Campuran bahan pembuat beton adalah bahan baku alam yang terdiri dari beberapa
jenis bahan olahan terspesifikasi dan dicampur sesuai takaran menjadi konstruksi
buatan.
Pada prakteknya, jenis-jenis material ini diklasifikasikan secara mutu maupun kadar
kimiawi tiap material untuk mencapai nilai rasio atau perbandingan terhadap kekuatan
beton tertentu.
Semen
Adalah zat berbentuk bubuk, jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Semen
(cement) merupakan paduan bahan baku: batu kapur/gamping (bahan utama) dan tanah
liat/lempung , pasir besi dan pasir silica dengan hasil akhir berupa bubuk/bulk.
Semen Portland
Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan,
dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping yang diolah dalam tanur yang bersuhu
dan tinggi.
Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini memiliki
banyak type sesuai kegunaan sebagai berikut :
Adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan
penyelesaian (finishing), sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.
Adalah semen khusus untuk yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi
atau gas alam di darat atau lepas pantai.
Semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan
hasil sampingan dari pembakaran batubara. Semen ini digunakan sebagai campuran
membuat beton, agar lebih keras.
Jumlah tumpukan tidak melebihi 2 meter dan terlidung dari kelembaban yang tinggi
(simpan dalam gudang untuk menghindari hujan).
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh di letakkan
langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban.
Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh karena
itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Semen yang baik secara fisik/kasat mata, tidak menggumpal. Semen yang telah lama
disimpan bisa membentuk lumps yang akan hancur jika diremas dan lama-kelamaan
mengeras (grit).
Merupakan material granular, misalnya pasir, kerikil dan batu pecah, yang dipakai
secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton
semen hidraulik atau adukan.
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya “batu split”. Agregat ada dua jenis:
agregat kasar dan agregat halus.
Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau jenis crushed rock.Sementara aggregat halus
biasanya terdiri dari pasir dan kerikil halus.
Syarat-syarat agregat
- Kuat dan keras. Aggregat yang rapuh dan keropos bisa menurunkan kualitas beton.
- Tahan terhadap waktu dan cuaca seekstrim apapun. Ada jenis batu-batuan yang
tidak tahan terhadap perubahan cuaca sehingga mudah pecah. Jenis ini tidak cocok
untuk di jadikan aggregat beton.
- Tidak reaktif (secara kimia). Aggregat tidak boleh bereaksi terhadap kandungan kimia
dari semen, sebab dapat menurunkan kualitas beton.
- Bersih. Jika permukaan aggregat terdapat lapisan lempur atau tanah, maka lekatan
antara aggregat dengan semen tidak akan maksimal .
- Gradasi ukuran. Ukuran aggregat harus bermacam-macam. Tidak boleh didominasi
oleh satu ukuran ter tentu. Gradasi ukuran ini akan membuat beton manjadi padat
dan lebih kuat .
- Aggregat bulat lebih mudah dicampur, sementara aggregat bersudut sedikit lebih
susah tapi bisa membuat beton lebih kuat .
Berdasarkan proses pengolahannya agregat digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
agregat alam dan agregat buatan.
Agregat alam.
Merupakan agregat yang bentuknya alami , terbentuk berdasarkan aliran air sungai dan
degradasi.
Agregat yang terbentuk dari al iran air sungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan
agregat yang terbentuk dari proses degradasi berbentuk kubus ( bersudut ) dan
permukaannya kasar.
Contoh agregat alam yang sering dipergunakan adalah keriki l dan pasir. Kerikil adalah
agregat yang mempunyai diameter lebih dari ¼ inchi (6,35 mm) , sedangkan pasir
berukuran kurang dari ¼ inchi, tetapi lolos saring No. 200 atau lebih besar dari 0,075
mm.
Permintaan akan agregat alam yang berbentu kubus atau bersudut, mempunyai
permukaan kasar, dan bergradasi baik yang semakin banya tidak mungkin seluruhnya
dapat dipenuhi oleh degradasi alami.
Oleh karena itu, agregat alam juga dapat dibentuk dengan cara pengolahan.
Penggunaan alat pemecah batu (crusher stone) yang terkontrol dapat membentuk
agregat sesuai bentuk yang dibutuhkan. Terutama untuk pembangunan jalan.
Agregat alam yang berasal dari tempat terbuka disebut pitrun, sedangkan yang berasal
dari tempat ter tutup disebut bankrun.
Agregat buatan
Merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin
pemecah batu. Agregat buatan sering disebut filler (material yang berukuran lebih keci l
dari 0,075 mm).
Berdasarkan besar partikel -par tikelnya agregat dapat dibedakan atas agregat kasar,
agregat halus dan abu/filler. Menurut AST M agregat kasar berukuran > 4,75 mm, dan
agregat halus berukuran < 4,75mm.
Sedangkan menurut AASHTO agregat kasar berukuran > 2 mm dan agregat halus
berukuran antara 0,075 mm hingga < 2 mm.
Dalam penggunaan pada campuran beton, agregat terbagi atas 2 jenis :
Agregat Halus
Agregat Halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar sehingga menjadikan
ikatan lebih kuat yang mempunyai Bj 1400 kg/m.
Agregat halus yang baik tidak mengandung lumpur lebih besar 5 % dari berat, tidak
mengandung bahan organis lebih banyak, terdiri dari butiran yang tajam dan keras, dan
bervariasi.
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir maksimum
4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan adalah
agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran dengan cara
penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel butir
lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada saringan No.200.
Agregat Kasar
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami
dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan
partikel butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.
Penentuan berapa size atau ukuran gradasi ditentukan berdasarkan hasil uji saat trial
mix campuran beton, tergantung berat jenis, abrasi, dan kualitas dari agregat itu sendiri.
Penyimpanan Aggregat
Aggregat harus di letakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan,
ranting pohon, lumpur, dan sampah-sampah kecil lainnya.
Jika aggregat terlalu basah (misalnya kena hujan) , maka takaran air sewaktu
mencampur beton boleh dikurangi .
AIR
- Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang kemudian
mengikat semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.
- Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan kimia
yang dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan untuk
mencampur adukan beton.
- Air laut tidak disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi tulangan. Air
sungai? Harus dicek dahulu apakah ada buangan limbahnya atau tidak. Biasanya yang
digunakan diproyek adalah air dari sumur atau dari PDAM.
Bahan tambahan mineral dikenal sebagai additive atau zat aditif, yaitu bahan-bahan
mineral yang sengaja ditambahkan pada campuran beton untuk merubah sifat dan
karakteristiknya sesuai keinginan.
Tujuan utama dari pemakaian zat aditif yaitu untuk memperbaiki kemampuan kuat tekan
yang dimiliki oleh beton.
Namun beberapa fungsi lain zat aditif yang dikenal adalah untuk mempercepat maupun
memperlambat proses pengerasan pada beton (setting time beton).
Zat aditif juga biasanya dimanfaatkan pada campuran beton untuk memperbaiki daya
kinerja, mengurangi panas hidrasi, dan menghemat biaya pekerjaan beton.
Tidak lupa, fungsi dari penambahan zat-zat aditif ini biasanya dimanfaatkan juga untuk
mengurangi porositas dan daya serap air di dalam beton serta mengurangi tingkat
penyusutan beton.
Berdasarkan jenisnya, terdapat empat macam zat aditif yang biasa digunakan dalam
pembuatan beton bangunan. Beberapa bahan tambahan tersebut meliputi fly ash, slag,
silica fume, dan pozzolan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari Arafuru tentang bahan-bahan tambahan tersebut :
Fly Ash
Di Indonesia, fly ash dikenal sebagai abu terbang batubara. Berbeda dengan semen, fly
ash menurut ASTM C.168 adalah partikel butiran halus yang dihasilkan dari residu
pembakaran batubara atau bubuk batubara.
Ada 2 macam fly ash, di mana yang pertama ialah abu terbang normal yang diperoleh
dari pembakaran batubara antrasit/batubara bitomios.
Sedangkan yang kedua yakni abu terbang kelas C yang didapatkan dari batubara
lignite/batubara subbitemeus.
Perbedaan mendasar antara kedua fly ash ini yaitu abu terbang kelas C mengandung
kapur/lime mencapai 10 persen daripada beratnya.
Slag
Hasil residu dari pembakaran tanur yang tinggi disebut slag. Berdasarkan ASTM C.989
yang berjudul Standard Specification for Ground Granulated Blast Furnance Slag for
Use in Concrete and Mortar mendefinisikan slag sebagai material non-metal berbentuk
halus yang dihasilkan dari pembakaran lalu didinginkan dengan mencelupkannya ke
dalam air.
Peran slag di antaranya memperkuat beton, menaikkan rasio antara kuat tekan dan
kelenturan, mengurangi variasi kuat tekan, meningkatkan daya tahan, dan mencegah
terjadinya porositas.
Silica Fume
Dikutip dari ASTM C.1240-95 yang berjudul Specification for Silica Fume for Use in
Hydraulic Cement Concrete and Mortar, silica fume adalah material halus yang
diciptakan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon/alloy besi silicon, di mana
mempunyai kandungan silica yang lebih banyak.
Kegunaan utama dari zat aditif yang satu ini yakni guna memperoleh beton yang
berkualitas tinggi dan memiliki kemampuan yang baik dalam menopang kuat tekan.
Oleh karena itu, silica fume sering ditambahkan dalam pembuatan adukan beton untuk
kolom struktur, dinding geser, elemen pre-cast, beton pra tegang, dan lain-lain.
Pozzollan
Prinsip kerja dari pozzollan yakni memperhalus perbedaan pada campuran beton
dengan memberikan bahan-bahan yang belum ada/kurang di dalam agregat.
Dengan kata lain, fungsi dari zat aditif pozzollan ini adalah meningkatkan kualitas beton,
mengurangi permeabilitas, dan menghemat anggaran biaya yang dibutuhkan.
Sesuai perkembangan jaman, ada 2 sifat zat aditif beton:
2. Mineral Admixture :
Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral
admixture.
1. Air-Entraining (AEA)
Penerapan:
- Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair
- Untuk meningkatkan workabilitas
Pengaruh : Menghasi lkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton
Keterangan: Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar
semen tinggi dan kehadiran fly ash.
2. Water -Reducing
Penerapan:
- Untuk meningkatkan workabilitas
- Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabili tas yang sama
- Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek
Pengaruh:
- Memisahkan partikel -partikel semen dan meningkatkan f luidi tas beton
- Mengurangi kebutuhan air pencampur
- Dapat mempengaruhi waktu setting beton
1. Memperkuat
2. Mempercepat
3. Memperlambat
Beberapa produk zat aditif yang sering digunakan pada proyek-proyek konstruksi
berskala nasional salah satunya adalah produk PT. SIka Indonesia. Produknya anatara
lain :
Keunggulan :
- Mempercepat proses pengerasan beton.
- Dapat mengurangi pemakaian air sampai dengan 15 %
- Mengurangi keropos (anti kelecakan)
- Memudahkan pengecoran.
Kemasan : 900 ml
Warna (isi) : Coklat tua
Konsumsi : 900 ml untuk 3-4 zak semen.
Sicacim Accelerator
Keunggulan :
- Mempercepat pengeringan (quick setting) mortar.
- Menambah daya lekat.
- Menambah kekuatan mortar
- Menyumbat kebocoran seketika.
Kemasan : 900 ml
Warna (isi) : Transparan
Konsumsi : Dicampur dengan air
Plastiment VZ
Keunggulan :
- Memperlambat proses pengerasan beton.
- Peningkatan waktu dalam pembentukan pada cuaca panas.
- Peningkatan kemampuan kerja tanpa isi peningkatan air.
- Mengurangi air tanpa kemampuan kerja.
- Peningkatan kekuatan.
- Mengurangi susut dan rangkak.
Kemasan : 30 kg
Warna (isi) : Kuning Transparan
Konsumsi : 0,15% - 0,40% dari berat semen.
Keunggulan :
- Memperlambat proses pengerasan beton.
- Meningkatkan kualitas beton mutu tinggi.
- Digunakan untuk volume beton skala besar.
- Efektif untuk pengantaran beton ready mix yang jauh.
- Mudah digunakan pada pengecoran beton yang sulit.
Kemasan : 30 kg
Warna (isi) : Coklat Tua
Konsumsi : 0,2% - 0,6% dari berat semen
Kemasan : 30 kg
Warna (isi) : Kuning
Konsumsi : 0,2% - 0,6% dari berat semen untuk workabilitas sedang, 1%-2% untuk
workabilitas tinggi.
Pemanfaatan semua jenis bahan pembuat beton dilakukan melalui prosedur kerja yang
berlaku pada tiap unit-unit pengolahannya.
Pelaksanaanya mesti melalui izin tertulis dari direksi bersangkutan. Bilamana ada
penggunaan bahan tambah lain, harus sesuai uji pada masing-masing spesifikasinya
atau dilakukan oleh tenaga ahli profesional dibidangnya, untuk dapat menghindari
kemungkinan kegagalan konstruksi akibat kelalaian manusia.