Anda di halaman 1dari 10

1.

Menganalisis dan menyimpulkan para Nabi dan rasul penerima shuhuf dan kitab Suci
A. Kitab-Kitab Allah
1. Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israel.
Sesuai firman Allah swt yang artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan
Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu
mengambil penolong selain Aku” (QS. Al-Isra’ [17]: 2).

Adapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut :

1. Kewajiban meyakini keesaan Allah


2. Larangan menyembah berhala
3. Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
4. Supaya mensucikan hari sabtu (sabat)
5. Menghormati kedua orang tua
6. Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan mengambil hak orang lain
2. Kitab Zabur
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as sebagai pedoman dan petunjuk bagi umatnya.
Firman Allah. QS. Al Isra (17) Ayat 55

Artinya: “Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al-Isra’ [17]: 55)
Kitab Zabur (Mazmur) berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat
yang telah dikaruniakan-Nya. Selain itu berisi zikir, doa, nasihat, dan kata-kata hikmah.
Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama
yang terdiri atas 150 pasal.

3. Kitab Injil
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israel.
Allah swt berfirman QS. Al Maidah (5) 46
Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi),
dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah [5]: 46
Kitab Injil memuat beberapa ajaran pokok, antara lain:

 Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni


 Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat
 Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)
 Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya
4. Kitab al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan
pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab. Sebagaimana firman
Allah QS. Al Furqan {25} Ayat 1

Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-
Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan [25]: 1)
Secara keseluruhan, isi al-Qur’an meliputi hal-hal berikut:

 Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan)


 Pembahasan yang mengangkat prinsip-prinsip ibadah
 Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip syariat

B. Nabi yang Menerima Suhuf dari allah sebagai berikut:


a. Nabi Adam A.s  menerima 10 Suhuf.
b. Nabi Musa A.s menerima 10 Suhuf.
c. Nabi Ibrahim A.s menerima 30 Suhuf (ada yang menyebut 10 suhuf)
d. Nabi Idris A.s menerima 30 suhuf.
e. Nabi Syis A.s menerima 50 suhuf (ada yang menyebut 60 suhuf))
2. Menjelaskan misi dan tugas para nabi dan rasul dalam al Quran Hadist
 RAHMATAN LIL ‘AALAMIIN Q.S. AL – ANIBIYA : 107

 Menegakkan kalimat “Tauhid” Q.S. AL – ANIBIYA : 25 Q.S. AN – NAHL :


36

1. BASYIIRAN Q.S. AL –AN’AM 48


a. Menyampaikan Q.S. AL – MAIDAH ; 99
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui
apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.
b. Menjelaskan Q.S. AN – NAHL ; 44

Keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan


kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan. [An Nahl:44].

c. Menasehati Q.S. ALI IMRAN 79


Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab,
hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu
menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia
berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

d. Menentukan aturan Q.S. ASY – SYURAA : 52

e. Teladan Q.S. AL – AHZAB : 21

f. Transformasi Q.S. IBRAHIM ; 1


3. Menjelaskan cara-cara menghindari diri dari jeratan syetan berdasarkan dalil al Quraan
maupun hadist rasulullah

1. Beriman Dan Bertauhid Kepada Allah Dengan Sebenar-benarnya.


Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah
Pencipta alam. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi
Allah, maka tidak ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Sehingga
senjata pertama dan terutama bagi seorang mukmin untuk menghadapi setan, ialah
dengan beriman secara benar kepada Allah, beribadah dengan ikhlas kepadaNya,
bertawakkal hanya kepadaNya, dan beramal shalih menurut aturanNya, lewat
Sunnah RasulNya.

Allah berfirman : “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya
kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi
pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”.[An
Nahl : 99, 100].

2. Berpegang Teguh Kepada Al Kitab Dan As Sunnah Sesuai Dengan Pemahaman


Salafush Shalih.
Ketika Allah menurunkan manusia di muka bumi, sesungguhnya Dia menyertakan
petunjuk untuk mereka. Sehingga manusia hidup di dunia ini tidak dibiarkan
begitu saja tanpa bimbingan, atau tanpa perintah dan tanpa larangan. Bahkan
Allah menurunkan kitab suci dan mengutus para rasul yang membawa peringatan,
penjelasan dan bukti-bukti. Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka dia
akan menjadi mangsa setan dan dijerumuskan ke dalam kecelakaan abadi. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al
Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya” [Az Zukhruf : 36].
3. Berlindung Kepada Allah Dari Gangguan Setan.
Memohon perlindungan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, setiap
diganggu setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan
Allah dan RasulNya.

Allah berfirman : “Dan katakanlah : “Ya, Rabb-ku. Aku berlindung kepada


Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya
Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku”. [Al Mukminun : 97-98]

4. Membaca Al Qur`an.
Di antara hikmah Allah menurunkan kitab suci Al Qur`an ialah sebagai obat dan
penawar bagi orang yang beriman.

Allah berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Qur`an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian”. [Al Isra` : 82]

5. Memperbanyak Dzikrullah.
Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari
gangguan setan. Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah melalui
para rasulNya. Antara lain melalui lisan Nabi Yahya Alaihissallam,

sebagaimana hadits di bawah ini. Dari Al Harits Al Asy’ari, bahwa Nabi


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan
Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau
mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya
(di antaranya)… Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah (mengingat, menyebut
Allah). Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki
yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi
benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan
berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan
dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah”. [HR Ahmad]
6. Menetapi Jama’ah Umat Islam.
Bergabung dengan jamaah umat Islam dalam melaksanakan berbagai ibadah yang
dituntunkan dengan berjamaah, merupakan salah satu cara menyelamatkan diri
dari incaran setan. Karena sesungguhnya, setan merupakan serigala yang akan
menerkam manusia, sebagaimana serigala akan menerkam domba yang
menyendiri dari rombongannya.

“Dari Abu Darda’, dia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada tiga orang di suatu desa atau padang, tidak
didirikan shalat jamaah pada mereka, kecuali setan menguasai mereka. Maka
bergabunglah dengan jamaah, karena sesungguhnya serigala itu akan memakan
kambing yang menyendiri” [HR Abu Dawud, no. 547]

7. Mengetahui Tipu-Daya Setan Sehingga Mewaspadainya.


Salah satu cara untuk mengetahui tipu daya setan, yaitu dengan mengetahui dan
membongkar tipu-dayanya, sehingga seseorang dapat menghindarinya. Karena
barangsiapa tidak mengetahui keburukan, tanpa disadarinya, dia akan terjerumus
ke dalamnya.

Allah memperingatkan hamba-hambaNya dengan firmanNya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah


setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya
setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [An Nur :
21]

8. Meyakini Kelemahan Tipu-Daya Setan


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang beriman berperang di
jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu
perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu
adalah lemah”. [An Nisa` : 76].
9. Taubat Dan Istighfar.
Selama masih hidup, manusia membutuhkan taubat dan istighfar dari dosa-
dosanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selama manusia berbuat demikian,

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan selalu mengampuninya. “Dari Abu Sa’id
Al Khudri, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Iblis berkata kepada Robbnya,’Demi kemuliaan dan keagunganMu,
aku senantiasa akan menyesatkan anak-anak Adam selama ruh masih ada pada
mereka’. Maka Allah berfirman,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, Aku
senantiasa akan mengampuni mereka selama mereka mohon ampun kepadaKu”.
[HR Ahmad].

4. Menganalisis dan mengejawahtahkan karakter malaikat allah dalam kehidupan manusia

 KETAATAN MUTLAQ HANYA KEPADA ALLAH SWT


 MENDAHULUKAN PERINTAH ALLAH LEBIH DARI SEGALANYA
 MEMIHAK PADA KEBENARAN SESUAI DENGAN KADAR KEMAMPUAN
MASING-MASING
 MENJALANKAN PERINTAH ALLAH SWT, TANPA BANYAK
MEMPERTANYAKANNYA
 BERUSAHA MAWAS DIRI KARENA MALAIKAT SELALU MENGAWASI
SETIAP LANGKAH DAN PERKATAANNYA DIMANAPUN DAN
KAPANPUN.
5. Menyebutkan nama-nama lain hari kiamat sesuai tahapan kejadian saat itu

.1 ‫يوم القيامة‬ Q.S. Az – Zumar 39 : 60 : ) Hari Qiyamat( •


.2 ‫ يوم البعث‬Q.S. Ar – Ruum 30 : 56 : )Hari Kebangkitan( •
.3‫ يوم الحساب‬Q.S. Al Mukmin 40 : 27 : ) Hari perhitungan( •
.4‫يوم الديــــــن‬Q.S. Al – Fatihah 1 : 3 : )Hari Pembalasan( •
.5‫يوم الفتح‬Q.S. As – Sajadah 32 : 29 : )Hari Kemenangan( •
.6‫يوم التلقي‬Q.S. Al – Mukmin 42 : )Hari Pemelihara( •
.7‫يوم الجمع‬Q.S. Al – Fatihah 1 : 3 : )Hari Berhimpun( •
.8 ‫يوم التغابن‬Q.S. At – Taghabun 64 : 9 : )Hari ditampakkan kesalahan( •
.9‫يوم الخلـــود‬Q.S. Qaaf 50 : 34 : )Hari Keabadian( •
.10‫يوم الخروج‬Q.S. Qaaf 50 ; 42 : )Hari Keluar( •
.11‫يوم الحسرة‬Q.S. Maryam 19 : 39 : )Hari Penyesalan( •
.12‫يوم التنــــــد‬Q.S. Al – Mukmin 40 : 32 : )...Hari Panggil – Me( •
.13‫يوم الفصل‬Q.S. An – Naba’ 78 : 17 : )Hari Keputusan( •
.14‫الساعة‬Q.S. Al – Qomar 54 : 1 : )Waktu( •

6. Membuat urutan proses terjadinya Kiamat dari kehidupan dunia hingga manusi mendapatkan
balasan untuk semua jiwa

7. Menjelaskan jenis-jenis takdir untuk manusia secara lengkap


1. TAKDIR AL-YAUMIYAH (HARIAN AR-RAHMAN 55: 27)

Yaitu takdir yang berlaku harian.

Allah Ta’ala berfirman,

“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” [Ar-Rahmaan/55 : 29]


Perlu diperhatikan bahwa di antara empat takdir ini, takdir utamanya adalah takdir azali
yang tertulis di lauhil mahfudz, sedangkan tiga takdir yang lainnya (‘umri, sanawi, dan
yaumi) adalah takdir yang bisa merubah. Perhatikan kalimat berikut:

“Perubahan takdir (‘umri, sanawi dan yaumi) ini tertulis dalam takdir azali di lauhil
mahfudz.”

Contohnya: bisa saja dalam takdir ‘umri tertulis dia seorang yang celaka, tetapi karena dia
bersungguh-sungguh mencari hidayah, maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan
takdir ‘umri ini tertulis dalam lauhil mahfudz.

2. TAKDIR AS-SANAHWIYAH (TAHUNAN AD – DHUKHAN [44]:4

Yaitu takdir yang berlaku tahunan dan ditulis kejadian setahun ke depan setiap
malam lailatul qadar.

Allah berfirman,

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan/44 : 4]

Allah juga berfirman,

“Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
[Al-Qadr/97 : 4-5]

3. TAKDIR AL-UMURY (SEPANJANG HAYAT H.R. BUKHARI – MUSLIM)

Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut


ibunya selama mpat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula
(empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia
mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk
menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka
atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim).

4. TAKDIR AL-AZALY (UMUM AL- HADID 22 AL TAGHABUN 11)

Yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi. Takdir azali ini adalah takdir yang merupakan takdir utama yang pasti
terjadi bagi semua mahkluk.

Allah berfirman:

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang
ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab
(Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22
: 70)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum


menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.”
(HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai