Antrop OL
Antrop OL
XI IBB 3
Antropologi
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak
yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini
diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani
bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai
anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk
berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil,
Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka
dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada
Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng
Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan
anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada
pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa
akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi
sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat
di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh
ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan
bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi
mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat
cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya
sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang
melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari
pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas
luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir
menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha
menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk
mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang.
Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi
seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut.
Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang
menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi
dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu
berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban
Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon
sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul.
Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan
membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan
diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Hikmah yang dapat dipetik dari cerita legenda legenda Tangkuban Perahu ialah
jangan pernah merusak kepercayaan yang diberikan, apalagi dengan cara membunuh
kawan setia yang terus menemani untuk dikorbankan demi kepentingan pribadi.
Sangkuriang merupakan contoh yang tidak patut ditiru, sifatnya yang tega,
mendapatkan balasan murka ibunya. Pesan yang dpat disampaikan dari legenda
Tangkuban Perahu ialah senangkan lah orang tua anda dengan cara yang baik dan
tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku.