Antasid
Antasid
PENDAHULUAN
d. Macam-macam suspensi
a. Suspensi berdasarkan kegunaanya :
1) Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam cairan pembawa dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditunjukan untuk penggunaan oral.
2) Suspensi topical
Suspensi topical adalah sediaan cair yang mengandung partikael-partikel
padat yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit.
3) Suspensi tetes telinga
Yaitu sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk diteteskan pada bagian telinga luar.
4) Suspensi optalmik
Yaitu sediaan cair yang steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata
2. Suspensi flokulasi
a) Ikatan antar partikel terdispersi lemah
b) Partikel dispersi mengendap secara perlahan
c) Partikel dispersi susah terdispersi kembali
d) Partikel dispersi membentuk cacking yang keras
e. Syarat-Syarat Suspensi :
1. Menurut FI edisi III adalah :
a. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
b. Dikocok harus segera terdispersi kembali
c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi
d. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau sedia
dituang
e. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama
2. Menurut FI edisi IV adalah :
a. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal
b. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus
mengandung anti mikroba
c. Suspensi harus dikocok sebalum digunakan.
2. Bahan
Na CMC Nipagin
Al (OH)3 Nipasol
Mg (OH)3 Tween 80
Sorbitol kristal Zat warna
Gliserin Air Suling
Sakarin
Dapar Benzoate
Minyak Permen
2.2 Formula
R/ Na CMC 0,8 %
Al (OH)3 4,5 %
Mg (OH)3 4,5%
Sorbitol kristal 20%
Gliserin 10%
Sakarin 0.01%
Dapar Benzoate 0.5%
Minyak Permen 0.01%
Nipagin 0.12%
Nipasol 0.05%
Tween 80 0.5%
Zat warna 0.05%
Air suling hingga 100%
Perhitungan Bahan :
2. Gliserin
Pemerian :Cairan seperti sirop ; jernih,tidak bebau ; manis diikuti rasa
hangat,hidroskopik,jika disimpan beberapa lama pada suhu
rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20o.
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) p ; praktis
tidak larut dalam kloroform p dalam eter p dan dalam minyak
lemak.
Keasaman – kebasaan : Larutan 10% b/v bereaksi netral terhadap larutan lakmus p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan (farmakope indonesia iii,271)
3. Sorbitol kristal
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam
metanol, dan dalam asam asetat.
4. Sakarin
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter;
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol. Mudah larut dalam amonia
encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan
pembentukan karbondioksida.
5. Minyak Permen
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas kuat
menusuk; rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.
Khasiat : Pewangi
6.Nipagin
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Khasiat : Pengawet
7. Nipasol
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter; sukar larut dalam air mendidih.
Khasiat : Pengawet
8. Tween 80
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95%, dalam etanol P ,
sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P.
Khasiat : Emulgator
2.5 Prosedur
1. Prosedur Pembuatan Suspensi
a. Siapkan alat dan bahan. Timbang semua bahan .
b. Siapkan 2 botol, lakukan kalibrasi masing masing 100mL
c. Mengembangkan NaCMC dalam 1/3 bagian air yang di didihkan terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan air dalam bentuk es (menjadi mucilago).
d. Al(OH)3 dan Mg(OH)3 digerus halus, ditambahkan air panas, lalu tambahkan
mucilago NaCMC.
e. Nipagin dan Nipasol masing-masing dilarutkan dalam air panas lalu dimasukkan
kedalam mucilago CMC yang telah jadi dan digerus hingga homogen.
f. Sakarin dan Sorbitol masing-masing dilarutkan dalam air, lalu dimasukkan
kedalam mucilago CMC dan digerus hingga homogen ditambahkan twee dan
gliserin, gerus ada homogen.
g. Dan Terakhir minyak permen ditambahkan kedalam mucilago lalu gerus ad
homogen.
h. Ad air hingga 100ml dan kocok.
i. Tutup botol beri etiket dan kemas.
2. Prosedur Evaluasi
a. Uji Pemerian
Masukkan sirup kedalam beaker glass, lalu kemudian amati rasa, bau, dan
warna sirup. Pemerian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau
sirup yang tidak hilang
b. Pemeriksaan pH
Larutan sirup yang telah jadi dari masimg masing formula di tuangkan
kedalam gelas piala 20 mL, dan selanjutnya diukur pH dengan mrnggunakan pH
meter.
c. Pemeriksaan BJ
- Ditimbang piknometer kosong (Wpikno)
- Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh kemudian ditimbang (Wpikno
+ air )
d. Pemeriksaan Viskositas
- Siapkan alat viskometer ostwald
- Masukkan 10mL sediaan larutan sirup kedalam viskometer ostwald
- Pipet larutan sirup sampai tanda batas atas
- Lepas filler dan catat waktu yang dibutuhkan larutan
- Visko = Bj x t
e. Pemeriksaan Kadar
1. Larutan Uji Sampel
Pipet larutan suspensi 20 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 30 ml Hcl 4N dan 20 ml Aquadest secara perlahan lahan,
hangatkan saring ke dalam labu takar 250 ml
Bila gelas kimia dengan HCL 4N 20 ml dan tambahkan 40 ml aquadest,
panaskan kemudian saring.
Encerkan dengan aquadest hingga tanda batas.
2. Kadar Al(OH)3
Pipet 10 ml larutan uji ke dalam erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 20 ml aquadest , 25 ml EDTA 0,05 M, dan buffer Ammonium
Asetat, panaskan hingga mendidih tunggu 5 menit, dinginkan.
Tambahkan 50 ml etanol 95% dan 2 ml ditizol
Titrasi dengan ZnSO4 0,05 N sampai warna merah muda.
Lakukan titrasi blanko
1 ml EDTA setara dengan 3,9 mg Al(OH)3
M 3,9 Wr 250
% Al(OH)3 = ( Vblanko-Vsampel ) x x x x x
0,05 dosis Ws 10
100%
100 x V x N x K x Br
% Mg(OH)2 = x 100 %
10 x 0,05 x Bi x Bp
Tabel Formula
Produk
PT. Andeky Farma Produk disarankan oleh :
Bandung-Indonesia
Jumat, 5 oktober 2018
Bentuk Sediaan : SUSPENSI
Kandungan : Na CMC 0,8 %
Al (OH)3 4,5 %
Mg (OH)3 4,5%
Sorbitol kristal 20%
Gliserin 4%
Sakarin 4%
Dapar Benzoate 4%
Minyak Permen 4%
Nipagin 4%
Nipasol 4%
Tween 80 4%
Zat warna 4%
Air suling hingga 100%
Batch No : A 805003
Proses No : 04
Ruangan : Laboratorium Teknologi Sediaan Semisolid dan
Liquid
Berlaku tanpa perubahan sampai : 2020
KANDUNGAN TIAP
NAMA BAHAN 1 BATCH
TABLET 60 ML
Na CMC 0,8 gr 1,6 gr
Al (OH)3 4,5 gr 9 gr
Mg (OH)3 4 gr 8 gr
Sorbitol kristal 20 gr 40 gr
Gliserin 10 gr 20 gr
Sakarin 0,01 % 0,02 gr
Dapar Benzoate 0,5% 1 gr
1. PENIMBANGAN BAHAN
Penimbangan
Nama Bahan
∑/Batch Nyata
Na CMC 1,6 gr 1,6075 gr
Al(OH)3 9 gr 9,0014 gr
Mg(OH)3 8 gr 8,150 gr
Sorbitol Kristal 40 gr 40,34 gr
Gliserin 20 gr 20,47 gr
Sakarin 0,02 gr 0,02 gr
Dapar benzoate - -
Minyak permen 0,02 gr 0,02 gr
Nipagin 0,24 gr 0,2469 gr
Nipasol 0,10 gr 0,1040 gr
Tween 80 1 gr 1,09 gr
Zat warna 0,1 gr
Air suling hingga 200ml
2. EVALUASI SEDIAAN
1. Uji Organoleptis
2. Pemeriksaan pH
pH 9 pH 9
3. Pemeriksaan BJ
Perhitungan Pembakuan :
W ( Bobot Penimbangan)
Molaritas =
100,09 x VNa 2 EDTA
99,7 mg
Replikasi 1 = = 0,0589 N
100,09 x 16,9
99,5
Replikasi 2 = = 0,0584 N
100,09 x 17,1
99,2
Replikasi 3 = = 0,0580 N
100,09 x 17
0,0589 N + 0,0584 N +0,0580 N
Rata – rata pembakuan = = 0,0585N
3
b. Pembakuan ZnSO4
3 10 ml 0 10,5 ml 10,5ml
c. Penetapan Kadar
1. MgOH3
Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 3 ml 3 ml
2 10 ml 0 2,4 ml 2,4 ml
3 10 ml 0 3 ml 3 ml
Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 26,2 ml 26,2 ml
Titrasi Sampel
Volume Titran
Replikasi Volume Larutan Awal Akhir Yang
Digunakan
1 10 ml 0 18,2 ml 18,2 ml
2 10 ml 0 18,4ml 18,4 ml
3 10 ml 0 18,3 ml 18,3 ml
26,2ml−18,2 ml 100
Replikasi 1 = ( ¿ x 25 x 0,0008 x x 100%
0,05 20
= 96,72%
= 94,302%
26,2ml−18,3 ml 100
Replikasi 3 = x 25 x 0,0008 x x 100 %
0,05 20
= 95,11%
96,72+94,302+95,511
Rata- rata = = 95,511%
2
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengkalibrasi 2 botol sebanyak 100 ml,
kemudian menimbang bahan sesuai yang dibutuhkan dan menyiapkan alat alat yang
dubutuhkan. Setelah itu melakukan pembuatan sesuai prosedur, mengembangkan NaCMC
dalam 1/3 bagian air di didihkan kemudian ditambahkan air. Lalu AlOH3 dan MgOH3
digerus halus ditambahkan air panas dan CMC. Nipagin dan nipasol masing masing
dilarutkan dalam air panas lalu dimasukkan kedalam mucilago CMC yang telah jadi. Lalu
sakarin dan sorbitol masing masing dilarutkan dan dimasukkan kedalam mucilago dan
digerus ditambahkan tween dan gliserin. Lalu setelah itu dapar benzoat ditambahkan dalam
mucilago dan terakhir minyak permen. Setelah menjadi suspensi kemudian ditambahkan air
dan dimasukkan air kedalam botol. Setelah itu dilakukan evaluasi ke 1 dan ke 2
Pada evaluasi pertama hasil yang didapat untuk uji organoleptis yaitu warna putih,
bau permen, dan rasanya manis. Lalu untuk pemeriksaan pH yang didapat pH 9. Pada
Farnakope syarat pH 5,5 – 8,0 jadi pH tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak bisa
menetralkan asam lambung . Lalu pemeriksaan BJ yang didapat 1,1939g/ml hasil ini
memenuhi syarat karena sediaan suspensi harus melebihi bobot jenis air. Lalu dilakukan uji
viskositas dan didapatkan hasil 550cp. Uji volume perpindahan 99 ml. Pada evaluasi pertama
tidak dilakukan pemeriksaan kadar.
Pada evaluasi kedua hasil yang didapat untuk uji organoleptis yaitu warna putih bau
wangi permen dan rasanya manis. Lalu uji pH didaptkan pH 9 masih sama seperti evaluasi
pertama dimana pH ini tidak memenuhi syarat. Lalu dilakukan pemeriksaan BJ hasilnya
1,1018g/ml hasil ini memenuhi syarat karena melebihi bobot jenis air. Lalu dilakukan uji
viskositas hasilnya 475cp menurun dari evaluasi pertama. Lalu uji volume perpindahan
menjadi 90 ml pada evaluasi pertama 99 ml hal ini disebabkan mungkin karena tempat
penyimpanan yang tidak tepat dan sediaan kurang stabil.
Setelah itu dilakukan titrasi blanko AlOH3, volume titran yang digunakan 26,2 ml.
Lalu dilakukan titrasi sampel AlOH2 dipipet 10 ml larutan uji kedalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan aquades dan 20 ml Na2EDTA 0,05N dan buffer amonium asetat dipanaskan
setelah itu ditambahkan 50ml etanol 95% dan 2 ml ditizon. Lalu ditirasi dengan ZnSO4
sebagai titran hingga larutan berwarna merah muda dilakukan 3 x replikasi, setelah dihitung
kadar yang didapat 96,72%, 94,302%, 95,511%. Lalu dilakukan titrasi MgOH3 dipipet 5 ml
dari larutan uji ke erlenmeyer lalu ditambkan 50ml aquadest dan 10 ml TEA,ditambahkan
buffer ammonia dan 2 tetes EBT – TEA lalu dititrasi dengan laerutan Na2EDTA sebagai
titran dan dititrasi hingga.setelah dihitung didapatkan hasil kadar 61,42%, 49,14%, dan
61,42%. Menurut farmakope indonesia syaratnya tidak kurang dari 95% dan tidak lebih
100,5%
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan pada proses pembuatan dan evaluasi suspensi
antasida, dapat disimpulkan bahwa :
a. Uji Organoleptis
1. Evaluasi awal : Suspensi berwarna putih, berbau permen wangi, dan manis
2. Evaluasi akhir : Suspensi berwarna putih, berbau pemen wangi dan manis
b. Pemeriksaan pH
1. Evaluasi awal : pH 9
2. Evaluasi akhir : pH 9
c. Pemeriksaan BJ
1. Evaluasi awal : 1,1939 gram
2. Evaluasi akhir : 1,1018 gram
d. Uji Pemeriksaan Viskositas
1. Evaluasi awal : 550 cp
2. Evaluasi akhir : 475 cp
e. Uji Perpindahan Volume
1. Evaluasi awal : 99 ml
2. Evaluasi akhir : 90 ml
f. Uji Pemeriksaan Kadar
1. Kadar Mg(OH)2 : 57,32%
2. Kadar Al(OH)3 : 95,511%
https://www.academia.edu
Untuk menimbang
Timbangan bahan yang dibutuhkan
4
Untuk mengambil
Spatel bahan yang berbentuk
setengah padat bisa
juga digunakan untuk
mengaduk larutan