Disusun Oleh:
MUHAMMAD ANWAR AL BASYARI
NIM: 45010619A022
Tingkat 1 Semester 2
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
“Anatomi dan Pemeriksaan Trakea Pada Manusia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Teknik Radiografi-2. Selain itu, makalah ini juga
dosen mata kuliah Teknik Radiografi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
B. IDENTIFIKASI MASALAH................................................................ 5
C. TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
A. PENGERTIAN TRAKEA.................................................................... 6
B. ANATOMI TRAKEA.......................................................................... 7
D. PATOLOGI........................................................................................... 11
A. KESIMPULAN..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat penting untuk menegakan diagnosa suatu penyakit dan sebagai
terapi. Penyakit yang diderita oleh pasien sangat bervariasi, ada kelainan pada
anatomi yang bergerak misalkan paru-paru dan jantung yang memerlukan kontras
yang tinggi (perbedaan densitas antara suatu jaringan dengan jaringan sekitarnya)
pada foto Rontgen, sedangkan pada anatomi yang tidak bergerak misalnya tulang,
memerlukan kualitas foto Rontgen dengan ketajaman (detail) yang tinggi (batas
tegas antara suatu jaringan dengan jaringan sekitarnya). Perbedaan anatomi yang
pengaturan faktor ekspose khususnya kuat arus (mA) dan waktu (s) . Pengaturan
kuat arus (mA) dapat menghasilkan banyaknya jumlah radiasi yang terjadi
setelah menembus objek yang sampai ke film. Variasi pola derajat kehitaman film
(densitas) yang terang berasal dari objek yang mempunyai nilai koefisien
attenuasi yang tinggi, dimana semua sinar-X diserap oleh jaringan. Sedangkan
pola film dengan densitas yang hitam dihasilkan oleh jaringan dengan nilai
koefisien attenuasi yang rendah, dimana hampir semua sinar-X diteruskan setelah
menembus jaringan. Perbedaan gelap dan terang pada film radiografi disebut
4
menghasilkan lamanya radiasi keluar dari tabung Rontgen yang berpengaruh
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Trakea
Pernafasan bagian atas, meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh
membrane mukosa bersilia. Ketika masuk ronga hidung, udara disaring,
dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama mukosa
respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet.
Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mucus yang disekresi oleh sel goblet dan
kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh rambut-rambut yang
terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam
lapisan mucus. Gerakan silia mendorong lapisan mucus ke posterior didalam
rongga hidung, dank e superior didalam sistem pernafasan bagian bawah menuju
ke faring. Dari sini partikel halus akan tertelan atau dibatukkan keluar. Lapisan
mucus memberikan air untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan pembuluh
darah dibawahnya akan menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi
telah disesuaikan sedemikian rupa, sehingga udara yang mencapai faring hampir
bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelembabannya mencapai 100%.
6
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Laring terdiri dari
rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung
pita suara. Ruang berbentuk segitiga diantara pita suara (yaitu glotis) bermuara
kedalam trakea dan membentuk bagian antara saluran pernafasan atas dan bawah.
B. Anatomi Trakea
Trakea dimulai dari bagian bawah laring dan melewati bgaian depan hidung
menuju dada. Trakea dibagi atas bagian kiri dan kanan bronkus utama yang sejajar
dengan vertebrae thoraciae yang kelima. Panjangnya sekitar 12 cm. istmus
kelenjar tiroid memotong bagian depan trakea dan lengkung aorta terletak
disebelah bawahnya dengan “manubrium sternum” didepannya. Esophagus
terletak dibelakan trakea, memisakannya dari badan vertebra torasik. Pada sisi-sisi
lain trakea terdapat paru-paru, dengan lobus kelenjar tiroid disebelah atasnya.
Dinding trakea tersusun atas otot involunter dan jaringan fibrosa yang diperkuat
oleh cincin tulang rawan hialin yang tidak sempurna. Defisiensi dalam tulang
rawan terlertak pada bagian belakang, dimana trakea bersentuhan dengan
esophagus. Ketika suatu bolus makanan ditelan, esophagus mampu mengembang
tanpa gangguan, tetapi tulang rawan mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Trakea dihubungkan dengan epithelium yang mengandung sel-sel goblet yang
menyekresi mucus. Silia membersihkan mucus dan partikel-partikel asing yang
dihisap ke arah laring
.
Gambar 1.2 Anatomi trakea
7
C. Prosedur Pemeriksaan Trakea
1. Persiapan Pasien
Meminta kepada pasien untuk melepaskan aksesoris di sekitar daerah
pemeriksaan seperti anting-anting, kalung, jepit rambut, dll.
Menjelaskan prosedur pemeriksaan.
Mensimulasikan penggunaan alat proteksi radiasi.
Mengkonfirmasikan apakah sudah paham tentang penggunaan alat
proteksi radiasi.
Membantu memakaikan alat proteksi radiasi
3. Teknik Pemeriksaan
Terdapat 2 teknik cara pemeriksaan pada Trakea, yaitu proyeksi AP dan
Lateral.
1. Proyeksi Trakea AP
PP : Erect perpendicular dengan kepala posterior dan bahu
sejajar tegak lurus.
PO : a. MSP perpendicular dengan grid
8
CP : C4 setinggi jugular notch
CR : Perpendicular dengan kaset
FFD : 120 cm
Kaset : 24x30 cm
FE : 53- 54 kvp, 10-12 mAs
Soft tissue teknik
9
2. Proyeksi Lateral
PP : Erect/duduk tegak bila memungkinkan
PO : a. Letakkan anterior laring dan trakea
sejajar pada cervikal dan vertebra thorakal
CP : C6 atau C7 (diantara
pertengahan prominent di tiroid
dan jugular notch)
CR : Horisontal Tegak lurus dengan
kaset
FFD : 180 cm
FE : 53-54 kVp, 10-12 mAs
Soft tissue teknik dan inspirasi perlahan.
10
Gambar 2.4 Kriteria citra radiograf proyeksi lateral trakea
D. Patologi
1. Retropharyngeal Abses
2. Acute laryngotracheobronkitis
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Trakea dimulai dari bagian bawah laring dan melewati bgaian depan
hidung menuju dada. Trakea dibagi atas bagian kiri dan kanan bronkus
utama yang sejajar dengan vertebrae thoraciae yang kelima. Panjangnya
sekitar 12 cm. istmus kelenjar tiroid memotong bagian depan trakea dan
lengkung aorta terletak disebelah bawahnya dengan “manubrium sternum”
didepannya. Proyeksi yang bisa dilakukan dalam pemotretan trakea adalah
AP dan lateral yang sesuai dengan prosedur pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Trakea
https://www.academia.edu/12551329/Laporan_Praktikum_Pemeriksaan_Laring_Faring
_Trakea
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01_l4N8Zxz8hwV4RsrmPopVL2VfoA
%3A1584787341193&source=hp&ei=je91XvvrCcW89QPO1JP4CQ&q=PENGERTIAN+TRA
KEA&oq=PENGERTIAN+TRAKEA&gs_l=psy-
ab.3..0l3j0i10j0j0i22i30l5.114.2859..3372...0.0..0.596.2618.0j3j3j1j1j1......0....1..gws-
wiz.......35i39j0i67j0i131i67j0i131j0i22i10i30.LkWqo6y2HPY&ved=0ahUKEwi75o70sKvoA
hVFXn0KHU7qBJ8Q4dUDCAU&uact=5
https://www.sehatq.com/artikel/kenali-pentingnya-fungsi-trakea-pada-sistem-
pernapasan-manusia
12
13