Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN GIZI KURANG

KELOMPOK A (kelompok kecil)

O
L
E
H

DINDA ANISA FITRI


MELISA APRILIA

DOSEN PEMBIMBING:NS.Hendrawati.S,Kep.M,Biomed

AKADEMI KEPERAWATAN NABILA PADANG PANJANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
SEMESTER IV
1. DEFINISI GIZI

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh
karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4
bulan yang
cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah
satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara
wajar dan
sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa
disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat
pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu
jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi
makan
makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak
juga
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas
sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat
penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.Definisi gizi kurang
Menurut Supariasa (2002:18), malnutrisi adalah keadaan patologis akibat
kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut saat lebih zat gizi.
Menurut Ngastiyah (2005:258), gizi kurang pada keadaan awalnya tidak
ditentukan kelainan biokimia tapi pada keadaan lanjut akan didapatkan kadar
albumin
rendah, sedangkan globulin meninggi.
Sedangkan menurut Almatsier(2002: 303), Gizi kurang disebabkan oleh
kekurangan makanan sumber energi secara umum dan kurang sumber protein.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Gizi kurang adalah suatu keadaan
yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang sumber protein,
penyerapan yang
buruk atau kehilangan zat gizi secara berlebih
.

3.Etiologi gizi kurang


a. Tidak tersedianya makanan secara adekuat Tidak tersedinya makanan yang
adekuat
terkait langsung dengan kondisi sosial ekonomi. Kadang kadang bencana alam,
perang,
maupun kebijaksanaan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan
menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya makan
yang
adekuat. Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya hubungan
timbal
balik antara kurang gizi dan kemiskinan.
b. Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang makanan alamiah
terbaik bagi
bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI), dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat
Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya akan
berkonsekuensi terhadap status gizi bayi. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup
mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A,
asam folat,
vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat
disiapkan sendiri di rumah.
c. Pola makan yang salah Suatu studi "positive deviance" mempelajari mengapa
dari
sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi
buruk,
padahal orang tua mereka semuanya petani miskin
d. Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan / adat istiadat masyarakat tertentu yang
tidak
benar dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak . Misalnya kebiasaan
memberi minum bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu
dini,
berpantang pada makanan tertentu ( misalnya tidak memberikan anak anak
daging, telur,
santan dll) .

4.Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi (Gizi kurang) merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat
banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting
yaitubhost,
agent, environment (Supariasa, 2002). Memang faktor diet makanan memegang
peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan dalam keadaan keluarga makanan,
tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak,
merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Akibat
katabolisme protrein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam
amino yang
segera di ubah menjadi karbohidrat di hepar dan di ginjal selama puasa jaringan
lemak di
pecah jadi asam lemak, gliseraal dan keton bodies, asam lemak dan keton bodies
sebagai
sumber energi kalau kekurangan makan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan
separuh tubuh.
Proses patogenesis terlihat pada faktor lingkungan dan manusia (host dan
environment) yang didukung oleh asupan-asupan zat-zat gizi, akibat kekurangan
zat gizi
maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan,
apabila keadaan
ini berlangsung lama. Maka simpanan zat gizi ini akan habis ahirnya terjadi
pemerosotan
jaringan. Pada saat ini orang sudah dapat digolongkan sebagai malnutrisi ,
walaupun hanya
baru dengan ditandai dengan penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.
Patofisiologi menurut Nurcahyono (2007), Pada keadaan ini yang muncul adalah
pertumbuhan yang kurang atau disertai mengecilnya otot dan menghilangnya
lemak di
awah kulit. Kelainan demikian merupakan proses psikologis untuk kelangsungan
jaringan
hidup. Tubuh memerlukan energi dan dapat dipenuhi oleh makanan yang
diberikan.
bawah kulit. Kelainan demikian merupakan proses psikologis untuk kelangsungan
jaringan
hidup. Tubuh memerlukan energi dan dapat dipenuhi oleh makanan yang
diberikan

5. Manifestasi klinis

a. Marasmus
Menurut Anggoro (2007) marasmus adalah kekurangan energi pada makanan
yang menyebabkan cadangan protein lebih terpakai sehingga anak menajdi kurus
dan
emosional dan tanda-tanda kurus (simpanan lemak dan protein yang disertai
gangguan
fisiologi sampai terjadinya oedem aktivitas metabolik normal/rendah).
Menurut Sugiono (2007) marasmus merupakan akibat dari kelaparan yang
hampir menyeluruh. Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan
sangat
sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya
sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh. Hampir selalu disertai
terjadinya
infeksi. Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk
dan
bisa berakibat fatal
Tanda dan Gejala Menurut Hamzah (2006) tanda-tanda marasmus adalah :
a) Otot akan mengecil/atrofi
b) Apatis
c) Sangat kecil/kurus
d) BB kurang, tidak sesuai umur
e) Kulit kedodoran
f) Muka seperti orang tua dan kulit kering
g) Perut buncit dengan gambaran usus yang nyata
h) Vena superfisialis tampak jelas , ubun-ubun cekung, tulang pipi dan dagu
kelihatan menonjol
b. Kwashiorkor
Menurut Ngastiyah (2005) kwashiorkor adalah gangguan gizi disertai dengan
edema. Sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein. Penyakit kwashiorkor
umunya terjadi pada anak dari keluarga social ekonomi yang rendah karena tidak
mampu membeli makanan yang mengandung protein hewani seperti : daging,
hati, usus
Menurut Widodo (2005) kwashiorkor adalah gangguan gizi karena kekurangan
protein biasa sering disebut busung lapar. Gejala yang timbul diantaranya adalah
tangan
dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah, gangguan kulit.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kwashiorkor adalah suatu
keadaan gangguan gizi yang diakibatkan karena kurangnya protein dalam tubuh
Gejala Klinis Menurut Aditya (2006), gejala klinis kwashiorkor adalah :
a) Oedem di seluruh tubuh terutama kaki
b) Wajah membulat dan sembab
c) Otot-otot mengecil lebih nyata apabila diperiksa dalam posisi berdiri dan
duduk.
d) Perubahan status mental, cengeng, rewel, kadang apatis.
e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
f) Pembesaran hati
g) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
h) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas
i) Pandangan mata anak tampak sayu
j) Penatalaksanaan
Menurut Hamzah (2006) prinsip pengobatan kwashiorkor adalah:
a. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin, dan mineral.
b. Makanan harus mudah dicerna dan diserap.
c. Makanan yang diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat
rendah
d. Penanganan terhadap penyakit penyerta
e. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi
tambahan

c. Marasmus-Kwashiorkor

Merupakan gizi buruk karena kekurangan protein dan karbohidrat.

Tanda dan gejala klinis anak gizi buruk:

Kwashiorkor:

1. Perubahan warna dan tekstur rambut seperti rambut jagung, mudah dicabut atau
rontok

2. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)

3. Atrofi/mengecilnya otot

4. Wajah membulat dan sembab

5. Perut buncit, pembengkakan pada kedua punggung kaki, tangan dan dapat sam-
pai seluruh tubuh

6. Gangguan perubahan mental. Pada umumnya penderita sering rewel dan ba-
nyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang me-
nurun

7. Pertumbuhan terganggu

Marasmus:

1. Penampilan wajah seperti orang tua (old man face)

2. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol

3. Perubahan mental, cengeng

4. Kulit kering, keriput, lemak dibawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada se-
hingga terlihat seperti memakai celana kendor (baggy pants)

5. Otot mengecil sehingga kontur tulang terlihat jelas (tulang iga gambang “piano
sign”)
6. Komplikasi
Pada penderita gangguan gizi sering terjadi gangguan asupan vitamin dan mineral.
Karena begitu banyaknya asupan jenis vitamin dan mineral yang terganggu dan
begitu
luasnya fungsi dan organ tubuh yang terganggu maka jenis gangguannya sangat
banyak.
Pengaruh KEP bisa terjadi pada semua organ sistem tubuh. Beberapa organ tubuh
yang
sering terganggu adalah saluran cerna, otot dan tulang, hati, pancreas, ginjal,
jantung,
dan gangguan hormonal.
Anemia gizi adalah kurangnya kadar Hemoglobin pada anak yang disebabkan
karena
kurangnya asupan zat Besi (Fe) atau asam Folat. Gejala yang bisa terjadi adalah
anak
tampak pucat, sering sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Pengaruh sistem
hormonal
yang terjadi adalah gangguan hormon kortisol, insulin, Growht hormon (hormon
pertumbuhan) Thyroid Stimulating Hormon meninggi tetapi fungsi tiroid
menurun.
Hormon-hormon tersebut berperanan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
tersering
mengakibatkan kematian (Sadewa, 2008). Sehingga mudah terjadi infeksi atau
bila terkena infeksi beresiko terjadi komplikasi yang lebih berat hingga
mengancam jiwa (Nelson, 2007).

1. Perubahan Berat Badan


Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat
badan
merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
antara lain
tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya.
2. Penilaian status gizi secara Antropometri
Penilaian status gizi terbagi atas penilaian secara langsung dan penilaian secara
tidak langsung. Adapun penilaian secara langsung dibagi menjadi empat penilaian
adalah antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi
secara tidak langsung terbagi atas tiga adalah survei konsumsi makanan, statistik
vital
dan faktor ekologi.
7.Pemeriksaan penunjang
1.      Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses
lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada
pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik
normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis
sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan,
kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin
serum yang menurun
2.      Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3.      Tes mantoux
4.      EKG

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1.    Pengkajian
a.       Identitas: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
pekerjaan, No Register, agama, tanggal masuk Rs , dll.
b.      Keluhan utama: Tidak ada nafsu makan dan muntah.
c.       Riwayat penyakit sekarang: Gizi buruk biasanya ditemukan nafsu makan
kurang kadang disertai muntah dan tubuh terdapat kelainan kulit (crazy
pavement).
d.      Riwayat penyakit dahulu: Apakah ada riwayat penyakit infeksi, anemia,
dan diare sebelumnya.
e.       Riwayat kesehatan keluarga: Apakah ada keluarga yang lain menderita
gizi buruk
2.    Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
         Mata: agak menonjol
         Wajah: membulat dan sembab
         Kepala: rambut mudah rontok dan kemerahan
         Abdomen: perut terlihat buncit
         Kulit: adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit,
odema.
b.      Palpasi
Pembesaran hati ± 1 inchi
c.       Auskultasi
Peristaltic usus abnormal
3.    Pemeriksaan penunjang
1)      Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah meliputi Hb, albumin, globulin, protein total, elektrolit
serum, biakan darah.
2)      Pemeriksaan urin.
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine.
3)      Uji faal hati
4)      EKG
5)      X foto paru
4.    Diagnosa keperawatan
1.      deficit nutrisi b.d asupan nitrisi tidak cukup
2.      gangguan integritas kulit b.d perubahan nutrisi, dehidrasi.
3.      Gangguan tumbuh kembang b/d efek ketidakmampuan fisik

5.Intervensi

N DIAGNOSA KEP KRITERIA SIKI


O HASIL/SLKI

1 Defisit nurisi b/d Setelah dilakukan Manajemen nutrisi:


asuapan nutrisi asuhan keperawatan Observasi
tidak cukup 1x24 jam di harapkan -identifikasi status pasien
deficit nutrisi membaik -identifikasi kebutuhan
dengan kriteria hasil: kalori dan jenis nutrisi
-Berat badan membaik -monitor ausupan makanan
-Indek masa tubuh Terapeutik
membaik -berikan makanan tinggi
-Porsi makan yang kalori dan protein
dihabiskan -berikan mkanan tinggi
serat
-lakukan oral hygiene
sebelum maka ,jika perlu
Edukasi
-anjurka posisi duduk,jika
mampu
-anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasi denga ahli gizi
untuk menetuka jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan ,jika
perlu

2 Gangguan Setelah dilkuan asuha Perawatan integitas kulit:


integritas kulit b/d keperawatan 1x24 jam Observasi
perubaha nutrisi diharapkan ekspetasi -identifikasi penyebab
dan dehidrasi meningkat dengan gangguan integritas kulit
kriteria hasil: Terapeutik
-kerusakan jaringan -ubah possisi tiap 2 jam
cukup menurun jika tirah baring
-kerusakan lapisan kulit -bersihkan perineal denga
cukup menurun air hngat
Suhu kulit membaik -gunakan produk berbahan
-perfusi jaringn cukup ingan
meningkat Edukasi
-anjurkan menggunkan
pelembab
Anjukan minum ai yang
cukup
-anjurkan meningkatkan
asupa nutrisi
-anjurkan mandi dengan
sabun secukupnya

3 Gangguan tumbuh Setelah dilakuan asuhan Perawatan perkembangan:


kembang b/d efek keperawatan x 24 jam Observasi
ketidakmampuan diharapakan gangguan -identifikasi pencapain
fisik tubuh kembang tugas perkembangan anak
membaik dengan Terapeutik
kriteria hasil: -pertahankan sentuhan
-keterampilan /perilaku memininalkan mungkin
sesuai usia meninkat pada bayi premature
-kemampuan melakuan -pertahankan lingkungan
perawatan diri yang medukung
meningkat -dukung anak
mengapresiasikan diri
melalui penghaargaan
positif
Edukasi
-anjurkan ortu berinteraksi
dengan anknya
-anjarkan anak teknik
asertif
Kolabaoarasi
-rujuk untuk konseling,jika
perlu.

Anda mungkin juga menyukai