Nim : 11780213708
Kelas : MP 6A
Percobaan ditata dalam rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Di lahan sawah tadah hujan Indramayu, cara peng
Petak utama adalah cara pengolahan tanah yaitu pengolahan tanah kering, batang dan hawar pelepah padi. Kombinasi pengg
dan pengolahan tanah basah. Sebagai anak petak adalah 10 kombinasi intensitas penyakit busuk batang dan bercak daun C
pupuk kandang (PK) (kotoran domba) dengan pupuk K meliputi: (1) tanpa hasil, sedangkan pemupukan nyata. Di Subang, ha
PK + tanpa K2O, (2) 5 t PK/ha, (3) 5 t PK + 30 kg K2O/ha, (4) 5 t PK + 60 60 kg K2O/ha, sedangkan di Indramayu
kg K2O/ha, (5) 10 t PK/ha, (6) 10 t PK + 30 kg K2O/ha, (7) 10 t PK + 60
kg K2O/ha, (8) 15 t PK + 30 kg K2O/ha, (9) 10 t PK + 30 kg/ha K2O, (10)
15 t PK + 60 kg K2O/ha. Pupuk N dan P diberikan dalam bentuk urea dan
SP36 masing-masing dengan takaran 250 kg dan 100 kg/ha. Pupuk P, K,
dan 1/3 pupuk N diberikan pada 10 hari sesudah tanam (HST), sisa pupuk
N diberikan dua tahap pada 21 dan 35 HST.
h tanah minimum, olah tanah petani dan olah tanah maksimum pada Varietas Lokal Cisarua
ang lebih baik daripada tanpa olah tanah sebesar 52 % terhadap parameter bertumbuhan dan 49.83
onen hasil. Sedangkan pada Varietas Takii Hibrida, perlakuan olah tanah petani dan olah tanah
njukkan hasil yang lebih baik daripada olah tanah minium dan tanpa olah tanah sebesar 26.95 %
eter bertumbuhan dan 29.64 % terhadap komponen hasil. Pengolahan tanah minimum mampu
uksi bobot segar, panjang umbi, volume umbi dan prosentase umbi normal (Grade A) yang sama
dengan pengolahan metode petani dan pengolahan maksimum
ah hujan Indramayu, cara pengolahan tanah basah nyata menekan perkembangan penyakit busuk
elepah padi. Kombinasi penggunaan pupuk kandang 5 t/ha dengan K2O 60 kg/ha nyata menekan
usuk batang dan bercak daun Cercopora. Cara pengolahan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap
mupukan nyata. Di Subang, hasil gabah tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk kandang 10 t +
O/ha, sedangkan di Indramayu pada perlakuan pupuk kandang 15 t/ha + K2O 60 kg/ha.
nik pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah, sifat fisik tanah
an. Pengolahan tanah secara konvensional dimana dilakukan pengolahan tanah secara intensif atau
mberian mulsa menghasilkan penurunan bahan organik tanah, beberapa sifat fisik tanah (bobot isi,
ir tersedia, dan kemantapan agregat) yang lebih buruk serta produksi tanaman yang lebih rendah
gan pengolahan tanah yang disertai dengan pemberian mulsa sebanyak 3 ton/ha, baik pengolahan
sif, pengolahan tanah minimum dalam barisan tanaman dan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan
lam barisan tanaman disertai dengan pemberian mulsa 3 ton/ha menghasilkan peningkatan bahan
nah dan perbaikan sifat-sifat fisik tanah terbaik serta produksi tanaman jagung tertinggi.
tanah minimum mempunyai residu hara, kadar air, kerapatan isi, dan porositas tanah yang tidak
pengolahan tanah konvensional.
n minimum mempunyai pertumbuhan tanaman dan hasil kubis yang tidak berbeda dengan cara
ional.
anaman kubis dengan tanaman kacangkacangan sebagai penutup tanah mempunyai residu hara (C
edia tanah), populasi mikroba tanah serta pertumbuhan dan hasil kubis yang lebih baik daripada
lastik.
. Perlakuan tanaman kacang buncis sebagai penutup tanah menghasilkan bobot kubis per petak
eningkatan hasil sebesar 51,88% dari perlakuan mulsa plastik hitam sebagai kontrol, disusul oleh
tanah dan kacang merah dengan peningkatan hasil masing-masing sebesar 38,06 dan 19,59%.
engolahan tanah dan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati.
Perlakuan pengolahan tanah dengan 2 kali pengolahan menghasilkan pertumbuhan dan produksi
dap jumlah buah, diameter buah, panjang buah, berat buah dan panjang akar tanaman ketimun. 3.
jarak tanam pun yang memberikan hasil pertumbuhan dan produksi tanaman yang lebih baik.