Anda di halaman 1dari 12

Nama : Kenneth Osbert

Kelas/Semester : B011 / III

NPM : 18011010082

Progdi : Ekonomi Pembangunan

Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi (Tugas VI)

Tugas!

1. Jelaskan tentang pengertian badan usaha.


2. Jelaskan koperasi sebagai badan usaha.
3. Apa yang dimaksud dengan tujuan dan nilai perusahaan.

Jawaban :

1. Badan usaha adalah suatu kesatuan organisasi dan ekonomis yang mempunyai tujuan
untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada masyarakat.
Atau definisi lain dari badan usaha yaitu merupakan kesatuan yuridis, teknis dan
ekonomis yang mempunyai tujuan untuk mencari laba atau keuntungan.
Menurut Dominick Salvatore pengertian badan usaha adalah suatu organisasi
yang mengombinasikan dan mengordinasikan berbagai sumber daya untuk tujuan
memproduksi atau menghasilkan barang barang atau jasa untuk dijual.
Menurut KBBI pengertian badan usaha adalah sekumpulan orang dan modal
yang mempunyai aktivitas yang bergerak di bidang perdagangan atau dunia usaha /
perusahaan.
Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Pajak Indonesia, pengertian
badan usaha adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Milik Daerah, firma, kongsi, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk badan usaha
tetap.
Bagi mereka yang belum mengetahui apa itu badan usaha, pasti mereka sering
menyamakan badan usaha dengan perusahaan, walaupun kenyataanya sangatlah
berbeda. Perbedaan utamanya badan usaha merupakan suatu lembaga, sedangkan
perusahaan merupakan tempat dimana badan usaha tersebut mengelola berbagai
macam faktor produksi. Untuk mengetahui perbedaanya kita akan bahas nanti
dibagian paling bawah.
Adapun beberapa hal yang diperlukan untuk mendirikan suatu badan usaha,
yang diantaranya sebagai berikut:
 Produk dan jasa yang nantinya akan dijual atau diperdagangkan.
 Cara pemasaran produk atau jasa yang akan diperdagangkan.
 Penentuan mengenai harga pokok dan harga jual pada produk ataupun jasa.
 Kebutuhan akan tenaga kerja.

A. Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Badan Usaha menurut pemilkan modalnya dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
sebagai berikut:
a. Badan Usaha Milik Swata (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh modalnya
dimiliki oleh swasta baik swasta dalam negeri maupun swasta asing.
Perseroan Terbatas (PT)
PT adalah badan usaha yang terdiri dari persekutuan modal yang didirikan
berdasarkan perjanjian. Modal dasar ini sepenuhnya terbagi dalam saham yang
sudah memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan undang-undang.
Kelebihan PT adalah kewajiban yang terbatas. Kerugiannya ahanya modal yang
disetorkan. Bukan hutang-hutang perusahaan.
 Dapat berganti pemilik atau diwariskan
 Akses terhadap modal sangat mudah, apa lagi kalau pinjam modal ke bank
 Jauh terlihat lebih profesional
 kekayaan pemegang saham dan kekayaan perusahaan tentu saja di pisah.
Perusahaan Perseorangan
Namanya saja perusahaan perseorangan, jadi ia bertanggung jawab penuh pada
kegiatan usaha, resiko dan juga kegiatan usahanya. Karena itu, harta pribadi dan
harta perusahaan kerap disebut sebagai kekayaan perusahaan.

Kelebihan badan usaha ini adalah kebebasan bergerak, tidak adapemungutan


pajak perusahaan, tapi pajaknya dibebankan pada pemilik saja. Selain itu, pemilik
punya kuasa penuh pada bidang usaha dengan kerahasiaan yang terjamin dan
proses pengambilan keputusan yang cepat.
Badan usaha perseorangan terdengar menyenangkan dan sangat leluasa. Haya
saja Anda harus terbiasa dengan beberapa keterbatasan keuangan, manajerial,
karyawan terbatas, tidak bisa tender dan lainnya.
Firma (Fa)
Firma (baca: pengertian firma) merupakan persekutuan antara dua orang atau
lebih dengan nama bersama. Tanggung jawab masing-masing anggota tidak
terbatas dan memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang sama, termasuk hutang
perusahaan.
Kelebihan firma ini adalah penguasaan keuntungan yang tinggi meskipun harus
dibagi dengan sekutunya. Selain itu, penanganan aspek hukum minimal.
Kekurangan badan usaha ini adalah rentannya konflik karena pembagian
keuntungan dan strategi bisnis.
CV (Commanditaire Vennootschap)
Ini merupakan badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih. Dalam CV
ada yang namanya sekutu aktif (yang menjalankan usaha) dan sekutu pasif (yang
memberikan modal).
Meskipun badan usaha ini sederhana, namun haknya sama dengan PT dalam
melakukan kegiatan usaha. Mereka dapat melakukan kegiatan bisnis dengan
pemerintah (tender) atau dengan swasta.
Namun, tanggungan pajaknya tidak sebesar PT. Makanya banyak sekali orang
yang memilih badan usaha ini karena prosesnya mudah dan statusnya sudah
nyaris setara PT. Selain itu, pemisahan kekayaan CV dan sekutu juga dilakukan,
serta manejemennya jauh lebih baik.
Kekurangan badan usaha ini bidang usahanya terbatas, dan bila sekutu pasif
menjadi sekutu aktif, ia akan bertanggung jawab pribadi.
b. Badan Usaha Milki Negara (BUMN) adalah badan usaha yang modalnya dimilki
oleh negara baik seluruhnya maupun sebagian.
Perjan adalah bentuk BUMN dimana seluruh modalnya berasal dan dikuasai oleh
pemerintah. Badan Usaha Milik Negara ini biasanya beroperasi pada unit
pelayanan masyarakat, misalnya PT. Kereta Api Indonesia.
Perum adalah bentuk BUMN yang diubah dari Perjan. Perum dikelola oleh
pemerintah dimana para pekerjanya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sayangnya bentuk BUMN Perum ini tetap mengalami kerugian, sehingga
pemerintah menjual sebagian sahamnya ke publik yang kemudian statusnya
menjadi Persero. Saat ini BUMN dalam bentuk Perjan sudah ditiadakan karena
mengalami kerugian terus-menerus
Persero adalah badan usaha yang dikelola oleh negara. Tujuan BUMN ini adalah
untuk memberikan pelayanan pada masyarakat dan sekaligus mencari profit.
Dengan begitu, Persero tidak akan mengalami kerugian.

Berikut ini adalah beberapa contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN):
PT. Jasa Raharja (Persero)
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
c. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang modalnya berasal
dari kekayaan daerah.
d. Badan Usaha Campuran adalah badan usaha yang modalnya berasal dari pihak
swasta dan sebagian lagi bersal dari pemerintah.

B. Badan Usaha menurut Badan Hukumnya dapat digolongkan menjadi enam, yaitu
sebagai berikut:
a. Perusahaan perseorangan
b. Persekutuan firma
c. Persekutuan komanditer
d. Perseroan terbatas
e. Koperasi
f. Yayasan

C. Badan Usaha menurut Jenis Usahanya dapat digolongkan menjadi lima, yaitu
sebagai berikut:
a. Badan usaha ekstraktif adalah badan usaha yang kegiatan usahanya mengolah dan
mengambil hasil yang disediakan alam, tanpa mengubah sifatnya. Misalnya, usaha
pertambangan.
b. Badan Usaha Agraris adalah badan usaha yang mengambil hasil dari alam dengan
mengusahakan dan mengolah tanahnya terlebih dahulu untuk memperoleh
hasilnya. Misalnya, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan, dan lain-lain.
c. Badan usaha perdagangan adalah badan usaha yang membeli produk (barang, ide,
jasa) untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk. Usaha pada bidang ini antara
lai toko, pasar swalayan, supermarket, mall, dan lain-lain.
d. Badan Usaha Industri adalah bada usaha yang membeli bahan baku kemudian
mengolah menjadi baha penolong dan bahan jadi. Misalnya, pabrik semen,
pembuatan tahu/tempe, dan lain-lain.
e. Badan Usaha Jasa adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dengan memberi
jasa berupa kesenangan, kenikmata, kemudahan, kenyamanan, dan fasilitas lain
yang hanya dapat dirasakan. Misalnya, usaha pengangkutan (udara, darat,dan
laut),usaha bioskop, usaha pendidikan, dan lain-lain.

D. Untuk Mendirikan Badan Usaha, perlu memperhatikan hal-hal berikut:


1. Barang dan jasa yang akan diperdagangkan
2. Pemasaran barang dan jasa yang diperdagangkan
3. Penentuan harga pokok dan harga jual barang dan jasa yang diperdagangkan
4. Pembelian
5. Kebutuhan tenaga kerja
6. Organisasai intern
7. Pembelanjaan
8. Jenis badan usaha yang dipilih

E. Pemilihan atas Suatu Jenis Badan Usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
1. Tipe usahanya: perkebunan, perdagangan, atau industry
2. Luas operasinya atau jangkauan pemasaran yang hendak dicapai
3. Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha
4. Sistem pengawasan yang dikehendaki
5. Tinggi rendahnya resiko yang dihadapi
6. Jangka waktu ijin operasional yang diberikan pemerintah
7. Keuntungan yang direncanakan.

F. Beberapa bentuk Badan Usaha antara lain :


1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
3. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
4. Badan Usaha Campuran.

G. Perbedaan antara Perusahaan dengan Badan Usaha, yaitu:


1. Perusahaan menghasilkan barang atau jasa, sedangkan Badan Usaha
menghasilkan keuntungan atau sebaliknya mendatangkan kerugian
2. Perusahaan adalah alat badan usaha yang dapat berupa bengkel, pabrik, kedai,
toko, kantor, dan sebagainya, sedangkan Badan Usaha merupakan kesatuan
organisasi yang dapat berupa Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan
Terbatas (PT) dan lain-lain.
3. Perusahaan merupakan alat badan usaha untuk mencari keuntungan, sedangkan
badan usaha itu sebagai kesatuan yuridis dan ekonomi yang bertujuan mencari
keuntungan.

2. Koperasi adalah badan usaha (UU No.25 tahun 1992). Sebagai badan usaha,
koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi
yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi system yang bekerja pada suatu badan
usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga bearti merupakan kombinasi dari
manusia, asset-aset fisik dan non fisik, informasi, dan teknologi.
Ciri utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (non
koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
disebutkan  bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa
koperasi.

A. Koperasi sebagai Badan Usaha maka :


1. Tunduk pada kaidah & prinsip ekonomi yang berlaku
2. Mampu menghasilkan keuntungan & mengembangkan orang, dan usahanya
3. Anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa
4. Memerlukan sistem manajemen usaha (keuangan,teknik,organisasi& informasi)

B. Dalam fungsinya sebagai Badan Usaha, maka koperasi tetap tunduk pada prinsip-
prinsip ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang
menyangkut aspek pengkoperasian, ada 4 aspek dasar yang menjadi pertimbangan
untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha, yaitu:
1. Status dan Motif Anggota Koperasi
Status anggota koperasi sebagai badan usaha adalah sebagai pemilik (owner)
dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah
melakukan investasi atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai
pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang
diselenggarakan oleh koperasi. Calon anggota paling tidak harus memenuhi 2
kriteria, yaitu :
a. Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di bawah
garis kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi
ekonomi ataupun kepentingan ekonomi yang sama.
b. Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan ( income) yang pasti,
sehingga dengan dmikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi
pada usaha koperasi yang mempunyai prospek.
2. Kegiatan Usaha
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada
UU No. 25/1992, pasal 43, yaitu :
a. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraannya.
b. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatyang bukan anggota koperasi.Perlu digarisbawahi
bahwa, yang dimaksud dengan kelebihan kemampuan disini adalah kelebihan
kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani
anggotanya.
c. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
3. Permodalan Koperasi
Modal usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun pengertian
kedua istilah ini adalah sebagai berikut :
a. Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk
pengadaan saranaoperasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah
diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan
lain-lain.
b. Modal kerja adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka
pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya
listrik, dan lain-lain.

C. Permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No. 25/1992 pasal 41, bahwa modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri bersumber
dari:
a. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib
dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota.Simpanan pokok ini sifatnya permanen, artinya tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode
tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang
disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk
mengembalikannya.

Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :

a. Anggota,yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang


bersangkutan
b. Koperasi lainnya atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya atau
anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pnjaman dari bank dan lembaga
keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
d. Penerbitan dan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari
penerbitan obligasi dansurat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang
dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.

D. Sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil Usaha)


Sisa Hasil Usaha Koperasi  merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU No. 25 tahun 1992).
Penjelasan Pasal 45 ayat 2 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
memberi gambaran bahwa SHU yang dihasilkan dalam setiap satu tahun buku,
disamping dibagaikan kepada anggota juga diperuntukan keperluan lain yang
besarnya diputuskan dalam rapat anggota. Keperluan – keperluan lain yang dimaksud
adalah:
a. Dana cadangan
b. Dana pendidikan
c. Dana sosial
d. Dana pembangunan Daerah Kerja
e. Dana pengurus, pengawas dan karyawan, dan lain – lain.

Sisa Hasil Usaha bagian anggota adalah hak anggota yang pembagiannya diatur
sesuai prinsip koperasi yang ketiga “Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara
adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggota”.  Pembagian
SHU kepada anggota berdasarkan atas dua hal, yaitu partisipasi modal dan transaksi.
Untuk dapat menumbuhkembangkan koperasi sebagai lembaga ekonomi
sebagaimana lembaga ekonomi dan lembaga keuangan lain yang berorientasi pada
profit motif namun tetap berwatak sosial, maka pembinaan dan pemberdayaan
koperasi tidak ada cara lain, yaitu dengan upaya peningkatan pelayanan koperasi,
sehingga koperasi benar-benar dapat berperan sebagaimana tujuannya didalam
peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota dan masyarakat dalam kerangka tatanan
ekonomi kerakyatan.

3. Tujuan dan Nilai Perusahaan.


A. (Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas
Gerogia dalam bukunya strategy Manajemne And Busssines Policy, 2 nd ed,
mendefinisikan tujuan perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi
melalui eksistensi dan operasinya.
B. Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan.
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.

Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan


kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan
tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan manajemne seperti memaksimumkan
keuntungan taupun efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan
pemilik, modal, pekerja, konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat,
dan pemerintah.
Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak
hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di
masa yang akan datang.
Berikut ini beberapa definisi dan pengertian nilai perusahaan dari beberapa
sumber buku:
Menurut Sartono (2010:487), nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah
perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual
diatas nilai likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan
perusahaan itu.
Menurut Harmono (2009:233), nilai Perusahaan adalah kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar
modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Noerirawan (2012), nilai Perusahaan merupakan kondisi yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun,
yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.
Menurut Brigham dan Erdhadt (2005:518), nilai perusahaan merupakan nilai
sekarang (present value) dari free cash flow di masa mendatang pada tingkat diskonto
sesuai rata-rata tertimbang biaya modal. Free cash flow merupakan cash flow yang
tersedia bagi investor (kreditur dan pemilik) setelah memperhitungkan seluruh
pengeluaran untuk operasional perusahaan dan pengeluaran untuk investasi serta aset
lancar bersih.
Menurut Gitman (2006: 352), nilai perusahaan adalah nilai aktual per lembar
saham yang akan diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai harga saham.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,
karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan tujuan
utama perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai
dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan,
maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang
digunakan, yaitu (Yulius dan Tarigan, 2007:3):
1. Nilai Nominal. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan
juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai Pasar. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses
tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan
dijual di pasar saham. 
3. Nilai Intrinsik. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena
mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep
nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan
keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai Buku. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total aset dan total
utang dengan jumlah saham yang beredar.
5. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung
dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca
performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Tujuan utama koperasi indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal
ini diperoleh dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada para
anggotanya. Tujuan koperasi ini membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya
yang secara umum bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar- besarnya.
Tujuan koperasi tersebut yaitu:

1. Memaksimalkan keuntungan, segala sesuatu kegiatan yang dilakukan untuk


mencapai pemaksimuman keuntungan.
2. Memaksimalkan nilai perusahaan, maksudnya yaitu membuat kualitas
perusahaan bernilai tinggi dan mencapai tingkat maksimal, yaitu dari nilai
perusahaan itu sendiri, dan
3. Meminimumkan biaya, segala sesuatu yang dilakukan agar hasil maksimal dan
keuntungan besar kita harus meminimalkan segala biaya agar mendapatkan
sesuatu yang terbaik.

Nilai-nilai Koperasi adalah nilai egaliterian, kesamaan, kekeluargaan, self help,


peduli terhadap sesama dan kemandirian salah satunya. Koperasi indonesia berangkat
dari nilai koletivisme yang tercermin dengan budaya gotong royong. Menurut UU No.
25 Tahun 1992 pasal 3, tujuan koperasi Indonesia adalah : Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.”

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat ( benefit
oriented ). karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak
mengejar keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari
dengan pelayanan (service at cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha
koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya ( UU No. 25/1992 pasal 3 ). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai
aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat anggota tahunan.

Anda mungkin juga menyukai