Anda di halaman 1dari 40

PENATALAKSANAAN DIET

PADA Pasien Gangguan


Saluran Cerna Atas (SCA)

Rahmatika Nur Aini

1
MULUT
• Pencernaan mekanik → makanan dipecah-pecah, dilumatkan (gigi
geligi dan cairan ludah/saliva)
• Lidah → membantu mendorong makanan

Kelenjar Saliva
• Terdapat dibawah lidah
• Menghasilkan ludah dan enzim ptialin
• Cairan ludah bersifat basa, bersama dengan mukin (sebuah senyawa yang terbentuk dari ikatan
antara karbohidrat dan protein) dan air membentuk suatu lendir yang disebut mukosa
• Mukosa → membantu melicinkan makanan yang sudah dikunyah sehingga dengan mudah makanan
dapat melalui kerongkongan menuju lambung
• Enzim ptialin → mengubah KH kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana
3
Gangguan pada Mulut
1. Caries Gigi
2. Inflamasi pada rongga mulut
a. Gusi (Ginggivitis) : Radang pada gusi
b. Cheilosis dan Glossitis : Radang pada rongga mulut terkait pada gejala
defisiensi vitamin : riboflavin, niacin dan piridoksin
c. Stomatitis : Radang pada mukosa mulut terkait infeksi jamur spt Candida
Albicans
3. Terkait fungsi kantung saliva : Xerostomia ( infeksi atau kerusakan pada
kelenjar ludah yang terjadi sbg dampak sebuah penyakit spt tumor atau
pengobatan spt operasi atau radiasi)
4. Patah Rahang
5. Kegagalan indra pengecap :Ageusia

4
Kerongkongan
• Makanan didorong dengan gerakan
peristaltik menuju lambung
• Tidak terjadi proses penyerapan

5
LAMBUNG
Suasana lambung bersifat asam (pH 1,0 – 3,5)
Kelenjar lambung mensekresi asam klorida untuk:
• Memecah protein
• Memecah ikatan senyawa karbohidrat
• Mempertinggi kelarutan mineral tertentu khususnya zat besi dan kalsium
• Membunuh mikroorganisme yang masuk bersama makanan → fungsi
terpenting
Pengeluaran cairan lambung dirangsang oleh makanan
Makanan berada di lambung berkisar 3-4jam
Setelah dicerna lambung, makanan akan berbentuk seperti bubur kental yang
disebut ‘khim’ 6
Usus Halus
• Terdiri dari : duodenum, jejenum, ileum
Duodenum:
• Muara sekresi enzim pencernaan
• Adanya bikarbonat untuk menetralkan asam
• Kontrol asupan makan (sekretin & kolesistokinin)

Jejenum & ileum : absorpsi zat gizi

7
Usus Halus

8
Usus Besar

• Penyerapan air dan natrium


• Residu usus halus → diserap air
→ padat (feses/tinja)
• Dikeluarkan melalui anus

9
10
11
Lapisan Saluran Cerna

12
Pencernaan
&
Penyerapan

13
Penyakit Saluran Cerna
• Stomatitis • Gastritis
• Xerostomia • Ulkus pentikum
• Rahang retak • Dispepsia dan anoreksia
• Esofagitis • Hematemesis Melena
• Dysphagia
• Achalasia

14
STOMATITIS
Radang pada mukosa mulut terkait infeksi jamur spt Candida Albicans.
Pencegahan adalah kunci yang penting : higiene mulut yang baik, dengan membilas
mulut secara teratur (hindari produk yang berbahan dasar alkohol).
• Sesuaikan tekstur dan suhu makanan (jangan terlalu panas atau terlalu dingin).
• Hindari minuman yang mengandung karbon.
• Hindari kafein, alkohol dan tembakau.
• Hindari makanan yang dapat mengiritasi mukosa mulut seperti makanan yang terlalu
asam atau berbumbu tajam.
• Coba gunakan suplemen glutamin maksimum 10 gr 3 x/hari
• Diperlukan nutrisi enteral sebagai nutrisi pendukung jika
kondisi tidak memungkinkan untuk menjaga asupan nutrisi
per oral secara maksimal.
15
MAKANAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN GIGI

NO DESKRIPSI CONTOH
1 Cariogenic : makanan dan minuman makanan yang mengandung
yang mengandung fermentasi tinggi gula sederhana spt :
karbohidrat, yang dapat a. permen, cake, biskuit, softdrink,
menyebabkan penurunan pada juice, minuman manis
produk saliva sd ph < 5,5 b. madu, jelly, sereal manis
c. buah-buahan : kaleng dan kering
2 Cariostatic : makanan yang tidak a. Protein spt telur, ikan, daging,
dapat dimetabolisme oleh ayam, kacang-kacangan
mikroorganisme dlm plaque ; b. Sayuran
penyebab saliva tidak dapat menetes c. Popcorn
pada ph < 5,5 dlm waktu 30 menit
3 Anticariogenic : makanan atau a. Keju, susu, kacang-kacangan
komponen makanan yang dapat b. Permen karet yang mengandung
meningkatkan pH saliva, menjadi Xylitol dan mint
level yang basa dan melindungi
enamel Company
ADA,
TAHUN
Logo
2007
TERAPI NUTRISI UNTUK XEROSTOMIA
Mulut kering
Memulai makanan yang dapat menstimulasi saliva
Sediakan nutrisi yang berbentuk cair
Hindari produk yang mengandung alkohol, kafein dan
tembakau
Mulai minum dengan menggunakan sedotan
Bilas mulut dengan teratur mengunakan cairan saline yang
ringan
Gunakan tambahan kaldu atau gravy pada setiap makanan

17
Terapi Nutrisi untuk Rahang Retak dan
Diet Blenderized
Makanan yg disiapkan dengan konsistensi sangat halus dan tipis
Menambahkan protein ekstra :
1. Susu Bubuk Kering – ini dapat ditambahkan ke dalam thin-cooked cereal, kakao,
eggnog, sup dan casserole yang diblender, milk shakes, puding, dan gravy
2. Susu Double strength – tambahkan 1 cangkir susu bubuk kering kedalam 1 cangkir susu
murni. Gunakan ini sebagai minuman atau sebagai pengganti susu dalam resep-resep
3. Pengganti Telur Cair – Tambahkan Egg Beater atau pengganti telur lainnya yang telah
di pasteurisasi
4. Makanan terblender
• Cottage cheese
• Yoghurt, di blender halus
• Suplemen nutrisi cair komersial seperti Ensure, Boost, atau Carnation Instant
Breakfast, squash, labu, atau wortel yang diblender

18
Kelompok Makanan Makanan yang Direkomendasikan
Susu dan Produk Susu Semua

Daging dan Makanan Protein - Daging, unggas atau ikan yang lembut dan matang disiapkan tanpa
Lainnya tulang, kulit atau lemak tambahan
- Telur matang disiapkan tanpa lemak tambahan
Terapi Nutrisi - Makanan kedelai lembut (seperti tofu)
- Selai kacang halus
untuk Rahang
Retak dan Diet Gandum Nasi, Pasta, Couscous tanpa biji dan kacang, Sereal Masak seperti
oatmeal dan cream of wheat
Blenderized
Sayur-Sayuran Sayur apapun yang dimasak atau kalengan tanpa biji dan kulit

Lemak dan Minyak Minyak apapun, Mentega atau margarin yang dilelehkan

Buah-Buahan - Buah apapun yang dimasak atau kalengan tanpa biji dan kulit
- Buah segar dan dikupas halus (seperti pisang dan persik) yang dapat
diblender hingga halus

Minuman - Apapun
- Suplemen cair yang menyedia-kan kalori dan protein, seperti Ensure,
Boost, atau Carnation Instant Breakfast
Lainnya - Rempah halus, biji, dan kacang
- Bumbu halus seperti mustar
Esofagitis
Peradangan pada esofagus akibat refluks gastroesofagus

Penyebab:
• Penurunan LES (Lower Esophagel Sphincter)
• Gangguan pengosongan lambung
• Gangguan peristaltik esofagus
• Hiatal hernia
Gejala:
• Heart burn
• Regurgitasi
• disfagia 20
Esofagitis
Makanan yang dapat ditolerir dengan baik
Makan dalam porsi kecil dan sering
Mengurangi BB
Menghindari:
• Makanan/minuman yang menurunkan LES → tinggi lemak, alkohol, coklat
• Makanan/minuman yang bersifat iritatif → jus citrus dan tomat, makanan pedas, kopi,
makanan bergas, merica, dll
• Makanan/minuman yang bersifat karminatif → papermint, spearmint, garlic, bawang
merah
• Makanan menjelang tidur → min 2-3jam sebelum tidur
• Menggunakan pakaian ketat setelah makan
21
Refluks Gastroesofagitis (GERD)
Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering
Mengkonsumsi makanan yang dapat ditolerir dengan baik
Duduk tegak agak condong saat makan atau tidur dimiringkan
Menghindari:
- merokok
- makan dalam porsi besar
- makan menjelang tidur
- tidur dalam posisi rata
- menggunakan pakaian ketat
- makan terlalu panas/dingin, merangsang, berlemak, coklat, kopi, alkohol
22
Intervensi Nutrisi untuk GERD
Kelompok Makanan Makanan yang Dihindari (jika bergejala)
Minuman Minuman berkarbonasi, teh dan kopi berkafein maupun tanpa kafein,
kokoa, alkohol
Susu dan Profuk Susu Susu 2%, susu murni, krim, yoghurt tinggi lemak, susu coklat
Telur Digoreng atau orak-arik menggunakan metode memasak tinggi lemak
Sereal/Gandum Pilihan yang tinggi lemak seperti kue pastri
Daging dan sumber Daging goreng, bacon, sosis, pepperoni, salami, bologna, hot dog
protein
Sayur-sayuran Hanya untuk yang menimbulkan gejala-gejala individual
Buah-buahan Hanya untuk yang menimbulkan gejala-gejala individual
Lemak Kurang dari 8 sendok teh perhari – seperti yang ditoleransi dalam
rekomendasi dari pedoman diet U.S. saat ini
Pencuci Mulut Yang tergolong tinggi lemak atau yang digoreng
Lainnya Lada/Merica
Penyakit & Kondisi yang Berhubungan dengan
Disfagia
Penyakit Stroke, cedera kepala tertutup
Neurologis
Akut
Penyakit Saraf Amyotrophic lateral sclerosis, Parkinson, multiple
Kronis sclerosis, myasthenia gravis, Alzheimer, Huntington,
neuropati yang terkait dengan diabetes melitus tipe 1
Gangguan Myositis, miopati, scleroderma
Otot
Penyakit GERD, hiatus hernia, akalasia, gastroparesis
Pencernaan
Malignancy Kanker kepala dan leher, stomatitis, mucositis, esofagitis
terkait dengan kemoterapi dan terapi radiasi
Lainnya Inflamasi sekunder terhadap infeksi, pasca intubasi,
cedera sekunder terhadap eksposur termal atau kaustik,
aspirasi, varises esofagus, efek samping obat, penuaan
Terapi Nutrisi Untuk Disfagia
Tujuan diet disfagia adalah :
o Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan.
o Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
Syarat-syarat diet disfagia adalah:
o Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya
o Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan
o Cukup cairan.
o Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan secara
bertahap,dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan
makanan lunak.
o Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau
aspirasi.
o Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde --
(enteral feeding)
Cara memesan diet: Makanan cair penuh/ kental/ saring/ Lunak (MCP/MCK/MS/ML)
25
TERAPI NUTRISI UNTUK ACHALASIA

Merujuk pada pengobatan yang dilakukan maka pasien membutuhkan


makanan yang tekstur halus dan dimodifikasi dengan peningkatan energi
dan protein
Hindari makanan yang bersuhu ekstrim dan berbumbu tajam
Porsi kecil dengan frekuensi sering
Diet normal akan dapat diberikan setelah 5 – 7 hari setelah pelaksanaan
prosedur tindakan

26
Prosedur Diagnostik utk Patologi SCA
1. Endoscopy termasuk Fiberoptic Endoscopic Evaluation of
Swallowing (FEES)
2. Study Barium Radiologi
3. Manometri Esophageal
4. Monitoring pH 24 jam
5. Tes Perfusi Asam
6. Tes Nafas Urea
7. Manometri Antoduodenal
8. Electrogastrography
9. Analisis gastric
LAMBUNG
Tujuan Diet untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya, tidak memberatkan lambung dan
mencegah sekresi asam lambung berlebih.
Syarat diet:
1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering
2. Energi & Protein cukup
3. Lemak rendah (10-15%)
4. Rendah serat (terutama serat tidak larut air)
5. Cairan cukup (terutama bila ada muntah)
6. Tidak berbumbu tajam
7. Laktosa rendah (bila ada gejala intoleransi, tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak)
8. Makan secara perlahan
9. Pada fase akut diberikan makanan parenteral (24-48 jam) untuk mengistirahatkan lambung
Diet ini untuk pasien gastritis, ulkus peptikum, tifus abdominalis, dan pasca bedah saluran cerna
atas.

28
LAMBUNG
Macam diet lambung:
1. Diet Lambung 1
Untuk pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan, dan tifus abdominalis berat.
Makanan diberikan daam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca hematemesis
melena atau setelah masa akut teratasi. Makanan hanya diberikan selama 1-2 hari setiap 3 jam,
karena kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
2. Diet Lambung 2
Untuk pasien perpindahan Diet lambung 1, gastritis akut, ulkus peptikum, tifus abdominalis ringan.
Makanan diberikan daam bentuk lunak. Makanan hanya diberikan porsi kecil 3 kali sehari, 2-3 kali
selingan. Makanan ini cukup energi, zat besi, dan vitamin C tetapi kurang tiamin.
3. Diet Lambung 3
Untuk pasien perpindahan Diet lambung 2, gastritis kronik, ulkus peptikum, tifus abdominalis hampir
sembuh.
Makanan diberikan daam bentuk lunak/ biasa. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lain.
29
Gastritis

Peradangan pada mukosa (gaster)


Dapat terjadi mendadak (akut) dan kronik
Penyebab:
- bakteri Staphylococcus melalui makanan yang
terkontaminasi
- Toksin dari infeksi lokal (sinus/gigi/tonsil)
- obat (salisilat, amonium klorida)
- kebiasaan makan yang terlalu banyak dan cepat

30
Gastritis
Akut
• Menghilangkan penyebab terjadinya radang
• Bila perlu diberikan obat yang dapat merangsang muntah
• Ringan → makanan lunak per oral (bubur)
• Berat → dipuasakan untuk jangka waktu tertentu (24-48jam) → berikan nutrisi
parenteral
• Membaik → makanan diberikan secara bertahap (cair → lunak → biasa)
• Energi sesuai kebutuhan
• Protein tinggi → untuk memperbaiki peradangan
• Hindari makanan yang merangsang baik secara kimiawi, mekanik dan termis
• Penyuluhan → kebiasaan makan yang baik
31
Kelompok Makanan yang Direkomendasikan Makanan yang Tidak
Makanan Direkomendasikan jika bergejala
Minuman Minuman berkarbonasi tanpa cola,, Cola, kopi, teh, coklat, alkohol
teh herbal
Susu dan Skim 1%, buttermilk, yoghurt 2% atau susu murni, krim, yoghurt
Terapi Produk Susu rendah lemak tinggi lemak, susu coklat
Nutrisi
Telur Direbus (dengan atau tanpa kulit), Digoreng atau diorak-arik dengan
untuk
diorak-arik dengan metode metode memasak yang tinggi lemak
Radang memasak yang rendah lemak
Dinding
Sereal Semua yang siap makan atau Tidak Ada
Lambung
dimasak
Daging dan Dipanggang, dibakar, direbus; Daging goreng, bacon, sosis,
Sumber dipangkasnya lemak yang terlihat; pepperoni, salami, bologna,
Protein daging sapi, sapi muda, domba, frankfurter/hot dog
unggas, ikan, cottage cheese
rendah lemak , keju rendah lemak,
selai kacang
Kentang/ Semua kecuali digoreng Tidak ada kecuali digoreng
Nasi/ Pasta
Terapi Nutrisi untuk Radang Dinding
Lambung
Kelompok Makanan yang Makanan yang Tidak
Makanan Direkomendasikan Direkomendasikan jika bergejala
Sayur- Semua Hanya yang tidak dapat ditoleransi
Sayuran individu masing-masing
Buah- Semua Hanya yang tidak dapat ditoleransi
Buahan individu masing-masing
Lemak Sesuai dengan konsistensi yang Sesuai dengan konsistensi yang
ditoleransi dari pedoman diet ditoleransi dari pedoman diet saat
saat ini ini
Pencuci Semua kecuali yang tergolong Yang tergolong tinggi lemak atau
Mulut tinggi lemak atau yang digoreng yang digoreng seperti kue pastri
seperti kue pastri atau donat atau donat
Lainnya Semua kecuali lada/merica Lada/Merica
Peptic Ulcer/Tukak
• Kerusakan/lesi pada mukosa lambung-duodenum
• Penyebab → ketidakseimbangan antara HCl
lambung/pepsin dengan ketahanan mukosa →
hipersekresi asam lambung dan menurunnya
sekresi musin
• Helicobacter pylori
• Asimptomatik
• Dispepsia ulkus: nyeri ulu hati terutama 1-3jam
sesudah makan, nyeri pada malam hari (tukak
duodenum), mual, muntah
• Keadaan berat → hematemesis melena
34
Peptic Ulcer/Tukak
Tujuan Diet:
o Menekan sekresi serta menetralkan asam lambung dan pepsin
o Menyembuhkan tukak
o Mencegah kambuhnya gejala

Syarat Diet:
o Konsistensi makanan → sesuaikan dengan kondisi penyakit
o Hindari kafein, tiobromin → merangsang sekresi asam lambung (teh, kopi, coklat, minuman berkarbonasi)
o Hindari bumbu merangsang (merica, cabe, pala, cengkeh, dll)
o Hindari alkohol, rokok dan aspirin
o Makan porsi kecil tapi sering dan perlahan
o Situasi makan yang nyaman dan menyenangkan
o Istirahat fisik dan mental
35
Nutrisi untuk Mengurangi Mual dan Muntah
1. Cairan yang dapat dicoba setelah muntah berhenti
• Air
• Jus Apel
• Minuman olahraga/isotonik
• Teh hangat atau dingin
• Limun

Petunjuk
a. Pertama hisap es batu kecil jika berumur diatas 3 tahun. Jika ditoleransi, mulai dengan 1 sendok teh (5 g) tiap 10 menit.
b. Tingkatkan menjadi 1 sendok makan (15 g) tiap 20 menit. Gandakan jumlah cairan tiap jam.
c. Ganti ke cairan lain jika ditoleransi. Jika mengalami diare, gunakanlah hanya minuman rehidrasi.
2. Pengenalan Makanan Padat
a. Saat sudah tidak ada muntah dalam minimal 8 jam, mulai asupan oral secara perlahan dengan menambahkan makanan padat satu persatu
dengan penambahan porsi yang sangat sedikit.
b. Hindari makanan yang tinggi lemak atau serat juga makanan yang memiliki bau yang kuat atau menghasilkan gas. Jahe dapat membantu
untuk merawat mual dan muntah.
c. Minum obat setelah makan
Makanan yang Direkomendasikan untuk Awal Pengenalan Makanan Padat

Gandum Roti kering, cracker, pretzel, nasi, atau nasi sereal, kentang

Susu dan Produk Susu Yoghurt, serbhet

Daging, Unggas & Ikan Kaldu, ayam panggang, telur

36
Terapi Nutrisi Hematemesis Melena
Keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan Diet Pasca Hematemesis Melena:
1. Memberi makanan secukupnya yg memungkinkan istirahat saluran cerna, mengurangi risiko
perdarahan ulang, dan mencegah apirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Syarat diet:
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut diberi makanan parenteral selama 24-48 jam untuk mengistirahatkan lambung.
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung/ duodenum sudah tidak ada.
Jenis diet Makanan Cair Jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan selama 2 hari.
Cara pemesanan: MCJ

37
Studi Kasus
Tuan SM, umur 74 tahun, BB 58 kg, TB 165 cm, pekerjaan sebagai
pedagang. Datang ke RS dengan keluhan utama mual, muntah, diare, tidak
mau makan, dan nyeri pada perut. Riwayat penyakit 3 bulan yang lalu
pernah diopnam di RS karena luka pada lambung. Pola makan tidak
teratur, tiap pagi minum teh, suka makan singkong dan minum kopi pada
sore hari. Pemeriksaan fisik; keadaan umum sedang, kesadaran
composmentis, konjungtiva anemis. Tensi 120/80 mmHg, nadi 84 x/mnt,
suhu 36ºC, Hb 9,1 g/dL, albumin 3,3 g/dL. Hasil anamnesis asupan sehari
dirawat di RS: energi 1021,9 kkal, protein 38,5 g, lemak 30,7 g, dan
karbohidrat 153 g. Pasien mendapat obet Lodia, Magalet, dan Prosogan.
Pasien mendapat infus Ringer Lactat 20 tetes/menit. Diagnosis medik:
Gastritis kronik dengan anorexia.
38
Ketentuan pengumpulan tugas

1. Tugas dikumpulkan Maksimal hari Jumat pukul 07.00 WIB.


2. NIM ganjil kerjakan dengan format PAGT (pada kuliah sebelumnya) dan NIM genap
kerjakan dengan format SOAP (sama seperti saat menyelesaikan kasus GDDK).
3. Format: Nama file untuk masing-masing mahasiswa NIM_NAMA.
4. File masing-masing mahasiwa dikumpulkan ke PJ.
5. PJ mengkoordinir tugas dan dijadikan 1 folder dengan nama folder NAMA MATA
KULIAH_TOPIK_KELAS.
6. Folder dikirimkan oleh PJ ke email rahmatikanuraini26@gmail.com maksimal
dikumpulkan jam 08.00 WIB (Jumat).

Jika ada yg mengumpulkan terlambat silahkan ditinggal & tugas tidak akan dikoreksi.
Jazakallaah...

40

Anda mungkin juga menyukai