Anda di halaman 1dari 8

VILEP TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Tini, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

Muhammad Oktariq

P07220217021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

TUGAS MANDIRI VILEP

https://www.liputan6.com/news/read/824004/kronologi-genset-maut-di-

klinik-bekasi-5-tewas-4-kritis

Perhatikan kasus yang ada di link tersebut….

1. Jelaskan tentang resiko kesehatan dan keselamatan kerja yang ada di

dalam kasus tersebut

2. Jelaskan tentang Pedoman untuk mencegah terjadinnya kecelakaan kerja

pada kasus tersebut berdasarkan International Labour Organizational…


Kasus :

5 Orang tewas dan 4 lainnya kritis dan masih menjalani perawatan akibat
menghirup asap dari mesin genset di dalam Klinik Sapta Mitra, Bekasi,
Jawa Barat. 9 Korban itu diduga keracunan asap mesin genset yang
bercampur angin pendingin ruangan atau AC.

"Dari keterangan beberapa saksi dan karyawan, diduga semua korban yang
tewas maupun yang masih dirawat keracunan asap genset," kata Kapolsek
Bekasi Timur Kompol Suyud di lokasi kejadian, Jalan Pondok Timur, Ruko
Gading Mas nomor 8F-8G Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa
(11/2/2014).

Suyud membeber sedikit kronologi klinik maut itu. Peristiwa bermula


sekitar pukul 01.00 WIB dini hari tadi saat mati listrik di lokasi kejadian.
Seorang karyawan berinisiatif menghidupkan mesin generator alias genset.

Sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi, seorang karyawan lainnya membuka
pintu klinik. Apa yang didapat? 9 Korban sudah terkapar di dalam klinik.
Termasuk mereka yang kritis.

"Posisi genset ada di dalam ruangan resepsionis yang tertutup rapat. Asap
yang keluar dari saluran pembuangan pun berputar di dalam ruangan.
Sehingga asap beracun dari genset tidak keluar dan bercampur dengan udara
AC," ujar Suyud.

Akibatnya, 9 orang menjadi korban. 5 Korban meninggal langsung di bawa


petugas ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk diotopsi. Sedangkan 4
korban selamat dirawat di RS Mitra Bekasi Timur.

Berikut data korban meninggal:


1. Dr friska Novaida Gultom, 26 tahun, dokter jaga
2. Desi Purnomo, 21 tahun, bagian pelayanan apotek
3. Ani Dwi, 25 tahun, accounting
4. M Zamroni atau Oni, bagian pelayanan
5. Slamet Afriana, 21 tahun, perawat

Korban dirawat di ICCU Rumah Sakit Mitra Bekasi Timur:


1. Santi siswi, 20 tahun, analis
2. Ifa Riana, 20 tahun, analis
3. Herman, kurir
4. Siti Nurjanah, dugaan sementara adalah pasien
JAWABAN :

1. Resiko keselamatan kerja dalam kasus diatas berada pada standar

penggunaan alat, dan juga pada kondisi lingkungan, dan pada kasus ini pada

penempatan posisi genset yang tidak sesuai dengan standar sehingga muncul

resiko kesehatan keselamatan kerja.

Sehingga dari ketidaksesuaian tersebut mengakibat resiko kematian

dan keracunan oleh pekerja. Dalam masalah tersebut pengunaan alat genset

sendiri tidak sesuai dengan prosedur, alat genset tersebut tidak ditaroh pada

ruang terbuka dan tidak diperhatikan resiko terhadap penepatan alat tersebut

dan juga tidak adanya saluran ventilasi sebagai saluran pertukaran udara

antara udara masuk dan keluar, sehingga asap tersebut hanya berkutat di

area ruangan tersebut dengan pintu tertutup rapat.

Pada kasus tersebut menelan korban hingga 9 orang dengan rincian

kematian ada sekitar 5 orang dan yang kritis sekitar 4 orang. Bahan kimia

berbahaya yang terdapat pada kasus ini merupakan berbentuk gas dan dapat

masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara salah satunya melalui inhalasi

(menghirup).

Dimana dalam kecelakaan kerja banyak faktor pencetusnya yang

sudah kita tau itu salah satunya seperti faktor manusia, faktor lingkungan,

faktor peralatan dll dimana faktor tersebut sangat lah berpengaruh bagi

keselamatan kerja.

Untuk kita sebagai tenaga kerja agar sangat lebih hati – hati dalam

melakukan sebuah pekerjaan serta dalam pengunaan alat harus disertai


dengan pengunaan standar operasional prosedur, untuk meminimalisir

resiko dari kejadian yang tidak diinginkan dari sebuah pekerjaan.

2. Pedoman kecelakaan kerja oleh ILO (International Labour

Organization ) , merupakan suatu pedoman guna mencegah

terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini begitu

menjadi perhatian mengingat masih tingginya angka kematian akibat

kecelakaan dan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan seperti yang

sudah ada di dalam kasus tersebut yang mengakibatkan kematian hingga 5

orang dan.

Berikut adalah beberapa pedoman bagi pemilik industri dalam

meningkatkan aspek kesehatan dan keselamatan para pekerjanya:

 Pahami risiko yang mungkin muncul

Untuk memperkecil risiko terjadinya kecelakaan kerja,

pastikan untuk mengetahui risiko apa yang mungkin muncul terkait

kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang yang dijalani.

Langkah ini dinamakan penilaian risiko (risk assessment). Setelah

mengetahui risiko yang mungkin muncul1, selanjutnya pikirkan

langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi para pekerja

di lokasi kerja.

Risiko yang muncul dalam kasus diatas adalah pengunaan

genset yang salah serta penepatan yang salah berisiko menyebabkan


kematian dan kecacatan terhadap pekerja akibat sering terjadinya

terpapar bahan kimia.

 Percayakan pada pihak yang kompeten

Dalam menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja,

disarankan untuk menunjuk satu pihak yang kompeten untuk

mengelolanya. Orang-orang yang kompeten dalam hal ini biasanya

telah mendapatkan keterampilan dan lisensi dari lembaga yang

berwenang.

Pihak yang berkompeten tentu saja tekniksi dan ahlinya

dibidangnya dalam pengunaan dan penepatan alat yang telah

memikirkan resiko resiko dalam pengunaan alatnya.

 Deskripsikan dengan jelas

Gambarkan dengan jelas mengenai tugas masing-masing

pihak dalam mengelola hal-hal terkait kesehatan dan keselamatan

kerja di lokasi kerja. Memberikan kejelasan tanggung jawab tentang

siapa, apa, kapan dan bagaimana cara melakukannya. Bukan hanya

menyangkut siapa yang bertanggung jawab, namun juga sebaiknya

mencakup aspek teknis di lapangan.

Pengelolaan serta menjemen dalam setiap pengorganisasian

dalam kesehatan keselamatan kerja yang akan memberikan anjuran

dan meninjau resiko terjadi kecelakaan dalam kerja.


 Berikan pengetahuan yang cukup kepada pekerja

Berikan informasi yang memadai mengenai kesehatan dan

keselamatan di dalam pekerjaan, kepada tiap-tiap pihak yang terkait.

Demikian juga beri informasi mengenai risiko yang mungkin akan

mereka hadapi dan cara penanggulangannya.

Melakukan pelatihan serta memberikan contoh dalam setiap

pengunaan alat dan memasang SOP dalam setiap pengunaan alat

akan meminimalisirkan resiko kecelakaan kerja.

 Sediakan fasilitas tempat bekerja yang layak

Hal lain yang tidak kalah penting dan juga perlu diperhatikan

adalah memberi para pekerja sebuah fasilitas yang baik di tempat

kerja. Mulai dari toilet, air minum, tempat untuk menaruh pakaian,

serta lokasi yang memadai untuk makan dan beristirahat. Pastikan

tempat kerja di dalam ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik,

bersih, mendapatkan cahaya yang cukup, dan kapasitas ruangan

yang memadai sehingga pekerja tidak berdesakan. Pastikan pula

lokasi kerja memiliki perlengkapan atau kotak pertolongan pertama

pada kecelakaan (P3K) yang memadai dan sesuai standar.

Memberikan keadaan tempat dan kondisi lingkungan dan

situasi yang mampu membantu pekerja merasakan keamanaan dalam

setiap melakukan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai