A. - Tempat : French Bakery and Bistro KM 9 - Waktu Observasi : 16.00-17.30 wib B. Nama pabrik : French Bakery and Bistro KM 9 C. Proses/tahap-tahap cara kerja : 1. Campur bahan kering (terigu, gula pasir, ragi instant, bread improver, susu bubuk, dll) hingga rata 2. Masukkan kuning telur dan campur dengan tangan hingga rata kemudian air es sedikit demi sedikit sambil diuleni, hentikan penambahannya jika adonan sudah bisa menyatu dan tidak lengket di wadah 3. Masukkan butter, mentega dan garam, uleni hingga elastis, bentuk bulat dalam wadah yang diolesi minyak supaya tidak lengket saat pengambilan, diamkan 30 menit atau sampai adonan mengemban 2 kali semula dan kempiskan 4. Bagi adonan sesuai selera "saya timbang di 60 gram”, rounding sampai permukaan adonan halus dan udara didalamnya keluar, cirinya adonan menjadi padat halus lentur, kemudian istirahatkan selama 15 menit 5. Ambil sebuah adonan, giling pipih dan beri isi “mau kosong juga oke, bentuk sesuai selera” 6. Proofing selama 60 menit, olesi dengan evaporate susu atau kuning telur, panggang dengan suhu 175 derajat selama 20-30 menit, dinginkan di atas cooling rack D. Pembahasan : Nama jamur yang terlibat adalah Saccharomyces cerevisiae yang memiliki sifat sangat mudah ditumbuhkan laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil, dan aman digunakan. Khamir jenis Saccharomyces cereviceae merupakan jenis khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan roti. S. Cereviceae lebih banyak digunakan dalam pembuatan roti dibandingkan penggunaan jenis khamir yang lain. Dalam perdagangan khamir ini sering disebut dengan baker’s yeast atau ragi roti.
Penggunaan mikroorganisme dalam pengembangan adonan masih menjadi fenomena
yang asing bagi masyarakat yang tidak familiar dengan pabrik roti. Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas CO 2 yang dihasilkan selama proses fermentasi akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan pengembangan (penambahan volume) adonan. Selama proses fermentasi selain dihasilkan gas CO 2 juga dihasilkan asam-asam organik yang menyebabkan penurunan pH adonan. Karena tingginya kapasitas penyangga (buffer capacity) protein di dalam adonan, maka tingkat keasaman dapat ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Proses asidifikasi ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa fermentasi adonan berjalan dengan baik. Dengan demikian pengukuran pH mutlak diperlukan dalam pengendalian proses. Terbentuknya alkohol, penurunan pH, dan terbentuknya metabolit lainnya secara langsung akan berperan sebagai prekursor flavor dan rasa roti. Akibat proses fermentasi tersebut dapat menghasilkan roti dengan mutu organoleptik yang tinggi. Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi adalah invertase, maltase dan zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak difermentasi secara langsung oleh ragi. · Invertase mengubah sukrosa menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa) yang difermentasi secara langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah menjadi glukosa pada tahap akhir mixing. Reaksi yang terjadi adalah: Sukrosa + air gula invert → C12H22O11 + H2O invertase 2 C6H12O6 · Maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup menjadi dekstrosa. Dekstrosa difermentasi secara langsung oleh ragi. · Zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa menjadi gas karbondioksida yang akan menyebabkan adonan menjadi mengembang dan terbentuk alkohol. Enzim zimase merupakan biokatalis yang digunakan dalam proses pembuatan roti. Kompleks enzim zimase ini dapat mengubah glukosa dan fruktosa menjadi CO2 dan alkohol. Penambahan enzim zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan adonan roti (dough fermentation/rounding). Ragi/baker’s yeast di tambahkan ke dalam adonan roti sehingga glukosa dalam adonan roti akan terurai menjadi etil alkohol dan karbon dioksida. Proses penguraian ini berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan oleh ragi/baker’s yeast. Berikut ini reaksi penguraian yang terjadi akibat adanya penambahan enzim zimase dalam adonan roti : etil alkohol + karbondioksida → C6H12O6 zimase 2 C2H5OH + 2 CO2 Pada proses ini, gas karbon dioksida berfungsi sebagai gas yang mengembangkan adonan roti. Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Pengkondisian dari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Proses yang paling penting dan mendasar dalam pembuatan roti adalah proses biologis yang disebut dengan proses fermentai yang dilakukan oleh ragi roti. Khamir sendiri tidak dapat mengawali pembentukan gas dalam adonan, namun dalam tahapan selanjutnya khamir merupakan satu komponen utama yang berfungsi mengembangkan, mematangkan, memproduksi senyawa-senyawa gas dan aroma adonan melalui fermentasi yang dilakukan. Suhu optimum fermentasi adoan adalah 27o C. Proses proffing adalah proses fermentasi akhir seteleh adonan dibentuk, ditimbang dan dimasukkan ke dalam loyang, sebelum akhirnya adonan dipanggang dalam oven. Pada tahap ini gluten menjadi halus dan meluas serta penampakan proffing volume adonan menjadi dua kali lipat. Suhu proffing yang baik adalah antara 32-38 o C dengan kelembaban relatif (RH) 80-85 % selama 15 – 45 menit.