O
L
E
H
DOSEN PEMBIMBING:NS.Hendrawati.S,Kep.M,Biomed
4.Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi (Gizi kurang) merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat
banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting
yaitubhost,
agent, environment (Supariasa, 2002). Memang faktor diet makanan memegang
peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan dalam keadaan keluarga makanan,
tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak,
merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Akibat
katabolisme protrein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam
amino yang
segera di ubah menjadi karbohidrat di hepar dan di ginjal selama puasa jaringan
lemak di
pecah jadi asam lemak, gliseraal dan keton bodies, asam lemak dan keton bodies
sebagai
sumber energi kalau kekurangan makan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan
separuh tubuh.
Proses patogenesis terlihat pada faktor lingkungan dan manusia (host dan
environment) yang didukung oleh asupan-asupan zat-zat gizi, akibat kekurangan
zat gizi
maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan,
apabila keadaan
ini berlangsung lama. Maka simpanan zat gizi ini akan habis ahirnya terjadi
pemerosotan
jaringan. Pada saat ini orang sudah dapat digolongkan sebagai malnutrisi ,
walaupun hanya
baru dengan ditandai dengan penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.
Patofisiologi menurut Nurcahyono (2007), Pada keadaan ini yang muncul adalah
pertumbuhan yang kurang atau disertai mengecilnya otot dan menghilangnya
lemak di
awah kulit. Kelainan demikian merupakan proses psikologis untuk kelangsungan
jaringan
hidup. Tubuh memerlukan energi dan dapat dipenuhi oleh makanan yang
diberikan.
bawah kulit. Kelainan demikian merupakan proses psikologis untuk kelangsungan
jaringan
hidup. Tubuh memerlukan energi dan dapat dipenuhi oleh makanan yang
diberikan
5. Manifestasi klinis
a. Marasmus
Menurut Anggoro (2007) marasmus adalah kekurangan energi pada makanan
yang menyebabkan cadangan protein lebih terpakai sehingga anak menajdi kurus
dan
emosional dan tanda-tanda kurus (simpanan lemak dan protein yang disertai
gangguan
fisiologi sampai terjadinya oedem aktivitas metabolik normal/rendah).
Menurut Sugiono (2007) marasmus merupakan akibat dari kelaparan yang
hampir menyeluruh. Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan
sangat
sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya
sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh. Hampir selalu disertai
terjadinya
infeksi. Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk
dan
bisa berakibat fatal
Tanda dan Gejala Menurut Hamzah (2006) tanda-tanda marasmus adalah :
a) Otot akan mengecil/atrofi
b) Apatis
c) Sangat kecil/kurus
d) BB kurang, tidak sesuai umur
e) Kulit kedodoran
f) Muka seperti orang tua dan kulit kering
g) Perut buncit dengan gambaran usus yang nyata
h) Vena superfisialis tampak jelas , ubun-ubun cekung, tulang pipi dan dagu
kelihatan menonjol
b. Kwashiorkor
Menurut Ngastiyah (2005) kwashiorkor adalah gangguan gizi disertai dengan
edema. Sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein. Penyakit kwashiorkor
umunya terjadi pada anak dari keluarga social ekonomi yang rendah karena tidak
mampu membeli makanan yang mengandung protein hewani seperti : daging,
hati, usus
Menurut Widodo (2005) kwashiorkor adalah gangguan gizi karena kekurangan
protein biasa sering disebut busung lapar. Gejala yang timbul diantaranya adalah
tangan
dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah, gangguan kulit.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kwashiorkor adalah suatu
keadaan gangguan gizi yang diakibatkan karena kurangnya protein dalam tubuh
Gejala Klinis Menurut Aditya (2006), gejala klinis kwashiorkor adalah :
a) Oedem di seluruh tubuh terutama kaki
b) Wajah membulat dan sembab
c) Otot-otot mengecil lebih nyata apabila diperiksa dalam posisi berdiri dan
duduk.
d) Perubahan status mental, cengeng, rewel, kadang apatis.
e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
f) Pembesaran hati
g) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
h) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas
i) Pandangan mata anak tampak sayu
j) Penatalaksanaan
Menurut Hamzah (2006) prinsip pengobatan kwashiorkor adalah:
a. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin, dan mineral.
b. Makanan harus mudah dicerna dan diserap.
c. Makanan yang diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat
rendah
d. Penanganan terhadap penyakit penyerta
e. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi
tambahan
c. Marasmus-Kwashiorkor
Kwashiorkor:
1. Perubahan warna dan tekstur rambut seperti rambut jagung, mudah dicabut atau
rontok
2. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
3. Atrofi/mengecilnya otot
5. Perut buncit, pembengkakan pada kedua punggung kaki, tangan dan dapat sam-
pai seluruh tubuh
6. Gangguan perubahan mental. Pada umumnya penderita sering rewel dan ba-
nyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang me-
nurun
7. Pertumbuhan terganggu
Marasmus:
4. Kulit kering, keriput, lemak dibawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada se-
hingga terlihat seperti memakai celana kendor (baggy pants)
5. Otot mengecil sehingga kontur tulang terlihat jelas (tulang iga gambang “piano
sign”)
6. Komplikasi
Pada penderita gangguan gizi sering terjadi gangguan asupan vitamin dan mineral.
Karena begitu banyaknya asupan jenis vitamin dan mineral yang terganggu dan
begitu
luasnya fungsi dan organ tubuh yang terganggu maka jenis gangguannya sangat
banyak.
Pengaruh KEP bisa terjadi pada semua organ sistem tubuh. Beberapa organ tubuh
yang
sering terganggu adalah saluran cerna, otot dan tulang, hati, pancreas, ginjal,
jantung,
dan gangguan hormonal.
Anemia gizi adalah kurangnya kadar Hemoglobin pada anak yang disebabkan
karena
kurangnya asupan zat Besi (Fe) atau asam Folat. Gejala yang bisa terjadi adalah
anak
tampak pucat, sering sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Pengaruh sistem
hormonal
yang terjadi adalah gangguan hormon kortisol, insulin, Growht hormon (hormon
pertumbuhan) Thyroid Stimulating Hormon meninggi tetapi fungsi tiroid
menurun.
Hormon-hormon tersebut berperanan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
tersering
mengakibatkan kematian (Sadewa, 2008). Sehingga mudah terjadi infeksi atau
bila terkena infeksi beresiko terjadi komplikasi yang lebih berat hingga
mengancam jiwa (Nelson, 2007).
5.Intervensi