Anda di halaman 1dari 3

Mengatur Keuangan Sepanjang Masa

Pengantar:

Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN ini mengunjungi pembaca setiap hari Jumat. Rubrik ini
diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan,
Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis. Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan atau berkonsultasi
seputar masalah-masalah perencanaan keuangan. Pertanyaan dapat dikirim lewat email:
redaksi@sinarharapan.co.id, Faksimile Redaksi Sinar Harapan (021) 3153581, surat dialamatkan
ke redaksi Sinar Harapan, Jl. Raden Saleh No. 1B-1D Cikini, Jakarta Pusat 10430, dan bisa
membuka di http://www.pembelajar.com/ISOL.

Perjalanan kehidupan kita di dunia pasti akan melalui fase-fase berikut, mulai dari masa kanak-
kanak, dewasa, tua, pensiun dan akhirnya meninggal. Umumnya, setiap fase memiliki tujuan
keuangan yang berbeda.
Diagram di bawah ini merupakan fase yang umum dilalui oleh manusia. Setiap individu pasti
memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. sehingga kita sebagai individu harus melihat
dan merencanakan perjalanan dalam fase kehidupan kita masing-masing dengan baik dan benar
sesuai dengan jalan hidup yang kita inginkan.
Kalau melihat diagram siklus kehidupan di atas, tentunya semua kita dilahirkan dan pada satu
masa kita akan kembali ke Sang Pencipta. Selama perjalanan kehidupan, umumnya kita akan
melalui fase-fase seperti di atas, fase anak-anak—masa lajang—masa awal pernikahan—masa
orang tua—masa pensiun dan akhirnya kita kembali dipanggil oleh Maha Kuasa.
Usia kita dalam melalui fase diatas akan sangat beragam. Ada yang masuk fase awal pernikahan
diusia 20-an tapi ada juga yang sudah memasuki usia 30 tahunan.
Dalam kaitannya dengan usia, kami ingin sedikit memberikan gambaran perencanaan bagi
mereka dalam beberapa kelompok usia mulai dari usia 20 tahunan—mulai dari fase masa
lanjang sampai fase awal pernikahan.
Kemudian, usia 30-40 tahunan, masa orang tua. Usia 50 tahunan masuk ke dalam fase masa tua
dan masa pensiun. Setiap kelompok usia memiliki ciri umum perencanaan yang dibutuhkan.

Pentingnya Perencanaan di Usia 20 Tahunan


Banyak orang tidak melakukan perencanaan di usia 20, mereka merasa masih memiliki waktu
panjang nantinya. Nikmati saja dulu, padahal dalam masa ini perlu kiranya kita membangun
kebiasaan yang baik berkaitan dengan keuangan, misalnya dari sisi pengeluaran dan kebiasaan
menabung. Kebiasaan ini tidak datang begitu saja, harus dilakukan secara berkesinambungan.
Mempelajari perihal anggaran dan investasi menjadi topik penting yang perlu dipahami, di saat
Anda masih berusia 20 tahunan.
Kalau saja mereka memahami konsep nilai waktu uang dan konsep bunga berbunga, tentunya
mereka tidak akan dengan seenaknya menghabiskan uang hasil kerja kerasa selama satu bulan
hanya untuk keperluan sesaat.
Dalam konsep nilai waktu uang dan konsep bunga berbunga, semakin panjang waktu yang
dimiliki tentunya akan semakin sedikit tabungan yang dibutuhkan setiap bulannya untuk
mencapai target tujuan yang sama. Atau dengan nilai investasi yang sama dan asumsi tingkat
bunga sama, hasil dari investasinya akan semakin besar bila Anda melakukanya dalam waktu
yang lebih panjang.
Sebagai contoh, kita gunakan tiga simulasi, yang pertama Andi saat ini berusia 25 tahun, Tuti 35
tahun, dan Anto 45 tahun. Masa pensiun bagi mereka adalah diusia 55 tahun.
Lihat perkembangan investasi yang mereka lakukan setiap bulan sejumlah Rp 1 juta dengan
tingkat suku bunga 8%. Dalam kehidupan nyata, pajak berpengaruh dan menurunkan jumlah
keuntungan yang bisa Anda peroleh.(lihat tabel)
Jelas terlihat dari tabel di atas, bahwa waktuk adalah faktor eksternal yang tidak bisa kita hindari,
tapi dari sisi waktu, bila Anda memiliki kemauan tentunya Anda dapat melakukannya lebih cepat,
yaitu di usia Anda 20 tahun.
Menetapkan Tujuan Keuangan Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Menetapkan tujuan keuangan spesifik merupakan langkah awal terpenting dalam proses
perencanaan keuangan. Di usia 20 tahunan, tujuan jangka pendek yang umum adalah
menyiapkan biaya pernikahan, membeli mobil atau motor, dan masih banyak lagi tergantung dari
setiap individu.
Yang terpenting di sini adalah tujuan yang ingin dicapai 3-5 tahun ke depan. Jangka menengah
antara 5-10 tahun, umumnya adalah membeli rumah, menyiapkan biaya pendidikan anak dana
lain-lain. Nah untuk tujuan jangka panjang adalah masa pensiun. Persiapan ini sebaiknya
dilakukan sejak dini.
Dari semua tujuan keuangan yang Anda miliki perkirakan berapa besar nilai tujuan tersebut dan
dengan nilai tersebut berapa nilai tabungan yang harus diinvestasikan secara regular setiap
bulan yang harus disisihkan. Untuk perhitungan ini pernah kita bahwa secara detail di ulasan
yang lalu.

Pentingnya Memahami Konsep Investasi


Masyarakat sering tergiur dengan berbagai tawaran yang secara akal sehat tentunya akan
sangat sulit untuk didapatkan, misalkan kasus PT. Qsar yang banyak merugikan masyakarat.
Satu kata kunci dalam berinvestasi adalah tidak ada investasi tanpa risiko. Semuanya ada risiko.
Yang terpenting adalah mengenali risiko tersebut dan apa yang bisa dilakukan untuk
menguranginya.
Hukum investasi yang tak bisa dihindari adalah semakin tinggi ekspektasi tingkat keuntungan,
semakin tinggi pula risiko. Kita perlu mempelajari berbagai alternatif investasi dari sisi
keuntungannya tapi jangan lupa juga perihal risikonya.
Keseimbangan keduanya menjadi tujuan kita semua. Strategi investasi menyebar dana di
berbagai instrumen investasi adalah langkah bijak dalam memaksimalkan keuntungan dengan
risiko yang terukur, strategi ini dikenal dengan sebutan diversifikasi.
Setalah Anda memahami dasar-dasar investasi dan mempelajari kelebihan dan kekurangan
masing-masing instrumen yang terkait dengan keuangan Anda, mulailah untuk menginvestasikan
dana secara regular untuk mencapai tujuan keuangan yang telah Anda tetapkan.

Evaluasi Perencanaan Menjadi Keharusan


Di usia 20-an tentunya Anda sudah menyelesaikan pendidikan Anda dan bekerja di sebuah
perusahaan yang Anda inginkan.
Penghasilan pun sudah diterima setiap bulannya. Begitu Anda memasuki usia 30 tahunan,
biasanya secara karier Anda sudah mulai mapan, walau mungkin Anda masih akan berpindah
pekerjaan sebelum Anda pensiun.
Rasanya di usia ini Anda sudah berkeluarga. Hal ini tentunya akan mengubah berbagai prioritas
keuangan yang sebelumnya tidak masuk dalam perencanan selama masih bujang, misalkan
biaya pendidikan, liburan bersama keluarga, membeli rumah dan lain-lain.
Oleh karenanya, begitu keluarga sudah menjadi prioritas Anda, tentunya Anda harus
mengevaluasi kembali tujuan keuangan yang telah ditetap dahulu. Perubahan ini harus dilakukan
karena tentunya Anda harus mempertimbangkan hal lain dalam menetapkan tujuan keuangan
keluarga.
Di rentang usia 30-40, Anda harus terus mengevaluasi berbagai investasi yang telah Anda
lakukan untuk mencapai tujuan keuangan jangka menengah dan panjang. Merevisi anggaran
juga harus dilakukan agar tetap sesuai dengan perubahan yang terjadi di keuangan keluarga.
Begitu Anda berkeluarga, prioritaskan untuk memiliki berbagai proteksi, mulai dari kematian,
sakit, critical illness, dan lainnya agar risiko ini tidak merusak kondisi keuangan keluarga yang
sudah baik.

Biaya Pendidikan Anak dan Masa Pensiun


Dalam rentang usia ini (30-40) tentunya, Anda harus sudah melaksanakan persiapan biaya
pendidikan anak. Biaya pendidikan semakin hari semakin mahal saja. Dari pemantauan kami,
peningkatakan pertahunnya jauh lebih besar dari tingkat inflasi, terutama berkaitan dengan uang
pangkal. oleh karenanya sangat bijak untuk mulai sejak dini untuk menyiapkan biaya pendidikan
buat anak-anak Anda.
Saat ini di Indonesia, banyak orang beranggapan bahwa dengan adanya Jamsostek dan program
pensiun yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup. Perhitungkan dulu.
Dalam banyak konsultasi yang kami lakukan, ternyata kedua hal ini tidaklah cukup sehingga
dibutuhkan langkah yang tepat untuk menabugn atau investasi secara mandiri untuk mencapai
kehidupan masa pensiun yang Anda inginkan. Jamsostek merupakan awal dan Anda tetap harus
bertanggung ajwab lebih besar untuk menyiapkan masa pensiun yang Anda inginkan.

Apakah Anda Akan Mendapatkan Apa yang Diinginkan?


Waktu pun berjalan, dan sekarang Anda memasuki usia 50 tahun. Dari sisi investasi kami
menganjurkan agar alokasinya lebih moderat, yang tadinya sebagai besar di saham mungkin hal
ini sebaiknya dikurangi dan dipaindah ke instrumen investasi yang lebih rendah risiko.
Di usia ini, harapannya anak-anak sudah mulai besar dan dapat menghidupi kebutuhannya
sendiri. Anda sekarang dapat lebih fokus pada persiapan masa pensiun yang Anda inginkan. Di
usia ini sebaiknya Anda mulai menghitung apakah kebutuhan penisun yang Anda inginkan dapat
terpenuhi dengan berbagai inevstasi yang telah Anda lakukan.
Semua ini harus diperhitungkan dan dianalisis apakah Anda akan defisit atau surplus selama
masa pensiun Anda? Perhitungan ini sangat penting dilakukan karena Anda sudah dekat dengan
masa pensiun Anda dan bila ternyata dana yang saat ini sudah terkumpul tidak mencapai apa
yang Anda harapkan—defisit—alokasikan lebih besar dana untuk tujuan pensiun tersebut.
misalkan, tadinya hanya 15% dari gaji yang dialokasikan untuk tujuan ini, sekarang Anda
tingkatkan menjadi 20% atau malah 25%. Menurut hemat kami, hal ini dimungkinkan bila anak-
anak sudah bisa mandiri dan Anda memiliki kapasitas untuk menabung lebih besar.
Demikian ulasan yang bisa kami sampaikan untuk artikel kali ini, bagaimana? Apakah Anda
sudah merencanakan keuangan Anda? Sudahkah Anda mengevaluasi berbagai tujuan yang
sudah Anda tetapkan sebelumya? Sekarang, apakah tujuan Anda sudah tercapai? Bila defisit,
tingkatkan alokasi dana untuk tujuan tersebut. semoga bermanfaat.n

Anda mungkin juga menyukai