Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi Mikroba

Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba

diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan

air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis

mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi

mikroba di lingkungan sangat beranekaragam sehingga dalam mengisolasi

diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal.

Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan

penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba

yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang

dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Murniati, 2002).

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat

dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel

mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dikenal

beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan

campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan

gores dan metode cawan tuang, yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan

maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni

dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).
2.2 Media Tumbuh Mikroba

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan

(nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.

Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan

medium yang mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu

seperti senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin).

Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme

apakah bersifat motil atau nonmotil (Hadietomo, 1990).

NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media

pertumbuhan bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan

sehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk

menumbuhkan bakteri. Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental bukan zat

makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium

Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–

agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).

Pada Nutrient Agar (NA), ekstrak daging dan peptone digunakan sebagai bahan

dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidratyang sangat

dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.Ekstrak daging sapi

mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin,

nitrogen organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik,

yang sebagian merupakan asam amino dan peptide rantai panjang. Dalam hal ini agar

digunakan sebagai bahan pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung

karbohidrat sehingga tidak mudah diuraikanoleh mikroorganisme. Media Nutrient Agar (NA)

merupakan suatu media berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana

2
media ini berasal darisintetik dan memiliki kegunaan sebagai media untuk menumbuhkan

bakteri (Wahyuni, 2012).

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang

digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.

Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga

agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan

khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah

mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti

industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk

menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Untuk memaksimalkan

pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah

(sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat

terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

Media alami yang sering digunakan untuk menumbuhkan jamur yang akan

dibudidayakan adalah media agar dekstrosa kentang (potato dextrose agar/ PDA).

Media ini digunakan untuk mengisolasi jaringan jamur atau spora, membuat biakan

murni jamur, dan membuat perbanyakan biakkan murni untuk jamur. Media yang

tidak segera dipakai dapat disimpan dalam tempat dingin atau refrigerator selama

tujuh bulan atau lebih, sepanjang media tidak mengering. Media yang

terkontraminasi sebelumnya harus dibuang. Media yang terkontaminasi biasanya

tampak pertumbuhan mikroorganisme sebelum diinokulasi. Oleh karena itu, media

tersebut dibiarkan terlebih dahulu paling tidak selama 12 jam setelah disterilisasi

inokulasi agar adanya kontaminasi dapat diketahui (Sinaga, 2005).

Anda mungkin juga menyukai