Anda di halaman 1dari 5

1.

Pembentukan Kata

Pembentukan kata disebut juga morfologi. Morfologi adalah subsistem yang berupa
proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata. Beberapa bagian dari pembentukan
kata yakni :
1. Afiks ( imbuhan ) yakni satuan terikat ( seperangkat huruf tertentu) yang apabila
ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks
tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Afiks
memiliki peran yang sangat penting, sebab kehadiran imbuhan pada sebuah kata dasar
dapat mengubah bentuk,fungsi,makna dasar atau kata yang dilekatinya itu.
2. Prefiks ( awalan ) yakni afiks yang melekat di depan kata dasar. Di dalam bahasa
Indonesia terdapat delapan awalan , yaitu ber- dan per-; meng- dan di-,ter-,ke-,dan
se-.
3. Sufiks ( akhiran ) yakni afiks yang melekat di belakang kata dasar. Bahasa Indonesia
memiliki akhiran –i,-kan,-an,-man,-nya,-wan,-wati.
4. Konfiks yakni satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu afiks melekat di
belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi. Contoh konfiks
yakni:
a) Konfiks ke-…….-an pada keuangan,kematian,keahlian
b) Konfiks ber-…….-an pada bertabrakan, berhamburan
c) Konfiks peng-…..-an pada pengucapan ,pengalaman
d) Konfiks per-……-an pada pergaulan,pertemuan
e) Konfiks se-……-nya pada sebaiknya,setibanya
5. Kata turunan ( kata jadian ) yakni kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang
mendapat imbuhan.

2. Bahasa Baku dan Tidak Baku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk


bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh
masyarakat Indonesia secara luas.

Contoh pada Undang-undang dasar :


Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa baku, dan
merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia
secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

Sifat Ragam Bahasa Baku :

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif
bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya,
BAHASA BAKU BAHASA TIDAK BAKU
Atap Atep
Kalau Kalo
Habis Abis
Senin Senen
Mantap Mantep
Hilang Ilang
Dalam Dalem

(2) Bentuk kata yang berawalan me-  dan ber-  dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
Kuliah sudah berjalan dengan baik.

BAHASA BAKU BAHASA NON BAKU


Bersama-sama Bersama2
Melipatgandakan Melipat gandakan

(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya
penipu.
(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah buku itu sampai selesai!
Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.
(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan
secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
Ia benci sekali kepada orang itu.
(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat. 
Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. 
Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.
(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. 
Misalnya:
Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
Aku – engkau  sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Surat Anda sudah saya baca.
Kiriman buku sudah dia terima.
(9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Saudaranya
Dikomentari
Mengotori
Harganya
(10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. 
Misalnya:
Kepala Kantor pergi keluar negeri.
Rumah orang itu bagus.
(11) Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan,
pergi, tidak begini, begitu, silakan.
(12) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik
kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
(13) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

Fungsi Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku


Secara umum, fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi
satu masyarakat bahasa baik dalam kegiatan resmi ataupun tidak resmi.
2. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda dengan pemakaian
bahasa lainnya.
3. Bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa seseorang atau sekelompok
orang.
2. Membawa wibawa kepada seseorang atau kelompok sesuai ragam bahasa yang
dipakainya.

Daftar pustaka

Rosdianto, Candra. 2013. Ragam Bahasa Indonesia


Puspandari, Dyas. 2008.Bahasa Indonesia  Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu).Bandung
: Polytechnic Telkom

Arifin,Zaenal dan Junaiyah . 2009 . Morfologi Edisi ke-2. Jakarta : Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai