentukan reaksi inflamasi akut yang ditandai oleh vasodilatasi khas,
eksudasi, invasi leukosit, fagositosis, dan respons imunologi lokal dalam celah
Pada sebagian kecil anak-anak yang rawan otitis, tuba eustachius tidak
lengkungan pertama atau kedua kemungkinan besar "terlalu terbuka" dan karena
itu cenderung untuk refluks isi nasofaring ke dalam celah telinga tengah. Untuk
menjadi patogen pada organ berlubang, seperti telinga atau sinus, sebagian besar
bakteri harus menempel pada lapisan mukosa. Infeksi virus yang menyerang dan
bakteri untuk menjadi patogen di nasofaring, tuba eustachius, dan sumbing telinga
tengah.
Teori ini mungkin menjelaskan mengapa antigen virus umumnya pulih dari
aspirasi telinga tengah pada anak-anak dengan OMA tetapi virus yang sebenarnya
jarang diisolasi. Data juga telah disajikan menunjukkan bahwa kerusakan mukosa
Infeksi virus di nasofaring dengan radang orifice dan mukosa tuba eustachius
selanjutnya telah lama dipahami sebagai bagian dari patogenesis AOM, walaupun
peran lengkap virus tidak sepenuhnya dipahami. URTI serentak atau anteseden
diidentifikasi dalam setidaknya seperempat dari semua serangan OMA pada anak-
11
anak, tetapi virus itu sendiri jarang muncul sebagai patogen di telinga tengah.
Virus telah dipulihkan dengan frekuensi yang semakin meningkat ketika teknik
Pada kultur langsung, hasilnya kurang dari 10%, dengan respiratori syncytial virus
(RSV) pulih paling sering; virus influenza adalah yang kedua. Pada ELISA,
tengah; lagi, RSV adalah virus yang paling sering terdeteksi oleh metode ini.
Kehadiran virus di efusi telinga tengah dapat mempengaruhi hasil terapi untuk
otitis media. Hasil studi hasil telah dicampur, mulai dari tidak ada efek untuk
bukti perpanjangan ketajaman dan efusi ketika virus hadir pada orang dengan
OMA.5
2.2.5 Klasifikasi
yaitu :1
1. Stadium oklusi
udara. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat dan sukar
12
membuka kembali tuba eustachius.1 Pasien dirawat dengan antibiotik,
2. Stadium hiperemis
Pada stadium hiperemis, pembuluh darah tampak lebar dan edema pada
3. Stadium supurasi
Pada stadium supurasi, edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan
telinga luar. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta
tidak berkurang, maka terjadi iskemia. Nekrosis ini pada membran timpani
ini akan terjadi ruptur. Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa
membran timpani, agar terjadi drenase sekret dari telinga tengah ke liang
aspirasi nanah.6
4. Stadium perforasi
telinga luar. Anak yang tadinya gelisah akan menjadi lebih tenang, suhu
13
badan turun, dan dapat tidur nyenyak. sering terlihat sekret banyak keluar
dan kadang terlihat sekret keluar secara berdenyut.1 Pasien diobati dengan
5. Stadium resolusi
Pada stadium resolusi, bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang
2.2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di
terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang lebih besar atau
pada orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran
berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak
kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5"C (pada
stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tibatiba anak menjerit
14
telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret
mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.1
b. Pemeriksaan
1) Otoscopy pneumatik
Adalah standar perawatan dalam diagnosis otitis media akut dan kronis.
OMA:
atau inferior)
Adanya eksudat serum seperti opak mengalir melalui seluruh
membran timpani
Nyeri dengan / tanpa denyut otorrhea.5
2) Tes pendengaran
pendengaran konduktif.7
3) Tympanocentesis
15
konsensus yang menyerukan penggunaan rutin tympanocentesis untuk
yang tidak perlu pada pasien tertentu dengan penyakit telinga tengah yang
Bayi baru lahir, bayi, dan anak-anak dengan OMA yang tampak sakit
4) Studi pencitraan
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Terapi Antibakteri .
Ini ditunjukkan dalam semua kasus dengan demam dan sakit telinga parah.
influenzae, obat yang efektif untuk otitis media akut adalah ampisilin (50
hari dalam tiga dosis terbagi). Itu alergi terhadap penisilin ini dapat
16
diberikan sefaklor, kotrimoksazol atau eritromisin. Dalam kasus di mana
Hidung efedrin turun (1% pada orang dewasa dan 0,5% pada anak-anak)
17
d. Toilet Telinga.
Jika ada kotoran di telinga, itu keringkan dengan cotton buds dan sumbu
e. Myringotomy.
(i) gendang menonjol dan ada sakit akut, (ii) meskipun ada resolusi yang
pendengaran konduktif persisten dan (iii) ada efusi persisten lebih dari 12
minggu.9
2.2.8 Komplikasi
thrombosis.10
kendurnya dinding kanal posterior, (2) kerutan di loteng, dan (3) pembengkakan
2.2.9 Prognosis
Kematian akibat AOM jarang terjadi di era kedokteran modern. Dengan terapi
antibiotik yang efektif, tanda-tanda sistemik demam dan kelesuan harus mulai
18
menghilang, bersama dengan rasa sakit setempat, dalam waktu 48 jam. Anak-anak
dengan kurang dari 3 episode memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk
bertahan jauh melampaui durasi terapi, dengan hingga 70% anak-anak diharapkan
memiliki efusi telinga tengah setelah 14 hari, 50% pada 1 bulan, 20% pada 2
19
BAB III
KESIMPULAN
bagian mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid yang berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun
virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung
Diagnosis pasti dari OMA memenuhi semua 3 kriteria: onset cepat, tanda-
pada membran timpani dan nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas
normal. Visualisasi dari membran timpani dengan identifikasi dari perubahan dan
yang terkait dengan OMA, penonjolan (bulging) juga merupakan prediktor terbaik
dari OMA.
Harus dapat membedakan antara OMA dan OME, OME terbatas pada
keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan membran timpani
tanpa radang. Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan
Perawatan atau Observasi pada Anak Dengan OMA, apabila anak <4 tahun dapat
diberi antibiotik walaupun diagnosis belum pasti, usia 6 bulan-2 tahun kalau
20
sudah pasti diagnosisnya OMA dapat diberi antibakteri dan kalau belum pasti bisa
diberi antibakteri apabila gejala makin berat dan observasi bila gejala ringan.
Untuk usia >2tahun, bisa diberi antibakteri bila gejala makin berat dan observasi
jika gejala ringan, dan apabila diagnosis belum pasti bisa di observasi dahulu.
antibakteri pada anak-anak yang dipilih untuk 48 sampai 72 jam. Keputusan untuk
mengamati atau mengobati didasarkan pada usia anak, kepastian diagnostik, dan
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Efiaty AS, Nurbaiti, Jenny B, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorokan Kepala Leher. Edisi Keenam. Jakarta: FKUI; 2012. 10-
14,65-74.
2. Umar Sakina, Restuti Ratna Dwi, dkk. Prevalensi dan Faktor Risiko Otitis
UI, 2015.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/.
https://emedicine.medscape.com/article/859316-overview#a1.
11
7. Bansal, M. Disease Of Ear Nose, and Throat and Head and Neck Surgery.
workup#showall
22
9. PL Dhingra. Shruti Dhingra. Disease Of Ear, Nose, and Throat and Head and
10. Preciado, D. Otitis Media : State Of The Art Concepts And Treatment. 2015.
23
DISIPLIN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Refarat
DISUSUN OLEH :
Husniansyari
111 2018 1014
PEMBIMBING :
dr. Iin Fatimah Hanis, Sp.THT-KL
24
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Husniansyari
Adalah benar telah menyelesaikan Refarat dengan judul “Otitis Media Akut” dan
Mengetahui :
Pembimbing
25