DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
BAB II
ISI
2.1.2 Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian di lapangan,
dapat dilakukan dengan cara:
1. Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari:
a. Data lingkungan disekitar lokasi (faktor eksternal): apakah hasil analisis
terhadap data eksternal yang ada saat ini perspektif yang baik atau tidak bagi
perusahaan di masa mendatang?, seperti:
Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman, perkantoran)
Tingkat keuntungan yang akan diperoleh
Peraturan tentang pengembangan tata kota (pelebaran jalan) di lokasi
yang ditetapkan
Kondisi keamanan di sekitar lokasi yang ditetapkan
Contoh: Lokasi apotek dekat kantor polisi setempat
b. Data kemampuan sumber daya yang dimiliki (faktor internal): apakah sumber
daya yang ada saat ini mempunyai kemampuan untuk merealisasi gagasan pada
lokasi yang ditetapkan?, seperti:
Kemampuan keuangan
Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan produk
Kemampuan pengelolaan (manajemen)
2.1.4 Pelaksanaan
Dalam melaksanakan setiap jenis pekerjaan dibuat suatu format yang
isinya mengenai:
Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
Mencatat setiap penyimpanan yang terjadi
Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya
1. Strategi manajemen
Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Bentuk
bangunan sebaiknya dapat menggambarkan:
1) Identitas perusahaan untuk membentuk opini konsumen
2) Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun eksterior sesuai
dengan target konsumen yang akan dilayani
3) Kemudahan untuk dikembangkan
b. Sistem tata
letak (lay out) dapat memberi:
1) Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutasi
barang.
2) Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk produk OTC).
c. Estetika, rapi ,teratur dan tersusun dengan baik.
d. Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat barang, karena
dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek telah diatur oleh
undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah terpengaruh oleh
berbagai macam keadaan.
Bentuk dan desain interior maupun eksterior apotek yang akan dibangun
disesuaikan dengan target konsumen. Bentuk apotek dapat dibuat minimalis dan
fasilitas tambahan tidak perlu jika tidak dibutuhkan. Untuk konsumen yang
banyak membeli produk OTC dapat ditempatkan produk OTC lebih banyak dan
mudah dilihat sehingga menunjukkan banyak variasi yang tersedia.
Q=nxP
• PP yang diperoleh waktunya lebih lama dari maksimum PP yang ditetapkan maka
proyek dinilai tidak layak dilaksanakan.
Indikator ROI :
• Bila ROI yang diperoleh lebih besar daripada bunga pinjaman, maka proyek
layak dilaksanakan.
• Bila ROI yang diperoleh lebih kecil daripada bunga pinjaman, maka proyek
dinilai tidak layak dilaksanakan.
• Bila ROI yang diperoleh sama dengan bunga pinjaman, maka proyek boleh
dilaksanakan, boleh tidak.
Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga pinjaman, maka perlu dilakukan
pengecekan kembali apakah ada modal yang terlalu besar atau investasi yang kurang
tepat.
• Bila menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman diperoleh hasil ∆ nya
negatif, maka usaha dinilai tidak layak dilaksanakan
• Bila menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman diperoleh hasil ∆ nya =
0 , maka usaha dinilai boleh dilaksanakan, boleh tidak
(∆ 1)
IRR=( df 1 )+ [ (∆ 1+∆ 2)
×(df 2−df 1) ]
Untuk penerapan pada studi kelayakan apotek metode analisis yang sering
digunakan ialah Payback period (PP) dan Return on Investment (ROI).
TC = VC + FC (3.3)
Laba = TR – TC (3.4)
2.3.2 Fungsi
Analisis Break Even Point merupakan alat analisis untuk mengetahui
hubungan antara variable penjualan, biaya pembelian barang barang (variable
cost) dan biaya tetap (fix cost) dan keuntungan (profit) yang dihasilkan
perusahaan pada suatu periode tertentu. Fungsi analisis BEP antara lain adalah
untuk merencanakan:
1. Jumlah penjualan. Pada tingkat penjualan berapa labanya dapat menutup
biaya variable dan biaya tetap yang dikeluarkan apotek?
2. Jumlah laba atau rugi. Berapa jumlah laba atau rugi yang akan diperoleh
ketika jumlah penjualan dan jumlah biaya tercapai pada tingkat tertentu?
300000000
240000000
250000000
200000000
150000000
100000000
50000000
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Q (Konsumen)
TR = 100.000 Q
TC = 60.000.000 +75.000 Q
Logarithmic (TC = 60.000.000 +75.000 Q)
FC = 60.000.000
Tarik garis TC dimulai dari titik FC = 60.000.000 pada sumbu Y ke arah
titik koordinat(C = 240.000.000 dan Q = 2.400 konsumen) lihat koordinat
garis putus-putus
c. FC, gunakan persamaan FC = 60.000.000Garis FC dimulai dari titik FC =
60.000.000 pada sumbu Y ke arah kanan sejajar dengan sumbu X, karena
FC merupakan biaya tetap, maka ada atau tidak ada revenue (penjualan),
apotek tetap mengeluarkan biaya sebesar 60.000.000
Laba = TR –TC
= (100.000 Q) – (60.000.000 + 75.000 Q)
= 240.100.000 – 240.075.000
= 25.000
2) Dari gambar titik BEP diatas, diperoleh gambaran bahwa pada jumlah
penjualan dibawah 2400 konsumen (misalnya Q = 2399 konsumen), maka
apotek Pak Sudarmadji akan memperoleh kerugian sebesar :
Laba = TR – TC
= (100.000 Q) – (60.000.000 + 75.000 Q)
= 239.900.000 – 240.075.000
= 25.000
A. Lokasi
Lokasi berada di Jl. Kusumanegara Umbulharjo, Yogyakarta. Lokasi
apotek stragis dan akan menentukan keberhasilan apotek dan erat
hubungannya dengan aspek pasar.Apotek ini berada pada darah berpenduduk
cukup padat, dan dilalui dengan akses jalan dua arah tanpa pembatas jalan
yang padat. Lokasi ini berada pada arah orang pulang kerja dan di berdekatan
dengan hotel. Di sekitar lokasi ini terdapat 2 Rumah Sakit yaitu RS Happy
Land dan RSI Hidayatullah, 1 Puskesmas.
B. Aspek Pemasaran
1. Observasi Lokasi
a. Jumlah Penduduk Kel. Warungboto menurut jenis kelamin pada lingkup RW
di sekitar apotek
RW Laki-Laki Perempuan Total
RW 6 2381 1575 3956
RW 7 2467 2324 4791
RW 8 5749 5499 11248
RW 10 3114 3150 6264
Total 13711 12548 26259
e. Jumlah Puskesmas
NO Nama Alamat Jumlah Jarak dari
Pasien/h Apotek
ari Tugu
(m)
1 Puskesmas umbulharjo Jl. Veteran no 43 200 1200
f. Jumlah Poliklinik
NO Nama Alamat Jumlah Jarak dari
Pasien/ Apotek
hari Tugu
(m)
1 Klinik Pratama Panasea Jl. Kusumanegara 42 1200
2 Klinik Ramadhan Jl. Kusumanegara 40 1000
3 Rumah Bersalin Bhakti Jl. Golo 33 1600
Ibu Unit Anak
4 Klinik Alfa Dental Jl Gambiran 36 75
g. Apotek Kompetitor
NO Nama Apotek Alamat Jarak dari Praktek Jumlah
Apotek Dokter Resep/
Tugu hari
(m)
1 Apotek K24 Jl. Kusumanegara 50 Ada 80
(Dokter
Umum)
2 Apotek Mari Sehat Jl. Kusumanegara 150 Tidak ada 25
Indonesia
3 Apotek Viva Jl. Glagahsari 700 Ada 28
( Dokter
Umum
4 Apotek UAD III Jl. Prof dr. Soepomo 500 Tidak Ada 25
– Sarana penunjang
Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-
Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,
Meja kerja : Rp 500.000,-
Meja racik : Rp 300.000,-
Lemari narkotik : Rp 500.000,-
Wastafel : Rp 150.000,-
Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-
Mesin kasir : Rp 1.000.000,-
Peralatan administrasi : Rp 500.000,-
Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-
Telepon : Rp 500.000,-
Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-
Kulkas : Rp 1.500.000,-
Dispenser : Rp 250.000,-
Kipas angin : Rp 200.000,-
Plang nama apotek +
buku wajib farmasi : Rp 500.000,-
TOTAL : Rp20.000.000,-
– Modal kerja
Barang dagangan : Rp 40.000.000,
Rekening di bank : Rp 10.000.000,-
TOTAL : Rp 50.000.000,-
• Biaya tetap
– Pengeluaran gaji pegawai : Rp
81.800.000,-
– Biaya pengelolaan pertahun : Rp
12.200.000,-
– TOTAL : Rp
94.000.000,-
– Obat bebas
• Harga penjulan /hari : Rp.
1.000.000,-
• Harga penjulan /bulan : Rp.
26.000.000,-
• Harga penjulan /tahun : Rp.
312.000.000,-
– TOTAL PENJUALAN : Rp. 1.248.000.000,-
c. Indeks Penjualan
• Indeks Penjualan Resep = Total Penjualan Resep x 1,3
Total Penjualan
= 936.000.000 x 1,3
1.248.000.000
= 0,98
• Indeks Penjualan OTC = Total Penjualan OTC x 1,15
Total Penjualan
= 312.000.000 x 1,15
1.248.000.000
= 0,29
Indeks Penjualan = 0,98 + 0,29 = 1,27
5. Laba Rugi
Indeks Penjualan : 1,27
Laba Total : 1,27 – 1 = 0,27
Laba kotor : 0,27 x 100%
1,27
: 21,26 %
: 21,26 % x Rp 1.248.000.000,-
: Rp. 265.324.800
Biaya Tetap : Rp. 94.000.000 -
Rp. 171.324.800
Pajak 10% : Rp. 17.132.480 -
Laba Netto (Laba bersih) : Rp.154.192.320,-
TR=TC
60.000Q = 94.000.000 + 42.000Q
Q = 5222 pasien/tahun
= 435 resep / bulan
= 16,73 ~ 17 resep/hari dengan nilai Rp 1.020.000,-
Ket :
TR(Total Revenue) = Total Pendapatan
TC (Total Cost) = Total Biaya
FC (Fix Cost) = Biaya Tetap
VC (Variable Cost) = Biaya Variabel
HPP = Harga Pokok Penjualan
P (Price) = Harga
Q (Quantity) = jumlah unit barang atau jumlah konsumen
17 resep/hari
Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan sebanyak 17resepper hari dengan
nilai Rp 1.020.000,- per hari.
DAFTAR ACUAN
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : Wira Putra Kencana. Hal :
196-199