Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percoban


1. Untuk mengetahui prosespembuatan sediaan suspensi dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dan mengetahui teknik evaluasi sediaan
suspensi.
2. Mampu membuat sediaan suspensi seperti yang beredar dipasaran.

1.2 Prinsip Percobaan


Berdasarkan pemilihan bahan aktif dan bahan tambahan suspensi antasid dan dengan
pembuatan sediaan tersebut sesuai prosedur kerja, yang ditempatkan dalm botol coklat
dimasukkan kedalam wadah diberi etiket dan brosur.

1.3 Dasar Teori


a. Pengertian Supensi
Suspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak
boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi kekentalan
suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang.
Menurut FI Edisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut FI Edisi IV, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Menurut Formularium nasional Edisi II, suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau
tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
a) Ukuran partikel.
b) Sedikit banyaknya bergerak partikel (viskositas)
c) Tolak menolak antar partikel karena adanya muatan listrik
d) Kadar partikel terdispersi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


1
c. Ciri-ciri sediaan suspensi adalah :
a) Terbentuk dua fase yang heterogen   
b) Berwarna keruh
c) Mempunyai diameter partikel > 100 nm
d) Dapat disaring dengan kertas saring biasa
e) Akan memisah jika didiamkan

d. Macam-macam suspensi
a. Suspensi berdasarkan kegunaanya :
1) Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam cairan pembawa dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditunjukan untuk penggunaan oral.
2) Suspensi topical
Suspensi topical adalah sediaan cair yang mengandung partikael-partikel
padat yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit.
3) Suspensi tetes telinga
Yaitu sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk diteteskan pada bagian telinga luar.
4) Suspensi optalmik
Yaitu sediaan cair yang steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata

b. Suspensi berdasarkan istilah :


1) Susu
Yaitu suspensi untuk pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk
penggunaan oral. Contohnya : susu magnesia.
2) Magma
Yaitu suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya
mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragredasi kuat yang menghasilkan
konsistansi seperti jell dan sifat relogi tiksotropik.
3) Lotio

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


2
Untuk golongan suspensi tropical dan emulsi untuk pemakaian pada kulit.

c. Suspensi berdasarkan sifatnya :


1. Suspensi deflokulasi
a) Ikatan antar partikel terdispersi kuat
b) Partikel dispersi mudah mengendap
c) Partikel dispersi mudah terdispersi kembali
d) Partikel dispersi tidak membentuk cacking yang keras

2. Suspensi flokulasi
a) Ikatan antar partikel terdispersi lemah
b) Partikel dispersi mengendap secara perlahan
c) Partikel dispersi susah terdispersi kembali
d) Partikel dispersi membentuk cacking yang keras

e. Syarat-Syarat Suspensi :
1. Menurut FI edisi III adalah :
a. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
b. Dikocok harus segera terdispersi kembali
c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi
d. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau sedia
dituang
e. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama
2. Menurut FI edisi IV adalah :
a. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal
b. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus
mengandung anti mikroba
c. Suspensi harus dikocok sebalum digunakan.

f. Cara Pembuatan Suspensi


Suspensi dapat dibuat dengan cara :
a. Metode Dipersi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


3
Serbuk yang terbagi halus didispersikan kedalam cairan pembawa. Umumnya
sebagai cairan pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yang penting adalah
pertikel-pertikel harus terdispersi betul dalam fase cair. Mendispersikan serbuk
yang tidak larut dalam air kadang-kadang sukar, hal ini disebabkan karena adanya
udara, lemak yang terkontaminasi pada permukaan serbuk. Serbuk dengan sudut
kontak 900C disebut hidrofob. Contohnya sulfur, magnesium stearat, dan
magnesium karbonat. Untuk menurunkan tegangan antar muka, antara partikel
padat dan cairan pembawa digunakan zat pembasah dengan nilai HCB (hidrofil
lipofil balance) atau keseimbangan hidrofil lipofil. Nilai HLB 7-9 dan sudut
kontak jadi kecil. Udara yang dipindahkan dan partikel akan terbasahi dapat pula
menggunakan gliserin, larutan Gom, propilenglikol untuk mendispersi parikel
padat. Biasa juga digunakan Gom (pengental).
b. Metode Presipitasi
1) Metode presipitasi dengan bahan organik :
Dilakukan dengan cara zat yang tak larut dengan air, dilarutkan dulu dengan
pelarut organic yang dapat dicampur air. Pelarut organic yang digunakan
adalah etanol, methanol, propilenglikol, dan gliserin. Yang perlu diperhatikan
dari metode ini adalah control ukuran partikel yang terjadi bentuk polimorfi
atau hidrat dari Kristal.
2) Metode presipitasi dengan perubahan PH dari media :
Dipakai untuk obat yang kelarutannya tergantung pada PH.
3) Metode presipitasi dengan dekomposisi rangkap/penguraian :
4) Dimana stabilitas fisik yang optimal dan bentuk rupanya yang baik bila
suspensi diformulasikan dengan partikel flokulasi dalam pembawa berstruktur
atau pensuspensi tipe koloid hidrofi. Bila serbuk telah dibasahi dan
didispersikan diusahakan untuk membentuk flokulasi terkontrol agar tidak
terjadi sediaan yang kompak yang sulit didispersi kembali. Untuk membentuk
flokulasi digunakan elektrolit, surfaktan, dan polimer.

g. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suspensi :


a. Kecepatan sedimentasi (hokum stokes)
b. Pembahasan serbuk
c. Floatasi 

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


4
d. Pertumbuhan Kristal
e. Pengaruh gula
f. Pemilihan metode dispersi, depokulasi, dan prokulasi

h. Komponen sediaan suspensi :


a. Zat aktif
b. Bahan tambahan :
1) Bahan pensuspensi / suspending agent, fungsinya adalah untuk memperlambat
pengendapan, mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan
resin, dan bahan berlemak. Contoh untuk golongan polisakarida yaitu seperti
gom akasia, tragakan, alginat starc. Sedangkan pada golongan selulosa larut air
yaitu seperti metil selulosa, hidroksi etilselulosa, avicel, dan na-cmc.untuk
golongan tanah liat misalnya seperti bentonit, aluminium magnesium silikat,
hectocrite, veegum. Sementara itu untuk golongan sintetik seperti carbomer,
carboxypolymethylene, colloidal silicon dioxide.
2) Bahan pembasah (wetting agent) / humektan, fungsinya adalah untuk
menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan
meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut. Misalnya gliserin,
propilenglikol, polietilenglikol, dan lain-lain.
3) Pemanis, fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Misalnya sorbitol
dan sukrosa.
4) Pewarna dan pewangi, dimana zat tambahan ini harus serasi. Misalnya vanili,
buah-buahan berry, citrus, walnut, dan lain-lain.
5) Pengawet, sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan
alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat
tumbuh mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan
dipergunakan untuk pemakaian berulang. Pengawet yang sering digunakan
adalah metil atau propil paraben, asam benzoat, chlorbutanol, dan senyawa
ammonium.
6) Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi kecuali untuk zat aktif
yang mudah terurai karena teroksidasi.misalnya hidrokuinon, asam galat,
kasein, sisteina hidroklorida, dan juga timol.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


5
7) Pendapar, fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet,
meningkatkan kelarutan. Misalnya dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat, dan
juga dapar karbonat.
8) Acidifier, fungsinya untuk mengatur pH, meningkatkan kestabilan suspensi,
memperbesar potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan. Misalnya asam
sitrat.
9) Flocculating agent, merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel
berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya
polisorbat 80 (untuk surfaktan), tragakan (polimer hidrofilik), bentonit (untuk
clay), dan juga NaCl (untuk elektrolit).

i. Keuntungan dan kerugian sediaan suspensi :


a. Keuntungan :
1) Baik digunakan untuk pasian yang sukar menerima tablet/ kapsul, terutama
anak-anak.
2) Homogenitas tinggi
3) Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul karena luas permukaan
4) Kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat
5) Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit obat (dari larut/tidaknya)
6) Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
b. Kerugian :
1) Kestabilan rendah (pertumbuhan Kristal (jika jenuh), dan degradasi
2) Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun
3) Alirannya menyebabkan sukar dituang
4) Ketetapan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
5) Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system dispersi
terutama jika terjadi perubahan temperatur
6) Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan
j. Antasida
Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi
sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


6
akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung.
Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan
esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung
semakin asam ataupun mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan
esophagus rusak oleh asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa
terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
Antasida adalah berasal dari kata  anti yang berarti lawan dan  acidus yang berarti
asam, sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan dengan asam, yaitu basa.
Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi
lambung bisa terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar dari
keadaan normal atau asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga
menyebabkan gangguan pada lambung.
Antasida adalah obat yang mengandung basa – basa lemah yang digunakan untuk
menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida terdiri dari senyawa magnesium,
aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan Na-Bikarbonat.
Penggunaan pada antisida ada beberapa macam yaitu :
1. Untuk tukak lambung
2. Indigasi
3. Refluk oesophagitis ringan
4. Gastritis
5. Rasa terbakar pada ulu hati
6. Sakit perut
7. Asam lambung yang berlebih
8. Untuk saluran cerna

1.4 Formula Lengkap

KANDUNGAN Fungsi Bahan


NAMA BAHAN
DALAM
100ML
Na CMC 1% Zat aktif
Al(OH)3 4,5% Zat aktif
Mg(OH)3 4% Emulgator
Sorbitol Kristal 4% Co-Solvent

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


7
Gliserin 4% Pemanis
Sakarin 4% Pemanis
Dapar Benzoate 4% Pewangi
Minyak Permen 4% Pengawet
Nipagin 4% Pengawet
Nipasol 4% Emulgator
Tween 80 4% Pewarna
Zat warna 4% Pelarut
Air Suling hingga 100%

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


8
BAB II
METODE PEMBUATAN
2.1 Alat dan Bahan
1. Alat

- Beaker glass - Spatel


- Labu ukur - Viskometer
- Batang pengaduk - pH meter
- Gelas ukur - Buret
- Timbangan - Pipet

2. Bahan

 Na CMC  Nipagin
 Al (OH)3  Nipasol
 Mg (OH)3  Tween 80
 Sorbitol kristal  Zat warna
 Gliserin  Air Suling
 Sakarin
 Dapar Benzoate
 Minyak Permen

2.2 Formula

R/ Na CMC 0,8 %
Al (OH)3 4,5 %
Mg (OH)3 4,5%
Sorbitol kristal 20%
Gliserin 10%
Sakarin 0.01%
Dapar Benzoate 0.5%
Minyak Permen 0.01%
Nipagin 0.12%
Nipasol 0.05%
Tween 80 0.5%
Zat warna 0.05%
Air suling hingga 100%
Perhitungan Bahan :

1. NaCMC : 0,8g X 2 = 1.6 gram


2. Al(OH)3 : 4,5g X 2 = 9 gram

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


9
3. Mg(OH)2 : 4g X 2 = 8 gram
4. Sorbitol kristal : 20g X 2 = 40 gram
5. Gliserin : 10g X 2 = 20 gram
6. Sakarin ; 0.01g X 2 = 0.02 gram
7. Minyak permen : 0.01g X 2 = 0.02 gram
8. Nipagin : 0.12g X 2 = 0.24 gram
9. Nipasol : 0.05g X 2 = 0.10 gram
10. Tween 80 : 0.5g X 2 = 1 gram
11. Zat warna : 0.05g X 2 = 0.1 gram
12. Air suling : 100ml X 2 = 200 ml

2.4 Uraian Bahan

Preformulasi Zat Aktif


1. Aluminium Hydroxide ( Fi III : 640 )
Nama Resmi : Aluminium Chlorida
Nama Lain : Aluminium Hidroksida
Rumus Molekul : Al (Oh)3
Berat Molekul : 78,0
Pemerian : Serbuk; Putih; Tidak Berbau; Hampir Tidak
Berasa
Kelarutan : Praktis Tidak Larut Dalam Air Dan Garam
Etanol (95%) P.
Khasiat : Antasida
Bentuk Sediaan : Suspensi
Dosis : Tiap Kali 0,5 - 1,9
Ph : 5,5 - 8,0
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Baik, Panas Suhu
Tidak Lebih Dari 25oc.
2. Magnesium Hydroxide ( Fi IV : 513 )
Nama Resmi : Magnesii Hydroxidum
Nama Lain : Magnesium Hidroksida
Pemerian : Serbuk; Putih; Ruah.
Kelarutan : Praktis Tidak Larut Dalam Air Dan Garam
Etanol, Larut Dalam Asam Encer
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Rapat
Khasiat : Antasida
Bentuk Sediaan : Suspensi Susu Magnesium 7 – 8 %
Dosis : 1-4 Dd 500-750 Mg

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


10
Fremulasi zat-zat eksipien
1. Carboxy Metyl Cellulosium Natrium (CMC-Na)
Pemerian   :Warna : Putih sampai krem , Rasa : Hampir tidak berasa, Bau
Hampir tidak berbau, Bentuk : Serbuk atau granul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloid ;
Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Pensuspensi

2. Gliserin
Pemerian   :Cairan seperti sirop ; jernih,tidak bebau ; manis diikuti rasa
hangat,hidroskopik,jika disimpan beberapa lama pada suhu
rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20o.
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) p ; praktis
tidak larut dalam kloroform p dalam eter p dan dalam minyak
lemak.
Keasaman – kebasaan : Larutan 10% b/v bereaksi netral terhadap larutan lakmus p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan (farmakope indonesia iii,271)

3. Sorbitol kristal

Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan; higriskopis; warna putih; rasa


manis

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam
metanol, dan dalam asam asetat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Co-Solvent dan Pemanis

4. Sakarin

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau aromatik


lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter;
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol. Mudah larut dalam amonia
encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan
pembentukan karbondioksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


11
Khasiat : Pemanis

5. Minyak Permen

Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas kuat
menusuk; rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.

Kelarutan : Dalam etanol 70% satu bagian volume dilarutkan dalam 3


bagian volume etanol 70%; tidak terjadi opalesensi.

BM ; antara 0,896 dan 0,908

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas


berlebih.

Khasiat : Pewangi

6.Nipagin

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,putih; tidak


berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Pengawet

7. Nipasol

Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter; sukar larut dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Pengawet

8. Tween 80

Nama Resmi : Polyoxyethyllene sorbitan monooleate

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih kuning, bau karakteristik


dari asam lemak.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95%, dalam etanol P ,
sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


12
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup bak

Khasiat : Emulgator

2.5 Prosedur
1. Prosedur Pembuatan Suspensi
a. Siapkan alat dan bahan. Timbang semua bahan .
b. Siapkan 2 botol, lakukan kalibrasi masing masing 100mL
c. Mengembangkan NaCMC dalam 1/3 bagian air yang di didihkan terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan air dalam bentuk es (menjadi mucilago).
d. Al(OH)3 dan Mg(OH)3 digerus halus, ditambahkan air panas, lalu tambahkan
mucilago NaCMC.
e. Nipagin dan Nipasol masing-masing dilarutkan dalam air panas lalu dimasukkan
kedalam mucilago CMC yang telah jadi dan digerus hingga homogen.
f. Sakarin dan Sorbitol masing-masing dilarutkan dalam air, lalu dimasukkan
kedalam mucilago CMC dan digerus hingga homogen ditambahkan twee dan
gliserin, gerus ada homogen.
g. Dan Terakhir minyak permen ditambahkan kedalam mucilago lalu gerus ad
homogen.
h. Ad air hingga 100ml dan kocok.
i. Tutup botol beri etiket dan kemas.

2. Prosedur Evaluasi

a. Uji Pemerian
Masukkan sirup kedalam beaker glass, lalu kemudian amati rasa, bau, dan
warna sirup. Pemerian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau
sirup yang tidak hilang

b. Pemeriksaan pH
Larutan sirup yang telah jadi dari masimg masing formula di tuangkan
kedalam gelas piala 20 mL, dan selanjutnya diukur pH dengan mrnggunakan pH
meter.

c. Pemeriksaan BJ
- Ditimbang piknometer kosong (Wpikno)
- Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh kemudian ditimbang (Wpikno
+ air )

- Dihitung selisih antara Wpikno+air dan Wpikno didapat Wair.


- Selanjutnya Wair dibagi oleh massa jenis air sehingga didapat volume air Vair
- Larutan sirup dari masing – masing formula dimasukkan ke dalam piknometer
kosong, kemudian ditimbang (Wpikno + sirup)
- Dihitung selisih antara Wpikno + sirup dan Wpikno didapat Wsirup
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID
13
- Selanjutnya Wsirup dibagi oleh Wair sehingga diperoleh massa jenis sirup
- Massa jenis sirup selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga diperoleh
berat jenis sirup

d. Pemeriksaan Viskositas
- Siapkan alat viskometer ostwald
- Masukkan 10mL sediaan larutan sirup kedalam viskometer ostwald
- Pipet larutan sirup sampai tanda batas atas
- Lepas filler dan catat waktu yang dibutuhkan larutan
- Visko = Bj x t

e. Pemeriksaan Kadar
1. Larutan Uji Sampel
 Pipet larutan suspensi 20 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
 Tambahkan 30 ml Hcl 4N dan 20 ml Aquadest secara perlahan lahan,
hangatkan saring ke dalam labu takar 250 ml
 Bila gelas kimia dengan HCL 4N 20 ml dan tambahkan 40 ml aquadest,
panaskan kemudian saring.
 Encerkan dengan aquadest hingga tanda batas.
2. Kadar Al(OH)3
 Pipet 10 ml larutan uji ke dalam erlenmeyer 250 ml.
 Tambahkan 20 ml aquadest , 25 ml EDTA 0,05 M, dan buffer Ammonium
Asetat, panaskan hingga mendidih tunggu 5 menit, dinginkan.
 Tambahkan 50 ml etanol 95% dan 2 ml ditizol
 Titrasi dengan ZnSO4 0,05 N sampai warna merah muda.
 Lakukan titrasi blanko
 1 ml EDTA setara dengan 3,9 mg Al(OH)3

M 3,9 Wr 250
% Al(OH)3 = ( Vblanko-Vsampel ) x x x x x
0,05 dosis Ws 10
100%

3.Penetapan Kadar Mg(OH)2


 Pipet 5 ml larutan uji ke dalam erlenmeyer 250 ml
 Tambahkan 50 ml aquadest dan 10 ml Trietanolamin, kocok
 Tambahkan buffer ammonia pH 10 dan 2 tetes EBT – TEA, dinginkan 3-4
deraja celcius.
 Titrasi dengan EDTA 0,05 M

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


14
 1ml EDTA 0,05 M setara dengan 2,916 Mg(OH)2

100 x V x N x K x Br
% Mg(OH)2 = x 100 %
10 x 0,05 x Bi x Bp

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID


15
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Tabel Formula

Produk
PT. Andeky Farma Produk disarankan oleh :
Bandung-Indonesia
Jumat, 5 oktober 2018
Bentuk Sediaan : SUSPENSI
Kandungan : Na CMC 0,8 %
Al (OH)3 4,5 %
Mg (OH)3 4,5%
Sorbitol kristal 20%
Gliserin 4%
Sakarin 4%
Dapar Benzoate 4%
Minyak Permen 4%
Nipagin 4%
Nipasol 4%
Tween 80 4%
Zat warna 4%
Air suling hingga 100%

Batch No : A 805003
Proses No : 04
Ruangan : Laboratorium Teknologi Sediaan Semisolid dan
Liquid
Berlaku tanpa perubahan sampai : 2020

Nama Sediaan : ANDESIDA®


Besar Batch : 2 botol @100 ml
Bentuk : Suspensi
Komposisi :

KANDUNGAN TIAP
NAMA BAHAN 1 BATCH
TABLET 60 ML
Na CMC 0,8 gr 1,6 gr
Al (OH)3 4,5 gr 9 gr
Mg (OH)3 4 gr 8 gr
Sorbitol kristal 20 gr 40 gr
Gliserin 10 gr 20 gr
Sakarin 0,01 % 0,02 gr
Dapar Benzoate 0,5% 1 gr

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 16


Minyak permen 0,01% 0,02 gr
Nipagin 0,12% 0,24 gr
Nipasol 0,05 % 0,10 gr
Tween 80 0,5 % 1 gr
Zat warna 0,05 % 0,1 gr
Air suling hingga 100 ml 200ml

1. PENIMBANGAN BAHAN

Penimbangan
Nama Bahan
∑/Batch Nyata
Na CMC 1,6 gr 1,6075 gr
Al(OH)3 9 gr 9,0014 gr
Mg(OH)3 8 gr 8,150 gr
Sorbitol Kristal 40 gr 40,34 gr
Gliserin 20 gr 20,47 gr
Sakarin 0,02 gr 0,02 gr
Dapar benzoate - -
Minyak permen 0,02 gr 0,02 gr
Nipagin 0,24 gr 0,2469 gr
Nipasol 0,10 gr 0,1040 gr
Tween 80 1 gr 1,09 gr
Zat warna 0,1 gr
Air suling hingga 200ml

2. EVALUASI SEDIAAN

1. Uji Organoleptis

Prosedur Evaluasi Awal Evaluasi Akhir


Warna putih Putih
Bau Permen wangi Permen Wangi
Rasa Manis Manis

2. Pemeriksaan pH

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir

pH 9 pH 9

3. Pemeriksaan BJ

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 17


Prosedur Evaluasi Awal Evaluasi Akhir
Wpikno 17,1999 gr 17,1865 gr

Wpikno+air 41,6025 gr 41,4334 gr


42, 0867 gr – 17,1401 = 41,4334 gr – 17,1865 gr =
Wair=Wpikno+air – 24,9466 gr 24,2469 gr
Wpikno
39,88251 gr 24,2469 gr
=39,88251 =24,2469 g
Vair=Wair:Massa jenis 1 1
air

Wpikno 19,6715 gr 17,2838 gr

Wpikno+sirup 46,3655 gr 44,0014 gr

Wsirup=Wpikno+sirup 46,3655 gr – 19,6715 gr = 44,0014 gr – 17,2838 gr =


– Wpikno 26,6940 gr 26,7176 gr

Massa jenis sirup =


Wsirup : Wair 26,6940 26.7176
=1,8939 g/ml =1,1081 g /ml
24,4026 gr 24,2469 gr

Bobot jenis sirup=


Wmassa jenis sirup : 1,1939 g 1,1018 g
Wmassa jenis alcohol

4. Uji Pemeriksaan Viskositas

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir


Viskositas = Bj x t Viskositas = Bj x t
22 x 25 = 550 cp 25 x 19 = 475 cp

5. Uji Volume Perpindahan

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 18


99 ml 90 ml

6. Uji Pemeriksaan Kadar


a. Pembakuan Na2EDTA

Volume Titran Perubahan


Replikasi Bobot Warna Yang
Penimbangan Terjadi
Awal Akhir Yang
Digunakan
1 99,7mg 0 22,6 ml 22,6 ml Ungu ke biru
2 100,2 mg 0 22ml 22ml Ungu ke biru
3 100,2 mg 0 20 ml 20ml Ungu ke biru

Perhitungan Pembakuan :

W ( Bobot Penimbangan)
Molaritas =
100,09 x VNa 2 EDTA

99,7 mg
Replikasi 1 = = 0,0589 N
100,09 x 16,9

99,5
Replikasi 2 = = 0,0584 N
100,09 x 17,1
99,2
Replikasi 3 = = 0,0580 N
100,09 x 17
0,0589 N + 0,0584 N +0,0580 N
Rata – rata pembakuan = = 0,0585N
3

b. Pembakuan ZnSO4

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 19


Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Na2EDTA Digunakan
1 10 ml 0 10,2 ml 10,2 ml
2 10 ml 0 10,7 ml 10,7 ml

3 10 ml 0 10,5 ml 10,5ml

Perhitungan Pembakuan ZnSO4


10 ml x 0,0585
Replikasi 1 = = 0,0573 N
10,2
10 ml x 0,0585
Replikasi 2 = = 0,0546 N
10,7
10 ml x 0,0585
Replikasi 3 = = 0,0557 N
10,5
0,0573 N + 0,0546 N + 0,0557 N
Rata Rata pembakuan = = 0,0558 N
3

c. Penetapan Kadar
1. MgOH3

Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 3 ml 3 ml
2 10 ml 0 2,4 ml 2,4 ml
3 10 ml 0 3 ml 3 ml

Penetapan kadar Mg(OH)2

volume titran x N 250 2,916 Br


Mg = x x x x 100%
0,05 5 dosis Wsampel
3 ml x 0,0585 250 2,916 100
Replikasi 1 = x x x x 100%
0,05 5 4075 20
¿3,51 x 50 x 0,0007 x 5 x 100%
¿ 61,42 %

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 20


2,4 ml x 0,058 N 250 2,916
Replikasi 2 = x x x 5 x 100%
0,05 5 4075
¿ 2,808 x 50 x 0,0007 x 5 x 100 %
¿ 49,14 %
3 ml x 0,0585 250 2,916 100
Replikasi 3 = x x x x 100%
0,05 5 4075 20
¿3,51 x 50 x 0,0007 x 5 x 100%
= 61,42%
61,42% +49,14 %+61,42 %
Rata Rata = = 57,32%
3
2. AlOH3
Titrasi Blanko

Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 26,2 ml 26,2 ml

Titrasi Sampel

Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 18,2 ml 18,2 ml
2 10 ml 0 18,4ml 18,4 ml
3 10 ml 0 18,3 ml 18,3 ml

Penetapan kadar Al(OH)3

volume blanko x Vsampel 250 3 , 9 Br


Al %= ( x x x x 100%
0 , 05 10 dosis Wsampel

26,2ml−18,2 ml 100
Replikasi 1 = ( ¿ x 25 x 0,0008 x x 100%
0,05 20

= 96,72%

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 21


100
Replikasi 2 = ¿ ¿ x 25 x 0,0008 x x 100%
20

= 94,302%

26,2ml−18,3 ml 100
Replikasi 3 = x 25 x 0,0008 x x 100 %
0,05 20
= 95,11%

96,72+94,302+95,511
Rata- rata = = 95,511%
2

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 22


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan sediaan suspensi antasida. Antasida


digunakan untuk menetralkan asam lambung. PH tidak boleh terlalu rendah, jika asam
lambung terlalu asam dan pH rendah maka akan menyebkan ulcer. Zat yang berearksi di
dalam lambung dan ideal sekali dapat menarik pH isi antara 4 – 5.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengkalibrasi 2 botol sebanyak 100 ml,
kemudian menimbang bahan sesuai yang dibutuhkan dan menyiapkan alat alat yang
dubutuhkan. Setelah itu melakukan pembuatan sesuai prosedur, mengembangkan NaCMC
dalam 1/3 bagian air di didihkan kemudian ditambahkan air. Lalu AlOH3 dan MgOH3
digerus halus ditambahkan air panas dan CMC. Nipagin dan nipasol masing masing
dilarutkan dalam air panas lalu dimasukkan kedalam mucilago CMC yang telah jadi. Lalu
sakarin dan sorbitol masing masing dilarutkan dan dimasukkan kedalam mucilago dan
digerus ditambahkan tween dan gliserin. Lalu setelah itu dapar benzoat ditambahkan dalam
mucilago dan terakhir minyak permen. Setelah menjadi suspensi kemudian ditambahkan air
dan dimasukkan air kedalam botol. Setelah itu dilakukan evaluasi ke 1 dan ke 2

Pada evaluasi pertama hasil yang didapat untuk uji organoleptis yaitu warna putih,
bau permen, dan rasanya manis. Lalu untuk pemeriksaan pH yang didapat pH 9. Pada
Farnakope syarat pH 5,5 – 8,0 jadi pH tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak bisa
menetralkan asam lambung . Lalu pemeriksaan BJ yang didapat 1,1939g/ml hasil ini
memenuhi syarat karena sediaan suspensi harus melebihi bobot jenis air. Lalu dilakukan uji
viskositas dan didapatkan hasil 550cp. Uji volume perpindahan 99 ml. Pada evaluasi pertama
tidak dilakukan pemeriksaan kadar.

Pada evaluasi kedua hasil yang didapat untuk uji organoleptis yaitu warna putih bau
wangi permen dan rasanya manis. Lalu uji pH didaptkan pH 9 masih sama seperti evaluasi
pertama dimana pH ini tidak memenuhi syarat. Lalu dilakukan pemeriksaan BJ hasilnya
1,1018g/ml hasil ini memenuhi syarat karena melebihi bobot jenis air. Lalu dilakukan uji
viskositas hasilnya 475cp menurun dari evaluasi pertama. Lalu uji volume perpindahan
menjadi 90 ml pada evaluasi pertama 99 ml hal ini disebabkan mungkin karena tempat
penyimpanan yang tidak tepat dan sediaan kurang stabil.

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 23


Pada evaluasi terakhir dilakukan uji penetapan kadar dengan menggunakan titrasi
kompleksometri. Titrasi komplesometri adalah titrasi berdasarkan pembentukkan senyawa
kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Pertama yang dlakukkan adalah
pembuatan reagen yang dibutuhkan untuk titrasi. Lalu dilakukkan pembakuan Na2EDTA dan
pembakuan ZnSO4. Hasil pembakuan Na2EDTA yang didapat adalah 0,0585 N dan hasil
pembakuan ZnSO4 0,0558N. Lalu dibuat larutan uji sampel yang diambil dan dipipet 20 ml
dari sediaan suspensi, lalu kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml dan
ditambahkan 30 ml HCL 4N 20ml lalu kemudian disaring sebanyak 3kali penyaringan.
Setelah itu diencerkan dengan aquadest lalu dititrasi dengan

Setelah itu dilakukan titrasi blanko AlOH3, volume titran yang digunakan 26,2 ml.
Lalu dilakukan titrasi sampel AlOH2 dipipet 10 ml larutan uji kedalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan aquades dan 20 ml Na2EDTA 0,05N dan buffer amonium asetat dipanaskan
setelah itu ditambahkan 50ml etanol 95% dan 2 ml ditizon. Lalu ditirasi dengan ZnSO4
sebagai titran hingga larutan berwarna merah muda dilakukan 3 x replikasi, setelah dihitung
kadar yang didapat 96,72%, 94,302%, 95,511%. Lalu dilakukan titrasi MgOH3 dipipet 5 ml
dari larutan uji ke erlenmeyer lalu ditambkan 50ml aquadest dan 10 ml TEA,ditambahkan
buffer ammonia dan 2 tetes EBT – TEA lalu dititrasi dengan laerutan Na2EDTA sebagai
titran dan dititrasi hingga.setelah dihitung didapatkan hasil kadar 61,42%, 49,14%, dan
61,42%. Menurut farmakope indonesia syaratnya tidak kurang dari 95% dan tidak lebih
100,5%

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 24


KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan pada proses pembuatan dan evaluasi suspensi
antasida, dapat disimpulkan bahwa :

a. Uji Organoleptis
1. Evaluasi awal : Suspensi berwarna putih, berbau permen wangi, dan manis
2. Evaluasi akhir : Suspensi berwarna putih, berbau pemen wangi dan manis
b. Pemeriksaan pH
1. Evaluasi awal : pH 9
2. Evaluasi akhir : pH 9
c. Pemeriksaan BJ
1. Evaluasi awal : 1,1939 gram
2. Evaluasi akhir : 1,1018 gram
d. Uji Pemeriksaan Viskositas
1. Evaluasi awal : 550 cp
2. Evaluasi akhir : 475 cp
e. Uji Perpindahan Volume
1. Evaluasi awal : 99 ml
2. Evaluasi akhir : 90 ml
f. Uji Pemeriksaan Kadar
1. Kadar Mg(OH)2 : 57,32%
2. Kadar Al(OH)3 : 95,511%

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 25


DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Sediaan Semisolid dan Liquid

Farmakope Indonesi Edisi III

https://www.academia.edu

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 26


LAMPIRAN

N Gambar Nama Alat Fungsi


O
1

Beaker Glass Tempat untuk


menyimpan dan
membuat larutan.

Untuk menimbang
Timbangan bahan yang dibutuhkan

Gelas Ukur Sebagai alat ukur


volume cairan yang
tidak memerlukan
ketelitian yang tinggi

4
Untuk mengambil
Spatel bahan yang berbentuk
setengah padat bisa
juga digunakan untuk
mengaduk larutan

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 27


5
Buret dan Statif
Digunakan untuk
melakukan titrasi dan
unuk menyangga buret
yang akan dipakai

Viskometer Ostwald Untuk mencari nilai


bobot jenis

Laporan Praktikum Teknik Sediaan Semisolid dan Liquid 28

Anda mungkin juga menyukai