Anda di halaman 1dari 6

Banyak yang memprediksi Indonesia akan mendapat goyangan keras dalam soal

integrasi bangsa. “Jadi kalau merujuk siklus abad tersebut, ya di abad 21 ini
ancaman disintegrasi bangsa itu ada,” kata Iman.

Tantangan disintegrasi bangsa ini menurut Iman harus ditaklukan. Caranya


seluruh kompnen bangsa harus berkometmen pada pondasi yang sudah
dipancangkan oleh para pendiri bangsa ini, yaitu Panca Sila, UUD 1945, NKRI dan
Bhineka Tunggal Ika.

Berkaca dari sejarah Majapahit dan Sriwijaya runtuhnya lanjut Iman, kedua
negara tersebut akibat perpecahan dari dalam. Maka menurut Iman, agar tidak
terjadi perpecahan dan NKRI tetap ada seluruh generasi muda harus
mempertahankan empat point tadi.

Tantangan kebangsaan lainya disebutkan Iman, adanya peristiwa yang


merongrong kedaulatan NKRI. Ini muncul, menurut Iman sejak Indonesia baru
merdeka tiga tahun, yaitu peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
Kemudian disusul dengan pemberontakan lainya seperti adanya ronrongan
DI/TII, PRRI dan peristiwa penghianatan PKI di tahun 1965. “Kemudian PKI
dibubarkan oleh Presiden Soeharto,” kata Iman.
DAFTAR

SOSBU D Ancaman Disintegrasi yang Sesungguhnya


25 Juli 2018   15:56 Diperbarui: 25 Juli 2018   15:56

2193 0 0

Saat sekarang ini menyebar suatu asumsi, seolah-olah NKRI ini berada dalam keadaan kritis
oleh ancaman disintegrasi. Dan yang lebih parah tapi menggelikan, ancaman disintegrasi itu
datangnya dari luar sana, dari asing dan aseng, dari konspirasi seluruh dunia, seolah-olah kita
itu begitu sangat penting dan luar biasa sehingga pantas menjadi titik fokus perhatian seluruh
dunia untuk dihancurkan.

China dengan uang dan tenaga kerjanya adalah ancaman yang dapat menyebabkan
disintegrasi, seluruh investasi asing yang masuk adalah ancaman yang dapat
mendisintegrasikan bangsa, utang Negara, utang swasta.

Padahal, sejarah sangat berterus-terang memperlihatkan bahwa disintegrasi suatu Negara-


bangsa dapat terjadi karena berbagai faktor dari dalam Negara-bangsa itu sendiri. Karakter
sosial, kekuatan ikatan ideologis, dan tingkat nasionalisme, itu yang paling menentukan
apakah sebuah Negara dapat tumbuh makin kuat atau hancur tercerai-berai. Kekaisaran Roma
yang meliputi setengah dari bola dunia hancur bukan karena faktor eksternal, tetapi karena
faktor internal yaitu korupsi. Bagaimana tidak, ketika para komandan menyunat jatah makan
bala tentara, kekuatan dan daya juang laskar itupun lalu melemah akibatnya mudah
dikalahkan. Korupsi menghancurkan sebuah kekaisaran dengan cara yang sangat sederhana.

Ancaman eksternal justru lebih mungkin memperkuat persatuan suatu bangsa akibat adanya
musuh bersama. Tetapi ancaman internal itu laksana virus kanker yang menyebar diam-diam
dalam kegelapan, ketika kita sadar ternyata seluruh tubuh sudah disusupi sel kanker.

Disintegrasi USSR (Uni Soviet) bukan disebabkan investasi asing, bukan oleh asing dan
aseng, dan bukan karena tumpukan utang Negara, tetapi karena faktor ideologis.

Nah, ada sebuah ancaman internal yang sangat potensial mendisintegrasikan bangsa ini,
yaitu nafsu berkuasa yang menggerakkan perebutan kekuasaan. Itulah yang akan selalu kita
hadapi setiap lima tahun sekali, meletihkan dan menguras tenaga, membodohi dan
mendungukan, menipu dan memfitnah. Keadaan diperparah oleh kenyataan bahwa bukan
hanya politisi yang bernafsu untuk berkuasa, tetapi bahkan agamawan, dan akademisi juga
sami mawon. Ini ancaman sesungguhnya yang dapat mendisintegrasikan NKRI
Disintegrasi merupakan ancaman persatuan dan kesatuan
negara disamping ancaman keamanan,ketertiban,dan
kestabilan.
Contohnya:PRRI/PERMESTA,DI/TII Aceh,DI/TII Jabar
Kartosuwiryo
Disintegrasi menurut KBBI adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah
belah: hilangnya keutuhan atau persatuan: perpecahan.
Disintegrasi secara harafiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian --
bagian yang saling terpisah, yang disebabkan oleh berbagai macam faktor.

Indonesia sebagai negara heterogen mempunyai berbagai macam suku, ras, agama, adat
istiadat, dan golongan yang berbeda - beda.
Terdapat ratusan suku bangsa dan adat istiadat serta bahasa daerah yang berbagai macam
membuktikan bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang kaya, besar dan sangat istimewa.

Hal tersebut menjadi bomerang tersendiri bagi bangsa Indonesia tercinta ini. Tantangan
tersebut ialah ancaman dari disintegrasi bangsa yaitu perpecahan. Konflik perpecahan antar
masyarakat yang dapat ditimbulkan atas dasar perbedaan perbedaan dari segi ras, suku,
budaya, dan sudut pandang. Faktor inilah yang selalu menghantui kita dari masa ke masa.

Perkembangan IPTEK yang sangat pesat juga dapat menjadi tingginya provokasi.

Sebuah disintegrasi dapat kita minimalisir melalui berbagai macam cara seperti: 

Mendukung berbagai komponen yang memiliki tujuan untuk memajukan bangsa yaitu
universitas dengan pengembangan keilmuannya dalam program kajian bahasa, sejarah,
budaya, dan masalah -- masalah kontemporer yang menyangkut tentang IPOLEK SOSBUD.

Serta kita juga dapat mendukung kebijakan -- kebijakan positif yang dicanangkan dan dijalani
oleh pemerintah untuk memajukan negeri tercinta ini.

Sebagai masyarakat juga dapat mengambil peran dalam bentuk toleransi akan sesama,
simpati serta empati terhadap sesama manusia yang harus terus dipupuk untuk meminimalisir
terciptanya kesenjangan yang ada. Seperti tidak membeda - bedakan, terus membangun
komunikasi yang baik dengan sesama, gotong royong, serta cinta dengan segala komponen
baik yang ada dinegeri ini.

Karena sebuah kesenjangan tercipta bukan karena keinginan individu tetapi karena kurangnya
sikap toleransi, terbuka, simpati dan empati terhadap sesama diantara perbedaan.
Kesampingkan ego dan utamakan kebersamaan, itulah yang terpenting. Saling menjaga dan
menghargai.

Anda mungkin juga menyukai