Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mawadah Wr Febriyani

Nim : 1705541040
Mata Kuliah : Energi Fuelcell dan Nuklir

Tugas 1
Ringkasan performa dari setiap jenis fuel cell dengan menggunakan kata-kata
sendiri!

Jawaban :
1. Direct Methanol Fuelcell (DMFC)
DMFC menggunakan menatol sebagai sumber energi dan sel bahan bakar
yang menggunakan mebran penukar proton (proton exchange membrane) sebagai
penghubung antara reaksi di katoda dan anoda. Komponen dasar dari fuel cell ini
adalah dua elektroda (katoda dan anoda) yang dipisahkan oleh membrane namun
uniknya katoda langsung bertindak sebagai katalis yang mempercepat reaksi
perubahan methanol di anoda. Katalis yang biasa digunakan adalah platina (Pt).
Kelebihan dari proses DMFC ini adalah efiesiensi energi yang tinggi
(>60%) dan panas yang dihasilkan akibat proses reaksi sangat kecil, sehingga
aman untuk pemakaian peralatan elektronik untuk jangka waktu yang lama. Selain
itu proses isi ulang yang baterai yang singkat (hitungan menit) dimana pengisian
baterai DMFC tidak memerlukan arus listrik, cukup dengan mengisi methanol ke
dalam baterai menggunakan filter khusus.

2. Alkaline Fuelcell
Alkaline Fuel Cell merupakan alat yang mengubah oksigen dari udara dan
hydrogen yang di suplai dari luar menjadi energi listrik dan panas. Komponen
utama alkaline fuel cell adalah elektrolit yang biasanya berupa cairan kalium
hidroksida (KOH). Suhu pengoperasian 150oC-200oC dengan bahan bakar
hydrogen dan oksigen murni. Konsentrasi yang digunakan berkisar 30%-45%
tergantung sistem serta daya yang dihasilkan berkisar 300 Watt sampai 5 kW.
Kelebihan Alkaline Fuel Cell diantaranya adalah tingkat efisiensi yang
tinggi mencapai 70% karena lingkungan basa yang mampu mengedarkan
oksigen lebih baik dari elektrolit asam. Selain itu, fuel cell jenis ini bisa bekerja
dalam suhu kamar, lebih murah dan memiliki waktu operasi yang tinggi (>15.000
jam) karena sifat elektrolit yang kurang korosif terhadap elektroda. Namun fuel
cell ini harus dipasang pada lingkungan bebas karbon dioksida karena apabila
CO2 berkontak dengan basa akan membentuk karbonat (garam laut) yang dapat
menyumbat elektroda berpori dan memblokir aliran hydrogen dan oksigen
sehingga mengakibatkan kegagalan daya.

3. Solid Oxide Fuelcell (SOFC)


SOFC merupakan jenis fuel cell yang kemungkinan dapat menggunakan
berbagai jenis bahan bakar yang beragam. Dimana SOFC bisa berfungsi dengan
hydrogen, butane, methanol dan produk bumi lainnya. Elektrolit yang biasa
digunakan adalah YSZ (Yttrium Stabilized Zirconia) yang hanya bersifat
konduktif pada ion ion tertentu, yaitu ion oksida dan hanya bekerja pada suhu
yang tinggi. Temperature operasi standardnya adalah 950oC, dimana
pengoperasian pada temperature sebesar itu dapat memecah metana dan oksigen
menjadi ion. Kekurangan dari SOFC sebagai hasil dari temperatur yang tinggi
adalah beban pada material yang digunakan sebagai interkoneksi SOFC selain itu
reaksi kimia yang tidak diinginkan dapat terjadi dan pada anode SOFC biasa
terjadi penumpukan debu karbon dan granit. Namun efiesensi SOFC lumayan
besar yaitu 70% menurut teori, tapi produk yang dijual dipasaran hanya mencapai
effisiensi 60%. Dan kelebihan lainnya yaitu panas dari temperature operasi yang
tinggi dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan energi tambahan.

4. Molten Carbonate Fuelcell (MCFC)


Umpan bahan bakar MCFC merupakan gas metana atau biogas yang
dihasilkan dari fermentasi anaerobic. MCFC bekerja pada suhu yang lumayan
tinggi yaitu 500oC-700 oC dan effisiensi yang dihasilkan sekitar 50%-60%.
Komponen MCFC terbuat dari anode logam nikel (Ni), katoda logam nikel oksida
(NiO) dan elektrolit garam karbobat seperti natrium karbonat (Na2CO3) dan
lithium karbonat (Li2CO3).
Gas H2 yang dihasilkan dari keseluruhan proses digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan listrik bertenaga fuel cell dan keperluan listrik rumah tangga,
sedangkan CO2 yang dihasilkan digunakan kembali du MCFC untuk
melangsungkan reaksi reduksi di bagian katoda.

5. Proton Exchange Membrane Fuelcell (PEMFC)


PEM dapat dibuat dari membrane polimer murni atau membrane komposit
dimana material lain tertanam dalam matriks polimer. PEMFC memiliki suhu
operasi yang rendah (~80oC) dan waktu mulai yang cepat termasuk dalam kondisi
beku. Beroperasi pada effisiensi 40-60% dan dapat memvariasikan output sesuai
permintaan dengan daya pada pembangkit 59 MW. Kelebihan PEMFC yang
beroperasi pada suhu rendah membuatnya ideal untuk aplikasi seperti mobil.
Namun beberapa kekurangan dari suhu rendah ini adalah eletrolit untuk PEMFC
harus jenuh air. PEMFC suhu tinggi beroperasi antara 100oC-200oC berpotensi
menawarkan manfaat untuk kinetika elektroda dan manajemen panas dan toleransi
yang lebih baik terhadap baham bakar pengotor dan dapat meningkatkan effisiensi
sistem.
Bahan bakar PEMFC adalah hydrogen dan pembawa muatan adalah ion
hidogen (proton). Pada anode, molekul hydrogen dibagi menjadi proton dan
electron. Ion hydrogen mempermeasi melintasi elektrolit ke katode, sementara
electron mengalir melalui sirkuit eksternal dan menghasilkan tenaga listrik.
Oksigen dalam bentuk udara dipasok ke katoda untuk bergabung dengan electron
dan ion hydrogen untuk menghasilkan air.

Anda mungkin juga menyukai