Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULULUHAN

ANEMIA PADA ANAK

Dosen : Ns. Hendrawati, S.Kep, M.Biomed

Oleh :
Fanny monica a
Widya Liza Susanti
muhibbuttibri

AKADEMI KEPERAWATAN NABILA PADANG PANJANG

TA. 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Anemia Pada Anak


Sasaran : Siswa/Siswi SDN 05 Pasar Usang, Padang
Panjang
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : sabtu, 22 februari 2020
Tempat : SDN 05 Pasar Usang, Padang panjang
Mata kuliah : Promosi Kesehatan
Waktu : 1 x 45 menit

A. Latar belakang
Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia ( SDM ) generasi penerus
bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan. Kesehatan
merupakan prakondisi utama yang harus dipenuhi untuk keberhasilan upaya
pendidikan. Upaya peningkatan SDM yang berkualitasdimulai dengancara
penanganan pertumbuhananak sebagai bagian dari keluarga dengan asupangizi
dan perawatan yang baik ( Adisasmito, 2012 ). Anemia merupakansalah satu
faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Anemia merupakan masalah
kesehatan dunia saat ini, diantaranya adalah anemia karena defisiensi zat besi.
Anemia terjadi apabila produksi hemoglobin kurang sehingga kadarnya di dalam
darah rendah. Hemoglobin adalah protein kompleks terdiri atas protein globin dan
pigmen heme ( mengandung zat besi ), yang berperan penting dalam
transportasioksigen ( Abdoerrachman, 2007 ). Defisiensi zat besi merupakan salah
satu penyebab anemia gizi, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia.
Penyebab lainnya adalah infeksi kronik, penyakit malaria dan defisiensi asam
folat ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007 ). Anemia defisiensi
besi disebabkanolehkurangnya cadangan zat besi dalam tubuh dan kebutuhan zat
besi didalam tubuh tidak mencukupi. Anemia dapat terjadi apabila simpanan besi
habis kemudianproduksi sel darah merah dan hemoglobin dalam tubuh berkurang
( Sudoyo, 2010 ). Anemia defisiensi besimasih merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. Sekitar 2 milyar pendudukatau lebih dari 30% populasi
penduduk dunia mengalami anemia. Negara-negaraberkembang juga mempunyai
prevalensi anemia yang cukup tinggi. Sekitar 370 juta jiwa wanita dinegara
berkembang mengalamianemia. Prevalensi anemiabesi di Indonesia pada tahun
2013 adalah sekitar 14,8%. Prevalensi anemia besipada anakusia sekolah
mencapai 2,5% ( Depkes, 2013 ).Kekurangan asupan zat besi dapat
mengakibatkan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah, sehingga oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh dan otak menjadi berkurang yang akan berakibat timbulnya
perubahan metabolisme di dalam otak. Perubahan metabolisme dalam otak dapat
mempengaruhi perubahan jumlah dan fungsi sel di dalam otak, sehingga otak
akan mengalami perubahan fungsi normal. Berubahnya fungsi normal otak akan
berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak dan pencapaian prestasi
belajar anak di sekolah. Menurunnya prestasi belajar pada anak sekolah karena
mengalami kesulitan berkonsentrasi. Dampak negatif lain yang ditimbulkan oleh
anemiadefisiensi besiadalah daya tahan tubuh berkurang sehingga menyebabkan
tubuh mudah terserang penyakit, serta kemampuan kinerja intelektual juga
menurun ( Widyastuti dan Hardiyanti, 2008 ). Menurut penelitian Sarikah
( 2011 ), menjelaskan bahwa ada hubungan antara asupanzat besi dengan prestasi
belajar di SD Arjowinangun 1 Pacitan. Berdasarkanpenelitian yang dilakukan
Santoso ( 2010 ) di SD Negeri 2 Magetan, diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar hemoglobin darah dengan prestasi belajar siswa.
Prevalensi anak sekolah pada tahun 2013 secara nasional yang tergolong kurus
( menurut IMT/U ) yaitupada anak umur 5 sampai 12 tahun adalah 11.2%, terdiri
dari 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus. Kategori gemuk pada anak umur 5
sampai 12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, untuk gemuk 10,8% dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8%, semua itumasih perlu mendapatkan penanganan masalah yang
sifatnya spesifik karena di usia anak sekolah sangat rawan terjadi infeksi yang
disebabkan rentannya kekebalan tubuh anak terhadap penyakit dan kurangnya
pengetahuan anak tentang gizi sehingga anak lebih sering tidak masuk sekolah
yang kemudian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, serta faktor
ekonomi keluarga yang rata-rata berkerja sebagai buruh tani dan pabrik yaitu
sebanyak 87% dengan penghasilan Rp 700.000,00 –Rp 1.200.000,00 setiap bulan.
Pendapatan kelurga tersebut dirasa kurang mencukupi untuk memenuhi asupan
gizi yang seimbang ( Riskesdas 2013 ). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukanoleh Hamid ( 2011 ) menjelaskan bahwa ada hubungan antara status gizi
dengan kemampuan.

Akademik dan fungsi kognitif anak sekolah dasar diMalaysia.Menurut


penelitian yang dilakukan Krisnawati ( 2009 ), menjelaskan banwa ada hubungan
antara status gizidengan prestasi belajar di SD Negeri Asror Kota Semarang.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni tahun 2014 di
SD Negeri Kudu 02 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui
bahwa SD Negeri Kudu 02 terletak di perkampungan yang agak jauh dari
pemukiman warga, disekeliling sekolah banyak terdapat sawah-sawah yang masih
aktif di kelola oleh warga setempat. Siswa mempunyai prestasi belajar yangcukup
baik yaitu 72%, akan tetapi status gizi berdasarkan IMT/U siswa disekolah
tersebut yaitu kurus 26% dan gemuk 16% atau bisa dikatakan sebanyak 42%
siswa memiliki status gizi tidak normal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti akan menelitihubungan antara asupan zat besi dan status gizi dengan
prestasi belajar siswa sekolah dasar di SD Negeri Kudu 02 Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo.

B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Anemia Pada Anak selama 1 x 45
menit audiens dapat memahami tentang Anemia Pada Anak
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x45 menit audiens mampu
menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian Anemia Pada Anak
b. Macam – macam Anemia
c. Penyebab Anemia
d. Tanda dan gejala Anemia
e. Penanganan Anemia Pada Anak yang tepat
f. Cara mencegah Anemia Pada Anak
C.Metode
Metode yang digunakan adalah:
1. seminar
2. Tanya jawab

D. Denah lokasi

KETERANGAN:
: PENYAJI Car :MODERATOR

: AUDIEN : Observer

E.Uraian tugas
1. Moderator
Adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin yang
menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau pendiskusian masalah.
2. Penyaji
Adalah menyaji hasil diskusi. Tugas seorang penyaji adalah menyajikan
hasil diskusi dari peserta dan memberitahukan kepada moderator agar
moderator dapat memberi arahan selanjutnya keada peserta-peserta
diskusinya.
3. Peserta diskusi
Adalah pembantu penyaji menjawab dan juga bertanya.Tugas peseta
diskusi adalah membantu penyaji menjawab, bertanya , dan juga memberi
saran atau kritik kepada moderator atau juga peserta lainnya.
4. Observer
Mengobservasi jalannya acara penyuluhan

F.Struktur
Pembimbing : Ns. Hendrawati, S.Kep, M.Biomed
Moderator : fanny monica agustria
Penyaji : Widia liza susanti
Observer : Muhibbuttibri

G. Materi
Terlampir

H. Proses pelaksanaan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIENS
1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan  Menjawab salam
o Menjelaskan  Memperhatikan dan
kontrak waktu dan mendengarkan
bahasa penyaji
o Menjelaskan
tujuan penyuluhan
o Menyampaikan
pokok-pokok
materi yang akan di
jelaskan
2. Pelaksanaan 35 menit  Menggali  Memperhatikan
pengertian dengan seksama
Anemia Pada  Menyampaikan
Anak pertanyaan setelah
 Memberikan penyampaian materi
reinforcement
positif
 Menjelaskan
pengertian
Anemia Pada
Anak
 Menggali
macam-macam
Anemia
 Memberikan
reinforcemen
positif
 Menjelaskan
macam-macam
Anemia
 Menggali
penyebab
Anemia
 Memberikan
reinforcement
positif
 Menjelaskan
penyebab
Anemia
 Menggali tanda
dan gejala
Anemia
 Memberikan
reinforcement
positif
 Menjelaskan
tanda dan
gejala Anemia
 Menggali cara
penanganan
Anemia Pada
Anemia
 Memberikan
reinforcement
positif
 Menjelaskan
cara
penanganan
Anemia Pada
Anemia
 Menggali cara
mencegah
Anemia Pada
Anak

3. Penutup 5 menit  Menutup  Menjawab salam


pembelajaran  Memperhatikan dan
dengan salam menjawab
pertanyaan dari
penyaji

I. Media dan alat


Laptop
LCD proyektor

Leaflet  

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua Audiens hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Audiens hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan.
b. Audiens antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Audiens menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
3. Evaluasi Hasil
a. Audiens mampu menjelaskan pengertian Anemia Pada Anak
dengan bahasa sendiri
b. Audiens mampu menyebutkan 2 dari 6 macam-macan anemia
c. Audiens mampu menyebutkan 3 dari 7 penyebab Anemia
d. Audiens mampu menyebutkan 4 dari 9 tanda dan gejala Anemia
e. Audiens mampu menyebutkan 2 dari 5 cara penanganan Anemia
Pada Anak yang tepat
f. Audiens mampu menyebutkan 2 dari 5 cara mencegah Anemia
Pada Anak

PEMBAHASAN

1. Pengertian anemia
AnemiaAnemia merupakansuatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur
dan jenis kelamin.1Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang berfungsi
mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada
tingkat normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain
dalam tubuh terganggu.Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah atau
hemoglobin dalam tubuh tidak adekuat sehingga tidak dapat berfungsi dengan
baik di dalam tubuh.Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin
atau hematokrit nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel
darah merah (eritrosit) dan hemoglobin, meningkatnya kerusakan eritrosit, atau
kehilangan darah yang berlebihan. Andarmoyo, Sulistyo.(2015)

2. Macam-Macam Anemia

1). Anemia defisiensi desi

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi.
Kondisi ini terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi, yaitu komponen penting
dalam pembentukan sel darah merah.

Sejumlah kondisi bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, termasuk pola makan
rendah zat besi, kehamilan, perdarahan kronis seperti akibat luka di saluran cerna
atau menstruasi, gangguan penyerapan zat besi, efek samping obat-obatan, hingga
penyakit tertentu, seperti kanker, radang usus, dan miom. Kondisi umumnya
ditangani dengan konsumsi suplemen zat besi dan menjalani pola makan tinggi zat
besi. Selain itu, penyebab anemia defisiensi besi juga perlu diatasi.
2). Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat

Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk membuat sel
darah merah baru. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin tersebut bisa
menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.

Jenis anemia ini dapat terjadi akibat pola makan rendah kandungan kedua vitamin
tersebut. Selain itu, anemia kekurangan vitamin juga bisa terjadi karena tubuh
sulit atau gagal menyerap folat ataupun vitamin B12. Kondisi ini juga disebut
anemia pernisiosa.

3). Anemia hemolitik

Anemia hemolitik terjadi saat kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat
daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan sel darah sehat yang
baru.

Penyebab anemia hemolitik cukup beragam, mulai dari penyakit keturunan,


seperti thalasemia dan G6PD, penyakit autoimun, infeksi, efek samping obat,
hingga gangguan pada katup jantung.

Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebab terjadinya


anemia hemolitik. Penanganan yang diberikan bisa berupa transfusi darah,
pemberian obat-obatan kortikosteroid, atau operasi.

4). Anemia aplastik

Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena berisiko


tinggi mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan
sel darah merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di sumsum tulang, yaitu
produsen sel darah di dalam tubuh.

Anemia aplastik dapat diturunkan dari orang tua, namun bisa juga terjadi akibat
infeksi, efek samping obat-obatan, penyakit autoimun, terapi radiasi pada kanker,
serta paparan zat beracun.
Kondisi ini umumnya diatasi dengan pemberian antibiotik dan antivirus jika
terdapat infeksi, transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, atau pemberian
obat penekan daya tahan tubuh.

5). Anemia sel sabit

Anemia sel sabit terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah merah
berbentuk seperti sabit. Sel- sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak pernah
memiliki sel darah merah yang cukup.

Selain itu, bentuk sel darah abnormal ini juga membuatnya lebih kaku dan lengket
sehingga bisa menghalangi aliran darah. Pemberian obat dapat dilakukan untuk
mencegah kondisi bertambah parah. Namun, satu-satunya cara mengatasi anemia
jenis ini adalah dengan transplantasi sumsum tulang.  Anonim. (2017)

3. penyebab dari anemia

1) Kekurangan gizi atau nutrisi tertentu, seperti kekurangan zat besi


atau vitamin (asam folat dan vitamin B12).
2) Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun, gangguan sumsum
tulang, anemia hemolitik, hipotiroidisme, dan gagal ginjal.
3) Infeksi kronis.
4) Efek samping obat-obatan atau paparan bahan kimia tertentu.
5) Cedera atau luka berat.
6) Kanker, seperti kanker darah ( leukemia ).
Menar lar ( 2011 )

4. Tanda dan gejala

1) Sering terlihat lemas atau lelah.


2) Kurang mau bermain atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
3) Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
4) Mata menguning.
5) Sering mengeluh sakit kepala, pusing, atau nyeri di tulang atau
bagian tubuh tertentu.
6) Jantung berdebar.
7) Sesak napas.
8) Sering terkena infeksi.
9) Luka yang sulit sembuh.
Hidayat, A Aziz Alimul (2011)

5. Penanganan Anemia pada Anak yang Tepat

Penanganan anemia pada anak akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut


ini adalah beberapa penanganan yang akan dilakukan oleh dokter untuk mengatasi
anemia pada anak:

1). Pemberian suplemen zat besi dan vitamin

Jika anemia pada anak disebabkan oleh kekurangan zat besi atau vitamin
tertentu, seperti folat dan vitamin B12, maka dokter akan meresepkan suplemen
zat besi atau vitamin tersebut dalam bentuk sirup, tablet, atau puyer. Dosis
pemberian suplemen pada anak akan disesuaikan dengan berat badan dan usia
anak.

Selain pemberian suplemen, dokter juga akan menganjurkan Anda untuk


memberikan Si Kecil makanan yang kaya akan zat besi atau vitamin. Hal ini
bertujuan untuk membantu tubuh anak menghasilkan hemoglobin dan sel darah
merah yang cukup.

2). Pemberian antibiotik atau obat cacing

Pada anemia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan
antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi tersebut. Sedangkan jika
penyebabnya adalah infeksi cacing, dokter akan memberikan obat cacing untuk
anak.

Anemia pada anak biasanya akan membaik setelah infeksi teratasi. Namun untuk
mempercepat pemulihan, berikanlah anak makanan yang bergizi, terutama
makanan yang mengandung zat besi dan vitamin B12.

3). Penghentian atau penggantian jenis obat penyebab anemia

Bila anemia pada anak disebabkan oleh efek samping obat yang rutin
dikonsumsinya, maka dokter akan menghentikan atau mengganti obat tersebut
dengan obat lain yang tidak menimbulkan efek samping anemia. Sebelum
memutuskan hal ini, dokter tentunya akan mempertimbangkan manfaat dan risiko
penggunaan obat tersebut.

4). Transfusi darah

Jika anemia yang dialami anak sudah parah, dokter mungkin akan
menyarankan transfusi darah. Selain itu, transfusi darah juga biasanya akan rutin
dilakukan pada anak dengan anemia akibat penyakit tertentu, seperti thalasemia
dan anemia sel sabit.

5). Transplantasi sumsum tulang

Metode ini dilakukan untuk mengatasi anemia pada anak yang disebabkan oleh
gangguan pada sumsum tulang dan anemia aplastik. Dokter juga biasanya
menyarankan transplantasi sumsum tulang untuk mengobati anemia pada anak
yang disebabkan oleh kanker darah.

Hatfield, nancy T. (2008)

6. Cara Mencegah Anemia pada Anak


1). Memberikan ASI Ekslusif Dalam rangka mencegah anemia pada anak,
sebaiknya pemberian asi diberikan minimal sampai usia bayi 6 bulan. ASI adalah
makanan terbaik untuk bayi. Meskipun kandungan zat besi dalam asi rendah akan
tetapi tingkat penyerapan relatif tinggi. Untuk bayi yang baru lahir, ASI yang
cukup dapat membantu mereka menghindari anemia.

2). Pilihan Waktu Tepat dalam Pemberian MPASI Selain itu, makanan
pendamping asi harus tepat waktu, yaitu usia 6 bulan. Banyak dari makanan
tambahan mengandung zat besi yang melimpah, seperti kuning telur dan daging
tanpa lemak. Makanan yang mengandung banyak vitamin C juga harus diberikan
untuk anak-anak, yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

3). Bahan Makanan yang Mengandung Penyerapan Zat Besi Meskipun zat besi
sudah dapat diperoleh dengan baik akan tetapi hal yang harus dipertimbangkan
selanjutnya adalah bahan makanan yang dapat membantu anda dalam penyerapan
zat besi, contohnya adalah brokoli, jus tomat, jeruk, stroberi atau makanan yang
mengandung zat besi yang mudah diserap yaitu golongan daging seperti unggas
dan ikan.

4). Kenali Makanan yang Menghambat Penyerapan zat besi Salah satu contoh
makanan yang menghambat penyerapan zat besi adalah golongan polifenol yaitu
teh, paprika, kunyit selain itu kandungan golongan asam fitrat seperti gandum,
kacang-kacangan akan menurunkan penyerapan zat besi.

5). Penanganan medis Anak-anak dengan anemia yang serius harus segera
mendapatkan penanganan medis. Setelah pemeriksaan, maka pengobatan yang
cocok dapat diputuskan untuk penderita anemia.

Aritonang, Mika Vera.(2008)

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo.(2015).Anemia Pada Anak konsep, proses dan
aplikasidalam praktik keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aritonang, Mika Vera.(2008). “Pengalaman orangtua merawat anak


penderitapenyakit kronis”.Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Anonim. (2008).Manual Tindak Persetujuan Kedokteran.


Indonesia:IndonesianMedical Council.

Anonim. (2017). “ macam-macam anemia ” (online),


(http://www.preventcancerinfections.org/health-tip-sheet/basic-hygiene-
practices,diakses tanggal 19 juni 2017).

Azwar, Saifuddin. (2015).Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta:


PustakaPelajar.Ball, Jane, W.(2012).Principle Pediatric Nursing Fifth Edision
Caring.livestrong ForChildren.

Hatfield, nancy T. (2008).Broadribb’s Introductory Pedriatric Nursing.Lippicott


Williams & Wilkins

Hidayat, A Aziz Alimul. (2011).Metode Penelitian Kesehatan


ParadigmaKualitatif. Surabaya: Health Books Publishing.

Johnson, Jo. (2017). “What is Anemia ” (online),( Kesehatan Dasar


(RISKESDAS).
http://www.hygieneexpert.co.uk/WhatIsPersonalHygiene.html,diakses tanggal 18
Februari2017).

Menar lar.(2011).Penyebab Anemia Pada Anak. Jakarta: BadanLitbang Kemenkes


RI.Kozier, dkk. (2011).Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Lowal,

Anda mungkin juga menyukai