PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment. Menurut Mernam
Webster Oxford English Dictionary, kata empower mengandung dua pengertian
yaitu :
To give power atau memberikan kekuasaan, mengalihkan atau mendelegasikan
otoritas dari pihak lain. To give ability atau enable atau usaha untuk memberikan
kemampuan. Usaha untuk memberikan kemampuan. Hulme dan Tunner (1990)
berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan
sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk
memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal dan nasional.
Oleh karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan
juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan atau
kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari pemberdayaan masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat?
3. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup pemberdayaan masyarakat?
4. Bagaimana langkah-langkah peran serta masyarakat dalam pemberdayaan
masyarakat?
5. Untuk mengetahui apa saja strategi pemberdayaan masyarakat?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendalami bagaimana pemberdayaan masyarakat dan langkah-langkah
peran serta masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dubois dan Miley (1992) memiliki beberapa cara atau teknik yang lebih
spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat:
1) Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai
pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri (self determination)
menghargai perbedaan dan keunikan individu, menekankan kerja sama klien
(client partnerships).
2) Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri dari
klien,mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien, dan menjaga
kerahasiaan klien.
3) Memecahkan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek
proses pemecahan masalah, memnghargai hak-hak klien, merangkai tantangan-
tantangan sebagai kesempatan belajar dan melibatkan klien dalam pembuatan
keputusan dan evaluasi.
4) Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui ketaatan terhadap
kode etik profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan
perumusan kebijakan, penerjemah kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu
publik, penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan (Suharto, 2005) dapat dilakukan
melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro,
mezzo, dan makro.
Strategi Pembersayaan Masyarakat Berdasarkan:
1) Aras Mikro.
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya
adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas tugas
kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang Berpusat pada
Tugas (task centered approach).
2) Aras Mezzo.
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan
dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinnya.
3) Aras Makro.
Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (large-system-
strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih
luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam
pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang
memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
4) Perumusan Kebijakan
1. Penguatan pelayanan kesehatan primer dalam upaya kesehatan melalui
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
2. Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (Continuum of care)
3. Mendorong lintas sektor mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat.
5) Perencanaan social
Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk
menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah
sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan
(buta huruf), kesehatan masyarakat yang buruk dan lain-lain. Perencanaan sosial
lebih berorientasi pada “tujuan tugas” (task goal). Sitem klien perencanaan sosial
umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged
groups) atau kelompok rawan sosial ekonomi, seperti para lanjut usia, orang cacat,
janda, yatim piatu, wanita tuna susila, para perencana sosial dipandang sebagai
ahli (expert) dalam melakukan penelitian, menganalisis masalah dan kebutuhan
masyarakat serta dalam mengidentifikasi, melaksanakan dan mengevaluasi
program-program pelayanan kemanusiaan.
6) Kampanye
Kampanye merupakan strategi pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
untuk meningkatkann pelayanan kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita
serta upaya komunikasi yang teroganisir untuk mencapaikan program kepada
masyarakat dan pemangku kepentingan. Tujuan dari kampanye untuk membangun
serta memperkuat kemitraan dan aliansi terutama untuk keberlanjutan program.
7) Aksi social
Tujuan dan sasaran aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamentalis
dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusiaan
kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution of resources) dan
pengambilan keputusan (distribution of dicisi making) pendekatan aksi sosial
didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang sering kali
menjadi korban ketidak adilan struktur.
8) Advokasi ditujukan pada upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pengertian advokasi merupakan upaya atau proses secara strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait (stakeholders). Advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial
yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan,
penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu. Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan,
yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerja sama. Pendekatan
advokasi dengan pendekatan persuasif, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan
yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (re-choice).
Menurut UMFPA dan BKKBN 2002, terdapat 5 pendekatan utama dalam
advokasi, yaitu:
a) Melibatkan para pemimpin
b) Bekerjasama dengan media masa
c) Membangun kemitraan
d) Mobilisasi masa
e) Membangun kapasitas
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu, pemberdayaan
masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas
masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik itu sumber daya
manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia dilingkungannya
agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat terutama dari kemiskinan dan keterbelakangan/kesenjangan/ketidak
berdayaan.
Ruang Lingkup pemberdayaaan masyarakat terdiri dari:
a) Pemberdayaan politik
b) Pemberdayaan ekonomi
c) Pemberdayaan sosial budaya
d) Pemberdayaan lingkungan
B. Saran
Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah menetapkan masyarakat
sebagai pelaku utama . maka diharapkan masyarakat dapat dilibatkan sejak awal
kegiatan yang memungkinkan masyarakat untuk belajar lebih banyak sehingga dapat
mewujudkan masyarakat yang berdaya atau mandiri.
DAFTAR PUSTAKA